Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BENTUK NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN UNITARY

NEGARA JEPANG

Oleh:

NAMA: RESTI FAUZI

NPM: 2006616234 (HTN PAGI)

Mata Kuliah : Hukum Pemerintahan Daerah

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM KENEGARAAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA

2021
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia

1945, adalah negara dengan susunan organisasinya berbentuk negara kesatuan

(unitary state, eenheidstaat). Dalam negara kesatuan, kekuasaan terbagi antara

pemerintah pusat dan daerah. Kekuasaan asli terdapat ditingkat pusat, sedangkan

kekuasaan daerah mendapatkan kekuasaan dari pusat melalui penyerahan

sebagian yang ditentuan secara tegas dengan undang – undang.

Dalam pasal 1 ayat (1) UUD NRI 1945, hal ini ditegaaskan: Negara

Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kemudian ketentuan

ini diulangi lagi pada Pasal 37 Ayat (5) Bab IX tentang Perubahan Undang –

Undang Dasar, yang menyebutkan: Khusus mengenai perubahan bentuk negara

kesatuan republik indonesia tidak dapat dilakukan perubahan. Hal itu menegaskan

ketentuan mengenai ini sangat penting.

Negara kesatuan Indonesia merupakan negara yang berbentuk republik.

Konsep tentang bentuk negara itu terkait bentuk negara kesatuan (unitary state),

negara serikat (federal), atau negara konfederasi (confederasion) . Negara

kesatuan adalah bentuk negara atau staatvorm sedangkan republik adalah bentuk

pemerintahan atau regeringsvorm.1

1
Jimly Asshiddiqie, 2007, Pokok – Pokok Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer, hal.285.
Sistem pemerintahan berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan

eksekutif dalam hubungannya dengan fungsi legislatif. Sistem pemerintahan

didunia dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sistem pemerintahan presidensil,

sistem pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan campuran. Jika dalam

suatu pemerintahan negara dibedakan secara tegas antara jabatan kepala negara

(head of state) dan kepala pemerintahan (head of goverment), maka yang

bersangkutan memiliki ciri parlementer atau merupakan negara dengan sistem

pemeirntahan parlementer. Kepala negara dalam praktek di pegang oleh raja,

ratu, presiden atau sebutan lain yang sesuai dengan bahasa resmi yang dipakai

oleh negara bersangkutan.

Tulisan ini akan membahas mengenai bentuk negara kesatuan (unitary).

Negara yang akan dibahas adalah Negara Jepang. Jepang merupakan negara

monarki konstitusional dengan kepala negara seorang kaisar. Monarki konstitusi

di jepang dapat diartikan bahwa kaisar jepang dibatasi oleh konstitusi. Jepang

menggunakan sistem pemerintahan parlementer dengan kepala pemerintahan

dipegang oleh seorang perdana menteri, sehingga Kaisar hanya merupakan simbol

dan pemersatu rakyat.

Konstitusi jepang yang mulai berlaku Tahun 1947, didasarkan pada tiga

prinsip: kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak – hak asasi manusia dan

penolakan perang. Konstitusi juga menetapkan kemandirian tiga badan

pemerintahan: Badan legislatif (Diet atau parlemen), Badan Eksekutif (Kabinet)

dan badan yudikatif (Pengadilan).


Di jepang terdapat 47 pemerintahan daerah tingkat prefektur (semacam
2
propinsi) dan lebih dari 3.300 pemerintahan daerah pada tingkat bawah.

Tanggung-jawab mereka meliputi: pengadaan pendidikan, kesejahteraan dan

pelayanan lain serta pembangunan prasarana, termasuk utilitas. Kepala

pemerintahan daerah serta anggota parlemen daerah dipilih oleh rakyat setempat

melalui pemilihan.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah konsep bentuk negara kesatuan (unitary)?

2. Bagaimana bentuk negara dan sistem pemrintahan daerah Jepang ?

C. Tujuan Penulisan

Makalah memiliki tujuan Sebagai berikut:

1. Membahas bentuk negara kesatuan (unitary)

2. Membahas dan mengkaji sistem pemerintahan jepang. terutama yang

diterapkan oleh negara jepang.

BAB II

A. Konsep Negara Kesatuan

2
Kedutaan Besar Jepang Di Indonesia (sumber http://www.id.emb-

japan.go.jp/explip_13.html)
Konsep bentuk negara (staats-vorm) seringkali dicampur adukan

dengan konsep bentuk pemerintahan (regerings-vorm). Hal ini yang

tercermin dalam perumusan Pasal 1 Ayat (1) UUD N RI 1945, yang

menyatakan bahwa: negara Indonesia ialah negara kesatuan yang

berbentuk republik. Antara bentuk negara dan bentuk pemerintahan itu

berbeda satu sama lain. Bentuk negara mencakup bentuk organ atau

organisasi itu secara keseluruhan, sedangkan bentuk pemerintahan itu

mencakup bentuk penyelenggaraan pemerintahan atau bentuk

penyelenggaraan kekuasaan.

Bentuk negara (staats-vormen) terkait dengan pilih-pilihan antara:

Bentuk negara kesatuan (unitary state, eenheidsstaats), Bentuk negara

serikat (federal, bonds-staat), bentuk konfederasi (confederation, staten-

bond). Bentuk pemerintahan berkaitan dengan pilihan antara kerajan

(monarki) dan republik.

Kedua istilah itu juga berbeda dengan sistem pemerintahan.

Konsep sistem pemerintahan terkait dengan sistem penyelenggaraan

kekuasaan dalam arti penyelenggaraan kekuasaan eksekutif.3 Sistem

pemerintahan dibedakan menjadi tiga yaitu sistem presidensil, sistem

parlemen dan sistem campuran.

Membahas bentuk negara kesatuan, berarti harus memahami

defenisinya. Menurut C.F. Strong, negara kesatuan adalah negara yang

3
Jimly Asshiddiqie,2011 Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, cetakan kedua, Jakarta:
Sinar Grafika, hal.210.
diorganisasikan dibawah pemerintahan pusat.4 Kekuasaan apapun yang

dimiliki oleh berbagai pemerintah subnasional dalam wilayah yang

diperintah secara keseluruhan oleh pemerintah pusat diselenggarakan atas

diskresi pemerintah pusat, dan pemerintah pusat memiliki supremasi

terhadap keseluruhan tanpa pembatasan apapun yang dipaksakan oleh

undang – undang yang memberikan kekuasaan khusus kepada bagian –

bagiannya.

Selain C.F strong, Leon P. Baradat menjelaskan mengenai struktur

kesatuan5. Menurutnya struktur kesatuan adalah struktur yang sederhana,

ia mengatakan seluruh kekuasaaan pemerintahan konstitusional terpusat

ditingkat pemerintahan yang tunggal , yaitu tingkat nasional. Setiap

pemerintahan daerah dibentuk dan diberikan kekuasaan oleh pemerintah

pusat. Ini berarti pemerintah daerah bergantung kepada pemerintah pusat,

oleh karenanya pemerintah daerah tidak diperkenankan membentuk

peraturan yang bertentangan dengan perundang – undang.

Didalam negara kesatuan tidak terdapat pembagian kedaulatan,

tidak ada badan pembuat undang – undang selain yang berada ditingkat

pusat. Badan legislasi pusat memiliki supremasi. Oleh karena itu, Negara

kesatuan memiliki dua ciri khusus:6 the supremacy of the central

parliament dan the Absence of subsidiary soverign Bodies. Dalam

negara kesatuan hanya terdapat satu lembaga legislatif, yaitu yang berada

4
Dwi Andayani Budisetyowati, 2004, Disertasi: Keberadaan Otonomi Daerah Di Negara Kesataun
Republik Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hal.92
5
Ibid.,hal. 93.
6
Ibid., hal.101.
di pusat dan tidak terdapat pembagian kekuasaan dengan pemerintah

daerah. Kekuasaan pemerintah daerah (sub nasional) diberikan oleh

pemerintah pusat melalui undang – undang dan sistem parlemennya tidak

selalu menganut sistem dua kamar.

Definisi yang serupa dikemuka oleh Miriam Budiardjo7,

menyatakan bahwa negara kesatuan ialah negara yang bersusun tunggal,

baik dilihat dari segi penduduknya, wilayahnya, maupun pemerintahan

dan kekuasaannya. Dalam menjalankan pemerintahan pada negara

kesatuan, dapat digunakan sistem sentralisasi atau sistem desentralisasi.

Sistem sentralisasi adalah apabila semua urusan negara diatur, digerakkan

dan dikendalikan oleh pemerintah pusat tanpa memberikan hak mengatur

sendiri (otonomi) kepada pemerintah daerah. Meskipun wilayah negara

dibagi kedalam wilayah yang lebih kecil, namun pembagian ini hanya

bersifat administratif sebagai wilayah kerja, tidak disertai dengan

penyerahan urusan secara riil. Sedangkan sistem desentralisasi berjalan

manakala terdapat penyerahan urusan dari pemerintah pusat kepada daerah

untuk menjadi urusan rumah tangganya sendiiri.

Pendapat Lijphart, Ansell and Gingrich8 mengatakan bahwa dalam

negara kesatuan, pemerintahan di daerah memperoleh status hukumnya

dari legislasi di tingkat pusat dari pada mandat yang tertuang dalam

konstitusi. Sedangkan dalam negara federal, negara bagian telah

mendapatkan jaminan konstitusional sejak awal kedaulatan mereka


7
Tri Widodo W.Utomo, Dekosentrasi dan Diskursus Negara Kesatuan dan Negara Federal, Jurnal
ilmu administrasi, volume IX, April 2012, hal. 37
8
Ibid.
terhadap beberapa urusan. Selain itu, negara-negara bagian itu biasanya

berbentuk bicameral (sistem 2 kamar), dengan majelis tinggi (upper

legislative house) sebagai representasi langsung kepentingan dari negara

baian tersebut. Dalam negara kesatuan tidak ada pembagiam kedaulatan

dengan pemerintahan didaerah. Pemerintah daerah menjalankan kewengan

dan kebijakan yang diberikan oleh pemeirntah pusat melalui peraturan

perundang – undangan.

Kekuasaan pemerintah dalam suatu negara yang berbentuk

kesatuan seperti itu dapat diselenggarakan dengan cara terhimpun/

ditumpuk (gathered) secara sentralisasi (centralized) sehingga segala

urusan dalam negara terletak di tangan pemerintah pusat (central

government), dan semua kewenangan pemerintah dilakukan oleh satu

pusat pemerintahan (single centralized government), atau oleh pusat

bersama-sama dengan organnya yang berada di daerah-daerah.9

Pemencaran organ-organ yang menjalankan kewenangan pemerintah pusat

di daerah-daerah seperti itu, menurut Bagir Manan dikenal sebagai

dekonsentrasi (centralisatie met de deconcentratie), di mana semua

kewenangan menyelenggarakan pemerintahan daerah, termasuk

kewenangan organ-organ dalam membentuk peraturan perundang-

undangan didasarkan atau sangat tergantung pada pemerintah (pusat).

B. BENTUK KESATUAN (UNITARY) NEGARA JEPANG

9
Sri Nur Hari Susanto, Jurnal: Desentralisasi Asimetris Dalam Konteks Negara Hukum,
Administratif Law and Governace Journal, Vol 2 Issues 4, November 2019, hal. 632.
Negara Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di Asia bagian

timur. Jepang terdiri dari 6.852 pulau. Pemerintahan jepang adalah sebuah

monarki konstitusional yang mana kekuasaan dari seorang kaisar dibatasi. Seperti

di negara – negara lain pemeirntahan dibagi menjadi tiga cabang yaitu eksekutif,

legislatif dan yudisial. Pemerintahan jepang diatur dan disusun berdasarkan

konstitusi jepang sejak 3 Mei tahun 1947.

Konstitusi Jepang adalah dokumen legal pendirian negara jepang sejak

Tahun 1947. Konstitusi ini menetapkan pemerintahan berdasarkan sistem

parlementer dan menjamin kepastian akan hak – hak dasar warga negara.

Berdasarkan Konstitusi ini, kaisar jepang berperan sebagai simbol negara dan

persatuan rakyat. kaisar jepang bukan merupakan kepala negara.

Jepang merupakan negara kesatuan, yang memuat 47 pembagian wilayah

administratif (Prefektur, di Indonesia setingkat propinsi), dengan kaisar sebagai

kepala negara. Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan

sebagai kesatuan tunggal, dimana pemerintahan pusat merupakan pemerintahan

tertinggi dan satu – satuan sub nasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-

kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.

Konstitusi jepang 1947, didasarkan pada tiga prinsip: kedaulatan rakyat,

hormat terhadap hak – hak asasi manusia dan penolakan terhadap perang.

Konstitusi juga menetapkan kemandirian tiga badan pemerintahan, yaitu: Badan

legislatif (Diet atau parlemen), Badan Eksekutif (Kabinet) dan badan yudikatif

(Pengadilan).
a. Diet, yaitu parlemen nasional jepang, adalah badan tertinggi dari

kekuasaan negara dan satu-satunya badan negara pembuat undang-

undang dari negara. Diet terdiri dari majelis rendah dengan 480 kursi

dan majelis tinggi 242 kursi. Semua rakyat jepang dapat memberikan

suaranya dalam pemilihan , setelah mencapai usia 20 tahun.

b. Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer seperti inggris dan

kanada. Anggota diet memilih perdana menteri yang juga berasal dari

anggota diet. Perdana menteri membentuk dan memimpin kabinet

menteri negara.

c. Kekuasaan yudisial terletak ditangan Mahkamah Agung dan

pengadilan – pengadilan yang berada dibawah Mahkamah Agung,

seperti pengadilan tinggi, pengadilan distrik dan pengadilan sumir.

Mahkamah agung terdiri dari ketua mahkamah agung dan 14 Hakim

lainnya, semuanya ditunjuk oleh kabinet. Kebanyakan kasus ditangani

oleh pengadilan distrik yang bersangkutan. Pengadilan sumir, yang

menangani kasus seperti pelanggaran lalu lintas.

Di jepang terdapat 47 pemerintahan daerah tingkat prefektur (semacam


10
propinsi) dan lebih dari 3.300 pemerintahan daerah pada tingkat bawah.

Tanggung-jawab mereka meliputi: pengadaan pendidikan, kesejahteraan dan

pelayanan lain serta pembangunan prasarana, termasuk utilitas. Kepala

10
Kedutaan Besar Jepang Di Indonesia (sumber http://www.id.emb-

japan.go.jp/explip_13.html)
pemerintahan daerah serta anggota parlemen daerah dipilih oleh rakyat setempat

melalui pemilihan.

Jepang terdiri dari 6.852 pulau, dengan pulau – pulau besar adalah

Hokkaido, Honshu, shikkoku, dan kyushu. Jepang memiliki 47 prefektur, yang

merupakan wilayah administrasi dan yurisdiksi tingkat satu (setara dengan

provinsi di Indonesia). terdiri dari 43 prefektur pedesaan dan 2 prefektur

perkotaan (yaitu Osaka dan Kyoto), satu daerah (Hokkaido) dan satu kota

metropolitan (Tokyo yang merupakan ibu kota dari negara jepang secara de

facto). Setiap prefektur dibagi atas kota dan distrik, dan distrik dibagi atas kota

kecil dan kecamatan.

Setiap prefektur dikepalai oleh seorang gubernur (Chiji) yang dipilih

melalui pemilu. peraturan dan anggaran pendapatan belanja prefektur diatur oleh

majelis prefektur yang dipilih melalui pemilu legislatif yang diadakan setiap

empat tahun sekali.

Ibu kota jepang adalah Tokyo merupakan kota metropolitan, merupakan

pusat pemerintahan jepang. Metropolis Tokyo dibentuk sejak tahun 1943, dari

penggabungan bekas Prefektur Tokyo dengan Kota Tokyo. Secara resmi Tokyo

merupakan khusus yang menggabungkan prefektur dengan kota.

Hokkaido merupakan prefektur terbesar di Jepang, ibu kota Hokkaido

adalah Sapporo. Sapporo merupakan satu-satunya kota yang ditunjuk sebagai kota

terpilih. Memiliki 14 sub prefektur yang bertindak sebagai kantor cabang dan

kantor perwakilan prefektur.


BAB III
Kesimpulan

Negara Kesatuan merupakan negara yang bersusun tunggal, baik dilihat

dari segi penduduknya, wilayahnya, maupun pemerintahan dan kekuasaannya.

Dalam menjalankan pemerintahan pada negara kesatuan, dapat digunakan

sistem sentralisasi atau sistem desentralisasi. Dalam negara kesatuan terdapat dua

ciri khusus yang membedakanya dengan bentuk negara lainnya, yaitu tidak ada

pembagian kedaulatan (kedaulatan berada pada pemerintah pusat), Lembaga

legislatif yang membentuk Undang – Undang Berada di pemerintahan pusat

(daerah tidak berwenang membentuk undang – undang). Tidak semua negara

kesatuan yang menerapkan sistem parlemen atau legislatif dua kamar.

Negara jepang adalah salah satu contoh negara kesatuan. Sistem

pemerintahan jepang adalah monarki konstitusional, dimana kewenangan raja

dibatasi oleh konstitusi (terbatas). Jepang memakai sistem pemeirntahan

parlementer. Di jepang terdapat 47 Prefektur (daerah Provinsi).

DAFTAR PUSTAKA
Dwi Andayani Budisetyowati. 2004. Disertasi: Keberadaan Otonomi Daerah Di

Negara Kesataun Republik Indonesia. Fakultas Hukum Universitas

Indonesia.

Jimly Asshiddiqie. 2011. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, cetakan

kedua, Jakarta: Sinar Grafika.

Jimly Asshiddiqie. 2007. Pokok – Pokok Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta:

PT Bhuana Ilmu Populer.

Sri Nur Hari Susanto, Jurnal: Desentralisasi Asimetris Dalam Konteks Negara

Hukum, Administratif Law and Governace Journal, Vol 2 Issues 4,

November 2019, hal. 632.

Tri Widodo W.Utomo. Jurnal: Dekosentrasi dan Diskursus Negara Kesatuan dan

Negara Federal. Jurnal ilmu administrasi, volume IX, April 2012.

Kedutaan Besar Jepang Di Indonesia (sumber: http://www.id.emb-

japan.go.jp/explip_13.html)

Anda mungkin juga menyukai