Anda di halaman 1dari 5

EFEKTIVITAS TEKNIK BREAST CARE DAN KOMPRES AIR HANGAT DALAM

MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TILANGO

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian Persyaratan


MenyelesaikanPendidikan Diploma III Keperawatan

MEYLAN HULOPI

751440118018

POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.
[ CITATION Dam111 \l 1057 ]. Pada masa nifas terjadi banyak perubahan secara alami termasuk
proses laktasi atau menyusui. [ CITATION Kep17 \l 1057 ].

Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak di perlukan alat-alat khusus
untuk mengukurnya dan pemberian ASI tidak memerlukan biaya yang mahal namun
membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari
lingkungan keluarga terutama suami, pemberian ASI eksklusif pada ibu muda membutuhkan
perhatian khusus dikarenakan cakupannya yang cenderung rendah dari pada ibu dewasa
sehingga peran suami dan keluarga sangat diperlukan untuk mendukung suksesnya pemberian
ASI eksklusif. [ CITATION Har20 \l 1057 ]

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena merupakan makanan alamiah yang sempurna,
mudah dicerna oleh bayi dan mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan, kekebalan dan mencegah berbagai penyakit serta untik kecerdasan bayi, aman
dan terjamin keberhasilannya karena langsung diberikan kepada bayi agar terhindar dari
gangguan pencernaan seperti diare, muntah dan sebagainya. ASI mampu memenuhi nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan pertama bagi bayi
yang nutrisinya sangat kompleks. Manfaat pentingnya memberikan ASI eksklusif dapat
melindungi bayi dari sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS (Sudden Infant Death
Syndrom).[ CITATION Har20 \l 1057 ]

Kejadian ini sering terjadi pada hari pertama menyusui adalah sulitnya ASI keluar, hal ini
membuat ibu berpikir bahwa bayi mereka tidak akan cukup ASI sehingga ibu sering mengambil
langkah berhenti menyusui dan menggantinya dengan susu formula. Di samping itu ada juga
ibu yang merasa takut dan menghindar menyusui, akibatnya akan terjadi bendungan ASI karena
akan mengurangi isapan bayi pada payudara, maka jumlah ASI yang di keluarkan sedikit
sedangkan dinegara berkembang banyak ibu merasa cemas dn menggunakan jadwal dalam
pemberian ASI yang dihasilkan tidak mencukupui kebutuhan bayi. [ CITATION Har20 \l 1057 ]

Ada beberapa masalah menyusui yang sering terjadi pada masa pasca persalinan yaitu seperti
puting susu terbenam atau datar, puting susu lecet, saluran susu tersumbat, payudara bengkak
dan akhirnya terjadi masitis sehingga terjdi abses. Masalah menyusui pada masa pasca
persalinan salah satunya adalah sindrom ASI kurang, sehingga bayi merasa tidak puas setiap
setelah menyusui . bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu sehingga tinja bayi
mengeras[ CITATION Kep17 \l 1057 ].

Banyak masalah menyusui yang dapat dilacak dan berawal dari buruknya peletakan mulut
bayi pada payudara. Suplai air susu ibu yang tidak mencukupi, puting lecet dan pecah-
pecah,masitis dan pembengkakan payudara dikaitkan dengan teknik menyusui. Jika mulut bayi
menempel dengan tepat dan diizinkan untuk menyusui sesuai kebutuhannya, puting tidak akan
mengalami trauma, susu akan mengalir secara tepat sehingga pembengkakan dan masitis tidak
terjadi,dan suplai air susu akan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu masalah ini dapat
diatasi dengan memberikan dukungan dan pendidikan lebih lanjut untuk memastikan bahwa
teknik menyusui sudah tepat. [ CITATION Rut15 \l 1057 ].

Jika masalah ini tidak teratasi akan mempengaruhi kelancaran ASI dan akan mempengaruhi
program ASI Eksklusif karena kurangnya pengetahuan ibu terhadap keunggulan ASI dan
fisiologi laktasi, kurangnya persiapan fisik dan mental ibu, kurangnya dukungan keluarga,
kurangnya dukungan lingkungan dan fasilitas kesehatan, setelah menyadari adanya faktor-faktor
yang mengahambat atau mempengaruhi pemberian ASI pada bayi maka ibu akan termotivasi
untuk memberikan ASI dengan cara yang benar dan dengan demikian akan meningkatkan
pemberian ASI pada bayinya. Menurut WHO 2016 dalam angka kesakitan dan kematian anak
United Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO)
merekomendasikan sebaiknya anak disusui hanya air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam
bulan, makan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI
dilanjutkan sampai anak berumur dua 2 tahun. [ CITATION End19 \l 1057 ].

Presentase bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif paling tinggi di Swedia yaitu
sebesar 80,5%. Secara global pemberian ASI eksklusif telah meningkat secara signifikan
dengan kemajuan yang luar biasa khususnya di negara Afrika 72,3% pada tahun 2015, dengan
demikian juga di Asia Selatan mencapai 70,5% dan Asia Timur sebear 67% adalah ibu yang
memberikan ASI eksklusif, peningkatan substansial tersebut telah memberikan kontribusi untuk
kelangsungan hidup anak, kesehatan dan gizi bayi (Kemenkes RI, 2016) dalam [ CITATION NiM19
\l 1057 ].

Di indonesia setiap tahun lebih dari setengah 5 juta anak yang lahir tidak mendapatkan ASI
secara optimal pada tahun-tahun pertama kehidupannya (UNICEF,2016). Berdasrkan data dari
Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2017 dan 2018 capaian cakupan ASI Eksklusif di
Indonesia mengalami peningkatan. Capaian ASI Eksklusif pada tahun 2017 sebesar 61,33% dan
mengalami peningkatan pada tahun 2018 yaitu sebesar 68,74%. Namun, jika dibandingkan
dengat target pemerintah Indonesia angka ini masih jauh dari target pencapaian ASI sebesar
80% (Kemenkes RI, 2019) dalam [ CITATION Tia20 \l 1057 ]

Berdasarkan data yang di dapatkan, di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo bahwa pada
tahun 2020 terdapat 6342 bayi dan cakupan Bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
sebanyak 1261 Bayi (19,88%). Dan data yang di dapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Gorontalo menunjukan bahwa pada tahun 2018 Cakupan Bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif sebanyak 994 bayi (54%), sedangkan tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi
5524 bayi (71%). Kemudian pada tahun 2020 mengalami penurunan Bayi yang mendapat ASI
eksklusif sebanyak 2132 bayi (54,2%). Berdasarkan data awal dari Puskemas Tilango, jumlah
bayi berusia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif pada tahun 2020 berjumlah 1054 bayi.

Faktor penghambat dalam pemberian ASI adalah produksi ASI itu sendiri. Produksi ASI
yang kurang dan lambat keluar dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI pada bayinya
dengan cukup. [ CITATION Fit13 \l 1057 ]. Maka dari itu, Perawatan payudara di masa menyusui
sangat berpengaruh pada proses pemberian ASI. Payudara yang bersih, sehat, dan terawat
dengan baik melancarkan produksi ASI, sehingga pemberian ASI menjadi lebih mudah dan bayi
lebih nyaman saat menyusu.[ CITATION Yef15 \l 1057 ].

ASI tidak lancar dapat di atasi dengan kompres hangat payudara. Kompres hangat payudara
selama pemberian ASI akan dapat meningkatkan aliran ASI dari kelenjar-kelenjar penghasil
ASI. Manfaat lain dari kompres hangat payudara antara lain, stmulus refleks let down,
mencegah bendungan pada payudara bengkak, memperlancar peredaran darah pada daerah
payudara[ CITATION Fit13 \l 1057 ]
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul
Karya Tulis Ilmiah “Efektifitas Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat Dalam
Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui”

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, maka penulis merumuskan masalah dalam
penyususnan studi kasus Karya Tulis Ilmiah ini dengan rumusan “Bagaimanakah Efektifitas
Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat Dalam Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu
Menyusui Di wilayah kerja puskesmas tilango?”
B. Tujuan Studi Kasus
Menggambarkan Efektifitas Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat Dalam
Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di wilayah kerja puskesmas tilango ?
C. Manfaat Studi Kasus
a. Manfaat untuk Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya pada ibu menyusui tentang
manfaat breast Care dan kompres air hangat dalam meningkatkan produksi ASI.
b. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam
Efektifitas Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat Dalam Meningkatkan
Produksi ASI Pada Ibu Menyusui
c. Penulis
Menambah wawasan dan pengalaman nyata tentang Efektifitas Teknik Breast
Care dan Kompres Air Hangat Dalam Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu
Menyusui

Anda mungkin juga menyukai