Anda di halaman 1dari 7

UAS ETIKA BISNIS DAN INFORMASI

NAMA : ASNIAR B RASULUN

NPM : 02271811106

KELAS : VC AKUNTANSI

SOAL

1. Jelaskan Definisi dari: a) Etika, b) Etika Bisnis, c) Etika Profesi, d) Tindakan etis, dan
e) Dilema etis.
2. Mengapa Etika Profesi (kode etik) diperlukan untuk sebuah profesi?Jelaskan
3. Mengapa Etika Bisnis diperlukan dalam dunia Bisnis? Bukankah invisible hands
bekerja secara otomatis dalam sistem Ekonomi (pasar)?Jelaskan
4. Sebutkan dan Jelaskan teori-teorietika.
5. Sebutkan dan jelaskan tiga teori tentang kewajiban produsen terhadap konsumen.
Menurut anda Teori mana yang paling sesuai?Jelaskan.
6. Sebutkan dan Jelaskan delapan Prinsip Kode Etik IAI.
7. Independensi merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh seorang akuntan
profesional, ada dua jenis independensi yaitu Independensi dalam Fakta
(independence in fact) dan Independensi dalam Penampilan (independence in
appearance). Jelaskan pengertian kedua independensi tersebut.
8. National Commite on Governance (NCG)menetapkan lima prinsip GCG yang menjadi
pedoman dasar bagi seluruh perusahaan di Indonesia dalam menjalankan usaha
agar kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin dalam jangka panjang dalam
koridor etika bisnis yang pantas. Sebutkan dan jelaskan lima prinsip GCG tersebut.
9. Ada beberapa cara (Strategi Tax Planning) yang biasanya dilakukan atau
dipraktekkan wajib pajak untuk meminimalkan pajak yang harus dibayar, yaitu :1)
Pergeseran pajak (shifting), 2) Kapitalisasi, 3) Transformasi, 4) Tax Evasion, dan 5)
Tax Avoidance.
a. Jelaskan setiap staregi Tax Planing tersebut di atas.
b. Apakah semua strategi Tax Planning tersebut di atas melanggar Etika atau
tidak?, Jelaskan alasannya dan Teori-teori etika yang mana yang mendukung
atau menentang.
10. Jelaskan Istilah berikut, disertai dengan contoh kasus yang terjadi di Indonesia atau
luar negeri:
a. Aksi Gorengan Saham
b. Insider Trading
c. window dressing

JAWABAN UAS

1. Definisi dari:
a) Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam
berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.
b) Etika bisnis adalah cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan masyarakat.
c) Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk dapat memberikan
suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itu dengan penuh ketertiban
serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan dalam rangka melakukan tugas
yang merupakan kewajiban terhadap masyarakat.
d) Tindakan etis adalahbertindak dengan cara yang berkonsisten dengan apa yang
masyarakat dan individu biasanya berpikir bahwa hal tersebut adalah nilai-nilai
yang baik mencakup kejujuran, keadilan, kesetaraan, martabat, keragaman dan
hak-hak individu.
e) Dilema etis adalah suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang yang dimana ia
harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk
dilakukannya.

2. Dikarenakan kode etik dibutuhkan dalam berbagai bidang, dipergunakan untuk


membedakan baik dan buruk atau apakah perilaku profesi tersebut bertanggung
jawab atau tidak. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau
aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta tujuan utama kode etik profesi
adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa mementingkan
kepentingan pribadi atau kelompok.

3. Dikarenakan dalam dunia bisnis, etika sangat diperlukan untuk mengelola dan
menjalankan sebuah bisnis. Dengan etika yang baik, secara otomatis bisnis akan
lebih mudah berkembang. Etika yang diterapkan di dalam suatu perusahaan akan
membantu membentuk nilai, norma serta perilaku karyawan dan pemimpinnya.
Tentunya, setiap perusahaan meyakini bahwa prinsip menjalankan bisnis yang baik
adalah prinsip beretika. Oleh karena itu, etika tersebut dapat dijadikan sebagai
standar atau pedoman bagi semua karyawan di dalam perusahaan untuk
menjadikannya sebagai pedoman dalam bekerja.

4. Berikut ini merupakan teori-teori etika antara lain:


1) Teori egoisme terdapat dua konsep yaitu egoisme psikologi dan egoisme etis.
Dalam egoisme psikologi menjelaskan bahwa semua tindakan manusia
didorong oleh kepentingan diri sendiri dan tidak ada tindakan yang bersifat
mementingkan atau mendahulukan kepentingan orang lain. Sedangkan
egoisme etis merupakan tindakan mementingkan diri sendiri tanpa merugikan
orang lain.
2) Teori utilitarianisme untuk mengukur akibat atau hasil dari sebuah tindakan
adalah dari besarnya kebahagian setiap orang sama pentingnya.
3) Teori deontologi melihat bahwa nilai keetisan tindakan seseorang tidak ada
kesinambungan sama sekali dengan konsekuensi dan tujuan dari tindakan
tersebut.
4) Teori hak memiliki pandangan bahwa aspekk dari teori deontologi, karena
setiap hak akan selalu bersebelahan dengan kewajiban. Dilihat teori hak ini
terkesan berasal dari teori deontologi, namun yang lebih ditekankan adalah hak
martabat semua manusia itu sama dan cocok untuk pemikiran-pemikiran yang
demokratis.
5) Teori keutamaan tercipta atas dasar manusia itu sendiri dikarenakan dalam
teori ini tidak dipersoalkan mengenai tindakan yang dilakukan melainkan
mengenai sifat atau karakter.
6) Teori etika teonom ini menjelaskan bahwa karakter nilai dan moral manusia
secara hakiki berdasarkan atas kehendak Tuhan dan setiap manusia yang
beragama meyakini akan hal itu.

5. Berikut ini merupakan tiga teori, antara lain:


1) Pandangan kontrak kewajiban produsen terhadap konsumen.
Menurut pandangan kontrak tentang tugas usaha bisnis terhadap konsumen,
hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan
hubungan kontraktual, dan kewajiban moral perusahaan pada konsumen
adalah seperti yang diberikan dalam hubungan kontraktual. Pandangan ini
menyebutkan bahwa saat konsumen membeli sebuah produk, konsumen secara
sukarela menyetujui “kontrak penjualan” dengan perusahaan. Jadi, teori
kontrak ini mengimplikasikan bahwa jika konsumen memiliki banyak
kesempatan untuk memeriksa produk, beserta pernyataan penolakan jaminan
dan dengan sukarela menyetujuinya, maka diasumsikan bertanggungjawab atas
cacat atau kerusakan yang disebutkan dalam pernyataan penolakan, serta
semua kerusakan yang mungkin terlewati saat memeriksanya.
2) Teori due care
Teori ini menerangkan tentang kewajiban perusahaan terhadap konsumen
didasarkan pada gagasan bahwa pembeli dan konsumen tidak saling sejajar dan
bahwa kepentingan-kepentingan konsumen sangat rentan terhadap tujuan-
tujuan perusahaan yang dalam hal ini memiliki pengetahuan dan keahlian yang
tidak dimiliki konsumen. Karena produsen berada dalam posisi yang lebih
menguntungkan, mereka berkewajiban untuk menjamin bahwa kepentingan–
kepentingan konsumen tidak dirugikan oleh produk yang mereka tawarkan.
3) Pandangan teori biaya sosial
Teori ini menegaskan bahwa produsen bertanggungjawab atas semua
kekurangan produk dan setiap kekurangan yang dialami konsumen dalam
memakai poroduk tersebut. Teori ini merupakan versi yang paling ekstrem dari
semboyan “ caveat venditor” (hendaknya si penjual berhati- hati). Walaupun
teori ini menguntungkan untuk konsumen, rupanya sulit mempertahankannya
juga.
Menurut saya ketiga teori tersebut

6. Berikut ini delapan prinsip kode etik IAI, yaitu:


1) Tanggung Jawab Profesi
Dalam prinsip tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota
berkewajiban menggunakan pertimbangan moral dan profesional setiap
melakukan kegiatannya.

2) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.
3) Integritas
Integritas adalah suatu satu kesatuan yang mendasari munculnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik
dan merupakan standar bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya.
4) Objektivitas
Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur,
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
5) Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan, serta mempuyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional yang kompeten berdasaran perkembangan praktik, legislasi dan
teknik yang paling mutakhir.
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau
kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7) Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban
untuk menghindari perbuatan atau tingkah laku yang dapat mengurangi tingkat
profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya
kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan stsndar
teknis dan stsndar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan
prinsip integritas dan obyektivitas.

7. Berikut ini adalah pengertian kedua independensi, antara lain:


 Independen dalam fakta adalah independen dalam diri auditor, yaitu
kemampuan auditor untuk bersikap bebas, jujur, dan objektif dalam melakukan
penugasan audit. Hal ini berarti bahwa auditor harus memiliki kejujuran yang
tidak memihak dalam menyatakan pendapatnya dan dalam mempertimbangkan
fakta-fakta yang dipakai sebagai dasar pemberian independen dalam fakta
atauindependen dalam kenyataan harus memelihara kebebasan sikap dan
senantiasa jujur menggunakan ilmunya.
 Independen dalam penampilan adalah independen dipandang dari pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit yang mengetahui
hubungan antara auditor dengan kliennya. Auditor akan dianggap tidak
independen apabila auditor tersebut mempunyai hubungan tertentu (misalnya
hubungan keluarga, hubungan keuangan) dengan kliennya yang dapat
menimbulkan kecurigaan bahwa auditor tersebut akan memihak kliennya atau
tidak independen.

8. Berikut ini adalah lima prinsip GCG, antara lain:


1) Transparency (keterbukaan informasi)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam
mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi
yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya. Informasi
yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan,
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Audit yang dilakukan atas informasi
dilakukan secara independen. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham
dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham
dapat ditingkatkan.
2) Accountability (akuntabilitas)
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, system
dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan
secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan
wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan
dewan direksi. Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
pemegang saham. Komisaris bertanggung jawab atas keberhasilan pengawasan
dan wajib memberikan nasehat kepada direksi atas pengelolaan perusahaan
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemegang saham bertanggung
jawab atas keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan perusahaan.
3) Responsibility (pertanggung jawaban)
Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan
industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup,
memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan
sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan menyadarkan
perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan juga
mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada shareholder juga kepada
stakeholders-lainnya.
4) Indepandency (kemandirian)
Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada
benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Dengan kata lain,
prinsip ini menuntut bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang
dimilikinya tanpa ada tekanan. Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola
perusahaan harus tetap memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders
yang ditentukan dalam undang-undang maupun peraturan perusahaan.
5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan
fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan
memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan dalam
perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-
praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain.

9. Penjelasan dari:
a. Berikut ini adalah lima strategi tax planning, antara lain:
1) Pergeseran pajak (shifting), ialah pemindahan atau mentransfer beban pajak
dari subjek pajak kepada pihak lain, dengan demikian, orang atau badan
yang dikenakan pajak mungkin sekali tidak menanggungnya.
2) Kapitalisasi, ialah pengurangan harga objek pajak sama dengan jumlah pajak
yang akan dibayarkan kemudian oleh pembeli.
3) Transformasi, ialah cara pengelakan pajak yang dilakukan oleh pabrikan
dengan cara menanggung beban pajak yang dikenakan terhadapnya.
4) Tax Evasion, ialah penghindaran pajak dengan menlanggar ketentuan
peraturan perpajakan.
5) Tax Avoidance, ialah penghindaran pajak dengan menuruti peraturan yang
ada.

10. Penjelasan dan contoh dari:


a. Aksi gorengan saham, merupakan jenis saham yang pada saat dibeli akan
memberikan kerugian dalam jangka pendek, namun tidak lama kemudian jenis
saham ini bisa berbalik naik dan memberikan keuntungan bagi investor dengan
nilai imbal balik yang cukup bagus. Berikut ini contoh kasusnya:
Salah satu contoh saham gorengan dapat ditemukan pada kasus PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) yang sempat viral. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
melaporkan bahwa BUMN sektor jasa asuransi ini mengalami indikasi kerugian
sebesar Rp10 triliun akibat investasi pada saham gorengan. Ada tiga saham
yang terlibat dalam kasus Jiwasraya. Saham Inti Agri Resources, Tbk. (IIKP)
Saham PT Inti Agri Resources, Tbk (IIKP) menjadi pilihan investasi Jiwasraya
dengan harapan dapat meraih untung, ternyata justru bikin tekor. PT Inti Agri
Resources berdiri pada 16 Maret 1999 memiliki kegiatan usaha di bidang
perikanan, perdagangan dan perkebunan. Perusahaan ini mulai menawarkan
saham perdana alias IPO pada 20 Oktober 2002 dengan harga Rp 450 per
lembarnya. Tercatat, saham IIKP sekarang dimiliki PT ASABRI (Persero) sebesar
11,58 persen dari total saham beredar, PT Maxima Agro Industri sebesar 6,30
persen, dan masyarakat sebesar 82,12 persen.

b. Insider trading, ialah suatu praktik ilegal dalam dunia investasi, di mana
seorang investor mendapat informasi yang pasti perihal peluang keuntungan
dalam transaksi jual beli saham. Contoh kasusnya:
Untuk memahami bagaimana praktik insider trading dilakukan, simaklah narasi
singkat berikut ini. Seorang investor bernama X mempunyai kerabat yang
bekerja sebagai CEO di PT ABC, yaitu Z. Sebagai seorang CEO, Z mengetahui
informasi bahwa perusahaan ABC akan melakukan aksi buy back dengan harga
Rp15.000 per saham, lebih tinggi dari harga saham saat ini yang hanya
Rp10.000 per saham. Informasi tersebut diprediksi akan mendongkrak naik
harga saham ABC sehingga X kemudian memborong saham ABC dan menjualnya
kembali ketika harga saham ABC sedang tinggi-tingginya. Tentu saja, X
mendapat banyak keuntungan dari transaksi jual saham tersebut. Kemudian,
berdasarkan perjanjian yang dibuat antara X dan Z atas informasi penting di
atas, X kemudian membagi sebagian keuntungan yang diperolehnya kepada Z
sebagai imbal dari kebaikan hari Z dalam memberikan informasi perusahaan
kepadanya.

c. Window dressing, adalah upaya memoles laporan keuangan perusahaan agar


terlihat bagus dan menarik. Laporan keuangan yang sudah dilakukan Window
Dressing merupakan kondisi keuangan yang berbeda dari kenyataan
sebenarnya. Contoh kasusnya:
Salah satu perusahaan maskapai BUMN diduga melakukan praktik Window
Dressing pada laporan keuangan tahun 2018. Dengan praktik tersebut seolah-
olah perusahaan mengalami keuntungan, padahal fakta sebenarnya perusahaan
mengalami kerugian. Hal tersebut terjadi lantaran piutang perusahaan yang
masih belum tertagih diakui sebagai pendapatan. Padahal yang namanya
piutang adalah sesuatu yang belum likuid atau berubah menjadi uang kas. Oleh
karena itu, diduga ada indikasi perusahaan melakukan praktik Window
Dressing pada laporan keuangannya.

Anda mungkin juga menyukai