Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN EVALUASI

PENGAPLIKASIAN PESTISIDA NABATI


KEMPOK TANI SUBUR MAKMUR DI DESA PAGERJO,
KEC.NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Mata kuliah : Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Dosen Pengampu : Gunawan , Sp, M. Si

Oleh :
MAHLIYA KHOIRUNNISA
04.01.18.022

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun Laporan Kegiatan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian
dengan judul Pengaplikasian Pestisida Nabati di Kelompok Tani Subur Makmur Desa Pagerjo,
Kec.Ngadirojo, kab.Pacitan.
Penyusunan laporan ini digunakan sebagai syarat untuk memenuhi kelengkapan dari tugas
Mata Kuliah Evaluasi Penyuluhan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan)
Malang.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Gunawan, SP, M.Si, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Evaluasi Penyuluhan
Pertanian,
2. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materi dalam penyusunan
laporan ini

Demikian laporan ini disusun dan demi perbaikan dalam penulisan laporan yang akan datang,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun serta dapat memperbaiki penulisan
laporan kedepannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................v

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................v

1.2 Tujuan..................................................................................................................................v

1.3 Manfaat................................................................................................................................v

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................i

2.1 Penyuluhan Pertanian..........................................................................................................i

2.1.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian...............................................................................i

2.1.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian.....................................................................................i

2.1.3 Sasaran Penyuluhan Pertanian...................................................................................i

2.2 Evaluasi.................................................................................................................................i

2.2.1 Pengertian Evaluasi......................................................................................................i

2.2.2 Prinsip Evaluasi............................................................................................................i

2.2.3 Tujuan Evaluasi...........................................................................................................x

2.2.4 Manfaat Evaluasi.........................................................................................................x

2.2.5 Jenis – Jenis Evaluasi..................................................................................................xi

2.2.6 Metode Evaluasi........................................................................................................xiv

2.2.7 Instrumen Evaluasi...................................................................................................xiv

2.2.8 Analisis Evaluasi........................................................................................................xv

2.2.9 Hasil Evaluasi.............................................................................................................xv

2.2.10 Langkah – Langkah Evaluasi...................................................................................xv

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN..............................................................................xvii

3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................................xvii

3.2 Langkah Kerja................................................................................................................xvii

3.3 Metode Pelaksanaan.......................................................................................................xvii


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................xxi

4.1 Profil Wilayah...................................................................................................................xxi

4.2 Kondisi Geografis.............................................................................................................xxi

4.3 Profil Responden..............................................................................................................xxi

4.4 Hasil DataSkala....................................................................................................................23

BAB V PENUTUP..............................................................................................................................9

5.1 Kesimpulan.............................................................................................................................29

5.2 Rekomendasi...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evaluasi pada dasarnya adalah mengukur dan menilai perubahan-perubahan tingkah laku
yang terjadi.Dengan mengetahui hasil penilaian atau evaluasi, maka pihak yang dievaluasi misalnya
kelompok dan anggotanya dapat mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Kelompok dan anggota
kelompok tersebut akan mengetahui bahwa model tingkah laku yang diinginkan itu telah meningkat
baik setahap atau dua tahap.
Dalam penyuluhan pertanian, evaluasi bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan
tentang sejauh mana tujuan program penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai dan
menafsirkan informasi atau data yang didapat sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan yang
kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan – pertimbangan terhadap
program penyuluhan yang dilakukan.
Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang
terbatas. Oleh karena terbuat dari bahan alami nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai
(biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan
ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Dengan demikian tanaman juga akan terbebas
dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi. Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau
majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT). Pestisidanabatiinidapatberfungsisebagaipenolak, penarik,
antifertilitas (pemandul), pembunuhdanbentuklainnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Evaluasi Program PenyuluhanPentingnya Pengaplikasian Pestisida
Nabati adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi pengetahuan petani terhadap Pengaplikasian Pestisida Nabati
2. Mengidentifikasi sikap petani terhadap Pengaplikasian .Pestisida nabati
3. Mengidentifikasi keterampilan petani terhadap Pengaplikasian Pestisida Nabati
1.3 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan Evaluasi Program Penyuluhan pentingnya Pengaplikasian
Pestisida Nabati sebagai berikut :
1. Mengetahui pengetahuan petani terhadapPengaplikasian Pestisida Nabati.
2. Mengetahui sikap petani terhadap Pengaplikasian Pestisida Nabati.
3. Mengetahui keterampilan petani terhadap Pengaplikasian Pestisida Nabati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Pertanian


Beberapa uraian mengenai penyuluhan pertanian disajikan dibawah ini untuk mendukung
tersusunnya laporan :
2.1.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sistem penyuluhan pertanian selanjutnya disebut sistem
penyuluhan yang mengembangkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku
utama dan pelaku usaha (UU SP3K, 2006).
Penyuluhan pertanian merupakan bagian dari sistem pembangunan pertanian yang
merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani beserta
keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian, dengan
demikian penyuluhan pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna
membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk
memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu
menolong dirinya sendiri (Soeharto.2005).
Dalam proses penyuluhan terdapat beberapa unsur antara lain: penyuluh, materi
penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan, sasaran penyuluhan dan tujuan penyuluhan.

2.1.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian


Tujuan penyuluhan adalah merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu kegiatan
penyuluhan pertanian dalam kurun waktu tertentu, yang merupakan kekuatan pendorong proses
pelaksanaan itu sendiri dengan dirumuskan secara jelas, singkat dan mudah dipahami oleh petani.
Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap mental menjadi lebih produktif sehingga
mampu meningkatkan pendapatan keluarga yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan
hidupnya (Ibrahim, dkk. 2003).
Wahjuti (2005), menjelaskan bahwa tujuan penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut :
(1) Mendorong terjadinya efek yang sebanyak-banyaknya pada sasaran/petani dan keluarganya
serta pelaku agribisnis laki-laki dan perempuan, (2) Meningkatkan ketelitian komunikasi dalam
proses penyuluhan sehingga mengurangi gangguan komunikasi yang mungkin terjadi, (3)
Meningkatkan pemahaman dan daya anut sasaran atau petani serta pelaku agribisnis laki-laki
dan perempuan.

2.1.3 Sasaran Penyuluhan Pertanian


Berdasarkan Undang-Undang SP3K Bab III Pasal 5 sasaran penyuluhan pertanian adalah :
(1) Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran
antara, (2) asaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha, (3) Sasaran antara
penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati
pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.

2.2 Evaluasi
Beberapa uraian mengenai evaluasi disajikan dibawah ini untuk mendukung tersusunnya
laporan :
2.2.1 Pengertian Evaluasi
Secara harafiah evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran. Evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh untuk pengukuran hasil kegiatan, baik yang menggunakan
instrument tes maupun non tes. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi merupakan
pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain itu juga evaluasi dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatifkeputusan.Dalam semua kegiatan evaluasi terdapat tiga unsur, yaitu sebagai
berikut:
a. Observasi (pengamatan)
b. Membanding-bandingkan antara hasil pengamatan dengan pedoman yang telah ditetapkan
terlebih dahulu
c. Membuat kesimpulan atau pengambilan keputusan
2.2.2 Prinsip Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu keadaan, gejala,atau kegiatan-kegiatan
tertentu. Menurut Mardikanto (1993), kegiatan evaluasi harus memperhatikan prinsip-prinsip
evaluasi yang terdiri atas :
1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan
perencanaan program, artinya, tujuan evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai
yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya.
2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan :
a. Obyektif, artinya selalu berdasarkan pada fakta.
b. Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standardized).
c. Menggunakan metoda pengumpulan data yang tepat dan teliti.
3. Setiap evaluasi, harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur tujuan evaluasi
yang berbeda pula.
4. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk :
a. Data kuantitatif, agar dengan jelas dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan tingkat
penyimpangan pelaksanaannya.
b. Uraian kualitatif, agar dapat diketahui faktor-faktor; penentu keberhasilan, penyebab
kegagalan, dan faktor penunjang serta penghambat keberhasilan tujuan program yang
direncanakan.
5. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya :
Evaluasi harus menghasilkan temuan-temuan yang dapat dipakai untuk meningkatkan
efektivitas (tercapainya tujuan) program.Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan
sumberdayanya sehingga tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang terlalu rinci, tetapi tidak
banyak manfaatnya bagi tercapainya tujuan, melainkan harus dipusatkan pada kegiatan-
kegiatan yang strategis (memiliki dampak yang luas dan besar bagi tercapainya tujuan
program).

2.2.3 Tujuan Evaluasi


Tujuan evaluasi adalah memperbaiki program/kegiatan yang sedang berjalan maupun
umpan balik untuk perbaikan program yang akan datang danpengambilan keputusan. Dalam tulisan
ini tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga tujuan.
Berikut dijelaskan beberapa aspek atau cakupan tujuan evaluasi.
1. Tujuan Kegiatan (activity objective)
a. Mengumpulkan data yang penting untuk perencanaan program (keadaan umum daerah,
sosial, teknis, ekonomis, budaya, masalah, kebutuhan dan minat, sumber daya, faktor-
faktor pendukung).
b. Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai.
c. Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat intervensi
program/kegiatan penyuluhan
d. Mengetahui strategi yang paling efektif untuk pencapaian tujuan program.
e. Mengidentifikasi “strong dan weak points” dalam perencanaan dan pelaksanaan program.
f. Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.

2. Tujuan Managerial (managerial objective)


a. Memberikan data/informasi sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan.
b. Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program
c. Berkomunikasi dengan masyarakat dan penyandang dana/stake holder.
d. Menimbulkan rasa persatuan dan motivasi untuk bekerja lebih baik.

3. Tujuan Program  (Program objective)


Menilai efisiensi, efektifitas, dan manfaat dari program selain untuk memenuhi beberapa
tujuan tersebut di atas, alasan lain mengapa perlu dilakukan evaluasi adalah karena mungkin:
a. Telah terjadi perubahan dalam sifat dari masalah
b. Telah terjadi perubahan struktur dan program dari lembaga-lembaga terkait
c. Telah terjadi perubahan kebutuhan, aspirasi, dan harapan dari masyarakat.

2.2.4 Manfaat Evaluasi


Manfaat evaluasi adalah menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan
dilaksanakan, perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan pelaksanaan
penyuluhan pertanian; danpenyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.
Menurut Mardikanto (1993) manfaat evaluasi pada program penyuluhan pertanian terdapat
beberapa manfaat jika dilihat dari berbagai sudut pandang,
1. Manfaat bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri, yakni:
a. Untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang telah dicapai
b. Untuk mencari bukti apakah seluruh kegiatan telah dilaksanakan seperti yang
direncanakan
c. Untuk mengetahui segala masalah yang muncul/dijumpai yang berkaitan dengan tujuan
yang ingin dicapai
d. Untuk mengukur efektitas dan efisiensi sistem kerja dan metode-metode penyuluhan yang
telah dilaksanakan
e. Untuk menarik simpati aparat dan warga masyarakat bahwa program tersebut memang
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga diharapkan mereka dapat
berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan berikutnya.
2. Manfaat bagi aparat penyuluhan, yakni meliputi:
a. Penyuluh merasa diperhatikan dan tidak dilupakan, sehingga memberikan kepuasan
psikologis yang akan mendorong aktivitas penyuluhannya dimasa mendatang.
b. Melalui evaluasi, seringkali juga digunakan untuk melakukan penilaian terhadap aktivitas
atau mutu kegiatan penyuluhan itu sendiri, sehingga berpengaruh dalam menentukan masa
depan bagi pengembangan karier penyuluh yang bersangkutan.
c. Dengan adanya evaluasi maka penyuluh akan selalu mawas diri dan berusaha agar
kegiatannya berjalan dengan baik sehingga membiasakan diri untuk selalu rajin, tekun dan
bertanggung jawab.
3. Manfaat bagi pelaksana evaluasi, yakni meliputi:
a. Kebiasaan untuk mengemukakan pendapat berdasarkan data atau fakta dan bukan
didasarkan kepada asumsi atau praduga semata.
b. Kebiasaan bekerja secara sistematis, sesuai dengan prosedur dan pedoman yang telah
ditetapkan.
c. Memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan.

2.2.5 Jenis – Jenis Evaluasi


Dibawah ini diuraikan jenis – jenis evaluasi dan dijelaskan apa isi dan beberapa contohnya
sebagai berikut :
1. Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Merupakan alat untuk mengambil keputusan dan menyusunpertimbangan-pertimbangan.Dari
hasil evaluasi penyuluhan pertanian dapatdiketahuisejauhmana perubahan perilaku petani,
hambatan yang dihadapipetani, efektivitas program penyuluhan pertanian serta seberapa jauh
pemahamanmasalah dan penyempurnaan kegiatan.
Dalam evaluasi dikenal beberapaklasifikasi evaluasi seperti : evaluasiformatif dan sumatif,
evaluasi formal dan informal, evaluasi internal daneksternal, evaluasi proses dan produk (out
put), evaluasi deskriptif daninferensial, evaluasi holistik (misal cipp) dan analitik, evaluasi on
going,terminal dan ex post evaluation, evaluasi teknis dan ekonomis, evaluasiprogram,
monitoring dan evaluasi dampak.
2. Evaluasi Program Penyuluhan
Setiap program kegiatan yang direncanakanseharusnya diakhiri dengan evaluasi dan dimulai
dengan hasil evaluasi kegiatansebelumnya. Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk
melihat kembali apakahsuatu program atau kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai dengan
perencanaandan tujuan yang diharapkan. Dari kegiatan evaluasi tersebut akan diketahuihal-
hal yang telah dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yangtelah ditentukan.
Berdasarkan hasil evaluasi itu kemudian diambil keputusan,apakah suatu program akan
diteruskan, atau direvisi, atau bahkan diganti samasekali. Hal ini didasarkan pada pengertian
evaluasi, yaitu suatu prosespengumpulan informasi melalui pengumpulan data dengan
menggunakan instrumentertentu untuk mengambil suatu keputusan. Jadi, pada dasarnya
evaluasi adalahsuatu kegiatan yang menguji atau menilai pelaksanaan suatu program.
Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentinganpengambilan keputusan dalam
rangka menentukan kebijakan selanjutnya. Denganmelalui evaluasi suatu program
dapatdilakukan secara sistematis, rinci dan menggunakan prosedur yang sudah diujisecara
cermat. Dengan metode tertentu akan diperoleh data yang handal, dapatdipercaya sehingga
penentuan kebijakanakan tepat, dengan catatan apabila data yang digunakan sebagai dasar
pertimbangan tersebut benar,akurat dan lengkap.
Adapun program itu sendiri diartikansegala sesuatu yang dilakukan dengan harapan akan
mendapatkan hasil ataupengaruh. Jadi evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan
yangdilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Untukmelihat
tercapai atau tidaknya suatu program yang sudah berjalan diperlukankegiatan evaluasi.
3. Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani (kognitif, afektif,dan
psikomotor).
a. Kognitif
Kemampuan mengembangkan intelegensia (pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis,
sintesis)
b. Afektif
Sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata nilai dan menghayati.
c. Psikomotor
Gerak motor : kekuatan, kecepatan, kecermatan, ketepatan, ketahanan dan keharmonisan
Jadi evaluasi hasil penyuluhan pertanianadalah mengevaluasi sampai seberapa jauh tingkat
pencapaian tujuan, berupaperubahan perilaku petani dan keluarganya.
4. Evaluasi Metode
Evaluasi metode yaitu evaluasi semuakegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan
penyuluh pertanian dalam rangkamencapai perubahan perilaku sasaran.
5. Evaluasi Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana adalah pendukungpenyuluhan pertanian, sangat penting dalam kegiatan
penyuluhan pertanian,efektifitas penyuluhan pertanian sebagian tergantung pada alat bantu
penyuluh,perlengkapan, peralatan, bahan-bahan sarana prasarana yang digunakan. Evaluasi
saranaprasarana pada dasarnyamengevaluasi kesiapan perangkatsaranaprasarana yang
menunjang kegiatan penyuluhan.
6. Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Dampak Penyuluhan. Dalam
prakteknya pelaksanaan evaluasipenyuluhan pertanian dapat merupakan kombinasi dari
beberapa macam/caraevaluasi, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,
lebihakurat, dan lebih sahih dari padaevaluasi dengan menggunakan cara tunggal.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Pertanian merupakan proses yangsistematis,
sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan oleh evaluator melaluipengumpulan dan analisis
informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak
kegiatanpenyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini untuk menilai relevansi,efektivitas/efisiensi
pencapaian/hasil suatu kegiatan, untuk selanjutnyadigunakan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan pada perencanaan danpengembangan kegiatan selanjutnya. Evaluasi
pelaksanaan atau evaluasiproses (on going evaluation) ini dilaksanakan pada saat kegiatan
sedangdilaksanakan. Fokus utama evaluasi ini menyangkut proses pelaksanaan kegiatanyang
berkaitan dengan:
a. Tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
b. Kemungkinan keberhasilan kegiatan sebagaimana yang direncanakan
c. Sejauhmana hasil yang diperoleh dapat memberi sumbangan kepada tujuan
pembangunan
d. Tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan
e. Tindakan-tindakan lain yang diperlukan sebagai pelengkap kegiatan yang telah
direncanakan.
Hasil dari evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan biasanya digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan/penentukebijakan dalam mengatasi permasalahan, dan tindakan
penyesuaian/perbaikan ataspelaksanaan kegiatan.
Merupakan alat untuk mengambil keputusan dan menyusun pertimbangan-pertimbangan.
Dari hasil evaluasi penyuluhan pertanian dapat diketahui : sejauhmana perubahan perilaku
petani, hambatan yang dihadapi petani, efektivitas program penyuluhan pertanian serta
seberapa jauh pemahaman masalah dan penyempurnaan kegiatan. Evaluasi Penyuluhan
Pertanian juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:Dalam evaluasi dikenal beberapa
klasifikasi evaluasi  seperti : Evaluasi Formatif dan sumatif, Evaluasi Formal dan Informal,
Evaluasi Internal dan Eksternal, Evaluasi Proses dan Produk (out put), Evaluasi Deskriptif
dan Inferensial, Evaluasi Holistik (misal CIPP) dan Analitik, Evaluasi on going, terminal dan
ex post evaluation, Evaluasi Teknis dan Ekonomis, Evaluasi Program, Monitoring dan
Evaluasi Dampak.
7. Evaluasi Program Penyuluhan
Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya diakhiri dengan evaluasi dan dimulai
dengan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya.Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk
melihat kembali apakah suatu program atau kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan dan tujuan yang diharapkan. Dari kegiatan evaluasi tersebut akan diketahui hal-
hal yang telah dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil evaluasi itu kemudian diambil keputusan, apakah suatu program akan
diteruskan, atau direvisi, atau bahkan diganti sama sekali. Hal ini didasarkan pada pengertian
evaluasi, yaitu suatu proses pengumpulan informasi melalui pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tertentu untuk mengambil suatu keputusan. Jadi, pada dasarnya
evaluasi adalah suatu kegiatan yang menguji atau menilai pelaksanaan suatu program.
Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam
rangka menentukan kebijakan selanjutnya. Dengan melalui evaluasi suatu program  dapat
dilakukan secara sistematis, rinci dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat.
Dengan metode tertentu akan diperoleh data yang handal, dapat dipercaya  sehingga
penentuan kebijakan akan tepat, dengan catatan apabila data yang digunakan  sebagai dasar
pertimbangan tersebut benar, akurat dan lengkap.
Adapun program itu sendiri diartikan segala sesuatu yang dilakukan dengan harapan akan
mendapatkan hasil atau pengaruh. Jadi evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program.Untuk melihat
tercapai atau tidaknya suatu program yang sudah berjalan diperlukan kegiatan evaluasi.

2.2.6 Metode Evaluasi


Menurut Prof. Drs. Anas Sudijono dalam pengantar evaluasi metode pelaksanaan evaluasi
adalah:
1. Pengamatan (observasi)
Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah-laku individu atau
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan.

2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan
melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan
yang telah ditentukan.
3. Angket (Quistionnaire)
Angket (Quistionnaire) juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil
kegiatan.
4. Pemeriksaan Dokumen (Dcumentary Analysis)
Kegiatan mempelajari data yang telah di ambil lewat angket dan wawancara, dengan jalan
memperkaya dan menambah hasil evaluasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

2.2.7 Instrumen Evaluasi


Instrumen evaluasi merupakan panduan atau pedoman yang sangat penting dalam
merumuskan pertanyaan-pertanyaan instrument yang diturukan dari variable evaluasi yang akan
diamati. Instrumen evaluasi harus meliputi :
1. Kesahihan (validity)
Sahih, bila alat ukur yang digunakan sesuai dengan obyek yang hendak diukur.
c. Alat ukur perubahan perilaku sikap, pengetahuan dan ketrampilan
d. Alat ukur harus sahih untuk mengukur ’subyek materi” atau informasi yang disuluhkan.
2. Keterandalan (reliability)
Kemampuan alat ukur, dapat digunakan orang lain dan memperoleh hasil yang sama dalam
situasi dan kondisi apapun.
3. Obyektivitas
Alat ukur harus obyektif  kongkrit, jelas, hanya memiliki satu interpretasi untuk menganalisis.
4. Praktis (practicability)
Mudah digunakan efektif untuk bahan pengukuran dan bersifat efektif untuk menganalisis
5. Sederhana (simple)
Tidak terlalu rumit/kompleks sehingga mudah di mengerti.

2.2.8 Analisis Evaluasi


Suatu kegiatan menganalisa atau membedakan data-data yang telah dikumpulkan dalam
kegiatan evaluasi untuk menentukan sebuah kebijakan atau sebuah tindakan yang tepat pada
kegiatan penyuluhan berikutnya. Dengan analisis statistic (data lewat table, grafik atau diagram,
perhitungan rata-rata standar devisiasi, pengukuran korelasi dan uji beda mean) atau non statistik.

2.2.9 Hasil Evaluasi


Hasil evaluasi merupakan kumpulan data-data yang telah diambil dalam kegiatan evaluasi
penyuluhan pertanian yang telah disimpulkan dan data tersebut telah berupa sebuah tindakan dan
kebijakan yang akan menjadi acuan atau pedoman untuk kegiatan penyuluhan pertanian
kedepannya.

2.2.10 Langkah – Langkah Evaluasi


Langkah-langkah evaluasi penyuluhan yaitu menetapkan obyek, menetapkan data atau
informasi yang akan dikumpulkan, cara pengumpulannya, alat/instrumen  yang digunakan, cara
mengolah data/informasi serta melaporkan hasil-hasilnya. Langkah-langkah evaluasi yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Memahami Tujuan Penyuluhan yang akan di Evaluasi
a. Unsur-unsurnya dalam tujuan penyuluhan antara lain: sasaran(S), perubahan perilaku
yang dikehendaki (P), materi (M), kondisi/situasi(K)
b. Tujuan dirumuskan:SMART
S =  Specifik ( sederhana dan spesifik)
M = Measurable ( dapat diukur )
A = Attainable (dapat dicapai )
R =  Realistik (realistis, nyata)
T =  Time-bound ( berbatas waktu/jangka waktu tertentu )
2. Menetapkan Indikator - Indikator
Untuk mengukur kemajuan-kamajuan yang dicapai.Indikator-indikatornya meliputi:
a. Indikator perubahan Kognitif
b. Indikator perubahan kemampuan Afektif
c. Indikator perubahan Psikomotor
3. Mambuat Alat Pengukur untuk Mengumpulkan Data
Alat pengukur yang dapat dipakai untuk mengukur data :
a. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengetahuan (daya mengingat)
b. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengertian
c. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah rating scale
untuk mengukur ketrampilan atau kegiatan-kegiatan praktek
d. Skala sikap
e. Skala minat.

4. Membuat alat Pengukur/Instrumen Evaluasi


Membuat alat pengukur/instrumen evaluasi harus memenuhi persyaratan
alat ukur.
a. Kesahihan (validity) Sahih,
b. Keterandalan (reliability.)
c. Obyektivitas Alat ukur harus obyektif  kongkrit, jelas.
d. Praktis (practicability)  .
e. Sederhana (simple)
5. Melakukan Analisis dan Interpretasi Data
Proses Ini merupakan langkah akhir yang menentukan  :
a. Lakukan cleaning data dengan cara editing di lapangan, hapuskan data yang “nyleneh”
(out lier).
b. Lakukan coding, pemberian kode untuk memudahkan pada saat memasukan data.
c. Lakukan tabulasi (tally, sheet, tabulasi sheet).
Analisis/interpretasi data dapat dilakukan dengan cara :
a. Presentase
b. Deskriptif (mean, modus, median, rerata, Standart Deviasi)
c. Statistik inferensial
Analisa data ini tergantung tujuan evaluasi dan kesimpulan yang akan diambil  serta 
pertimbangan-pertimbangan yang akan dihasilkan. Dalam melakukan pengolahan data dapat
memanfaatkan alat komputasi seperti  Program excel, Program SPSS, atau dihitung secara
manual dengan kalkulator.

2.3 Cara Pengaplikasian Pestisida nabati


Untuk menghasilkan bahan pestisida nabati dapat dilakukan beberapa teknik berikut:

1. Penggerusan, penumbukan, pembakaran, atau pengepresan untuk menghasilkan produk


berupa tepung, abu, atau pasta.
2. Rendaman untuk produk ekstrak.
3. Ekstraksi dengan menggunakan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus oleh tenaga
yang terampil dan dengan peralatan yang khusus.

Dengan dikembangkannya pemanfaatan pestisida nabati diharapkan petani atau pengguna dapat
mempersiapkan sendiri cara pengendalian hama terpadu.

Beberapa Jenis Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati. Tumbuhan penghasil pestisida nabati
tersebut diantaranya:

1. Kelompok Tumbuhan Insektisida Nabati

Tumbuhan penghasil insektisida nabati adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida
pengendali hama insekta. Dalam beberapa kasus, tumbuhan penghasil insektisida nabati dapat juga
digunakan untuk mengendalikan jenis OPT lainnya, seperti nematoda dan moluska. Beberapa
tumbuhan yang dapat dikelompokkan ke dalam insektisida nabati ini adalah:

 Piretrum (Chrysantemum cinerarinefolum Trev.), Famili Compositae


 Aglaia (Aglaia  odorata), Famili Meliaceae
 Babadotan (Ageratum conyzoides L.), Famili Asteraceae
 Bengkuang (Phachyrrhyzus erosus Urban), Famili Leguminosae
 Bitung (Barringtoniaacutangula), FamiliLecythidaceae
 Jeringau (Acoruscalamus), FamiliAraceae
 Saga (Abrusprecatorius), FamiliLeguminosae
 Serai (Andropogon nardus), Famili Graminae
 Sirsak (Annona  muricata), Famili Annonaceae
 Srikaya (Annona squamosa ), Famili Annonaceae
 

1. Kelompok Tumbuhan Atraktan atau Pemikat

Kelompok tumbuhan atraktan atau pemikat menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex
pheromon pada serangga betina yang mengandung bahan aktif metil eugenol. Bahan kimia tersebut
akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Beberapa
tumbuhan yang dapat dikelompokkan ke dalam tumbuhan atraktan atau pemikat ini adalah:

 DaunWangi (Malaleucabracteata), FamiliMyrtaceae


 Selasih (Ocimum sanctum), Famili Labiatae

1. Kelompok Tumbuhan Rodentisida Nabati

Rodentisida nabati merupakan suatu umpan beracun dengan menggunakan bahan tanaman yang
mudah ditanam dan diperoleh oleh petani untuk mengendalikan hama dari kelompok rodentia.
Tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis yaitu sebagai penekan kelahiran dan penekan populasi
yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penolak kelahiran umumnya mengandung
steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis
tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah gadung KB (Dioscorea
composita L.), Famili Dioscoreaceae dan gadung racun (Dioscorea hispida Denst), Famili
Dioscoreaceae.

1. Kelompok Tumbuhan Moluskisida Nabati

Moluskisida nabati merupakan suatu umpan beracun dengan menggunakan bahan tanaman untuk
mengendalikan hama dari kelompok moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh
moluskisida, diantaranya

 Tefrosia (Tephrosia vogelii Hook), Famili Leguminosae


 Tuba (Derris eliptica (Roxh.) Bentha), Famili Papilionaceae
 Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC), Famili Compositae

1. Kelompok Tumbuhan Pestisida Serba Guna

Tumbuhan pestisida serba guna adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis,
misalnya insektisida saja, tetapi dapat juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida,
nematisida, dan lainnya. Beberapa jenis tumbuhan yang berperan sebagai pestisida serba guna
adalah:

 JambuMete (Anacardiumoccidentale), FamiliAnacardiaceae


 Lada (Piper ningrum  ), Famili Piperaceae
 Mimba (Azadirachtaindica Juss), FamiliMeliaceae
 Mindi (Melia azedarach ), FamiliMeliaceae
 Tembakau (Nicotinatabacum),FamiliSolanaceae
 Cengkih (Syzygnumaromaticum), FamiliMyrtaceae

Kendala Penggunaan Pestisida Nabati

Di Indonesia, penggunaan pestisida nabati belum memasyarakat. Hal ini berkaitan dengan beberapa
kendala yang dihadapi dalam penggunaannya, diantaranya:

1. Pestisida sintetis tetap lebih disukai dengan alasan mudah didapat, praktis
mengaplikasikannya, hasilnya relatif cepat terlihat, tidak perlu membuat sediaan sendiri,
tersedia dalam jumlah banyak, dan tidak perlu membudidayakan sendiri tanaman penghasil
pestisida.
2. Kurangnya rekomendasi atau dorongan dari pengambil kebijakan. Hal ini terlihat dari
kurangnya atau tidak adanya penyuluhan dan pengenalan penggunaan pestisida nabati
kepada petani atau pengguna.
3. Tidak tersedianya bahan secara berkesinambungan dalam jumlah yang memadai saat
diperlukan.
4. Frekuensi penggunaannya tinggi karena sifatnya mudah terlarut di alam sehingga
memerlukan pengaplikasian yang lebih sering.
5. Sulitnya registrasi pestisida nabati mengingat pada umumnya jenis pestisida ini memiliki
bahan aktif yang kompleks (multiple active ingredient) dan pada beberapa kasus tidak
semua bahan aktif bisa dideteksi.
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan kegiatan Evaluasi Program Penyuluhan Pengaplikasian Pestisida nabati
pada tanggal 26 Oktober 2020 – 09Januari 2021 di Kelompok Tani Subur Makmur Desa Pagerjo,
Kec.Ngadirojo, Kab.pacitan.

3.2 Langkah Kerja


Langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan Evaluasi Program PenyuluhanPentingnya
Penerapan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo ini sebagai berikut :
a. Identifikasi lokasi
b. Tetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian
c. Pilih metode evaluasi
d. Persiapkan instrument evaluasi
e. Lakukan uji validitas pada kuesioner
f. Lakukan evaluasi pada sasaran
g. Tabulasikan data hasil evaluasi
h. Analisis data sesuai dengan tujuan evaluasi
i. Tetapkan hasil evaluasi
j. Deskripsikan hasil evaluasi
k. Susun laporan hasil evaluasi sesuai dengan sistematika penulisan laporan ilmiah.

3.3 Metode Pelaksanaan


Berikut diuraikan beberapa metode pelaksanaan Evaluasi Program PenyuluhanPentingnya
Penerapan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo sebagai berikut :

3.3.1 Variabel dan Indikator Evaluasi


Sebelum membuat kuesioner evaluasi maka dibuat variabel dan indikator evaluasi dijelaskan
pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Variabel dan Indikator Evaluasi
No Variabel Sub Variabel/Dimensi Indikator
I. Pengetahuan 1. Penerimaan(receiving) a. Menerima materi Pesnab
Petani b. Menerima Tahapan
Terhadap Pengaplikasian Pesnab
2. Pemahaman(understanding) a. Memahami materi Pesnab
Pengaplikasian
b. Memahami tahapan
Pesnab
Pengaplikasian Pesnab
3. Pemikiran(thinking) a. Mengingat materi Pesnab
b. Mengingat tahapan
Pengaplikasian Pesnab
II. Sikap Petani 1. Komponenkognitif a. Merespon materi Pesnab
tentang (pengetahuan dan b. Merespon tahapan
Pengaplikasian keyakinan) Pengaplikasian Pesnab
2. Afektif (perasaan) a. Menghargai penyampaian
Pesnab
materi Pesnab
b. Menghargai penyampaian
tahapan Pesnab
3. Konatif (tindakan) a. Mengevaluasi
penyampaian materi
Pesnab
b. Mengevaluasipenyampaian
tahapan Pengaplikasian
Pesnab
III Keterampilan 1. Basic Literacy a. Meniru Pengaplikasian
. Petani Skill(Keahlian dasar) Pesnab
Terhadap b. Meniru tahapan
Penerapan Pengaplikasian Pesnab
2. Technical Skill(keahlian a. Menerapkan
Pesnab
teknis) Pengaplikasian Pesnnab
b. Menerapkan tahapan
Pengaplikasian Pesanab
3. Interpersonal Skill(keahlian a. Manipulasi Pengaplikasian
komunikasi) Pesnab
b. Manipulasi tahapan
Pengaplikasian Pesnab
4. Problem Solving(Keahlian a. Menciptakan
memecahkan masalah) Pengaplikasian Pesnab

3.3.2 Penetapan Sasaran / Sasaran Evaluasi


Dalam evaluasi ini ditetapkan populasi sasaran Evaluasi Program Penyuluhan Pentingnya
Pengaplikasian Pestisida Nabati Untuk Meningkatkan Hasil Produksi Padi di Kelompok Tani Subur
Makmur Desa Pagerjo, Kec.Ngadirojo, Kab.Pacitan yang pernah mendapatkan Program
Penyuluhan Ptentang Pengaplikasian Pestisida Nabati. 15 orang anggota Kelompok Tani Harapan
akan menjadi populasi sekaligus sampel responden dalam evaluasi ini.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan pada Evaluasi Program PenyuluhanPentingnya
Penerapan Sistem Tanam Padi Jajar Legowoadalah sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observation)
Observasi dapat dilakukan secara partisipatif (participant Observation) maupun non
partisipatif (non participant observaction).Observasi dapat pula berbentuk eksperimental
(experimental observation) yaitu observasi yang dilakukan dalam situasi buatan atau
berbentuk observasi yang dilakukan dalam situasi yang wajar (non-experimental
observation).
2. Wawancara (Interview)
Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara
terstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic
interview).Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang sering dikenal dengan
istilah wawancara sederhana atau (simple interview) atau wawancara tidak sistmatis (non-
systematic interview) atau wawancara bebas.
3. Angket (Quisionnare)
Melakukan pemberian pertanyaan yang terstruktur yang dituangkan dalam lembaran dan
memberikan skor atau penilaian terhadap pertanyaan tersebut.

4. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)


Dilakukan dengan memeriksa hasil kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh petani yang
telah dibukukan dalam RKP (Rencana Kerja Penyuluh) dan RKTP (Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh).

3.3.4 Teknik Analisis Data


Ada dua jenis teknik analisis data yang biasa digunakan dalam evaluasi, yakni analisis data
kuantitatif dan analisis data kualitatif.
1. Analisis Data Kuantitatif
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Adapun jenis analisis deskriptif adalah (1) Distribusi frekuensi, (2) Frekuensi relatif dan
kumulatif.
b. Statistik Inferensial
Statistik inferensial mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian
data yang dilakukan untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atas data dan akan
berlaku bagi keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Adapun jenis statistik
inferensial (1) Statistik parametrik, (2) Statistic nonparametrik.
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif bisa dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
b. Mereduksi data
c. Display data
d. Menafsirkan data
e. Menyimpulkan dan verifikasi
f. Keabsahan data
g. Narasi hasil analisis

3.4 Pelaksanaan Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian


Pelaksanaan evaluasi hasil penyuluhan pertanian dengan Program Penyuluhan
Pengaplikasian Pestisida Nabati ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi lokasi
2. Menetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian.
3. Memilih metode evaluasi
4. Mempersiapkan instrumen evaluasi
5. Melakukan uji validitas pada kuesioner
6. Melakukan evaluasi pada sasaran
7. Merekap dan mentabulasikan data hasil evaluasi
8. Menganalisis data sesuai dengan tujuan evaluasi
9. Menetapkan hasil evaluasi
10. Mendeskripsikan hasil evaluasi
11. Menyusun laporan hasil evaluasi sesuai sesuai dengan sistimatika penulisan ilmiah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Wilayah


Profil wilayah Desa Pagerjo, Kec.Ngadirojo, Kab.Pacitan dijelaskan pada uraian dibawah ini :
4.1.1 Kondisi Geografis
Desa Pagerejo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan dengan luas
wilayah : 697,249 ha. Secara geografis Desa Pagerejo mempunyai dua wilayah besar yaitu dataran
rendah 40% dan wilayah pegunungan dan perbukitan 60%. Dari keberadaanya Desa Pagerejo
berbatasan dengan :
Utara   :Desa Cokrokembang
Timur : Desa Wiyoro
Selatan : Desa Sidomulyo
Barat : Desa Padi Tulakan

Dapat di gambarkan bahwa Desa Pagerejo merupakan gabungan dari 3 (tiga) desa yaitu, Desa Bandung,
Desa Pager Gunung dan Desa Brungkah. Penggabungan 3 (tiga) desa menjadi Desa Pagerejo ini
terjadi pada tahun 1912 yang selanjutnya dibagi menjadi 9 wilayah dusun dalam Desa Pagerejo. Dari
pembagian wilayah dusun tersebut antara lain :
1.   Dusun Bandung Kidul    : Desa Bandung
2.   Dusun Bandung Wetan    : Desa Bandung
3.   Dusun Bandung Kulon    : Desa Bandung
4.    Dusun Krajan        : Desa Pager Gunung

5.    Dusun Karang        : Desa Pager Gunung


6.    Dusun Plugon        : Desa Pager Gunung
7.    Dusun Nglembu        : Desa Brungkah
8.    Dusun Brungkah        : Desa Brungkah
9.    Dusun Karang Anyar    : Desa Brungkah

4.2 Profil Responden


Sasaran Evaluasi Penyuluhan Pertanian adalah Kelompok Tani Subur Makmur Desa Pagerjo
yang sudah dilaksanakan Program Pengaplikasian Pestisida Nabati .Hal ini sesuai Rencana
Kegiatan Tahunan Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan .
Identifikasi keadaan sasaran sangat mempengaruhi pemilihan media dan metode evaluasi
serta proses pelaksanaan evaluasi. Untuk mengetahui keadaan sasaran evaluasi pada kegiatan
Praktek Evaluasi ini dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :

I. Deskripsi Responden Evaluasi

Sasaran Evaluasi Penyuluhan Pertanian adalah. Kelompok Tani Subur Makmur Ds.
Pagerjo, Kec. Ngadirojo, Kab.Pacitan.Jumlah responden dalam kegiatan evaluasi ini
adalah 15 orang, dengan rincian sebagai berikut :

No. Nam Umu Pendidika Lama Status


a r n Bertani Dalam
Terakhir (Tahun) Kelompok
1. Gunadi 43 MTS 10 Ketua
2. Tumardi 42 MA 20 Bendahara
3. Bonari 38 SMP 20 Anggota
4. Waseno 60 SD 30 Anggota
5. Mulyono 50 SD 25 Anggota
6. Sarman 50 SLTA 20 Anggota
7. Tuwari 50 MTS 35 Anggota
8. Kusnen 42 SD 20 Anggota
9. Juri 47 SD 17 Anggota
10. Sujono 40 MI 15 Anggota
11. Paiman 40 SMP 10 Anggota
12. Sutris 49 SD 19 Anggota
13. Kuat 40 SD 15 Anggota
14. Wandi 49 SLTA 13 Anggota
15. Yatno 60 SD 28 Anggota
Jumlah 700 297
Rata - Rata 46 19

Jumlah responden dalam evaluasi Penyuluhan Mengenai Pengaplikasian Pestisida Nabati di


Kelompok Tani Subur Makmur Ds. Pagerjo, Kec. Ngadirojo, Kab.Pacitan adalah 15 orang .
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rerata usia responden adalah 46 tahun yang
didominasi oleh umur 35-60 tahun, dengan pendidikan terakhir rata-rata adalah lulusan SD. Data
lamanya responden Bertani rata rata adalah 19 tahun.
Hasil Data Skala

PENGETAHUAN PETANI
Hasil Tabulasi Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 1 1 1 1 1 1 1 1
4 2 2 1 1 1 1 2
5 2 2 2 2 1 2 2
6 1 1 1 1 1 1
7 1 2 2 2 1
8 2 2 2 2
9 2 2 1 1
10 1 1 1
11 1 1
12 1
13 1
14

Keterangan :

Hijau : Responden
Kuning : Nomer
Kuosioner

Kuosioner
Hasil Tabulasi Sikap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 15
2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 18
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 13
5 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 18
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 15
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
9 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 16
10 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 13
11 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 16
12 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 14
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Keterangan :

Hijau : Responden
Kuning : Nomer
KETERAMPILAN PETANI
Hasil Tabulasi Keterampilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2
4 2 2 1 1 1 1 2
5 2 2 2 2 1 2 2
6 1 2 1 1 1 1
7 1 2 2 2 1
8 2 2 2 2
9 2 2 2 2
10 2 1 2
11 1 1
12 1
13 2

14
Keterangan :

Hijau : Responden
Kuning : Nomer
Kuosioner

4.2 Uji Validitas


Tabel 10. R Tabel
N (df) The Level of Significance
5% 1%
3 0,997 0,999
4 0,959 0,990
5 0,878 0,959
6 0,811 0,917
7 0,754 0,874
8 0,707 0,834
9 0,666 0,798
10 0,632 0,765
11 0,602 0,735
12 0,576 0,708
13 0,553 0,684
14 0,532 0,661
15 0,514 0,641
16 0,497 0,623
17 0,482 0,606
18 0,468 0,590
19 0,456 0,575
20 0,444 0,561
21 0,433 0,549
22 0,432 0,537
23 0,413 0,526
24 0,404 0,515
25 0,396 0,505

Berdasarkan hasil uji validitas pernyataan pengetahuan, kuesioner dikatakan valid


apabila R hitung > R tabel, pada kuesioner ini diketahui bahwa R tabel = 0,514 (jumlah
responden 15 dan probabilitas 5%) setelah diketahui R tabelnya bisa kita menentukan setiap
soal valid atau tidak.
Ada cara lain untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu instrumen dengan melihat tanda
“*” dan “**” pada angka, bila ada tanda “*” soal tersebut valid dengan probabilitas 0,05 (5%)
dan apabila ada tanda “**” soal tersebut valid dengan probabilitas 0,01 (1%).

Tabel 11. Hasil Uji Validitas Pengetahuan


Variabel R Hitung R Tabel Keputusan
X1 0,613 0,514 Valid
X2 0,610 0,514 Valid
X3 0,729 0,514 Valid
X4 0,787 0,514 Valid
X5 0,613 0,514 Valid
X6 0,615 0,514 Valid
X7 0,787 0,514 Valid
X8 0,720 0,514 Valid
X9 0,615 0,514 Valid
X10 0,757 0,514 Valid
X11 0,613 0,514 Valid
X12 0,560 0,514 Valid
X13 0,613 0,514 Valid
X14 0,560 0,514 Valid
X15 0,615 0,514 Valid
Dari hasil di atas diketahui bahwa pernyataan Pengetahuan yang valid ada 15 (soal
nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15).

Tabel 12. Hasil Uji Validitas Sikap


Variabel R Hitung R Tabel Keputusan
Y1 0,668 0,514 Valid
Y2 0,978 0,514 Valid
Y3 0,522 0,514 Valid
Y4 0,792 0,514 Valid
Y5 0,900 0,514 Valid
Y6 0,792 0,514 Valid
Y7 0,672 0,514 Valid
Y8 0,861 0,514 Valid
Y9 0,633 0,514 Valid
Y10 0,560 0,514 Valid
Y11 0,668 0,514 Valid
Y12 0,573 0,514 Valid
Y13 0,603 0,514 Valid
Y14 0,661 0,514 Valid
Y15 0,659 0,514 Valid
Dari hasil di atas diketahui bahwa Pernyataan Sikap yang valid ada 15 (soal nomor
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15).

Tabel 13. Hasil Uji Validitas Keterampilan


Variabel R Hitung R Tabel Keputusan
Z1 0,789 0,514 Valid
Z2 0,871 0,514 Valid
Z3 0,683 0,514 Valid
Z4 0,871 0,514 Valid
Z5 0,709 0,514 Valid
Z6 0,569 0,514 Valid
Z7 0,789 0,514 Valid
Z8 0,789 0,514 Valid
Z9 0,709 0,514 Valid
Z10 0,871 0,514 Valid
Z11 0,920 0,514 Valid
Z12 0,616 0,514 Valid
Z13 0,750 0,514 Valid
Z14 0,588 0,514 Valid
Z15 0,920 0,514 Valid

Dari hasil di atas diketahui bahwa Pernyataan Keterampilan yang valid ada 15 (soal
nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15).
4.3 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Instrumen
yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh
instrumen yang tidak reliabel.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode
“One Shot”, disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60 (Nunnally, 1960).

Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas Aspek Pengetahuan


Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Alpha Standardized Items
,901 ,905 15

Berdasarkan hasil uji reliabilitas aspek Pengetahuan, suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60 (Nunnally, 1960). Tabel di
atas diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha dari aspek Pengetahuan adalah 0,901 sehingga
bisa dikatakan bahwa Kuesioner Aspek Pengetahuan sudah Reliabel.

Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Aspek Sikap


Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Alpha Standardized Items
,918 ,928 15
Berdasarkan hasil uji reliabilitas aspek Sikap, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60 (Nunnally, 1960). Tabel di atas diketahui
bahwa nilai Cronbach Alpha dari aspek Sikap adalah 0,918 sehingga bisa dikatakan bahwa
Kuesioner Aspek Sikap sudah Reliabel.

Tabel 16. Hasil Uji Reliabilitas Aspek Keterampilan


Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Alpha Standardized Items
,941 ,949 15

Berdasarkan hasil uji reliabilitas aspek Keterampilan, suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60 (Nunnally, 1960). Tabel di
atas diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha dari aspek Keterampilan adalah 0,941 sehingga
bisa dikatakan bahwa Kuesioner Aspek Keterampilan sudah Reliabel.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada pelaksanaan Evaluasi Program Pengaplikasian Pestisida Nabati Di Kelompok
Tani Subur Makmur Desa Pagerjo, Kec.Ngadirojo, Kabupaten Pacitan didapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut ini :
1. Pengetahuan petani sesudah dilakukan penyuluhan tentang program Penyuluhan
Pengaplikasian Pestisida Nabati memiliki jumlah persentase yaitu 90,6%. Artinya
petani sudah tahu dan paham mengenai Pesnab
2. Sikap petani sesudah dilakukan penyuluhan tentang program Penyuluhan Pentingnya
Penerapan Pesnab memiliki jumlah persentase yaitu 71,4%. Artinya petani menerima
dengan baik serta mencoba untuk menerapkannya.
3. Keterampilan petani sesudah dilakukan penyuluhan tentang program Penyuluhan
Pentingnya Pesnab memiliki jumlah persentase yaitu 88%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa petani sudah terampil tentang Pestisida nabati.

5.2 Rekomendasi
Pada pelaksanaan Evaluasi Program Pengaplikasian Pestisida Nabati Di Kelompok
Tani Subur Makmur Desa Pagerjo, Kec.ngadirojo, Kabupaten Pacitan didapatkan beberapa
rekomendasi sebagai berikut ini :
1. Mempertahankan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh
petani.
2. Memberikan pendampingan kepada petani selama pengaplikasian pestisida nabati
3. Mengagendakan kegiatan evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, 2007 - Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta,
2007.
Erwin. 2012. Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan. Diambil dari:
http://5infopetani.blogspot.co.id/2012/01/mengevaluasi-pelaksanaan-penyuluhan.html
(05Januari 2020)
Mardikanto. T,2009.Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS Press Surakarta.
Mardikanto.T, 1993.Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press,
Surakarta.
Daryanto, 1994. Pendaftaran Pestisida Nabati Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam
Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati.  Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, 2002. Pestisida


Nabati. Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai