Oleh :
MAHLIYA KHOIRUNNISA
04.01.18.022
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun Laporan Kegiatan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian
dengan judul Pengaplikasian Pestisida Nabati di Kelompok Tani Subur Makmur Desa Pagerjo,
Kec.Ngadirojo, kab.Pacitan.
Penyusunan laporan ini digunakan sebagai syarat untuk memenuhi kelengkapan dari tugas
Mata Kuliah Evaluasi Penyuluhan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan)
Malang.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Gunawan, SP, M.Si, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Evaluasi Penyuluhan
Pertanian,
2. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materi dalam penyusunan
laporan ini
Demikian laporan ini disusun dan demi perbaikan dalam penulisan laporan yang akan datang,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun serta dapat memperbaiki penulisan
laporan kedepannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................v
1.2 Tujuan..................................................................................................................................v
1.3 Manfaat................................................................................................................................v
2.2 Evaluasi.................................................................................................................................i
BAB V PENUTUP..............................................................................................................................9
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................................29
5.2 Rekomendasi...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Evaluasi
Beberapa uraian mengenai evaluasi disajikan dibawah ini untuk mendukung tersusunnya
laporan :
2.2.1 Pengertian Evaluasi
Secara harafiah evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran. Evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh untuk pengukuran hasil kegiatan, baik yang menggunakan
instrument tes maupun non tes. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi merupakan
pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain itu juga evaluasi dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatifkeputusan.Dalam semua kegiatan evaluasi terdapat tiga unsur, yaitu sebagai
berikut:
a. Observasi (pengamatan)
b. Membanding-bandingkan antara hasil pengamatan dengan pedoman yang telah ditetapkan
terlebih dahulu
c. Membuat kesimpulan atau pengambilan keputusan
2.2.2 Prinsip Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu keadaan, gejala,atau kegiatan-kegiatan
tertentu. Menurut Mardikanto (1993), kegiatan evaluasi harus memperhatikan prinsip-prinsip
evaluasi yang terdiri atas :
1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan
perencanaan program, artinya, tujuan evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai
yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya.
2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan :
a. Obyektif, artinya selalu berdasarkan pada fakta.
b. Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standardized).
c. Menggunakan metoda pengumpulan data yang tepat dan teliti.
3. Setiap evaluasi, harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur tujuan evaluasi
yang berbeda pula.
4. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk :
a. Data kuantitatif, agar dengan jelas dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan tingkat
penyimpangan pelaksanaannya.
b. Uraian kualitatif, agar dapat diketahui faktor-faktor; penentu keberhasilan, penyebab
kegagalan, dan faktor penunjang serta penghambat keberhasilan tujuan program yang
direncanakan.
5. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya :
Evaluasi harus menghasilkan temuan-temuan yang dapat dipakai untuk meningkatkan
efektivitas (tercapainya tujuan) program.Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan
sumberdayanya sehingga tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang terlalu rinci, tetapi tidak
banyak manfaatnya bagi tercapainya tujuan, melainkan harus dipusatkan pada kegiatan-
kegiatan yang strategis (memiliki dampak yang luas dan besar bagi tercapainya tujuan
program).
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan
melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan
yang telah ditentukan.
3. Angket (Quistionnaire)
Angket (Quistionnaire) juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil
kegiatan.
4. Pemeriksaan Dokumen (Dcumentary Analysis)
Kegiatan mempelajari data yang telah di ambil lewat angket dan wawancara, dengan jalan
memperkaya dan menambah hasil evaluasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dengan dikembangkannya pemanfaatan pestisida nabati diharapkan petani atau pengguna dapat
mempersiapkan sendiri cara pengendalian hama terpadu.
Beberapa Jenis Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati. Tumbuhan penghasil pestisida nabati
tersebut diantaranya:
Tumbuhan penghasil insektisida nabati adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida
pengendali hama insekta. Dalam beberapa kasus, tumbuhan penghasil insektisida nabati dapat juga
digunakan untuk mengendalikan jenis OPT lainnya, seperti nematoda dan moluska. Beberapa
tumbuhan yang dapat dikelompokkan ke dalam insektisida nabati ini adalah:
Kelompok tumbuhan atraktan atau pemikat menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex
pheromon pada serangga betina yang mengandung bahan aktif metil eugenol. Bahan kimia tersebut
akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Beberapa
tumbuhan yang dapat dikelompokkan ke dalam tumbuhan atraktan atau pemikat ini adalah:
Rodentisida nabati merupakan suatu umpan beracun dengan menggunakan bahan tanaman yang
mudah ditanam dan diperoleh oleh petani untuk mengendalikan hama dari kelompok rodentia.
Tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis yaitu sebagai penekan kelahiran dan penekan populasi
yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penolak kelahiran umumnya mengandung
steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis
tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah gadung KB (Dioscorea
composita L.), Famili Dioscoreaceae dan gadung racun (Dioscorea hispida Denst), Famili
Dioscoreaceae.
Moluskisida nabati merupakan suatu umpan beracun dengan menggunakan bahan tanaman untuk
mengendalikan hama dari kelompok moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh
moluskisida, diantaranya
Tumbuhan pestisida serba guna adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis,
misalnya insektisida saja, tetapi dapat juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida,
nematisida, dan lainnya. Beberapa jenis tumbuhan yang berperan sebagai pestisida serba guna
adalah:
Di Indonesia, penggunaan pestisida nabati belum memasyarakat. Hal ini berkaitan dengan beberapa
kendala yang dihadapi dalam penggunaannya, diantaranya:
1. Pestisida sintetis tetap lebih disukai dengan alasan mudah didapat, praktis
mengaplikasikannya, hasilnya relatif cepat terlihat, tidak perlu membuat sediaan sendiri,
tersedia dalam jumlah banyak, dan tidak perlu membudidayakan sendiri tanaman penghasil
pestisida.
2. Kurangnya rekomendasi atau dorongan dari pengambil kebijakan. Hal ini terlihat dari
kurangnya atau tidak adanya penyuluhan dan pengenalan penggunaan pestisida nabati
kepada petani atau pengguna.
3. Tidak tersedianya bahan secara berkesinambungan dalam jumlah yang memadai saat
diperlukan.
4. Frekuensi penggunaannya tinggi karena sifatnya mudah terlarut di alam sehingga
memerlukan pengaplikasian yang lebih sering.
5. Sulitnya registrasi pestisida nabati mengingat pada umumnya jenis pestisida ini memiliki
bahan aktif yang kompleks (multiple active ingredient) dan pada beberapa kasus tidak
semua bahan aktif bisa dideteksi.
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
Dapat di gambarkan bahwa Desa Pagerejo merupakan gabungan dari 3 (tiga) desa yaitu, Desa Bandung,
Desa Pager Gunung dan Desa Brungkah. Penggabungan 3 (tiga) desa menjadi Desa Pagerejo ini
terjadi pada tahun 1912 yang selanjutnya dibagi menjadi 9 wilayah dusun dalam Desa Pagerejo. Dari
pembagian wilayah dusun tersebut antara lain :
1. Dusun Bandung Kidul : Desa Bandung
2. Dusun Bandung Wetan : Desa Bandung
3. Dusun Bandung Kulon : Desa Bandung
4. Dusun Krajan : Desa Pager Gunung
Sasaran Evaluasi Penyuluhan Pertanian adalah. Kelompok Tani Subur Makmur Ds.
Pagerjo, Kec. Ngadirojo, Kab.Pacitan.Jumlah responden dalam kegiatan evaluasi ini
adalah 15 orang, dengan rincian sebagai berikut :
PENGETAHUAN PETANI
Hasil Tabulasi Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 1 1 1 1 1 1 1 1
4 2 2 1 1 1 1 2
5 2 2 2 2 1 2 2
6 1 1 1 1 1 1
7 1 2 2 2 1
8 2 2 2 2
9 2 2 1 1
10 1 1 1
11 1 1
12 1
13 1
14
Keterangan :
Hijau : Responden
Kuning : Nomer
Kuosioner
Kuosioner
Hasil Tabulasi Sikap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 15
2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 18
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 13
5 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 18
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 15
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
9 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 16
10 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 13
11 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 16
12 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 14
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Keterangan :
Hijau : Responden
Kuning : Nomer
KETERAMPILAN PETANI
Hasil Tabulasi Keterampilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2
4 2 2 1 1 1 1 2
5 2 2 2 2 1 2 2
6 1 2 1 1 1 1
7 1 2 2 2 1
8 2 2 2 2
9 2 2 2 2
10 2 1 2
11 1 1
12 1
13 2
14
Keterangan :
Hijau : Responden
Kuning : Nomer
Kuosioner
Dari hasil di atas diketahui bahwa Pernyataan Keterampilan yang valid ada 15 (soal
nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15).
4.3 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Instrumen
yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh
instrumen yang tidak reliabel.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode
“One Shot”, disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60 (Nunnally, 1960).
Berdasarkan hasil uji reliabilitas aspek Pengetahuan, suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60 (Nunnally, 1960). Tabel di
atas diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha dari aspek Pengetahuan adalah 0,901 sehingga
bisa dikatakan bahwa Kuesioner Aspek Pengetahuan sudah Reliabel.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas aspek Keterampilan, suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60 (Nunnally, 1960). Tabel di
atas diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha dari aspek Keterampilan adalah 0,941 sehingga
bisa dikatakan bahwa Kuesioner Aspek Keterampilan sudah Reliabel.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pelaksanaan Evaluasi Program Pengaplikasian Pestisida Nabati Di Kelompok
Tani Subur Makmur Desa Pagerjo, Kec.Ngadirojo, Kabupaten Pacitan didapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut ini :
1. Pengetahuan petani sesudah dilakukan penyuluhan tentang program Penyuluhan
Pengaplikasian Pestisida Nabati memiliki jumlah persentase yaitu 90,6%. Artinya
petani sudah tahu dan paham mengenai Pesnab
2. Sikap petani sesudah dilakukan penyuluhan tentang program Penyuluhan Pentingnya
Penerapan Pesnab memiliki jumlah persentase yaitu 71,4%. Artinya petani menerima
dengan baik serta mencoba untuk menerapkannya.
3. Keterampilan petani sesudah dilakukan penyuluhan tentang program Penyuluhan
Pentingnya Pesnab memiliki jumlah persentase yaitu 88%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa petani sudah terampil tentang Pestisida nabati.
5.2 Rekomendasi
Pada pelaksanaan Evaluasi Program Pengaplikasian Pestisida Nabati Di Kelompok
Tani Subur Makmur Desa Pagerjo, Kec.ngadirojo, Kabupaten Pacitan didapatkan beberapa
rekomendasi sebagai berikut ini :
1. Mempertahankan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh
petani.
2. Memberikan pendampingan kepada petani selama pengaplikasian pestisida nabati
3. Mengagendakan kegiatan evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono, 2007 - Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta,
2007.
Erwin. 2012. Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan. Diambil dari:
http://5infopetani.blogspot.co.id/2012/01/mengevaluasi-pelaksanaan-penyuluhan.html
(05Januari 2020)
Mardikanto. T,2009.Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS Press Surakarta.
Mardikanto.T, 1993.Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press,
Surakarta.
Daryanto, 1994. Pendaftaran Pestisida Nabati Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam
Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.