Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ardiyan

NPM : 1921020588

Semester: 3

Kelas : L

Prodi : Hukum Tata Negara

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. M. Damrah Khair, M.A.

UTS HUKUM MAWARIS

1. Jelaskan dengan contoh-contoh, apa itu harta benda keluarga, (Mani'ul Irsi)

menurut Hukum Adat, Fiqih Hukum Mawaris dan Hukum Perdata Barat.

Dan apa perbedaan dan persamaannya menurut anda ?

Jawab :

 Harta Benda Keluarga menurut Hukum Adat : Hampir seluruh hukum adat

menyatakan bahwa tidak semua harta benda yang dimiliki suami-istri

merupakan kesatuan harta kekayaan. Yang termasuk dalam harta bersama

hanyalah harta benda yang diperoleh secara bersama sejak terjadinya ikatan

perkawinan. Contohnya pembagian harta gono gini suami istri.

 Harta Benda Keluarga menurut Hukum Fiqih Mawaris : mengatur tentang

peralihan harta kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta


akibatnya bagi para ahli warisnya. Contohnya perpidahan hak milik seorang

yang telah meninggal dunia kepada ahli warisnya.

 Harta Benda Keluarga menurut Hukum Perdata Barat : dalam hukum perdata

barat harta benda merupakan subjek hukum yang berlaku suatu ketentuan,

bahwa sejak saat perkawinan dimulai demi hukum berlakulah persatuan bulat

antara harta kekayaan suami dan harta kekayaan isteri. Persatuan itu meliputi

harta kekayaan suami dan isteri, baik yang dibawa masing-masing pihak ke

dalam perkawinan, maupun yang akan diperoleh selama perkawinan. Juga

persatuan itu meliputi semua utang suami isteri masing-masing yang terjadi

baik sebelum maupun selama perkawinan, sekedar mengenai hal tersebut tidak

ditentukan lain dalam perjanjian kawin. Contohnya benda bergerak (mobil,

motor,dan lain sebagainya) dan benda tak bergerak (tanah, bangunan dan lain

sebagainya).

 Perbedaan dan persamaan Harta benda dalam berbagai hukum

Perbedaanya adalah menurut hukum adat dan hukum Islam Konsep hartanya

terpisah (apa yang dihasilkan suami adalah miliknya, dan apa yang dihasilkan

istri adalah milinya sendiri). Sedangkan menurut Hukum Perdata barat Konsep

hartanya bersama, (apa yang dihasilkan oleh Suami ataupun istri, merupakan

harta bersama yang menjadi milik keduanya).

Persamaanya, baik hukum adat, hukum Islam, maupun Hukum perdata barat

yang dimaksud dengan harta benda keluarga atau harta bersama adalah harta

kekayaan yang dihasilkan oleh suami maupun istri selama dalam ikatan
perkawinan, baik dari usaha suami maupun usaha istri merupakan harta

bersama.

2. Bagaimana kedudukan harta benda keluarga dalam kompilasi hukum Islam

(khi) menurut anda dan bagaimana pandangan Aswaja (Ahlusunnah wal

jamaah) tentang harta benda keluarga dalam kompilasi hukum Islam (khi)

tersebut dan jelaskan dengan contoh-contohnya ?

Jawab: Kedudukan harta benda keluarga dalam kompilasi hukum islam (KHI)

adalah salah satu sumber hukum yang sering digunakan oleh Majelis Hakim

dalam memutuskan perkara-perkara Pengadilan Agama yang merupakan suatu

wadah hukum yang berisi garis-garis hukum Islam. Menurut saya hal ini

menunjukkan bahwa KHI merupakan hukum positif Islam untuk melaksanakan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ia memiliki konsistensi dengan

peraturan perundang-undangan yang kedudukannya lebih tinggi dan dijadikan

rujukan.

Namun dalam pandangan Aswaja tentang harta bersama ini, suami atau istri dapat

bertindak untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu atas harta bersama

tersebut melalui persetujuan kedua belah pihak. Semua harta yang diperoleh

suami istri selama dalam ikatan perkawinan menjadi harta bersama baik harta

tersebut diperoleh secara tersendiri maupun diperoleh secara bersama-sama.

Demikian juga harta yang dibeli selama ikatan perkawinan berlangsung adalah

menjadi harta bersama. Tidak menjadi suatu permasalahan apakah istri atau suami

yang membeli, tidak menjadi masalah juga apakah Istri atau suami mengetahui
pada saat pembelian itu atau atas nama siapa harta itu didaftarkan.harta benda

yaitu harta kekayaan yang diperoleh selama perkawinan. Contohnya seperti harta

bersama (sepasang suami istri membeli rumah dari hasil bersama sesudah

pernikahan).

3. Keluarga pebisnis, suami meninggal (pewaris) sementara ahli waris (aw)

adalah seorang istri, seorang anak laki-laki, dan seorang anak perempuan,

Harta yang ditinggalkan sejumlah 50 M berapa bagian masing-masing atau

perolehan ahli waris tersebut menurut kompilasi hukum Islam (khi) dan

bagaimana pula menurut anda ?

Jawab: Menurut Komplikasi Hukum Islam (KHI) bagian yang diterima masing-

masing ahli waris dalam soal ini dengan harta yang ditinggalkan pewaris sejumlah

50M adalah dengan bagian yang diperoleh istri 1/8 dari harta yang ditinggalkan

yaitu 50M menjadi Rp 6.250.000.000,00. Sementara perbandingan bagian yang

diperoleh anak laki laki adalah 2 : 1. Anak perempuan mendapatkan 1/3 bagian

lebih kecil dari anak laki laki adalah 2/3 bagian, pembagian harta terlebih dahulu

yang ditinggalkan pewaris sebesar 50M dikurangi bagian istri, lalu setelah

dikurang dikali 2/3 sehingga bagian yang diperoleh anak laki laki adalah Rp

29.166.666.700,00. Sedangkan bagian untuk anak perempuan adalah 1/3 dikali

hasil kurang harta yang ditinggalkan dengan harta bagian istri menjadi Rp

14.583.333.300,00.
Selanjutnya menurut saya pembagian harta waris untuk ahli waris sama seperti

menurut Komplikasi Hukum Islam (KHI), yaitu bagian istri 1/8, bagian anak laki

laki 2/3, dan bagian anak perempuan 1/3. Jadi jumlah bagian yang diterima

masing masing ahli waris adalah istri Rp 6.250.000.000, anak laki laki Rp

29.166.666.700, dan anak perempuan Rp 14.583.33.300.

Anda mungkin juga menyukai