Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
e-mail: {mithamustika65@gmail.com)
Abstrak
Seiring menigkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kredit, kredit menjadi
salah satu menculnya lembaga keuangan yang semakin banyak. Pemberian kredit
tanpa jaminan merupakan pemberian kredit dengan tanpa adanya jaminan materiil
(anggunan fisik). Dengan adanya permberian kredit tanpa jaminan LPD menerapkan
prinsip 4C (Character,Capital,capacity,Condition Of Economi) agar bisa mencegah
terjadinya resiko kredit di LPD Dusun Bangkang Desa Baktiseraga.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1)alasan mengapa LPD Dusun
Bangkang Desa Baktiseraga menerapkan program pemberian kredit tanpa jaminan.
(2)bagaimana prosedur pemberian kredit tanpa jaminan yang dilakukan pada LPD
Dusun Bangkang Desa Bakriseraga.(3)bagaimana penerapan prinsip 4C terhadap
pengambilan keputusan kredit tanpa jaminan pada LPD Dusun Bangkang Desa
Baktiseraga.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang
menekankan pada deskripsi dengan presepsi dan prilaku manusia. Data dihimpun
dengan cara wawancara mendalam, observasi studi dokumentasi. Ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi tentang analisis 4C dalam pemberian kredit tanpa jaminan di
LPD. Teknik analisis data yang digunakan antara lain (1)reduksi data; (2)penyajian
data; dan (3)menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1)pemberian kredit tanpa jaminan ini
untuk membantu dan mensejahtrakan masyarakat pakraman yang berkrama desa di
Dusun Bangkang Desa Baktiseraga, selain itu LPD ingin memberikan kepercayaan
kepada masyarakat pakraman yang berkrama desa; (2) prosedur dalam proses
pemberian kredit tanpa jaminan ini hanya menerapkan prinsip 4c; (3)LPD lebih
mekankan pada prinsip Character dan Capacity, sedangkan prinsip Capital dan
Condition Of Economi digunakan sebagai pendukung untuk menguatkan data calon
debitur. Namun yang terpenting adalah prinsip Character karena dengan prinsip ini
pihak LPD dapat menilai kesungguhan calon debitur.
Kata kunci: Prinsip 4C, Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Pemberian Kredit Tanpa
Jaminan
Abstract
As society's demand for credit increases, credit becomes one of the factors
growing more financial institution. The granting of no collateral credit is a credit without
any material collateral (physical collateral). By the permission of no collateral credit,
LPD applied the principle of 4C (Character, Capital, Capacity, Condition of Economy)
in order to prevent the occurrence of credit risk at LPD of Dusun Bangkang,
Baktiseraga Village.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
The purpose of this research is to know (1) the reason why LPD of Dusun Bangkang,
Baktiseraga Village implemented the granting of no collateral credit program, (2) how
the procedure of granting no collateral credit was done at LPD Dusun Bangkang,
Baktiseraga Village, (3) how the 4C principle was implemented to decision making on
no collateral credit at LPD of Dusun Bangkang, Baktiseraga Village.
This study was conducted by using qualitative method that emphasized the
description with the perception and human behavior. The data were collected by in-
depth interview, documentation study observation. This was done to obtain
information about 4C analysis in the granting of a credit without any collateral at the
LPD. Data analysis techniques used included (1) data reduction, (2) data presentation,
and (3) data conclusion.
The result of this study indicated that (1) the granting of no collateral credit is to
assist and make the customary community located in Dusun Bangkang, Baktiseraga
Village prosperous, furthermore the LPD wanted to give confidence to the customary
community of Bangkang village; (2) the procedure in the process of granting no
collateral credit was by applying 4C principle only; (3) the LPD emphasized more on
Character and Capacity principles, while Capital and Condition of Economy principles
were used as supporting to strengthen the data of prospective debtors. However, the
most important is the principle of Character because by this principle the LPD could
assess the seriousness of prospective debtors.
usaha yang dilakukannya yang akan mendapatkan pinjaman. Salah satu cara
dibiayai dengan kredit dari bank. Jadi yang dilakukan adalah dengan
jelaslah maksud penilaian dari terhadap menerapkan prinsip 5c. Tetapi dalam LPD
capacity ini untuk menilai sampai sejauh Dusun Bangkang hanya menggunakan
mana hasil usaha yang akan prinsip 4C yaitu : 1) Character (Watak),
diperolehnya tersebut akan mampu untuk Character Merupakan data tentang
melunasinya tepat pada waktunya sesuai kepribadian dari calon pelanggan seperti
dengan perjanjian yang telah disepakati sifat-sifat pribadi, kebiasaan-
(Mulyono,1993). Capacity merupakan kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan
ukuran dari ability to pay atau latar belakang keluarga maupun hobinya.
kemampuan dalam membayar. (3) Capital Kegunaan dari penilaian tesebut untuk
(Modal), Capital adalah kondisi kekayaan mengetahui sampai sejauh mana
yang dimiliki oleh perusahaan yang iktikad/kemauan calon - calon debitur
dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari untuk memenuhi kewajibannya
neraca, laporan rugi-laba, struktur (wiilingness to pay) sesuai dengan janji
permodalan, ratio-ratio keuntungan yang yang telah ditetapkan. Pemberian kredit
diperoleh seperti return on equity, return atas dasar kepercayaan, sedangkan yang
on investment. Dari kondisi di atas bisa mendasari suatu kepercayaan, yaitu
dinilai apakah layak calon pelanggan adanya keyakinan dari pihak bank bahwa
diberi pembiayaan, dan beberapa besar calon debitur memiliki moral, watak dan
plafon pembiayaan yang layak diberikan. sifat-sifat pribadi yang positif dan
(4) Condition (Kondisi), Kredit yang koperatif. Karakter merupakan faktor yang
diberikan juga perlu mempertimbangkan dominan, sebab walaupun calon debitur
kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan tersebut cukup mampu untuk
prospek usaha calon debitur. menyelesaikan hutangnya, kalau tidak
Hasil wawancara Kepala LPD mempunyai itikad yang baik tentu akan
Dusun Bangkang Desa Baktiseraga membawa kesulitan bagi bank
menyebutkan : dikemudian hari. 2) Capacity
“… pertama dilihat dulu dari (Kemampuan), Capacity dalam hal ini
karakternya, jika seandainya si merupakan suatu penilaian kepada calon
nasabah pernah mengalami kredit debitur mengenai kemampuan melunasi
macet . . . tergantung sekarang, kewajiban-kewajibannya dari kegiatan
kalau misalnya macetnya itu karena usaha yang dilakukannya yang akan
nasabah tidak ada jalan lagi untuk dibiayai dengan kredit dari bank. Jadi
membayar dan bisa kami atasi dia jelaslah maksud penilaian dari terhadap
boleh pinjam lagi tapi setengah dari capacity ini untuk menilai sampai sejauh
yang diajukan. Nah kalau macetnya mana hasil usaha yang akan
itu disengaja kita blacklist mungkin diperolehnya tersebut akan mampu untuk
selisih berapa tahun baru dikasi tapi melunasinya tepat pada waktunya sesuai
juga dapet setengah. Karena dengan perjanjian yang telah disepakati
dimata kita dikasik kredit satu juta (Mulyono,1993). Capacity merupakan
baru dibayar lima ratus ribu dia ukuran dari ability to pay atau
sudah macet. Berarti kemampuan dalam membayar. 3)Capital
kemampuannya cuma setengah.” adalah kondisi kekayaan yang dimiliki
Jika dikaitkan dengan prinsip 4c oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini
dalam pemberian kredit tanpa jaminan ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba,
pengelola kredit sangat memperhatikan struktur permodalan, ratio-ratio
karakter nasabah. keuntungan yang diperoleh seperti return
on equity, return on investment. Dari
Penerapan Prinsip 4c Dalam kondisi di atas bisa dinilai apakah layak
Pengambilan Keputusan Pemberian calon pelanggan diberi pembiayaan, dan
Kredit Tanpa Jaminan beberapa besar plafon pembiayaan yang
Sebelum memberikan kredit kepada layak diberikan. 4)Condition (Kondisi),
nasabah layak atau tidak untuk Kredit yang diberikan juga perlu
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)