Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Ekologi Dan Lingkungan”

Dosen Pengampu :

Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si.

Disusun Oleh :

Eido Arguna Nababan

NIM. 3193331026

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Karena atas berkat rahmat-Nya
penulis dapat mengerjakan tugas Critical Journal Report (CJR) ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu dosen yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya sehingga tugas ini dapat diselesaikan.

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuh tugas Critical Journal Report mata kuliah
Ekologi Dan Lingkungan. Penulis berharap CJR ini berguna untuk menjadi salah satu
referensi bagi pembaca.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, maka kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar Critical Journal Report ini
menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan semoga tulisan ini dapat
bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 05 Oktober 2020

Penulis

Eido Arguna Nababan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................………………i

DAFTAR ISI.................................................................................................……………...ii

BAB I RINGKASAN JURNAL

2.1 Identitas Jurnal.........................................................................................……………...2


2.1 Ringkasan Jurnal......................................................................................……………...2

BAB II PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Jurnal...................................................................................………….…..3


3.2 Hasil dari Pembahasan Jurnal...................................................................………….…..3
3.3 Pembahasan Kelebihan dan Kekurangan Jurnal......................................……………...5

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan...............................................................................................……….…….6
4.2 Saran.........................................................................................................………….….7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..8


BAB I

RINGKASAN JURNAL

IDENTITAS JURNAL

1) Jurnal Utama

Judul Jurnal : Kajian Filosofis Terhadap Pemikiran Human-Ekologi Dalam

Pemanfaatan Sumber Daya Alam

No ISSN :-

Penulis : Armaidy Armawi

Volume : Vol.20, NO.1

Tahun : Maret 2013

Jumlah Halaman : 11 Halaman

Bahasa Jurnal : Bahasa Indonesia

2) Jurnal Pembanding

Judul Jurnal : Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah Pada Berbagai Tegakan Hutan

Tanaman Di Benakat,Sumatera Selatan

Jenis Jurnal : Penelitian Hutan Tanaman

No ISSN : 1829 – 6327

Penulis : Adi Kunarso dan Fatahul Azwar

Volume : Volume 20,NO.2

Tahun : Juni 2013


Jumlah Halaman : 14 Halaman

Bahasa Jurnal : Bahasa Indonesia

RINGKASAN JURNAL

1) Jurnal Utama

A. Pendahuluan
Dalam abad ke 21, modernisasi teknologi dan industri akan semakin
berkembang, kondisi tersebut akan menciptakan persaingan yang ketat antarbangsa
dalam menggunakan bahan baku dan sumber energi. Sementara itu, persediaan
cadangan bahan baku dan sumber energi akan semakin berkurang, sehingga hubungan
antarmanusia, antarbangsa dalam mengeksplorasi sumber daya alam akan membawa
permasalahan yang cukup serius dalam kehidupan umat manusia. Akibat pola perilaku
manusia yang serakah dan hanya mementingkan diri sendiri, tanpa menghiraukan daya
dukung sumberdaya alam, telah terjadi pula berbagai macam konflik kepentingan.
Persoalan sumberdaya alam memiliki berbagai macam dimensi yang berkaitan erat
dengan ekonomi, politik, budaya dan keamanan.
Dengan demikian, dampak yang terjadi terhadap pelestarian sumberdaya alam
acap kali menimbulkan terjadinya konflik kepentingan. Perilaku manusia yang hanya
mementingkan hasrat dan nafsu konsumtifisme dalam hubungannya dengan
pemanfaatan sumberdaya alamakan berdampak terjadinya berbagai macam konflik
kepentingan (Armawi, 2007).
Masalah pemanfaatan sumberdaya alam sebagai komponen lingkungan hidup
memiliki berbagai macam keterkaitan, seperti dengan ekonomi, politik budaya dan
keamanan. adanya konflik kepentingan.

B. Metodologi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut


yaitu dengan mengumpulkan data kepustakaan yang berupa buku-buku mengenai
manusia dan lingkungan.
Penentuan klasifikasi sumber kepustakaan yaitu terdiri dari: Sumber
kepustakaan primer, yaitu buku-buku yang secara langsung berkaitan dengan objek
material penelitian. Sumber kepustakaan sekunder, yaitu buku-buku dan kepustakaan
yang berkaitan dengan objek material, akan tetapi tidak secara langsung merupakan
pemikiran tertentu yang menjadi objek penelitian (Kaelan, 2005).
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, yang tujuannya ialah untuk
memperoleh pengertian sistematis dan koheren dari pemikiran yang ditelaah.
Di samping itu, digunakan pula metode analisa, yakni diadakan pemilahan atau
penguraian terhadap berbagai pengertian pada objek yang ditelaah dengan melakukan
pembahasan secara konsepsional dan kritis terhadap pengertian yang digunakan.

Selanjutnya, digunakan metode sintesa, yaitu berbagai pengertian tersebut


dihubung-hubungkan atau dipadukan agar diperoleh kerangka berpikir atau pengertian
yang sistematis, sehingga diperoleh pengertian baru terhadap obyek yang diteliti.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan.
a. Metode verstehen, melalui metode verstehen ini peneliti berupaya untuk mengadakan
pemahaman simbolik terhadap data yang terkumpul.
b. Metode interpretasi, dengan metode ini peneliti berupaya untuk menunjukkan arti dan
makna filosofis yang terkandung dalam data secara objektif.
c. Metode hermeunetika, metode digunakan untuk dapat diketahui mengenai hubungan
manusia dan lingkungan. Melalui metode ini memberikan pemahaman (verstehen)
terhadap teks (naskah) dengan pemahaman yang mendalam dan dilanjutkan dengan
interpretasi baru terhadap objek yang diteliti untuk mengungkap dan menangkap
makna hubungan manusia dan lingkungan dalam konteks filsafat manusia.
d. Metode Induktif, metode ini digunakan untuk menganalisis data yang telah
dikumpulkan dalam bentuk penyimpulan-penyimpulan. Proses penyimpulan
dilakukan dengan induktif aposteriori, yaitu untuk mewujudkan suatu konstruksi
konseptual, sehingga menemukan suatu kejelasan konstruksi logis hubungan manusia
dan lingkungan.
e. Metode Heuristik, dengan metode heuristik peneliti mengharapkan penelitian ini
mampu menemukan suatu pemikiran baru. Pemikiran yang berupa hasil sintesis dari
pemikiran-pemikiran yang ada tentang hubungan manusia dan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

Manusia dan Konflik Kepentingan


Konflik kepentingan yang terjadi dalam persoalan sumberdaya alam lebih
banyak terjadi karena kekeliruan manusia dalam menetap dimensi waktu yang hanya
melihat faktor kekinian saja. Perbenturan kepentingan ini akan terlihat sekali semakin
menonjol, jika permasalahan tersebut ditempatkan dalam kurun waktu yang pendek.
Konflik kepentingan ini juga menimbulkan kerawanan-kerawanan sosial yang
mengakibatkan terjadinya kegelisahan sosial, politik, dan keamanan, yang pada
gilirannya dapat mengganggu stabilitas.
Hal ini dapat dilihat pada kasus yang pernah terjadi di Sumatera Utara dalam
perkara PT Inti Indo Rayon di Asahan yang limbah pembuangannya telah
mencemarkan daerah sekitarnya, pada 9 Agustus 1988 penampungan air limbah
(aerated lagoon) jebol dan limbah sebanyak 1 m³ tumplek mengalir ke air sungai
Asahan. Warna air sungai menjadi kehitam-hitaman, berbusa, dan berbau busuk.
Penduduk yang mandi dengan menggunakan air sungai Asahan tiba-tiba gatal-gatal.
Orang yang berkumur-kumur dengan air sungai merasa mual kemudian muntah-
muntah. Pencemaran sungai menyebabkan ikan-ikan sebagai sumber pencaharian dan
air sebagai sumber cuci mandi dan minum baik ternak maupun manusia menjadi tidak
layak untuk digunakan penduduk sekitar.
Kondisi ini menimbulkan konflik antara pemilik perusahaan dan masyarakat
sekitar pabrik tersebut. Kasus yang muktakhir yaitu perebutan lahan PTPN 2, Mesuji
yangmemakan korban di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan karena terjadi
bentrok antara warga dan polisi di Kampung Limbang Jaya. Kasus lain yang
menyebabkan konflik yang berkepanjangan dan juga menimbulkan korban terjadi
pada penambangan batubara di Kalsel dan emas di NTB.
Keadaan yang paling ekstrim dapat disaksikan di dunia internasional
terjadinya bentuk rasisme, seperti kasus yang pernah terjadi pada masa lalu dalam
pemerintahan rezim aparthaid di Afrika Selatan. Berbagai konflik kepentingan yang
pernah terjadi di Afrika Selatan bersumber dari penguasaan atas sumberdaya alam
oleh segolongan minoritas kulit putih.
2) Jurnal Pembanding
A. Pendahuluan
Pembangunan hutan tanaman bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
lahan yang kurang produktif, meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menjamin
tersedianya secara lestari bahan baku industri.
Jenis pohon yang dikembangkan pada hutan tanaman secara garis besar dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu

(1) kelompok kayu pertukangan misalnya meranti spp. , jati dan mahoni spp ,
(2) kelompok kayu untuk pulp/serat misalnya akasia dan ekaliptus spp. , dan
(3) kelompok (Shorea )(Tectona grandis) (Swietenia .)(Acacia mangium, A.
crassicarpa).
Dalam konteks pembangunan hutan tanaman skala luas, komunitas
tumbuhan bawah pada hutan tanaman selalu identik dengan gulma yang sejak
dahulu dipandang sebagai tanaman pengganggu dan merugikan. Namun
demikian apabila dilihat dari perspektif yang lain, keberadaan komunitas
tumbuhan bawah pada hutan tanaman merupakan komponen keanekaragaman
hayati yang sangat penting untuk dilestarikan, karena mempunyai beberapa
nilai yaitu: nilai eksistensi, etika, estetika dan manfaat psikologis, nilai jasa
lingkungan, nilai warisan, nilai pilihan, nilai konsumtif dan nilai produktif
(Djarwaningsih, 2010).
Nilai pilihan merupakan keterkaitan dengan potensi dalam
memberikan keuntungan dimasa datang, kepunahannya merupakan nilai
kerugian bagi kesejahteraan manusia, seperti misalnya potensi tumbuhan liar
yang berpotensi sebagai sumber obat-obatan dan koleksi plasma nutfah
sebagai sumber pemuliaan tanaman.

B. Metodologi Penelitian
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan diKawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
Benakat, yang secara administratif terletak di Desa Sungai Baung, Kecamatan
Talang Ubi, Kabupaten Muara Enim (Gambar 1). Jenis tanah di lokasi penelitian
didominasi Podsolik MerahKuning (PMK), dengan topografi bergelombang
(kemiringan lereng 8 – 15%).
Curah hujan rata-rata tahunan 1.800 – 2.000 mm dengan tipe iklim A menurut
klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951).Sejarah pengelolaan hutan Benakat
ditandai dengan dimulainya kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan
(JICA) melalui Proyek ATA 186 tentang penanaman di lahan alang-alang atau
yang juga dikenal dengan sebutan (ATA 186).
Lokasi tersebut saat ini ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan RI menjadi
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK)/ Hutan Penelitian Benakat,
melalui SK No.111/ Menhut-II/2004 seluas 3.900 ha. Kawasan HP Benakat
berbatasan langsung dengan areal konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) PT.
Musi Hutan Persada (PT. MHP), yang memiliki areal pengelolaan di wilayah
Benakat seluas 198.741 ha dari luas total areal 296.400 ha. Jenis-jenis tanaman
penyusun HP Benakat antara lain: akasia , mahoni pinus gmelina seru kayu putih ,
sungkai dan lain-lain.

B. Rancangan Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada hutan tanaman jenis mahoni pinus, sungkai
dan seru di Blok I KHDTK Benakat pada luasan 50 ha, masing-masing berumur
25 tahun (tahun tanam 1982) dan jarak tanam 4 m x 2 m. Metode yang digunakan
adalah dengan jumlah petak contoh sebanyak 20 petak per jenis tegakan. Ukuran
masing-masing petak contoh 2 m x 2 m (Indriyanto, 2006). Respon yang diamati
adalah kerapatan, frekuensi, indeks nilai penting, kesamaan komunitas, dan indeks
keragaman jenis tumbuhan bawah.Herbarium dibuat untuk mengidentifikasi
tumbuhan yang belum diketahui jenisnya, untuk selanjutnya didentifikasi
Herbarium Bogoriense, Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI).
Pengamatan kondisi lingkungan dilakukan melalui pengambilan data kondisi tanah,
suhu, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Pengambilan contoh tanah dilakukan di
dalam petak pengamatan tumbuhan bawah dengan kedalaman 0 – 20 cm.
Sampel tanah merupakan campuran (komposit) dari 3 (tiga) titik pengambilan tanah
di tiap jenis tegakan. Sampel tanah dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah Universitas
Sriwijaya. Pengamatan suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya dilakukan pada periode yang
sama dengan pengambilan data tumbuhan yaitu antara pukul 10.00 sampai 15.00WIB.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Tegakan
Pertumbuhan rata-rata tegakan mahoni, pinus, sungkai dan seru
pada umur 25 tahun dapat dilihat padaTabel 1. Tegakan mahoni dan pinus
mempunyai tutupan tajuk yang lebih rapat dan pertumbuhan yang relatif
lebih cepat dibanding tegakan sungkai dan seru (Tabel 1). Lebar tajuk
tegakan mahoni mencapai rata-rata 7,58matau yang tertinggi diantara
tegakan yang lain, sedangkan terendah pada tegakan seru yaitu dengan
lebar tajuk rata-rata 2,38 m. Hal ini diduga karena jenis mahoni dan pinus
lebih adaptif dengan kondisi tanah di lokasi penelitian. Disamping itu
dipengaruhi juga oleh karakteristik kedua jenis tersebut yang secara alami
mempunyai rentang tajuk yang lebar.

2. Komunitas Tumbuhan Bawah


Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan struktur
komunitas tumbuhan bawah pada tegakan mahoni dengan sungkai dan
mahoni dengan seru. Namun demikian struktur komunitas tumbuhan
bawah pada beberapa jenis tegakan hutan tanaman yang lain dapat
dikatakan sama (Tabel 2). Dari Tabel 2 terlihat bahwa dua jenis tegakan
dengan lebar tajuk yang relatif sama cenderung menunjukkan adanya
kesamaan struktur komunitas.
Hal ini dapat dilihat pada tegakan sungkai dengan seru (IS =
0,71) dan mahoni dengan pinus (IS = 0,56), dimana masing - masing
mempunyai struktur komunitas tumbuhan bawah yang sama. Sebaliknya,
pada dua tegakan dengan lebar tajuk yang berbeda (mahoni dengan
sungkai) cenderung mempunyai struktur komunitas tumbuhan bawah yang
berbeda pula (IS = 0,41).

3. Keragaman jenis tumbuhan bawah


Secara umum keragaman jenis tumbuhan bawah pada areal
penelitian tergolong rendah, dengan nilai indeks keragaman jenis (H) < 2,
(Gambar 2). Namun demikian, terdapat perbedaan jumlah jenis dan
keragaman jenis tumbuhan bawah pada tiap jenis tegakan hutan tanaman.

4. Tumbuhan Bawah Dominan


Berdasarkan nilai Indeks Nilai Penting (INP), maka jenis-jenis
yang dominan pada masing masing tegakan dapat diketahui. Pada tegakan
mahoni tumbuhan bawah yang paling mendominasi yaitu lengkenai
sedangkan pada tegakan pinus didominasi oleh rumput empritan Pada
tegakan sungkai dan seru didominasi oleh jenis alang alang. Nilai INP
untuk 5 jenis tumbuhan bawah paling dominan pada masing-masing
tegakan disajikan padaTabel 3.
KEUNGGULAN JURNAL

Judul jurnal yang sinkron dengan pembahasan, jurnal memiliki identitas yang cukup
lengkap dan objektif.
Di dalam jurnal ini juga banyak terdapat tabel dan gambar yang memudahkan
pembaca untuk memahami hasil penelitiannya.

KELEMAHAN JURNAL

Pada jurnal utama referensinya kurang diaman penulis hanya satu orang sehingga
kurang adanya variasai antar penulis.
Materi yang disampain hanya fokus pada topik itu saja saja tanpa ada kaitannya
dengan topik yang lain yang sesuai dengan materi jurnal.
Masih membutuhkan referensi referensi lainnya sebagai sumber pendukung.Terdapat
perbedaan penulisan dsari kedua jurnal tersebut.
Pengolahan saat pada metode penelitian masih kurang.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Keragaman jenis tumbuhan bawah pada tegakan mahoni, pinus, sungkai dan seru di
KHDTK Benakat tergolong rendah. Keragaman jenis tumbuhan bawah tertinggi
ditemukan dibawah tegakan mahoni, sedangkan terendah di bawah tegakan seru.
Nilai kerapatan, dominasi, dan keragaman jenis tumbuhan bawah dipengaruhi oleh
jenis tanaman pokok pada hutan tanaman.
Pada tegakan mahoni didominasi oleh jenis lengkenai pada tegakan pinus oleh rumput
empritan (Trin) Stapf.), sedangkan pada tegakan sungkai dan seru didominasi oleh
jenis alang-alang.Kesuburan tanah di KHDTK Benakat tergolong rendah, dimana
tidak ada hubungan yang nyata antara keragaman jenis tumbuhan bawah dengan
paramater kualitas tanah, namun demikian kelimpahan katoman dan alang-alang pada
tegakan pinus dan seru berpotensi untuk dijadikan indikator terhadap kandungan

SARAN

Sebaiknya kajian dalam jurnal ini ditambahkan ataupun dipadatkan agar dapat
digunakan untuk memperbaiki pendidikan yang lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA

Armaidy Armawi, Kajian Filosofis Terhadap Pemikiran Human – Ekologi Dalam


Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Vol.20, NO.1 Maret 2013.

Adi Kunarso dan Fatahul Azwar, Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah Pada Berbagai
Tegakan Hutan Tanaman Di Benakat,Sumatera Selatan. Volume 20,NO.2 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai