Anda di halaman 1dari 14

IEJST (Industrial Engineering Journal of The University of Sarjanawiyata Tamansiswa)

Vol. 2 No.2, Desember 2018

PERANCANGAN ALAT UJI CETAKAN SUVENIR SSS BERBASIS


PROSES METAL FORMING DENGAN MEMBANDINGKAN
METODE QFD DAN METODE FRONT-END PROCESS
Patrisius Edi Prasetyo
Program Studi Teknik Industri
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Jl. Miliran No. 16 Yogyakarta
Patrisedi@ustjogja.ac.id

Abstrak
Tren pariwisata meningkat dan berdampak pada industri suvenir. Penelitian menunjukan pengeluaran
wisatawan lebih besar untuk suvenir daripada menikmati obyek wisata sehingga industri suvenir
berpotensi dikembangkan. Laboratorium Proses Produksi (PP) lembaga pendidikan X sebagai inkubator
bisnis industri suvenir jenis symbolic shorthand suvenir (SSS) berbahan logam (medali, patung, koin,
gantungan kunci dan ukiran relief). Dukungan untuk industri suvenir diwujudkan pada pengembangan
cetakan produksi SSS yang telah diteliti dan dikembangkan pada proses spin casting, die casting hingga
embossing. Pengembangan selanjutnya dilakukan pada proses metal forming memadukan proses blanking
dan coining dalam satu proses. Pengembangan memerlukan alat uji cetakan suvenir SSS berbasis metal
forming berdiameter produk 20-60 milimeter. Alat uji belum tersedia sehingga penelitian ini akan
merancang alat tersebut guna memenuhi kebutuhan pengembangan. Perancangan dilakukan dengan
metode QFD dan Front-end process hingga tahap konsep 3D detail dengan spesifikasi teknis alat uji.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan konsep desain dan spesifikasi teknis yang lebih baik dari kedua
metode. Hasil penelitian ini menunjukan metode Front-end process menghasilkan konsep desain dan
spesifikasi lebih baik berdasarkan hasil validasi pengujian konsep karena menawarkan kombinasi solusi
masalah dengan sumber yang lebih luas dan pertimbangan lebih matang melalui proses penyaringan dan
penilaian konsep dalam menentukan spesifikasi terbaik produk rancangan.

Kata kunci: SSS, Proses Blanking, Proses Coining, QFD, Front-end process.

I. PENDAHULUAN
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memacu persaingan industri termasuk bidang pariwisata
yang memungkinkan pengusaha produk suvenir suatu negara melayani kebutuhan suvenir negara
lain di Asean. Didukung peningkatan tren wisata Asean 73,75 juta (2011), 81,22 juta (2011),
89,22 juta (2012), 102,19 juta (2013), 105,09 juta (2014) (Buck et, al, 2015) dan hasil penelitian
Soekadijo (2000) bahwa pengeluaran perorangan wisatawan lebih besar untuk membeli suvenir
daripada untuk menikmati obyek wisata, maka dapat disimpulkan industri suvenir potensial untuk
dikembangkan guna menunjang peningkatan tren.
Laboratorium Proses Produksi (PP) lembaga pendidikan X sebagai inkubator bisnis industri
suvenir jenis symbolic shorthand souvenir (SSS) berbahan logam seperti medali, patung, koin,
gantungan kunci dan ukiran relief. SSS merupakan produk manufaktur yang membangkitkan
tulisan singkat (stenografi) atau pesan mengenai tempat di mana ia berasal (Gordon, 1986).
Pengembangan SSS dilakukan pada cetakan produksi produk SSS dengan bantuan teknologi
CAD (Computer Aid Design) dan CAM (Computer Aid Manufacturing). CAD dan CAM
mempercepat proses membangkitkan ide desain gambar dua dimensi menjadi relief tiga dimensi
sebagai master cetakan (Anggoro, 2015), sehingga memungkinkan inputan cetakan produk SSS
cukup berupa gambar dua dimensi yang memudahkan konsumen merancang sendiri sebuah
produk SSS.
Produk SSS diproduksi dengan proses manufaktur spin casting, die casting dan metal forming.
Cetakan produk SSS yang telah dibuat diuji untuk mengetahui kemampuannya memproduksi
produk SSS. Alat uji cetakan proses spin casting dan die casting telah dibuat untuk mengetahui
kualitas produk yang dihasilkan. Proses spin casting dan die casting memerlukan pemotongan
dan pemanasan material untuk merubah bentuk material menjadi cair sebelum dicetak. Hasil

92
IEJST Vol. 2 No. 2, Desember 2018

pengujian proses spin casting dan die casting menghasilkan produk SSS yang memerlukan proses
finishing meliputi menghilangkan bur dan memoles permukaan kusam yang sulit dilakukan pada
kontur relief yang sempit dan dalam sehingga kehalusan permukaan kurang optimal serta
memerlukan waktu lebih.
Berkaitan dengan kekurangan tersebut, lembaga pendidikan X mengembangkan proses
produksi produk SSS dengan metode metal forming memanfaatkan proses blanking untuk
memotong material awal dan proses coining untuk membentuk pola relief. Kelebihan proses ini
diharapkan mengurangi proses finishing (meminimalkan bur dan mempermudah proses poles
serta tidak memerlukan proses pencairan material seperti proses casting). Produk SSS yang dapat
dihasilkan melalui proses ini meliputi produk koin, medali dan gantungan kunci berpola relief
berbahan dasar plat logam dengan ketebalan tertentu.
Penelitian proses blanking dan coining dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu meliputi
Subramonian et, al (2013) yang meneliti pengaruh clearance punch-dies terhadap umur pakai alat
potong. Basir (2008) meneliti pengaruh clearance punch-dies dan besar gaya blanking terhadap
ketepatan ukuran produk. Nalbant et, al (2005) meneliti pengaruh clearance punch-dies terhadap
kehalusan permukaan penampang melintang produk blank. Thipprakmas (2008) meneliti
pengaruh posisi V-ring indender proses fine blanking terhadap material flow, stress distribution
dan kehalusan permukaan penampang melintang produk blank. Kwak et, al (2003) meneliti
pengaruh jarak v-ring indender, posisi punch dan dies serta ketinggian v-ring indender proses fine
blanking terhadap kualitas kehalusan permukaan penampang melintang produk blank. Guo
(2009) meneliti pengaruh penambahan lengkungan relief dies coining, ketebalan produk koin dan
ketinggian relief terhadap nilai die displacement. Zhong et, al (2012) meneliti kecacatan “flash
line” produk koin berupa goresan-goresan kecil. Mori et, al (2014) meneliti pengaruh pelapisan
permukaan dies coining untuk memperpanjang ketahanan terhadap keausan. Ithisoponakul et, al
(2014) meneliti pengaruh penggantian material dies coining dari cupronickel menjadi nickel-
electroplated steel terhadap umur pakai dies. Penelitian terdahulu belum meneliti penggabungan
proses blanking dan coining menjadi satu langkah proses. Pengembangan cetakan suvenir SSS
pada penelitian selanjutnya akan menggabungkan kedua proses tersebut dalam bentuk satu set
cetakan.
Pengembangan cetakan SSS dengan proses blanking dan coining membutuhkan alat uji kinerja
cetakan dan belum tersedia di laboratorium PP lembaga pendidikan X dan akan dirancang dengan
metode Quality Function Deployment (QFD) (Cohen, 1995) dan Front-end process (Ulrich dan
Eppinger, 2008). Kedua metode ini umum digunakan untuk merancang produk berdasarkan
keinginan konsumen, namum memiliki cara berbeda dalam menghasilkan spesifikasi dan konsep
desain produk sehingga pada penelitian ini akan dirancang alat uji dengan kedua metode tersebut
secara independen.
Penelitian metode QFD dan Front-end process telah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya meliputi: Irawati (2014) menambahkan conjoint analysis (CA) pada metode QFD
untuk membedakan kebutuhan kosumen yang bertentangan. Mastrisiswadi (2015)
mengintegrasikan QFD-Kano dan QFD-CA serta membandingkan hasilnya dengan QFD
tradisional untuk mengetahui kebutuhan konsumen pada suatu produk. Wang et al (2006)
mengintegrasikan QFD-AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk mengukur pembobotan relative
importance produk. Rowlands dan Bouchereau (2000) mengintegrasikan QFD-fuzzy logic, QFD-
neural network dan QFD-Taguchi untuk membantu pengambilan keputusan subjektif yang
menghubungkan tuntutan customer's demands dengan engineering characteristics. Lindmark
(2014) mengubah kebutuhan pelanggan metode Front-end process menjadi ide dan persyaratan
produk pada perancangan produk inovatif. Eppinger et, al (1994) mendeskripsikan metode
pendukung Front-end process untuk menganalisis dekomposisi desain produk dan Lanzagorta
(2012) menggunakan metode Front-end process untuk merancang mekanisme gerak kepala robot
humanoid. Penelitian sebelumnya belum ada yang membandingkan kedua metode untuk
merancang sebuah produk dan akan dilakukan pada penelitian ini. Proses perancangan dilakukan
hingga diperoleh spesifikasi produk dan model tiga dimensi (3D) alat uji. Hasil konsep desain
masing-masing metode dibandingkan satu sama lain untuk mengetahui hasil perancangan dari

93
Patrisius: Perancangan Alat Uji Cetakan Suvenir SSS ... Metode QFD dan Metode Front-End
Process

metode manakah yang paling baik berdasarkan pengujian konsep dan dilakukan analisis pada
hasil desain yang lebih baik untuk mengatehui kelebihan metode yang lebih baik terutama pada
kasus ini.

II. METODE PENELITIAN


Perancangan alat uji cetakan suvenir SSS berbasis metal forming dimulai dengan survei
pendahuluan untuk menggali atribut produk, menyusun kuesioner dan mengumpulkan data
tingkat kepentingan atribut, pengujian validitas-reliabilitas hingga dinyatakan valid dan reliabel,
pengolahan data dengan metode QFD dan Front-end process secara independen hingga diperoleh
spesifikasi serta gambaran 3D dan pengujian konsep untuk menentukan konsep desain manakah
yang lebih baik serta analisis pada desain tersebut. Secara terperinci, aliran proses penelitian ini
digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram alir penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Perancangan alat uji cetakan produk SSS dilakukan dengan pengumpulan data atribut produk
melalui survei pendahuluan dan survei tingkat kepentingan atribut. Survei pendahuluan
dilakukan dengan pertanyaan terbuka “Bagaimana desain alat uji cetakan produk SSS berbasis
metal forming yang saudara/i harapkan?” kepada 12 responden expert dibidang metal forming,
desain mekanik, machine maker atau produk artistik dengan pengalaman lebih dari 3 tahun
dengan tujuan mengumpulkan atribut produk. Survei tingkat kepentingan atribut dilakukan
dengan menyusun atribut alat uji yang diperoleh dari survei pendahuluan dalam bentuk kuesioner
tertutup dan masing-masing atribut diberikan skala penilaian kepentingan 1 hingga 5. Pengisian
kuesioner tertutup dilakukan pada 33 responden novice yang berpengalaman di bidang mekanika
teknik, machine maker, desain mekanik, desain elektrik dan proses manufaktur dalam kurun
waktu lebih dari satu tahun. Hasil atribut produk dengan tingkat kepentingan yang telah valid dan
reliabel ditunjukan pada Tabel 1 dan selanjutnya akan digunakan sebagai inputan metode QFD
dan Front-end process.

Perancangan metode QFD


Perancangan alat uji dengan metode QFD dilakukan dengan menerjemahkan atribut produk
menjadi technical response yang terukur, ditunjukan pada Tabel 2. Penerjemahan technical
response dilakukan berdasarkan pertimbangan ahli dan survei lapangan untuk mendapatkan data
tentang alat uji yang dibutuhkan. Setelah technical response terbentuk selanjutnya akan dibuat
technical relationship dan matrix relathionship untuk menunjukan hubungan antar technical
response dan hubungan antara atribut produk dengan technical response yang terbentuk. Tahap
selanjutnya akan dihitung nilai technical importance dengan menjumlahkan nilai matrix
relathionship masing-masing technical response. Nilai dari technical importance dipergunakan

94
IEJST Vol. 2 No. 2, Desember 2018

untuk menentukan tingkat kepentingan dari masing-masing technical response. Tahap


selanjutnya matrix relationship, technical relationship dan hasil digabungkan menjadi bagan
HOQ fase 1 yang utuh yang ditunjukan pada Tabel 3.
Tabel 1. Atribut produk Tabel 2. Technical response (QFD)
Percent No
Importance Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan
No Atribut importance Metrik
to customer
(%) 1 1, 9 Dimensi maksimal alat 2,62 mm
1 Tombol darurat mudah untuk dijangkau 4,30 4,61 2 2, 12 Aplikasi poka yoke 3,50 Subj.
2 Cetakan mudah untuk dipasang 4,03 4,32 3 3, 11 Mekanisme pengatur dan pemantau tekanan 3,32 bar
3 Produk hasil uji mudah untuk diambil 3,91 4,19
4 4, 11, 26 Material komponen 5,10 Subj.
5 5 Mekanisme pembatas langkah pres 1,61 mm
4 Desain alat kokoh dan awet 3,85 4,13 6 1, 6, 9 Bentuk cover alat 3,69 Subj.
5 Alat uji aman digunakan 3,82 4,09 7 7 Aplikasi karet peredam getaran 1,37 Subj.
6 Pengoperasiam alat uji nyaman dan mudah 3,79 4,06 8 8, 15, 16, 22 Desain ruang uji 6,44 mm
7 Biaya pembuatan terjangkau 3,73 4,00 9 1, 9 Warna cover 2,62 Subj.
8 Material uji dapat ditempatkan dengan mudah 3,70 3,96 10 10 Toleransi dimensi 1,65 mm
11 4, 11, 14, Angka keamanan alat 5,01 safety
9 Mekanisme alat uji presisi 3,70 3,96 12 12 Jumlah tombol operasi 1,70 pcs
10 Perawatan alat uji mudah untuk dilakukan 3,67 3,93 13 13, 17, 23 Fitur roda dan leveling ketinggian 4,23 mm
11 Pembuatan dan perakitan mudah untuk dilakukan 3,67 3,93 3, 4, 5, 11, 14,
12 Daya tekan alat dapat untuk diatur dan dipantau 3,61 3,87 14 Daya tekan maksimal alat 12,89 kN
19, 25, 26
13 Kedalaman kontur dapat diatur 3,61 3,87 15 23, 27 Bobot maksimal alat 2,97 Kg
14 Daya tekan alat mumpuni 3,52 3,77 16 12,13, 17 Tinggi meja kerja dan panel 4,60 mm
15 Alat uji mudah untuk dibersihkan 3,45 3,70 17 18 Standar daya listrik indonesia 1,40 Volt, Watt
16 Konsumsi energi hemat 3,45 3,70 18 19 Aplikasi sensor overload dan sirine 1,44 Subj.
17 Desain alat uji sederhana dan compact 3,33 3,57 19 20 Desain penempatan interface kontrol mesin 1,93 Subj.
18 Posisi kerja nyaman digunakan berdiri 3,33 3,57
20 21 Komponen terdapat fitur perawatan 1,64 Subj.
21 11, 12 Sistem kontrol dua tombol 3,40 Subj.
19 Material sisa dapat terarah ke pembuangan 3,33 3,57 22 9 Aplikasi fitur deburing 1,36 Subj.
20 Terdapat tanda terjadinya overload beban 3,21 3,44 23 25 Konsumsi energi aktuator dan lampu 1,55 Kwh
21 Desain disesuaikan dengan postur tubuh orang Indonesia 3,15 3,38 24 26 Harga komponen 1,67 Rupiah
22 Sumber energi mengikuti standar Indonesia 3,12 3,35 25 1, 9, 26, 27 Bentuk komponen sederhana 5,93 Subj.
23 Alat uji dapat meredam getaran dengan baik 3,06 3,28 26 7, 10, 25, 26 Kecepatan gerak maksimal 6,29 mm/s
27 2 Jumlah dan posisi baut pengunci cetakan 1,80 pcs
24 Alat uji dapat digunakan untuk membersihkan sisi tajam 3,03 3,25 28 4, 26 Desain rangka alat 3,39 ton
25 Alat uji mudah untuk dipindahkan 2,97 3,18 29 15 Saluran sisa material 1,49 derajat (º)
26 Desain alat uji menarik 2,52 2,70 30 16 Alat bantu pengambil produk 1,75 Subj.
27 Desain alat tertutup 2,39 2,57 31 27 Komponen mudah diperoleh 1,64 Subj.

Tabel 3. HOQ fase 1


Mekanisme pengatur dan pemantau tekanan

Desain penempatan interface kontrol alat

Jumlah dan posisi baut pengunci cetakan


Konsumsi energi aktuator dan lampu
Komponen terdapat fitur perawatan
Aplikasi sensor overload dan sirine
Mekanisme pembatas langkah pres

Fitur roda dan leveling ketinggian


Aplikasi karet peredam getaran

Percent
Standar daya listrik indonesia

Alat bantu pengambil produk


Bentuk komponen sederhana

Komponen mudah diperoleh


Tinggi meja kerja dan panel

Importance
Kecepatan gerak maksimal
Sistem kontrol dua tombol

importance
Daya tekan maksimal alat

No
to customer
Dimensi maksimal alat

Aplikasi fitur deburing


Jumlah tombol operasi

(%)
Angka keamanan alat

Saluran sisa material


Bobot maksimal alat
Material komponen
Aplikasi poka yoke

Desain rangka alat


Toleransi dimensi
Bentuk cover alat

Harga komponen
Desain ruang uji

Warna cover

1 Desain alat uji sederhana dan compact 9 9 1 3 3.33 3.57

2 Cetakan mudah untuk dipasang 9 9 4.03 4.32

3 Daya tekan alat dapat untuk diatur dan dipantau 9 1 3.61 3.87

4 Desain alat kokoh dan awet 3 9 1 3 3.85 4.13

5 Kedalaman kontur dapat diatur 9 3 3.61 3.87

6 Desain alat tertutup 9 2.39 2.57

7 Alat uji dapat meredam getaran dengan baik 3 3 3.06 3.28

8 Material uji dapat ditempatkan dengan mudah 3 3.70 3.96

9 Desain alat uji menarik 3 9 9 1 2.52 2.70

10 Mekanisme alat uji presisi 9 3.70 3.96

11 Alat uji aman digunakan 1 3 9 3 9 9 3.82 4.09

12 Pengoperasiam alat uji nyaman dan mudah 3 9 3 1 3.79 4.06

13 Posisi kerja nyaman digunakan berdiri 3 9 3.33 3.57

14 Daya tekan alat mumpuni 9 9 3.52 3.77

15 Material sisa dapat terarah ke pembuangan 3 9 3.33 3.57

16 Produk hasil uji mudah untuk diambil 3 9 3.91 4.19

17 Desain disesuaikan dengan postur tubuh orang Indonesia 3 9 3.15 3.38

18 Sumber energi mengikuti standar Indonesia 9 3.12 3.35

19 Terdapat tanda terjadinya overload beban 1 3 3.21 3.44

20 Tombol darurat mudah untuk dijangkau 9 4.30 4.61

21 Perawatan alat uji mudah untuk dilakukan 3 3.67 3.93

22 Alat uji mudah untuk dibersihkan 3 3.45 3.70

23 Alat uji mudah untuk dipindahkan 9 1 2.97 3.18

24 Alat uji dapat digunakan untuk membersihkan sisi tajam produk 9 3.03 3.25

25 Konsumsi energi hemat 1 9 1 3.45 3.70

26 Biaya pembuatan terjangkau 3 1 9 3 1 1 3.73 4.00

27 Pembuatan dan perakitan mudah untuk dilakukan 1 9 9 3.67 3.93

Total 40.27 51.09 38.90 36.66 34.81 79.56 9.85 46.31 27.85 35.68 107.93 36.56 49.53 76.96 7.12 74.78 30.13 10.33 41.53 11.80 40.92 29.25 33.34 35.98 60.81 54.40 38.90 16.38 32.17 37.73 35.39 93.24 100.00

Technical importance 40.27 51.09 38.90 36.66 34.81 79.56 9.85 46.31 27.85 35.68 107.93 36.56 49.53 76.96 7.12 74.78 30.13 10.33 41.53 11.80 40.92 29.25 33.34 35.98 60.81 54.40 38.90 16.38 32.17 37.73 35.39 1,262.92

Priority 3.19 4.05 3.08 2.90 2.76 6.30 0.78 3.67 2.21 2.83 8.55 2.90 3.92 6.09 0.56 5.92 2.39 0.82 3.29 0.93 3.24 2.32 2.64 2.85 4.81 4.31 3.08 1.30 2.55 2.99 2.80 100.00

Selanjutnya setelah diperoleh HOQ fase 1 perancangan dilanjutkan dengan pembuatan HOQ
fase 2 untuk menerjemahkan technical response menjadi subsystem specification penyusun alat

95
Patrisius: Perancangan Alat Uji Cetakan Suvenir SSS ... Metode QFD dan Metode Front-End
Process

uji. Pembuatan HOQ fase 2 sama seperti pembuatan HOQ fase 1 namun dengan inputan technical
response menggantikan posisi atribut produk tabel HOQ. Penerjemahan technical response
menjadi subsystem specification dilakukan dengan mengonsultasikan setiap technical response
dengan expert dibidang desain mekanik, desain elektrik, machine maker dan proses manufaktur
dengan kualifikasi memiliki lama pengalaman dibidangnya lebih dari 3 tahun hingga diperoleh
subsystem specification yang ditunjukan pada Tabel 4 dan HOQ fase 2 pada Tabel 5.
Tabel 4. Subsystem specification
No Subsystem specification Technical response Spesifikasi
1 Main frame assy 1, 2, 3, 4, 5, 8, 12, 16, 18, 19, 20, 25, 27, 31 Struktur rangka batang jenis Hollow 100x40 mm
2 Cover assy 2, 5, 12, 16, 26 Menutupi seluruh alat, material plat MS dilapisi cat antikarat, model slide buka-tutup dan engsel
3 Actuator unit assy 1, 3, 6, 12, 13, 14, 18, 20, 21, 22, 24, 28, 29, 31 Silinder hidrolik dengan pengatur dan pemantau tekanan
4 Bottom mould adaptor assy 5, 7, 9, 14, 16, 18, 19, 21 Model baut dengan pin posisi
5 Upper mould adaptor assy 5, 7, 9, 14, 16, 18, 19, 21 Model baut dengan pin posisi
6 Chip collector assy 2, 5, 9, 12, 23, 28 Talang pengarah dengan saluran material menggunakan gaya gravitasi
7 Control panel assy 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 17, 18, 20, 22, 24, 25, 29, 30 Push button, selector switch dengan kemiringan 30 derajat
8 Panel room assy 2, 3, 4, 6, 12, 13, 18, 20, 22, 24, 28, 29, 30 Menjadi satu dengan alat, kontrol kontaktor dan relay
9 Pinchers assy 9, 15, 16 Model gunting penjepit
10 Slider unit assy 1, 2, 3, 5, 7, 9, 12, 13, 16, 18, 19, 20, 27, 28, 31 Konstruksi 4 colom dengan bantalan gelinding
11 Stopper assy 3, 5, 9, 16, 19, 21, 28 Sensor jarak dengan pengatur ketinggian
12 Deburing tool assy 4, 5, 16, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 28 Model sandpaper belt bergerak

Perancangan metode QFD dilanjutkan dengan pembuatan HOQ fase 3 untuk menentukan part
specification penyusun masing-masing subsystem specification. Pembuatan dilakukan dengan
meletakan subsystem specification pada kolom paling kiri dari atas kebawah menggantikan
technical response HOQ fase 2. Pembuatan HOQ fase 3 dilakukan dengan mengonsultasikan
masing-masing subsystem specification kepada desainer mekanik dan elektrik serta orang yang
berpengalaman tentang proses manufaktur yang masing-masing memiliki pengalaman
dibidangnya lebih dari 3 tahun. Hasil HOQ fase 3 dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan
tabel HOQ fase 1, 2 dan 3 maka telah terbentuk spesifikasi alat uji mulai dari spesifikasi tingkat
sistem, subsistem dan komponen. Selanjutnya spesifikasi tersebut digunakan sebagai referensi
dalam penggambaran 3D. Hasil penggambaran 3D ditunjukan pada Gambar 2 (dimensi alat uji)
dan Gambar 3 (bagian-bagian alat uji).

Perancangan metode Front-end process


Perancangan metode Front-end process diawali pembuatan spesifikasi dan target dengan
mengubah atribut produk yang diperoleh menjadi daftar matric yang memenuhi seluruh tuntutan
atribut produk. Masing-masing metric dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran yaitu mesin
pres dan mesin punching untuk memperoleh nilai target marginal dan ideal masing-masing metric
yang ditunjukan pada Tabel 7.
Perancangan dilanjutkan dengan mendesain konsep-konsep produk untuk memodelkan alat uji
cetakan kedalam black box dengan input, proses dan output. Model black box lalu dijabarkan
menjadi model transparent box yang lebih menjelaskan secara terperinci tentang proses kerja alat
uji dalam mengolah input menjadi output yang ditunjukan pada Gambar 4. Input material sheet
metal diletakan pada adaptor bahan uji yang untuk memposisikan material agar tidak bergeser
saat proses uji. Input energi listrik mengaktifkan aktuator dalam kondisi siaga, signal dalam
bentuk 2 tombol yang harus ditekan bersamaan dengan alasan keamanan akan memberikan signal
pada mekanisme konversi signal dan memerintahkan aktuator bergerak. Gerakan aktuator
dikonversi oleh mekanisme konversi gerakan menjadi gerakan translasi keatas dan kebawah
untuk menggerakan cetakan uji yang terpasang di mekanisme pemandu gerak untuk mencetak
material uji menjadi produk uji dan material sisa. Masing-masing kotak didalam transparent box
merupakan sub masalah yang harus dicari solusinya. Pencarian solusi submasalah dilakukan
dengan dua sumber yaitu pencarian eksternal (pengguna utama, pakar, paten, literatur publikasi
dan produk sejenis) dan internal (ide-ide tim desain) hingga diperoleh beragam solusi sub masalah
yang ditunjukan pada Tabel 8.

96
IEJST Vol. 2 No. 2, Desember 2018
Tabel 5. HOQ fase 2 Tabel 6. Spesifikasi akhir
alat uji (QFD)

Spesifikasi akhir alat uji (QFD)


Dimensi alat (PxLxT) 947x898x2166 mm
Tinggi panel kontrol 1050 mm
Tinggi adaptor cetakan 1284 mm

Bottom mould adaptor assy

Upper mould adaptor assy


Technical
Percent Bobot total alat 900 kg (perkiraan)
No importance Sumber tegangan utama 3 fase 380V AC
importance
(%)

Chip collector assy

Deburing tool assy


Control panel assy
Actuator unit assy
Parker (motor D-Pak 7.5KW) Tank

Main frame assy

Panel room assy


Power pack

Slider unit assy


10 galon (37.8 liter)

Pinchers assy

Stopper assy
Cover assy
Jenis aktuator Hydraulic piston Rexroth Bosch
Silinder hidrolik
CDT4 MF1 D7x100
motor listrik Liming 51K60U-5A
1 Angka keamanan alat 9 9 9 107.93 8.55 Input daya alat Power pack 7.5 kW
2 Bentuk cover alat 3 9 1 3 3 3 79.56 6.30 motor listrik 60 watt
3 Daya tekan maksimal alat 1 9 1 1 3 3 76.96 6.09 Power pack 246,1 bar, 13,2 liter/menit
Output daya aktuator Silinder hidrolik 2 x 611,2794 kN
4 Tinggi meja kerja dan panel 9 9 1 3 74.78 5.92
motor listrik 405 mN.m
5 Bentuk komponen sederhana 9 3 9 9 1 9 3 3 60.81 4.81
6 Kecepatan gerak maksimal 9 1 1 54.40 4.31 Kecepatan gerak aktuator Silinder hidrolik 8,85 mm/detik
motor listrik 1450 rpm
7 Aplikasi poka yoke 9 9 3 51.09 4.05 Mekanisme slider round guide 4 colomn (fix) (linear bearing)
8 Fitur roda dan leveling ketinggian 3 3 49.53 3.92 Mekanisme konversi signal relay dan kontaktor
9 Desain ruang uji 1 3 3 9 9 1 1 46.31 3.67 Jenis tombol aktuator bulat, rata, menyala, 2 tombol ditekan bersamaan
10 Desain penempatan interface kontrol mesin 9 41.53 3.29 model tekukan plat sheet metal, model geser, tiga dinding
11 Sistem kontrol dua tombol 9 40.92 3.24
Jenis adaptor bahan uji
pembatas samping dan uda dinding pembatas atas
12 Dimensi maksimal alat 9 9 3 3 3 1 40.27 3.19 Angka keamanan minimal 2
13 Mekanisme pengatur dan pemantau tekanan 3 9 1 38.90 3.08 Rentan ukuran cetakan uji 20 - 60 milimeter
14 Jumlah dan posisi baut pengunci cetakan 1 9 9 38.90 3.08 pin posisi
15 Alat bantu pengambil produk 9 37.73 2.99 preause switch + preasure control
16 Material komponen 9 1 3 3 1 9 3 3 36.66 2.90 distance sensor
17 Jumlah tombol operasi 9 36.56 2.90 positioning plate
18 Harga komponen 3 9 1 1 3 9 9 3 35.98 2.85 linear bearing guide
19 Toleransi dimensi 1 9 9 9 3 1 35.68 2.83
Fitur alat caster adjustier
sensor overload
20 Komponen mudah diperoleh 3 9 3 3 3 1 35.39 2.80
jalur dan penampungan material sisa
21 Mekanisme pembatas langkah pres 3 3 3 9 34.81 2.76
penjepit pengambil produk uji
22 Konsumsi energi aktuator dan lampu 9 1 3 3 33.34 2.64 emergency stop
23 Saluran sisa material 9 32.17 2.55 sand paper belt
24 Standar daya listrik indonesia 9 9 9 3 30.13 2.39
25 Aplikasi fitur deburing 1 3 9 29.25 2.32
26 Warna cover 9 27.85 2.21
27 Desain rangka alat 9 3 16.38 1.30
28 Komponen terdapat fitur perawatan 9 1 3 9 1 3 11.80 0.93
29 Aplikasi sensor overload dan sirine 9 3 3 10.33 0.82
30 Aplikasi karet peredam getaran 3 9 9.85 0.78
31 Bobot maksimal alat 9 3 3 7.12 0.56
Total 298.88 126.25 296.77 163.72 163.72 76.61 227.18 135.94 62.79 268.99 78.38 91.01 1262.92 100.00
Subsystem importance 298.88 126.25 296.77 163.72 163.72 76.61 227.18 135.94 62.79 268.99 78.38 91.01 1990.26
Priority 15.02 6.34 14.91 8.23 8.23 3.85 11.41 6.83 3.16 13.52 3.94 4.57 100.00

Gambar 2. Dimensi keseluruhan alat Gambar 3. Bagian-bagian alat uji


uji
Ragam solusi konsep yang dihasilkan untuk setiap sub masalah diseleksi dengan pohon
klasifikasi konsep dengan mengelompokan solusi konsep serta memangkas cabang yang sedikit
memberikan harapan dan tabel kombinasi konsep dengan membentuk kombinasi solusi masalah
yang ditunjukan pada Tabel 9 dan Tabel 10. Tabel 9 merupakakan kombinasi sub masalah jenis
aktuator, jenir konversi gerak, jenis mekanisme slider dan jenis konversi signal yang berhubungan
dengan mekanisme utama alat uji (kombinasi konsep A), sementara Tabel 10 adalah kombinasi
sub masalah jenis tombol signal dan bentuk adaptor bahan yang berhubungan dengan interface
operator (kombinasi konsep B). Dilakukan 2 jenis pengelompokan bertujuan agar mengurangi
jumlah kombinasi konsep yang terbentuk dan pada tahap selanjutnya masing-masing kombinasi
disaring dan dinilai untuk menghasilkan kombinasi solusi konsep terbaik.

97
Patrisius: Perancangan Alat Uji Cetakan Suvenir SSS ... Metode QFD dan Metode Front-End
Process

Tabel 7. Nilai target ideal dan marginal


No
Atribut Metric Kepentingan Satuan Nilai marginal Nilai ideal
Metric
1 1, 9 Dimensi maksimal alat 2.62 mm (800-1.200)x(800-1.200)x(2.000-3.000) < 1.000x1.000x2.500
2 2,12 Aplikasi poka yoke 3.50 Subj. pin posisi beda jarak sejumlah 2-4 pin posisi beda jarak sejumlah 4

Mekanisme pengatur dan 0 hingga >1.200 ( pressure gauge dan 0 hingga 1.186,00952 ( pressure
3 3, 11 3.32 bar
pemantau tekanan preasure control) gauge dan preasure control)
permesinan atau cast iron, S45C atau EMS
4 4, 11, 26 Material komponen 5.10 Subj. cast iron, EMS
atau MS
Mekanisme pembatas
5 5 1.61 mm <0.05 <0.02
langkah pres
persegi, menutup seluruh bagian
6 1, 6, 9 Bentuk cover alat 3.69 Subj. persegi, menutup bagian yang bergerak
alat
Aplikasi karet peredam seluruh sambungan komponen
7 7 1.37 Subj. ninimal pada panel kontrol dan panel box
getaran bergerak
8 8, 15, 16, 22 Desain ruang uji 6.44 mm (400-600)x(400-600)x(140-600) >500x500x140
dengan cover, hijau atau biru atau kuning atau
9 1, 9 Warna cover 2.62 Subj. hijau muda atau abu-abu
abu-abu
10 10 Toleransi dimensi 1.65 mm 0.05-0.5 0.01-0.05
11 4, 11, 14 Angka keamanan alat 5.01 safety factor >1,5 >2
12 12 Jumlah tombol operasi 1.70 pcs 5 hingga 15 >5
13 13, 17, 23 Fitur roda dan leveling 4.23 mm 0 hingga 25 0 hingga 50
3, 4, 5, 11,
14 Daya tekan maksimal alat 12.89 kN >=1.200 >1.186,00952
14, 19, 25, 26
15 23, 27 Bobot maksimal alat 2.97 Kg <4.000 <1.500
Tinggi meja kerja dan meja (900-1.000) panel (900-
16 12, 13, 17 4.60 mm meja (1.000) panel (1.000)
panel 1.000)
17 18 Standar daya listrik 1.40 Volt, Watt 380V AC atau 220V AV 220V AC
Aplikasi sensor overload
18 19 1.44 Subj. buzzer buzzer dan pilot lamp
dan sirine
Desain penempatan bersatu dengan mesin utama, tombol darurat bersatu dengan mesin utama,
19 20 1.93 Subj.
interface kontrol mesin lebih menonjol tombol darurat lebih menonjol
indikator oli dan posisi
Komponen terdapat fitur indikator oli dan posisi pelumasan mudah
20 21 1.64 Subj. pelumasan mudah dijangkau
perawatan dijangkau
serta terdapat oil nipple
21 11, 12 Sistem kontrol dua tombol 3.40 Subj. push button switch push button switch
model sand paper belt atau model batu
22 24 Aplikasi fitur deburing 1.36 Subj. model sand paper belt
gerinda berputar
23 25 Konsumsi energi aktuator 1.55 Kwh < ±11 < ±5
24 26 Harga komponen 1.67 Rupiah < 300.000.000 < 250.000.000
Bentuk komponen material dan proses manufaktur minimal, material dan proses manufaktur
25 1, 9, 26, 27 5.93 Subj.
sederhana proses permesinan atau cetak minimal, proses cetak
26 7, 11, 25, 26 Kecepatan gerak 6.29 mm/s press ( > 5 ) press ( > 20 )
Jumlah dan posisi baut
27 2 1.80 pcs >= 1 >= 2
pengunci cetakan
28 4 Desain rangka alat 3.39 ton >3 >4
29 5 Saluran sisa material 1.49 derajat >= 30 > 40
30 16 Alat bantu pengambil 1.75 Subj. model penjepit model magnet
31 27 Komponen mudah 1.64 Subj. terdapat supplier area DIY terdapat supplier area DIY

Transparent Box

Gambar 4.Transparent box dari produk alat uji cetakan


Tahap selanjutnya setiap kombinasi konsep terbentuk (konsep A dan B) disaring serta dinilai
hingga menyisakan 4 kombinasi konsep A (konsep A18, A19, A20 dan A23+) dan konsep B
(konsep B4). Kombinasi konsep A23+ adalah perbaikan konsep A23 agar memeroleh nilai yang
lebih baik pada penyaringan konsep. Hasil penyaringan kosep disatukan antara kombinasi konsep
A dan B menjadi 4 kombinasi konsep total yaitu A18B4, A19B4, A20B4 dan A23+B4. Keempat
konsep total dinilai dengan kriteria penilaian yang lebih terperinci meliputi biaya realisasi rendah,
kemudahan proses realisasi, resiko kegagalan, kemudahan akses operator, kemudahan perawatan,
kesederhanaan mekanisme dan kepresisian mekanisme yang masing-masing mempunyai sub

98
IEJST Vol. 2 No. 2, Desember 2018

kriteria dengan bobot penilaian yang berbeda untuk memperoleh kombinasi konsep terbaik. Hasil
penilaian kombinasi konsep ditunjukan pada Tabel 11.
Tabel 8. Ragam solusi sub masalah
Penyelesaian sub Penyelesaian Penyelesaian
Penyelesaian sub masalah jenis mekanisme Penyelesaian sub masalah jenis sub masalah Penyelesaian sub masalah jenis
No masalah bentuk sub masalah
slider tombol signal jenis konversi konversi gerak
adaptor bahan jenis aktuator signal
1 dinding pembatas 4 sisi powerpack round guide 4 colomn (fix)(linear bushing) push button ( rata-bulat) relay dan piston hidrolik
2 pin dan clam ulir kompresor round guide 4 colomn (fix ) (linear bearing ) push button (bulat-timbul) smart relay piston pneumatik
3 model tanggem ulir motor induksi single round guide touch button (bulat-rata-menyala) arduino poros eksentrik, flywheel dan lengan
4 model tanggem pegas motor servo linear guide 4 set push button (kotak-rata) PLC poros eksentrik dan roda gigi konversi torsi
5 stopper model siku mesin bakar round guide 4 colomn (movable ) (linear bushing ) push button (kotak- timbul) cam
6 stopper model 8 pin diesel round guide 4 colomn (movable ) (linear bearing ) push button (kotak-rata-menyala) ulir
7 penjepit toggle linear actuator dovetail ganda push button (bulat-timbul-menyala) Knuckle link (langsung)
model slot tiga dinding
guide siku 4 sisi
8 pembatas (dilas) push button (bulat-rata-menyala) motor hidrolik
9 dua dinding pembatas guide kuningan 8 sisi touch button (kotak-rata) motor pneumatic
10 tiga dinding pembatas box type six-point gip push button (kotak-timbul-menyala) knuckle link (multi link)
tiga dinding pembatas model
link penghubung empat poin (hidrolik)
11 milling silang
12 stopper dua pin pembatas link penghubung empat poin (ulir)
model slot dengan tiga
13 dinding pembatas (dibaut)

Tabel 9. Kombinasi konsep A


Kombinasi Jenis konversi
Kombinasi aktuator dan konversi gerak Jenis mekanisme slider
konsep signal
poros eksentrik, flywheel round guide 4 colomn (fix ) relay dan
A3 motor induksi +
dan lengan penghubung (linear bearing ) kontaktor
poros eksentrik, flywheel round guide 4 colomn relay dan
A4 motor induksi +
dan lengan penghubung (movable ) (linear bearing ) kontaktor
round guide 4 colomn (fix ) relay dan
A7 motor induksi + cam
(linear bearing ) kontaktor
round guide 4 colomn (fix ) relay dan
A15 motor induksi + knuckle link (langsung)
(linear bearing ) kontaktor
round guide 4 colomn (fix ) relay dan
A17 powerpack + piston hidrolik
(linear bushing ) kontaktor
round guide 4 colomn relay dan
A18 powerpack + piston hidrolik
(movable ) (linear bushing ) kontaktor
round guide 4 colomn (fix ) relay dan
A19 powerpack + piston hidrolik
(linear bearing ) kontaktor
round guide 4 colomn relay dan
A20 powerpack + piston hidrolik
(movable ) (linear bearing ) kontaktor
round guide 4 colomn (fix ) relay dan
A23 linear actuator
(linear bearing ) kontaktor

Tabel 10. Kombinasi konsep B


Kombinasi konsep tombol
Penyelesaian sub masalah jenis tombol signal Penyelesaian sub masalah bentuk adaptor bahan
signal dan dudukan bahan
Konsep B1 push button (bulat-rata-menyala) stopper dua pin pembatas
Konsep B2 push button (bulat-rata-menyala) dua dinding pembatas
Konsep B3 push button (kotak-rata-menyala) stopper dua pin pembatas
Konsep B4 push button (kotak-rata-menyala) dua dinding pembatas

Hasil penilaian kombinasi konsep Tabel 11 menunjukan bahwa kombinasi konsep A20B4
sebagai konsep terbaik dengan nilai tertinggi. Hasil kombinasi konsep tersebut memiliki
spesifikasi solusi submasalah; menggunakan powerpack sebagai aktuator, piston hidrolik sebagai
mekanisme konversi gerak aliran fluida menjadi gerakan translasi, round guide 4 colomn
(movable) dengan bantalan linear bearing sebagai mekanisme slider, menggunakan relay dan
kontaktor sebagai pengonversi signal, menggunakan push botton (kotak-rata-menyala) sebagai
tombol dan mengaplikasikan model dua dinding pembatas sebagai adaptor bahan uji. Setelah
diperoleh solusi masalah dan dengan panduan tabel nilai target marginal dan ideal pada Tabel 7,
alat uji hasil perancangan metode Front-end process digambarkan secara 3D dan ditunjukan pada
Gambar 5 dan 6 dengan spesifikasi ditunjukan pada Tabel 12.

99
Patrisius: Perancangan Alat Uji Cetakan Suvenir SSS ... Metode QFD dan Metode Front-End
Process

Tabel 11. Penilaian konsep

Tabel 12. Spesifikasi akhir alat uji (Front-end process )

Spesifikasi akhir alat uji (Front-end process )


Dimensi alat (PxLxT) 954x984x2233 mm
Tinggi panel kontrol 1092
Tinggi adaptor cetakan 1299 Gambar 5. Dimensi keseluruhan alat
Bobot total alat 1.200 kg (perkiraan)
Sumber tegangan utama 3 fase 380V AC
uji
Power pack Parker (motor D-Pak 7.5KW) Tank 10 galon (37.8 liter)
Jenis aktuator Silinder hidrolik Hydraulic piston Rexroth Bosch CDT4 MF1 D7x100
motor listrik Liming 51K60U-5A
Power pack 7.5 kW
Input daya alat
motor listrik 60 watt
Power pack 246,1 bar, 13,2 liter/menit
Output daya aktuator Silinder hidrolik 2 x 611,2794 kN
motor listrik 405 mN.m
Silinder hidrolik 8,85 mm/detik
Kecepatan gerak aktuator
motor listrik 1450 rpm
Mekanisme slider round guide 4 colomn (movable) (linear bearing)
Mekanisme konversi signal relay dan kontaktor
Jenis tombol aktuator kotak, rata, menyala, 2 tombol ditekan bersamaan
Jenis adaptor bahan uji model plat dengan dua dinding pembatas
Angka keamanan minimal 2
Rentan ukuran cetakan uji 20 - 60 milimeter
pin posisi
preause switch + preasure control
distance sensor
positioning plate
linear bearing guide
Fitur alat caster adjustier
sensor overload
jalur dan penampungan material sisa Gambar 6. 3D Bagian-bagian alat uji
penjepit pengambil produk uji
emergency stop
sand paper belt

100
IEJST Vol. 2 No. 2, Desember 2018

Pengujian konsep
Hasil perancangan metode QFD dan Front-end process diuji dengan metode pengujian
konsep (Ulrich dan Eppinger, 2008). Pengujian dilakukan dengan mendefinisikan maksud dalam
kalimat tanya “konsep desain dari metode manakah diantara QFD dan Front-end process yang
lebih baik dan dapat dilanjutkan dengan proses pengembangan selanjutnya ?”. Populasi survei
dilakukan pada 12 responden expert dengan pengalaman dibidang proses metal forming, desain
mekanik, machine maker dan produk artistik lebih dari 3 tahun. Format survei dilakukan dengan
interaksi langsung (face-to-face interaction). Konsep dikomunikasikan dengan uraian verbal dan
gambar dalam bentuk kuesioner yang menggambarkan produk alat uji hasil perancangan masing-
masing metode. Penampilan hasil perancangan pada kuesioner dilakukan tanpa menyebut jenis
metode yang dipergunakan, yaitu menyamarkan hasil perancangan metode QFD (desain A) dan
metode Front-end process (desain B). Setelah masing-masing konsep dikomunikasikan kepada
responden, selanjutnya responden diminta memilih salah satu dari dua konsep desain yang ada
dan memberikan alasan atas pemilihan konsep tersebut. Hasil pengujian konsep ditunjukan pada
Tabel 13 dengan pilihan terbanyak pada desain B (66,66%) yang merupakan hasil perancangan
dari metode Front-end process.
Tabel 13. Hasil pengujian konsep
Konsep
Sumber desain yang Alasan pemilihan konsep desain
dipilih
Panjang guide dapat lebih pendek sehingga lebih menjamin kepresisian, ada space untuk menempatkan komponen
Responden 1 B
tambahan lain misalnya apabila ingin diberikan feeder otomatis.
Responden 2 A Konstruksi lebih rigid dan lebih murah, namun tampilan lebih kaku.
Posisi kerja yang hanya dapat diakses dari satu arah akan mendukung keamanan alat uji daripada desain B yang dapat
Responden 3 A
diakses dari tiga arah karena prioritas tertinggi dari mesin perkakas adalah faktor keamanan
Memberikan kemudahan akses yang lebih baik bagi pengguna ketika alat uji dioperasikan dibandingkan dengan desain A.
Responden 4 B
konsep desain B lebih matang berkaitan dengan kemudahan perawatan dankemungkinan penggantian komponen.
Desain frame lebih rigid, area kerja lebih terbuka memudahkan untuk setting proses ataupun melepas dan memasang
Responden 5 B cetakan. Desain masih perlu ditambahkan sensor pengaman tambahan untuk menjamin keamanan operator apabila ada
benda asing atau tangan operator di area kerja aktuator alat tidak dapat bergerak.
Desain A lebih kokoh dan rigid dibanding desain B pada area slider, namun untuk keperluan setting dan maintenance
Responden 6 A desain B masih lebih unggul. Pengembangan yang masih dapat dilakukan meliputi modifikasi desain A agar lebih mudah
dilakukan maintenance dan pensetingan cetakan uji.
Responden 7 B Posisi seting cetakan dan proes maintenance lebih mudah karena dapat siakses melalui tiga arah
Desain posisi pengepresan lebih rigid, positioning lebih fix dan tidak mudah bergeser. Akses ruang kerja perlu diperlebar
Responden 8 A
untuk mempermudah proses seting dan penggantian cetakan uji.
Akses kerja tiga arah memudahkan operator dalam melakukan proses pergantian cetakan uji dan proses pembersihan alat
Responden 9 B
uji setelah dipergunakan. Tombol yang berbentuk kotak lebih nyaman untuk ditekan.
Ruang kerja operator lebih leluasa, namun sistem guide kurang rigid perlu diperkuat dan ditambah sensor tambahan
Responden 10 B
penjamin keamanan kerja
Akses operator untuk melakukan seting dan pemasangan cetakan uji lebih leluasa, bodi mesin kokoh dengan frame mandiri
Responden 11 B
di sisi samping dan lebih mudah dimodifikasi bila suatu saat ingin ditambah fungsi lain.
Akses pengambilan benda uji, pemasangan-pelepasan cetakan dan perawatan lebih mudah dilakukan. Posisi keempat guide
Responden 12 B
lebih berdekatan sehingga lebih kokoh.

Analisis dan pembahasan desain yang lebih baik


Berdasarkan hasil validasi pengujian konsep, dinyatakan desain B (metode Front-end
process) sebagai hasil rancangan yang lebih baik daripada desain A (metode QFD). Mayoritas
alasan pemilihan desain B dikarenakan akses kerja alat uji yang lebih baik daripada desain A
karena aplikasi mekanisme slider yang movable sehingga pilar slider dapat ditempatkan di posisi
atas dan membuat akses ruang kerja yang lebih luas. Faktor akses kerja yang lebih baik mencakup
kebutuhan “pemasangan cetakan mudah” (4,32%) dan “pengambilan produk uji mudah” (4,19%),
“perawatan mudah” (3,67%) dan “mudah dibersihkan” (3,45) yang secara keseluruhan telah
mencakup 16,15% prioritas kebutuhan. Alasan lain pemilihan desain B oleh responden
dikarenakan dengan aplikasi mekanisme slider yang movable dapat memperpendek panjang pilar
guide sehingga membuat konstruksi lebih rigid dan mendukung kebutuhan “desain kokoh dan

101
Patrisius: Perancangan Alat Uji Cetakan Suvenir SSS ... Metode QFD dan Metode Front-End
Process

awet” (3,85%) sehingga secara keseluruhan mencakup 20,28% prioritas kebutuhan dengan
dipilihnya spesifikasi ini.
Solusi konsep mekanisme slider yang movable pada kasus ini diperoleh dari pencarian
eksternal untuk mencari solusi konsep dari referensi produk sejenis pada perancangan metode
Front-end process. Hal ini tidak diperoleh pada metode QFD yang hanya mencari solusi konsep
dari pertimbangan ahli saja sehingga menyebabkan hasil rancangan desain B lebih banyak dipilih
oleh responden pengujian konsep.

Analisis kelebihan dan kekurangan metode QFD dan Front-end process


Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan masing-masing metode
dalam merancang produk. Metode QFD memiliki kelebihan merancang produk dengan
spesifikasi teknis yang lebih detail dari spesifikasi sistem, subsistem hingga komponen lengkap
dengan skala kepentingannya masing-masing namun memiliki kekurangan penetapan spesifikasi
konsep produk yang hanya berdasarkan pertimbangan ahli, sehingga sangat ditentukan oleh
kompetensi ahli yang dilibatkan. Metode QFD juga memiliki kekurangan hanya menyediakan
satu nilai target metric saja yang tentunya lebih sulit dicapai perancang daripada metode Front-
end process yang menyediakan dua nilai metric. Metode Front-end process memiliki kelebihan
menyediakan dua nilai target metric (ideal dan marginal) sehingga lebih mudah dicapai oleh
perancang. Kelebihan lain dari metode ini lebih luas mencari sumber referensi solusi konsep
produk untuk menghasilkan kombinasi-kombinasi solusi konsep produk. Metode ini juga lebih
matang dalam mempertimbangkan solusi kombinasi konsep produk dengan proses penyaringan
dan penilaian sehingga diperoleh hasil solusi kombinasi konsep produk yang terbaik. Metode
Front-end process memiliki kekurangan yaitu kurang detailnya spesifikasi yang dihasilkan karena
hanya mencakup spesifikasi konsep mekanisme utama saja yang berhubungan dengan output dan
input produk yang dirancang tanpa memiliki nilai kepentingan subkonsep seperti pada metode
QFD.

IV. KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian ini menunjukan hasil rancangan metode Front-end process
menghasilkan produk alat uji cetakan SSS dengan lebih baik berdasarkan hasil validasi pengujian
konsep (Ulrich dan Eppinger, 2008 karena kemudahan akses kerja dan konstruksi yang lebih
rigid. Metode Front-end process pada kasus ini lebih baik daripada QFD karena dalam
merancang alat uji menawarkan kombinasi solusi masalah dengan sumber yang lebih luas dan
pertimbangan yang lebih matang melalui proses penyaringan serta penilaian konsep untuk
menentukan spesifikasi terbaik dari produk yang dirancang. Hasil rancangan metode Front-end
process memiliki spesifikasi yang ditunjukan pada Tabel 12 dan dimensi produk pada Gambar 5
serta bagian-bagian produk yang ditunjukan pada Gambar 6.
Metode QFD memiliki kelebihan dapat merancang produk alat uji dengan spesifikasi lebih
detail, dari spesifikasi sistem, spesifikasi subsistem hingga spesifikasi komponen lengkap dengan
skala kepentingannya masing-masing, namun memiliki kekurangan pada penetapan spesifikasi
konsep produk yang hanya berdasarkan pertimbangan ahli sehingga sangat ditentukan kompetensi
ahli yang dilibatkan. Metode QFD juga memiliki kekurangan hanya menyediakan satu nilai target
metric yang lebih sulit dicapai perancang daripada metode Front-end process yang menyediakan
dua nilai metric. Kelebihan metode Front-end process dapat menyediakan dua nilai target metric
(nilai ideal dan nilai marginal) sehingga lebih mudah dicapai oleh perancang dan lebih luas
mencari sumber referensi solusi konsep untuk menghasilkan kombinasi-kombinasi solusi konsep.
Metode Front-end process lebih matang mempertimbangkan solusi kombinasi konsep dengan
proses penyaringan dan penilaian hingga diperoleh hasil solusi kombinasi konsep yang terbaik.
Kekurangan metode Front-end process yaitu kurang detail menghasilkan spesifikasi produk
karena hanya mencakup spesifikasi konsep mekanisme utama saja yang berhubungan dengan
output dan input tanpa memiliki nilai kepentingan sub konsep dan komponen seperti pada metode
QFD.

102
IEJST Vol. 2 No. 2, Desember 2018

Saran penelitian selanjutnya, proses perancangan dapat dilakukan dengan metode perancangan
lain agar dapat dibandingkan dengan perancangan hasil metode QFD dan Front-end process yang
telah dilakukan pada penelitian ini untuk mendapatkan hasil rancangan yang lebih baik. Selain
itu, aplikasi perancangan yang membandingkan metode QFD dan Front-end process dapat
dilakukan untuk merancang atau mengembangkan produk lain untuk dapat digali jenis-jenis
produk apa saja yang lebih baik dirancang dengan metode QFD atau Front-end process.

V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Anggoro, W., 2015, PengembanganVariasi Desain Berbasis Artistic Computer Aided
Manufacturing (ArtCam) dan Rapid Prototyping (RP) untuk Meningkatkan Daya Saing
Souvenir, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
[2] Basir, A., 2008, Analisis Hasil Pembuatan Koin Alumunium dengan Proses Blanking
Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra
Utara, Sumatra Utara.
[3] Bouchereau, V., Rowlands, H., 2000, Methods and techniques to help quality function
deployment (QFD), University of Wales College, South Wales.
[4] Buck, M., Ruetz, D., Freitag, R., 2015, Tourist arrival in ASEAN,
http://www.asean.org/storage/2015/11/tourism/Table_28.pdf, diakses tanggal 07 November
2016.
[5] Cohen L., 1995, Quality Function Deployment: How To Make QFD for You, Addison-
Wesley Publishing Company, Canada
[6] Eppinger, S.D., Pimmler, T.U., 1994, Integration Analysis of Product Decompositions,
Massachusetts Institute of Technology Cambridge, Massachusetts.
[7] Guo, K., 2009, Development of Design Tools for Coining Process Using FEM, Department
of Mechanical and Aerospace Engineering, Ottawa-Carleton Institute of Mechanical and
Aerospace Engineering, Carleton University, Ottawa, Canada
[8] Irawati, D.Y., Singgih, M.L., dan Syairrudin, B., 2014, Integrasi QFD dan Conjoint Analysis
untuk Mengetahui Preferensi Konsumen dengan Memperhitungkan Willingnes to Pay,
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI, Magister Manajemen Teknologi
ITS, Surabaya.
[9] Ithisoponakul, s., Wongsamarnmanee, T. dan Premanond, V., 2014, Improvement of an
industrial tool life for minting the circulating coins, Faculty of Engineering, Rajamangala,
University of Technology Thanyaburi, Bangkok, Thailand.
[10] Kwak, T, S., Kim, Y, K., dan Bae, W, B., 2003, The effect of V-ring indenter on the sheared
surface in the fine-blanking process of pawl, Journal of Materials Processing Technology,
Pusan National University, Busan, South Korea.
[11] Lanzagorta, A.N.O., 2012, Design f a Humanoid Neck Movements and Eye-Expression
Mechanisms, University of Skövde, Swedia.
[12] Lindmark, O., Nilsson, A., 2014, A method for Turning Needs to Ideas and Requirements
for Innovative Products, Industrial Design Engineering Lulea University, Swedia.
[13] Mastrisiswadi, H., 2015, Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Terhadap Robot Rehabilitasi
Pasien Pasca Stroke, Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
[14] Mori, H., Shibata, Y. dan Araki, Shyunji., 2014, Surface improvement of coining dies with
DLC films, 11th International Conference on Technology of Plasticity, Nagoya, Japan.
[15] Nalbant, M., Tekiner, Zafer., dan Gurun, H., 2005, An experimental study for the effect of
different clearances on burr, smooth-sheared and blanking force on aluminium sheet metal,
Journal of Materials and Design, Gazi University, Ankara, Turkey.
[16] Soekadijo, R.G., 2000, Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai “Systemic
Linkage”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[17] Subramonian, S., Altan, T. Dan Campbell, C., 2013, Optimum selection of variable punch-
die clearance to improve tool life in blanking non-symmetric shapes, International Journal

103
Patrisius: Perancangan Alat Uji Cetakan Suvenir SSS ... Metode QFD dan Metode Front-End
Process

of Machine Tools & Manufacture, Ohio State University, Columbus, United State of
America.
[18] Thipprakmas, S., 2008, Finite element analysis of V-ring indenter mechanism in fine-
blanking process, Journal of Materials and Design, King Mongkut’s University of
Technology Thonburi, Thailand.
[19] Ulrich, K., T., and Eppinger, S., D., 2008, Product Design and Development, McGraw-Hill,
USA
[20] Zhong, W., Liu, Y., dan Li, S., 2012, Research on the mechanism of flashline defeci in
coining, Huazhong University of Science and Technology, Wuhan, China.

104
IEJST Vol. 2 No. 2, Desember 2018

Lampiran (HOQ fase 3)

`
misumi caster with Leveling Mounts

spring adaptor bottom mould


upper plate bottom adaptor

spring cover bottom mould

baut countersink L M6x10


adaptor counter punch uji

Subsystem Percent
side plate bottom adaptor

adapter back cover upper


main frame panel control

No
distance control Display
side frame panel control
adaper preasure control

cover assy panel control

mounting adaper sensor


distance bush hydrualic

distance bush deburing


importance importance (%)

axle adjuster deburing


main frame panel box

frame of main door


bottom plate frame

midddle main door


hand screw M8x12

cover spring upper


Upper plate frame

back cover bottom

adjuster bolt M10


back cover upper
positioning plate
pusher hydrualic

snapring outside

adapter to frame
baut L M10x100
pressure control

side slider cover


hydraulic piston

emergency Stop
pressure sensor

motor deburing

snapring inside
baut L M10x20

baut L M20x70
baut L M20x90
baut L M24x50

baut L M12x80

baut L M20x50

baut L M10x50

baut L M20x50

distance sensor
panel box door

cover deburing

drum deburing

adapter sensor
selector switch

baut L M4 x30
actuator cover

Baut L M8x15

shaft deburing
linear bearing
baut L M8x15

baut L M8x35

baut L M6x15

baut L M8x25

baut L M8x12
baut L M6x25

baut L M8x20
bearing 6000
adaper punch

lever adjuster

axle deburing

chip collector
caster plate 1
caster plate 2

roller tension
power supply

bearing 6002
handle tanam

counter timer

timing pulley
ring per M10

ring per M24

bottom cover
stopper rood
locknut M72
buttom plate

pusher plate

baut counter
bottom slide

bottom door

side frame 1
side frame 2
main Switch

foot stand 1
foot stand 2

frame stand
push button

stoper bush
power pack
upper plate

upper slide

timing belt
sandpaper

chip guide
pilar rood

pilot lamp

mid frame
side cover

slider rail
pin posisi

kontaktor

Nut M10

pinchers
adjuster
frame C

key lock
frame A
frame B

Nut M6
handle
buzzer

hinge

MCB

relay

lamp

spi
1 Main frame assy 9 9 9 9 9 3 9 3 3 1 298.88 15.02

2 Actuator unit assy 1 9 9 9 9 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 296.77 14.91

3 Slider unit assy 9 9 9 1 268.99 13.52

4 Control panel assy 9 3 9 9 9 9 9 9 1 3 3 3 3 227.18 11.41

5 Bottom mould adaptor assy 9 3 9 9 3 3 1 9 1 1 3 3 163.72 8.23

6 Upper mould adaptor assy 3 9 1 1 9 9 3 9 9 9 9 1 1 163.72 8.23

7 Panel room assy 9 3 3 3 1 1 9 3 9 3 3 135.94 6.83

8 Cover assy 3 3 1 1 9 9 9 9 3 9 9 9 9 9 3 1 3 126.25 6.34

9 Deburing tool assy 3 3 9 9 9 3 3 3 1 9 9 3 9 9 3 3 1 1 1 1 1 3 3 9 9 3 1 3 91.01 4.57

10 Stopper assy 3 3 3 9 1 9 9 1 3 78.38 3.94

11 Pinchers assy 9 62.79 3.16

12 Chip collector assy 3 3 9 9 76.61 3.85

Total
105
Part specification importance
135.2 135.2 135.2 135.2 135.2

135.2 135.2 135.2 135.2 135.2


45.1

45.1
135.2

135.2
45.1

45.1
45.1

45.1
29.9

29.9
134.2 134.2 134.2 134.2

134.2 134.2 134.2 134.2


14.9

14.9
14.9

14.9
14.9

14.9
14.9

14.9
14.9

14.9
44.7

44.7
44.7

44.7
44.7

44.7
44.7

44.7
14.9

14.9
121.6 121.6 121.6

121.6 121.6 121.6


13.5

13.5
102.7

102.7
34.2

34.2
102.7 102.7 102.7 102.7 102.7 102.7

102.7 102.7 102.7 102.7 102.7 102.7


11.4

11.4
34.2

34.2
34.2

34.2
34.2

34.2
34.2

34.2
74.0

74.0
24.7

24.7
74.0

74.0
74.0

74.0
24.7

24.7
49.4

49.4
21.9

21.9
148.1

148.1
28.3

28.3
16.5

16.5
24.7

24.7
24.7

24.7
74.0

74.0
74.0

74.0
24.7

24.7
74.0

74.0
74.0

74.0
74.0

74.0
74.0

74.0
21.9

21.9
8.2

8.2
61.5

61.5
20.5

20.5
39.5

39.5
39.5

39.5
13.2

13.2
13.2

13.2
61.5

61.5
20.5

20.5
61.5

61.5
20.5

20.5
20.5

20.5
57.1

57.1
57.1

57.1
57.1

57.1
57.1

57.1
19.0

19.0
57.1

57.1
57.1

57.1
57.1

57.1
57.1

57.1
57.1

57.1
19.0

19.0
17.9

17.9
19.0

19.0
41.2

41.2
41.2

41.2
41.2

41.2
13.7

13.7
13.7

13.7
13.7

13.7
4.6

4.6
41.2

41.2
41.2

41.2
13.7

13.7
41.2

41.2
41.2

41.2
13.7

13.7
13.7

13.7
4.6

4.6
4.6

4.6
4.6

4.6
4.6

4.6
4.6

4.6
13.7

13.7
13.7

13.7
41.2

41.2
41.2

41.2
13.7

13.7
4.6

4.6
13.7

13.7
11.8

11.8
11.8

11.8
35.4

35.4
3.9

3.9
35.4

35.4
35.4

35.4
3.9

3.9
11.8

11.8
28.4

28.4
11.5

11.5
34.6

34.6
34.6

34.6
1990.26

5,904.44
100.00

Priority 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 0.76 2.29 0.76 0.76 0.51 2.27 2.27 2.27 2.27 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.76 0.76 0.76 0.76 0.25 2.06 2.06 2.06 0.23 1.74 0.58 1.74 1.74 1.74 1.74 1.74 1.74 0.19 0.58 0.58 0.58 0.58 1.25 0.42 1.25 1.25 0.42 0.84 0.37 2.51 0.48 0.28 0.42 0.42 1.25 1.25 0.42 1.25 1.25 1.25 1.25 0.37 0.14 1.04 0.35 0.67 0.67 0.22 0.22 1.04 0.35 1.04 0.35 0.35 0.97 0.97 0.97 0.97 0.32 0.97 0.97 0.97 0.97 0.97 0.32 0.30 0.32 0.70 0.70 0.70 0.23 0.23 0.23 0.08 0.70 0.70 0.23 0.70 0.70 0.23 0.23 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.23 0.23 0.70 0.70 0.23 0.08 0.23 0.20 0.20 0.60 0.07 0.60 0.60 0.07 0.20 0.48 0.20 0.59 0.59 100.00

Anda mungkin juga menyukai