Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS

A. Konsep Dasar

1. Definisi

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolism yang kronis terjadi pada defesiensi insulin atau retensi
insulin, ditandai dengan tingginya keadaan glukosa darah (Hiperglikemia) dan glukosa dalam urin
(glucosuria) atau merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan
metabolisme karbohidrat , lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut /
relative dan atau adanya gangguan fungsi insulin . Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer ,2010)
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogeny yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth,2012). Diabetes melitus merupakan penyakit
sistemis ,kronis, dan multifaktoral yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hipohglikemia (Mary,2009)

2.Epidemiologi

3.Etiologi

Etiologi secara umum tergantung dari tipe diabetes , yaitu :

1. Diabetes Type 1 (insulin dependen diabetes melitus/IDDM )


Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas yang disebabkan
oleh :

a.Faktor genetic

Penderita DM tidak memvariasi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu predisposisi / kecenderungan
genetic kea rah terjadinya DM Tipe 1

Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA(Human Leucocyte Antigen) tertentu .HLA
merupakan kumpulan gas yang bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainya .
b.Faktor imunologi

Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggap seolah olah sebagai jaringan asing

c.Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimnulkan destruksi sel beta

2. Diabetes Tipe II( Non insulin dependent diabetes melitus)

Meknisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe
II belum diketahui .
Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin . selain itu
terdapat factor factor resiko tertentu yang berhubungan yaitu :

a.Usia : resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun

b.Obesitas

c.Riwayat keluarga

d.Kelompok etnik

4.Klasifikasi

Klasifikasi DM dan gangguan toleransi glukosa adalah sebagai berikut :

1.Diabetes melitus

a. DM tipe 1(Tergnatung insulin )

b. DM tipe 2 ( Tidak tergantung insulin )

- Gemuk

- Tidak gemuk

c. DM tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu .

- Penyakit pancreas

- Hormonal
- Obata tau bahan kimia

- Kelainan reseptor

- Kelainan genital dan lain lain

2. Toleransi glukosa terganggu

3. Diabetes Gestasional

5. Pathofisiologi dan Pathway

Dalam keadaan normal , jika terdapat insulin , asupan glukosa /produksi glukosa yang melebihi kalori akan di
simpan sebagai glikogen dalam sel sel otot . proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia ( kadar glukosa
darah >110 mg/dl).Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan metabolic terjadi menimbulkan hiperglikemi

4 perubahan itu adalah

1.Terdapat glukosa yang melintasi membrane sel berkurang

2.Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah

3.Glikolisis meningkat sehingga cadangan glikoen berkurang dan glukosa hati dicurahkkan ke dalam darah
secara terus menerus melebihi kebutuhan

4.Glikogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke dalam darah dari pemecahan
asam amino dan lemak

Pada DM tipe 1 terdapat ketidakmampuan menghasilkan insulin karena sel-sel telah dihancurkan oleh proses
autoimun.Akibat produksi glukosa tidak terukur oleh hati , maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi
klokosa dalam darah tinggi , ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa , akibatnya glukosa muncul dalam
urine (glucosuria).Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine disertai pengeluaran cairan dan
elektrolit (Diuresis osmotic).Akibat kehilangan cairan berlebihan , pasien akan mengalami peningktan
berkemih ( poli uri) dan rasa haus(polidipsi).Definisi insulin juga mengganggu metabolism protein dan
lemak yang menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga mengalami peningkatan selera makan
( polifagi) akibat penurunan simpanan kalori . gejala lainya mencakup kelelahan dan kelemahan

Pada DM tipe II terdapat 2 masalah utama yaitu yang berhubungan dengan insulin , yaitu resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin . Resistensi insulin ini disertai dengan penurunan reaksi intra sel sehingga
insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan . Pada gangguan sekresi
insulin berlebihan , kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat .Namun
jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin maka kadar gula darah meningkat .
Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka DM Tipe II Dapat berjalan tanpa
tanpa terdeteksi .Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan , iritabilitas ,poliuri,polidipsi,
luka pada kulit yang lama sembuh , infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat
tinggi
6.Manifes
tasi klinis

Keluhan umum pasien diabetes melitus seperti polyuria ,polydipsia ,polifagia pada lansia umumnya tidak
ada .Osmotik diuresis akibat glucosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi,dan dapat muncul
keluhan nocturia disertai dengan gangguan tidur atau bahkan inkontinensia urin . perasasaan haus pada pasien
DM lansia kurang dirasakan akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi .karena itu tidak
terjadi polydipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah
keluhan akibat komplikasi degenerative kronik pada pembuluh darah dan syaraf.

Pada DM lansia terdapat perubahan patofisioligi akibat proes menua ,sehingga gambaran klinisnya bervariasi
dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas.Keluhan yang muncul adalah adamnya
gangguan penglihatan karena katarak , rasa kesemutan pada tangkai serta kelemahan otot (neuropati perifer )
dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.

Menurut Supartondo, gejala – gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah

a. Katarak
b. Glaucoma
c. Retinopati
d. Gatal seluruh badan
e. Pruritus vulvae
f. Infeksi bakteri kulit
g. Infeksi jamur dikulit
h. Dermatopati
i. Neuropati perifer
j. Neuropati visceral
k. Amiotropi
l. Ulkus neurotropik
m. Penyakit ginjal
n. Penyakit pembuluh darah perifer
o. Penyakit coroner
p. Penyakit pembuluh darah otak
q. Hipertensi
7. Penatalaksanaan

Tujuan penataklasaknaan klien dengan Diabetes Melitus adalah untuk mengatur glukosa darah dan menceegah
timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang di deritanya, ia akan
terhindar dari hyperglikemia atau hypogikemia. Penatalksanaan diabetes terganung pada ketepatan interaksi
dari tiga factor aktivitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Penyuluhan Kesehatan awal dan kelanjutan penting dalam membantu klien mengatai kondisi ini.

8. Komplikasi

1. Akut

a.Ketoasidosi diabetic

b.Hipoglikemi

c. Koma non ketotik hiperglikemi hyperosmolar

d.Efek somogyi ( Penurunan kadar gula darah pada malam hari diikuti peningkatan rebound pada pagi hari )

e.Fenomena fajar/ down phenomenenon

2.Komplikasi jangka Panjang

a. Makroangiopati

 Penyakit arteri coroner (Ateroklerosis)


 Penyakit Vaskuler perifer
 Stroke
 Mikroangiopati
 Retinopati
 Nefropati
 Neuro diabetic

9. Test Diagnostik
Kriteria diagnostic menurut WHO (1985) untuk diabetes melitus pada orang dewasa tidak hamil, pada
sedikitnya dua kali pemeriksaan:

1. Glukosa plasma sewaktu>200mg/dl (11,1mmol/L)


2. Glukosa plasma puasa/Nuchter>140mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sample yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat
(2 jam post pradinal (pp) >200mg/dl (11,1mmol/L)

10. Penatalaksanaan Medik

1. Perencanaan makan
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi seimbang dalam hal karbohidrat (KH),
protein, lemak yang sesuai keecukupan gizi:
a. KH 60-70%
b. Protein 10-15%
c. Lemak 20-25%

Beberapa cara menentukan jumlah kalori untuk pasien DM melalui perhitungan menurut Bocca: Berat
badan (BB) Ideal: (TB – 10)-10%kg

1. BB ideal x 30% untuk laki-laki


BB ideal x 25% untuk wanita
Kebutuhan kalori dapat ditabah lagi dengan kegiatan sehari-hari :
 Ringan : 100-200 Kkal/jam
 Sedang : 200-250 Kkal/jam
 Berat : 400-900 Kkal
2. Kebutuhan basal dihitung seperti no 1, tetapi ditambah kalori berdasarkan presentase kalori
basal :
 Kerja ringan ditambah 10% DARI KALORI BASAL
 Kerja sedang ditambah 20% dari kalori basal
 Kerja berat ditambah 40-100% dari kalori basal
3. Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut :
 Pasien kurus : 2300-2500 Kkal
 Pasien normal:1700-2100 Kkal
 Pasien gemuk : 1300- 1500 Kkal

2.Latihan jasmani

Dianjurkan Latihan jasmani secara teratur ( 3-4 x seminggu ) selama kurang lebih 30 menit yang disesuaikan
dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta . Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan
kaki,jogging,lari,renng,bersepeda dan mendayung

3.Pengelolaan farmakologi

a.Obat hipoglikemik oral (OHO)

1) Golongan sulfonilures bekerja dengan cara :


-Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
-Menurunkan ambang sekresi insulin
-Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan
2) Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah normal . Preparat yang ada dan
aman adalah metformin , obat ini dianjurkan untuk pasien gemuk
3) Inhibitor alfa glucosidase
Secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa glucosidase di dalam saluran cerna sehingga
menurunkan hiperglikemia pasca pransial
4) Insulin sensitizing agent
Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai efek farmakologi
meningkatkan sensituvutas insulin sehingga bisa mengatasi masalah resistensi insulin dan
berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebkan hipoglikemi
B. Konsep Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangrene kaki diabetic hendaknya
dilakukan secara komperhensif dengan menggunakan proses keperawatan.
Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia terhadap
masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan klien keluarga juga
orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam
mengurangi / mengatasi masalah-masalah Kesehatan
Proses keperawatan terdiri dari 5 tahapan , yaitu : Pengkajian , diagnose keperawatan ,
perencanaan , pelaksanaann dan evaluasi
1.Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang
mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
a.Pengumpulan data
pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status
Kesehatan dan pola pertahanan penderita ,mengidentifikasikan ,kekuatan dan kebutuhan penderita
yang dapat diperoleh melalui anamese , pemeriksaan fisik , pemeriksaan laboratorium serta
pemeriksaan penunjang lainya
1. Anamnese
a,identitas penderita
meliputi nama , umur , jenis kelamin , agama , Pendidikan , pekerjaan . alamat, status
perkawinan ,suku bangsa , nomor register,tanggal masuk , rumah sakit daan diagnose
medis
b.Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki/tungkai bawah , rasa raba yang menurun ,adanya
luka yang tidak – sembuh dan berbau , adanya nyeri pada luka
c.Riwayat Kesehatan sekarang
berisi tentang kapan terjadinya luka , penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah
dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya
d.Riwayat Kesehatan dahulu
Adanya Riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada kaitanya dengan
defisiensi insulin misalnya penyakit pancreas . Adanya Riwayat penyakit jantung , obesitas ,
maupun arterosklerosis, Tindakan medis yangpernah didapat maupun obat obatan yang bisa
digunakan pleh penderita
e.Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga
menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin
misalnya hipertensi ,jantung
f.Riwayat osikososial
meliputi informasi mengenai perilaku , perasaan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita

2. Pemeriksaan Fisik
a.status Kesehatan umum
meliputi keadaan penderita , kesadaran , suara bicara, tinggi badan,berat badan dan
tanda tanda vital
b.Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala , keaadan rambut , adakah pembesaran pada leher , telinga kadang-
kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran , lidah sering terasa tebal, ludah
menjadi lebih kental , gigi mudah goyah , gusi mudaah bengkak dan berdarah , apakah
pengelihatan kabur/ganda,diplopia,lensa mata keruh
c.Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka , kelembaban dan
shu kulit diaerah sekitar ulkus dan gangrene< kemrahan pada kulit sekitar luka, tekstur
rambut dan kuku .
d.Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas , batuk , sputum,nyeri dada pada penderita DM mudah terjadinya
infeksi
e.Sistem kardiovaskular
Perfusi jaringan menurun , nadi perifer lemah atau berkurang takikardi/bradikardi,
hipertensi / Hipotensi ,aritmia,kardiomegalis
f.Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi ,polidipsi,mual,muntah,diare,konsytipasi,dehidrasi,perubahan berat
badan ,peningkatan lingkar abdomen,obesitas
g.Sistem urinary
Poliuri , retensio urine , inkontensia urine , rasa panas atau sakit saat berkemih
h.Sistem musuloskeletal
penyebaran lemak , penyebaran masa otot,perubahan tinggi badan, cepat Lelah, lemah
dan nyeri , adanya gangrene diekstrimitas
i.Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parathesia,anastesia,letargi,mengantuk, reflek lambat ,
kacau mental , disorientasi

3.Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :

a.Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl , gula darah puasa >120mg/dl dan dua
jam post prandial >200mg/DL

b.Urine

Pemeriksan didapatkan adanya glukosa dalam urine , pemeriksaan dilakukan dengan cara
benedict( reduksi) . Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau (+),
kuning (++) , merah ( + + +) dan merah bata (+ + + + )

c.Kultur pus

mengetahi jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotic yang sesuai dengan jenis
kuman

b. Analisa Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan Analisa serta sontesa
data . Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan data objektif dan berpedoman pada teori
Abraham Maslow yang teridri dari :
1. Kebutuhan dasar atau fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan cinta dan kasih saying
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Data yang dikelompokan tadi dianalisa sehingga dapat diambil kesimpulan tentang masalah
keperawatan dan kemungkinan penyebab , yang dapat dirumuskan dalam bentuk diagnose
keperawatan meliputi actual ,potensial, dan kemungkinan

2 .Diagnosa Keoerawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respon individu , keluarga atau komunitas
terhadap proses kehidupan / masalah Kesehatan . actual atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan
Tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut

Adapun Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien gangrene kaki dia betes sebagai berikut:

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunya aliran darah ke daerah
gangrene akibat adanya obstruksi pembuluh darah
2. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangrene pada ekstremitas
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tingginya gula darah

3.Perencanaan

Setelah merumuskan diagnose keperawatan , maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan
untuk mengurangi , menghilangkan , dan mencegah masalah keperwatan penderita . tahapan ini disebut
perencanaan keperawatan yang meliputi penentuna prioritas ,diagnose keperawatan , sasaran dan tujuan ,
evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan

a.Diagnosa no 1

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunya aliran darah ke daerah
gangrene akibat adanya obstruksi pembuluh darah

Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal

Kriteria hasil : - Denyut nadi perifer teraba kuat dan regular


- Warna kulit sekitar luka tidak pucat
- Kulit sekitae luka teraba hangat
- Edema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah
- Sensorik dan motoric membaik

Rencana Tindakan :

1. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi


Rasional : dengan mobilitas meningkatkan sirkulasi darah
2. Ajarkan tentang faktor -faktor yang dapat meningkatkan aliran darah :
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat) , hindari
penyilangan kaki ,hindari balutan ketat,hindari penggunaan bantal, dibelakang lutt dan sebagainya
Rasional: Meningkatkan dan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi edema

3.Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa :

Hindari diet tinggi kolesteol ,Teknik relaksasi , menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan
obat vasokontritis

Rasional : Kolesterol tiggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapat menyebakan
terjadinya vasokontriksi pembuluh darah , relaksasi untuk mengurangu efek dan stress

3. Kerja sama tim Kesehatan lain dalam pemberian vasodilator , pemeriksaan gula darah secara rutin dan
terapi oksigen (HBO)
Rasional : Pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pebuluh darah sehingga perfusi jaringan
dapat diperbaiki , sedangkan pemeriksaan gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan
keadaan pasien , HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus /gangrene

b.Diagnosa no .2

Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangrene pada ekstremitas

Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka

Kriteria hasil : 1. Berkurangnnya edema sekitar luka

2.pus dan jaringan berkurang

3.Adaanya jaringan granuslasi


4.Bau busuk luka berkurang

Rencana Tindakan :

1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan


Rasional : Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyebuhan luka akan membantu dalam
menentukan Tindakan selanjutnya
2. Rawat luka dengan baik dan benar : Membersihkan luka secara absetik menggunakan larutan yang
tidak iritatif , angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati
Rasional : Merawat luka dengan Teknik aseptic , dapat menjaga kontiminasi sisa balutan luka dan
larutan yang iritatif akan merusak jaringa granulasi yang timbul , sisa balutan jaringan nekrosis dapat
menghambat proses granulasi
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin , pemeriksaan kultur pus , pemeriksaan gula darah
pemberian antibiotic
Rasional ; Insulin akan menurinkan kadar gula darah , pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui jenis
kuman dan antibiotic yang tepat untuk pengobatan pemeriksaan kadar gula darah untuk mengetahui
perkembangan penyakit

c.Diagnosa no 3

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang

Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil : 1. Berat badan dan tinggi badan ideal

2.Pasien mematuhi dietnya

3.Kadar gula darah dalam batas normal

4.Tidak ada tanda tanda hiperglikemia /hipoglikemia

Rencana Tindakan :

1.Kaji status nutrsi dan kebiasaan makan

Rasional : untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan
Tindakan dan pengaturan diet yang adekuat
2.Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan

Rasional : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah kiplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia

3.Timbang berat badan setiap seminggu sekali

Rasional : Mengethaui perkembangan berat badan pasien merupakan salah satu indikasi untuk menentukan
diet

4.Identifikasi perubahan pola makan

Rasional: mengethaui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan

5.Kerja sama tim Kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet diabetic

Rasioanl ; pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam jaringan sehingga gula darah
menurun , pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurun gula darah dan mencegah komplikasi

4.Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah tahap pelaksanaan terhadap rencana Tindakan keperawatan yang telah ditetapkan
untuk perawat bersama pasien , implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
validasi, disamping itu juga dibutuhkan keterampilan interpersonal , intelektual,teknikal yang dilakuan
dengan cermat dan efisisne pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamaan fisik dan
psikoslogis . setelah selesai implementasi , dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah
dilakukan dan bagaimana respon pasien

5.Evaluasi

Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan . Kegiatan evaluasi ini adalah mebandingkan hasil
yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkam dalam
perencanaan

Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai ;
1. Berhasil : perilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan
ditujuan
2. Tercapai Sebagian : pasien menunjukan perilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam
pernyataan tujuan
3. Belum tercapai : pasien tidak mampu sama sekali menunjukan perilaku yang diharapkan sesuai
dengan pernyataan tujuan
4.

Anda mungkin juga menyukai