Anda di halaman 1dari 9

Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2, Juni 2017

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT STRES PADA


PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT TENTARA Dr.SOEPRAOEN MALANG

Lilik Supriati*, Bintari Ratih Kusumaningrum*, Haris Fadjar Setiawan*

Abstrak
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan penanganan tepat dan
serius. Penderita DM harus menjalani terapi yang dilakukan secara terus menerus. Kondisi ini dapat
mengakibatkan berbagai perubahan kesehatan yang menimbulkan gangguan fisik maupun psikologis bagi
penderita. Gangguan psikologis yang umum terjadi yaitu stres. Salah satu faktor yang mempengaruhi stres
adalah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan
emosi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara tingkat kecerdasan emosional dengan
tingkat stres pada penderita diabetes mellitus. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan 46
responden. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner tingkat kecerdasan emosi dan tingkat stres pada
penderita DM. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwaada korelasi negatif antara kecerdasan emosi
dengan tingkat stres pada pasien DM (r = -0,523, p = 0,00). Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin
rendah tingkat kecerdasan emosional semakin tinggi tingkat stres yang dialami penderita DM.

Kata kunci: diabetes mellitus (DM), kecerdasan emosional, stres

RELATIONSHIP BETWEEN INTELLIGENCE QUOTIENT EMOTIONAL AND STRESS LEVELS


IN PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS (DM)AT ARMY HOSPITAL
Dr. SOEPRAOEN MALANG

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a degenerative disease that requires proper and serious treatment. Patients
with diabetes should have continuous therapy. This condition can lead to various health changes that cause
physical and psychological disorders for patients like stress. One of the factors that affect the stress is
emotional intelligence. Emotional intelligence is a person's ability to control emotions. The aim of this
research was to know the relationship between emotional intelligence and stress levels in patients with
diabetes mellitus. The design of this research was descriptive analytic correlation using cross sectional
approach. The purposive sampling was used for technique sampling with 46 respondents. The instrument
used was questionnaire to measure the level of emotional intelligence and stress in patients with DM. The
result of Spearman correlation test showed the negative correlation between thetwo variables (r = -0.523, p =
0.00). Therefore, the conclusion of this research is that decreasing level of emotional intelligence correlates
with increasing levels of stress in DM patients.

Keywords: diabetes mellitus, emotional intelligence, stress

* Program Studi Ilmu Keperawatan, FKUB


E-mail: lylyiex@yahoo.co.id
79
Setiawan HF,et al. Hubungan Tingkat Kecerdasan Emosional…….

Pendahuluan kesehatan dapat menjadi stressor yang bisa


menyebabkan stres pada penderita DM.6 Stres
Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu merupakan efek dari tubuh yang dianggap
penyakit kronis yang sering ditemukan di abad berbahaya atau sulit, misalnya tuntuntan
ke-21.1 DM adalah kumpulan gejala yang pekerjaan dan peran dalam lingkungan
timbul diakibatkan oleh peningkatan kadar gula tertentu, sedangkan dari dalam biasanya
(glukosa) dalam darah akibat kekurangan berkaitan dengan keinginan, harapan, dan
hormon insulin secara absolut atau relatif.2 target yang ingin segera dicapai.7
Menurut World Health Organization (WHO) Pada penderita DM, stres dapat
jumlah penderita DM di indonesia mencapai menyebabkan perubahan kadar glukosa
8,4 juta dan diprediksikan jumlah ini akan dalam darah. Saat stres kelenjar adrenal
meningkat menjadi 21,3 juta pada 2030. menghasilkan hormon kortisol. Hormon
Indonesia adalah negara ke-enam dengan kortisol adalah hormon steroid dari golongan
jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.3 glukortikoid. Fungsi utama hormon kortisol
Berdasarkan data RISKESDAS (2007), yaitu meningkatkan gula darah dengan
penderita DM di Daerah Istimewa Yogyakarta mengorbankan jaringan otot, danpada kondisi
adalah sebesar 2,6%, DKI Jakarta sebesar kronis hormon kortisol dapat mengakibatkan
2,5%, Sulawesi Utara sebesar 2,4% dan resistensi insulin.8
Kalimantan Timur sebesar 2,3%. Prevalensi Pada penelitian yang dilakukan pada
diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, bulan April 2011 di RSUD Arifin Achmad
tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Pekanbaru, tingkat stres pada penderita DM
diikuti Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi tipe 2 dari 30 responden adalah 12 orang atau
Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur sekitar 40% mengalami stres rendah, 2 atau
3,3%. Prevalensi DM berdasarkan diagnosis 6,7% orang mengalami stres sedang, dan 16
dokter dan gejala, meningkat sesuai dengan orang atau 53,3% mengalami tingkat stres
bertambahnya umur, namun mulai umur ≥65 yang tinggi.5 Sedangkan penelitian yang
tahun cenderung menurun.4 dilakukan oleh Wulandari (2013) di RSUD
DM terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe 1 dan Dr. Haryoto Lumajang dari 99 responden
tipe 2. Individu yang menderita DM tipe 1 didapatkan 36% mengalami stres tinggi, dan
memerlukan suplai insulin dari luar (insulin 10% mengalami stres sangat tinggi.9
eksogen), untuk mempertahankan hidup. Tinggi atau rendahnya stres dipengaruhi
Sedangkan individu dengan DM tipe 2 resisten oleh reaksi individu itu sendiri terhadap
terhadap insulin, yaitu suatu kondisi tubuh atau stressor.10 Stres cenderung disertai oleh
jaringan tubuh yang tidak berespons terhadap emosi. Seseorang sering menggunakan emosi
aksi dari insulin. Individu dengan DM tipe 2 mereka untuk menilai kondisi stres yang
harus selalu menjaga pola makan, mecegah dialami. Menurut Rahmawati (2015), emosi
terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia. Hal dapat dikontrol dengan tingkat kecerdasan
tersebut akan berlangsung secara terus emosional yang tinggi.11
menerus sepanjang hidupnya.5 Aspek kecerdasan emosional lainnya
Berbagai perubahan kesehatan akan adalah motivasi diri, seseorang yang memiliki
dapat menimbulkan gangguan fisik maupun motivasi diri yang tinggi akan cenderung
psikologis bagi penderita. Penderita DM harus memiliki pandangan positif dalam menilai
tergantung pada terapi pengelolaan DM. Hal sesuatu yang terjadi di dalam dirinya,
tersebut dapat menimbulkan permasalahan sehingga akan berhubungan dengan perasaan
stres seperti kepatuhan pengobatan dan putus asa yang dialami penderita DM dalam
manajemen lainnya. Setiap perubahan dalam menjalani terapinya.12

80
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2, Juni 2017

Kecerdasan emosional yang buruk dapat adalah sebesar 46 orang. Penelitian ini
menyebabkan masalah pada penderita DM dilakukan pada bulan April2016.
yaitu stressor yang berakibat pada kurangnya Variabel independen adalah kecerdasan
manajemen pengendalian glukosa dalam emosional. Variabel dependen pada
darah, dimana glukosa darah yang tinggi penelitian ini adalah tingkat stres pada
dapat menyebabkan komplikasi yang lain pada penderita diabetes mellitus (DM). Instrumen
penderita DM. Penelitian Dubey (2013) yang dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
membahas tentang hubungan antara tingkat sudah diuji validitas dan reabilitas. Lembar
kecerdasan emosional dengan strategi koping kuesioner variabel independen terdiri dari 25
penderita DM menunjukkan hasil bahwa pertanyaan, sedangkan variabel dependen
seseorang yang memiliki kecerdasan terdiri dari 14 pertanyaan. Kriteria penilaian
emosional yang baik atau tinggi menunjukkan kecerdasan emosional adalah: 25%-50%
strategi koping yang adaptif dan seseorang dikategorikan rendah, 51%-75%
yang memiliki kecerdasan emosional yang dikategorikan sedang, dan 76%-100%
rendah memiliki strategi koping maladaptif.13 dikategorikan tinggi. Kriteria tingkat stres
Berdasarkan penelitian di atas adalah: skor 0-14 dikategorikan normal, 15-
memungkinkan kecerdasan emosional dapat 18 dikategorikan ringan, 19-25 dikategorikan
juga mempengaruhi stres, karena stres sedang, dan 26-33 dikategorikan berat. Data
merupakan keadaan tubuh dalam merespons yang diperoleh selanjutnya dianalisis
masalah secara maladaptif. Hasil studi mengunakan uji rank Spearman.
pendahuluan yang telah didapatkan di rumah
sakit tentara Dr. Soepraoen adalah 5 orang Hasil
dari 6 orang penderita DM dinyatakan stres.
Hal ini berhubungan dengan masalah yang Distribusi data demografi penderita DM di
sering dihadapi yaitu masalah terapi yang lama Rumah Sakit Dr. Soepraoen Malang meliputi
dan terus menerus, masalah pada efek terapi jenis usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama
yang berupa hipoglikemia, dan membatasi diagnosa.
makanan. Pasien juga mengungkapkan emosi
yang berlebihan dan berefek pada kepatuhan Usia:
minum obat atau kunjungan yang dilakukan Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa
pasien. rata-rata usia penderita DM adalah 60 tahun
Berdasarkan uraian yang telah atau dalam kategori lansia awal, paling tua 70
dipaparkan di atas, maka akan diteliti tahun dan paling muda adalah 60 tahun.
hubungan antara kecerdasan emosional
terhadap tingkat stres pada penderita DM di Jenis Kelamin:
RST Soepraoen Malang. Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
besar penderita DM berjenis kelamin
Bahan dan Metode perempuan yaitu sebanyak 27 responden
(58,7%).
Penelitian ini menggunakan metode
analitik korelasi dengan pendekatan cross Pendidikan Terakhir:
sectional. Populasi dalam penelitian ini Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa
adalah seluruh penderita diabetes mellitus di lansia yang mempunyai pendidikan terakhir SD
Poli Penyakit Dalam RST Soepraoen Malang adalah sebanyak 16 orang (34,8%).
dengan rata-rata kunjungan pada bulan
Desember 2015 sebanyak 52 orang. Besar
sampel yang didapatkan dengan
menggunakan metode purposive sampling

81
Setiawan HF,et al. Hubungan Tingkat Kecerdasan Emosional…….

Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


Karakteristik Kategori Jumlah Persentase
PenderitaDM (100%)
Laki-laki 19 41,3
Jenis Kelamin Perempuan 27 58,7
Total 46 100.00

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Karakteristik Kategori Jumlah Persentase


PenderitaDM (100%)
SD 16 34,8
Pendidikan SMP 12 26,1
terakhir SMA 14 30,4
Perguruantinggi 4 8,7
Total 46 100,00

Lamanya Terdiagnosa Diabetes Mellitus: terdiagnosa yaitu selama 43 bulan, paling lama
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan 8 tahun dan paling sebentar 6 bulan, dengan
bahwa rata-rata lama penderita DM nilai standar deviasi adalah 26,951.

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan lamanya terdiagnosa

Variabel N Mean Minimum-maximum Std. deviasi


Lama sakit 46 43 bulan 6 bulan - 8 tahun 26,951

Tabel 5. Distribusi frekuensi tingkat kecerdasan emosi

Tingkat Kecerdasan Emosional:


Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui sebanyak 22 responden (47,8%). Selanjutnya
bahwa tingkat kecerdasan emosional yang secara khusus tingkat kecerdasan emosional
didapatkan pada penderita DM paling banyak dibagi menjadi 5 indikator yaitu mengenali
adalah tingkat kecerdasan emosional rendah emosi, mengelola emosi, memotivasi diri,

82
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2, Juni 2017

mengenali emosi orang lain, membina emosi pada masing-masing indikator dapat
hubungan sosial. Untuk mengetahui dilihat pada Tabel 6 berikut.
bagaimana gambaran tingkat kecerdasan

Tabel 6. Distribusi frekuensi indikator tingkat kecerdasan emosional

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui tingkat kecerdasan emosi yang mendominasi


bahwa pada kategori “tinggi”, tingkat adalah mengelola emosi diri dengan jumlah 25
kecerdasan emosi yang paling mendominasi orang (54,3%).
adalah mengenali emosi, mengenali emosi
orang lain, membina hubungan sosial yaitu Tingkat stres
sebanyak 3 orang (6,5%). Pada kategori Pada Tabel 7 diketahui bahwa dari 5
“sedang”, diketahui bahwa kecerdasan emosi klasifikasi tingkat stres penderita DM dalam
yang paling mendominasi adalah memotivasi kategori normal sebanyak 5 responden
diri dengan jumlah 28 (60,9%), dan pada (10,9%), stres ringan sebanyak 8 responden
kategori “rendah”diketahui bahwa (17,4%), sedangkan stres sedang dialami
oleh 16 responden (34,8%), dan stres berat
dialamioleh17 responden (37%).

Tabel 7. Distribusi frekuensi tingkat stres

Analisis hubungan tingkat kecerdasan emosional dengan tingkat stres pada penderita DM:

83
Setiawan HF,et al. Hubungan Tingkat Kecerdasan Emosional…….

Tabel 8. Hubungan tingkat kecerdasan emosional dengan tingkat stres pada penderita DM

kecerdasan emosional yaitu tingkat


Dari Tabel 8 didapatkan nilai koefisien pendidikan. Hasil penelitian yang telah
korelasi (r) antara tingkat kecerdasan dilakukan menunjukkan sebagian besar
emosional dengan tingkat stres adalah responden memiliki tingkat pendidikan SD
-0,523. Nilai tersebut menunjukkan bahwa yaitu 16 responden (34,8%). Hal ini sejalan
ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat dengan penelitian sebelumnya yang
kecerdasan emosional dengan tingkat stres. menyatakan bahwa didapatkan hasil positif
Hubungan antara kedua variabel adalah antara tingkat kecerdasan emosional dengan
berlawanan (negatif) yang artinya semakin tingkat pendidikan.14 Sementara itu,
rendah tingkat kecerdasan emosional penelitian lain menunjukkan bahwa tingkat
akansemakin tinggi tingkat stres. kecerdasan emosional yang tinggi pada
pasien dengan tingkat pendidikan terakhir
Pembahasan sarjana.15 Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa tingkat pendidikan terakhir merupakan
Tingkat Kecerdasan Emosional pada salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
PenderitaDM di Rumah Sakit Tentara Dr. kecerdasan emosional. Hal ini dikarenakan
Soepraoen Malang: pendidikan dapat menjadi salah satu sarana
Hasil penelitian tingkat kecerdasan belajar individu untuk mengembangkan
emosional di Poli Penyakit Dalam di Rumah kecerdasan emosi. Faktor lain yang
Sakit Tentara Dr. Soepraoen menunjukan mempengaruhi tingkat kecerdasan emosional
bahwa sebagian besar penderita DM memiliki adalah usia. Dari hasil penelitian didapatkan
tingkat kecerdasan emosional yang rendah, tingkat kecerdasan emosional yang rendah
yaitu sebanyak 22 responden (47,8%), dengan data rata-rata usia responden yaitu
sedangkan tingkat kecerdasan emosi sedang 60 tahun. Tingkat kecerdasan emosional
sebanyak 18 responden (39,1%) dan tingkat yang baik umumnya pada rentan usia 18-35
kecerdasan emosi tinggi sebanyak 6 tahun.15 Dengan demikian, dapat disimpulkan
responden(13%). bahwa terdapat hubungan antara tingkat
Salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi dengan usia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

84
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2, Juni 2017

berdasarkan jenis kelamin sebagian besar penderita DM di RST Dr. Soepraoen Malang
responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebagian besar terdiagnosa DM rata-rata
58,7% memiliki kecerdasan emosional yang selama 3,7 tahun dengan tingkat stres yang
rendah. Hal tersebut tidak sejalan dengan tinggi. Hasil tersebut didukung oleh Wulandari
pernyataan Goleman (2015) bahwa (2013) yang menyebutkan bahwa rata-rata
kecerdasan emosional perempuan lebih baik lama terdiagnosa DM selama lebih dari 5
dibandingkan laki-laki karena perempuan lebih tahun, namun dengan tingkat stres yang
dapat merasakan emosi positif maupun rendah.9 Hal ini menunjukkan bahwa semakin
negatif dan perempuan juga memiliki lama penderita DM menjalani terapi maka
kehidupan emosional yang lebih baik.12 penderita menjadi dapat beradaptasi,
Perbedaan hasil penelitian tersebut terjadi sehingga mengalami stres yang rendah.
kemungkinan karena faktor-faktor lain yang Faktor lain yang mempengaruhi tingkat
dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan stres yaitu usia. Hasil penelitian menunjukan
emosional seseorang seperti faktor usia dan bahwa kategori usia responden penderita DM
tingkat pendidikan terakhir. paling banyak yaitulebih dari 61 tahun
Hasil penelitian inijuga menunjukkan (60,9%), dengan tingkat stres berat yaitu
tingkat kecerdasan emosional yang rendah sebanyak 52%, dan usia responden di atas 56
pada pengelolaan emosi yaitu pada sekitar tahun adalah 50% dari total 48 responden.
54,3% responden. Pada penderita diabetes Pada usia lansia yaitu >50 tahun umumnya
mengalami banyak perubahan di dalam mengalami penurunan kondisi fisik, psikologis
hidupnya seperti harus menerima kenyataan yang diperparah dengan adanya perubahan
bahwa klien menderita diabetes dan harus dalam hidup, misalnya perubahan yang
menjalani terapi secara terus menerus. Hal berkaitan dengan pekerjaan atau stres,
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan perubahan peran stres di masyarakat
oleh Goleman (2015) bahwa mengelola menyebabkan timbulnya masalah diantaranya
emosi adalah pengelolaan impuls dan stres.
perasaan yang menekan dan orang yang
buruk kemampuannya dalam mengelola Hubungan Tingkat Kecerdasan Emosional
emosi akan terus menerus bertarung melawan Dengan Tingkat Stres Pada PenderitaDM di
perasaan murung atau melarikan diri pada Rumah Sakit Tentara Dr Soepraoen Malang:
hal-hal yang merugikan diri sendiri.12 Hasil uji korelasi Spearman
menunjukkan adanya hubungan antara tingat
Tingkat Stres Pada Penderita Diabetes kecerdasan emosional dengan tingkat stres
Mellitus di Rumah Sakit Tentara Dr. pada penderita DM (R = -0,523, p = 0,00).
Soepraoen: Pada penderita DM yang memiliki
Hasil penelitian tingkat stres di Poli kecerdasan emosional yang rendah
Penyakit Dalam Rumah Sakit Tentara Dr cenderung mengalami stres tinggi dan pada
Soepraoen menunjukkan bahwa penderita DM penderita DM yang memiliki kecerdasan
yang memiliki tingkat stres berat yaitu 37%, emosional yang tinggi cenderung mengalami
sedangkan tingkat stres sedang 34,8%, serta stres yang ringan. Hal ini dikarenakan
tingkat stres ringan sebanyak 8 responden penderita DM harus menjaga pola makan,
(10,9%) dan tingkat stres normal sebanyak selalu melakukan perawatan kaki, mencegah
(10,9%). Hal ini kemungkinan disebabkan terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia. Hal
karena terapi diabetes yang harus dijalani oleh tersebut akan berlangsung secara terus
penderita secara terus menerus. Faktor menerus sepanjang hidupnya. Tinggi atau
pemberat lainnya yang juga mempengaruhi rendahnya stres dipengaruhi oleh reaksi
stres yang dirasakan penderita yaitu lamanya individu itu sendiri terhadap stressor.10
diagnosa penyakit DM. Stres cenderung disertai dengan emosi,
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa maka seseorang akan sering menggunakan
85
Setiawan HF,et al. Hubungan Tingkat Kecerdasan Emosional…….

emosi mereka untuk menilai kondisi stres kognitif, emosi, dan sosial.
yang dialami. Tingkat stres pada penderita DM
dapat mengalami kemunduran dari segi fisik Kesimpulan
dan psikologis, seorang penderita diabetes
mellitus pada umumnya juga mengalami Kesimpulan dari penelitian ini adalah
kemunduran dari segi emosional. Segi kecerdasan emosional di Poli Penyakit Dalam
emosional tersebut meliputi sikap Rumah Sakit Tentara Dr. Soepraoen Malang
menyangkal, obsesif dan takut. Emosi dapat yaitutingkat kecerdasan emosional rendah
dikontrol dengan tingkat kecerdasan padasebanyak 22 responden(47,8%), dan
emosional yang tinggi.11 tingkat stres berat dialami oleh17 responden
Individu dengan kecerdasan emosional (37%). Terdapat hubungan cukup kuat antara
yang tinggi mengalami sedikit respons tingkat kecerdasan emosional dengan tingkat
emosional negatif yang memungkinkan stres, semakin rendah tingkat kecerdasan
mereka untuk beradaptasi lebih mudah. emosional semakin tinggi tingkatstres.
Kecerdasan emosional yang rendah juga
dapat mempengaruhi terapi pengobatan DM Saran
karena seseorang yang memiliki penyakit
kronis selalu sulit untuk menerima kenyataan Berdasarkan hasil penelitian maka
bahwa mereka harus melakukan perubahan diharapkan petugas kesehatan dapat
gaya hidup. Hal ini disebabkan pasien meningkatkan peran dalam edukasi kepada
biasanya sadar bahwa mereka rentan pasien DM untuk melakukan pengendalian
terhadap penyakit lanjut dan harapan mereka emosi sehingga bisa menurunkan stres dan
untuk hidup menjadi lebih pendek.16 pengobatan dapat dillakukan dengan
Stres bisa memiliki konsekuensi secara maksimal. Bagi penelitian selanjutnya
emosional yaitu dapat mengakibatkan disarankan untuk menggunakan metode
perasaan negatif, mempengaruhi kemampuan eksperimen untuk membantu pasien DM
memecahkan masalah, dan mengubah dalam melakukan manajemen pengendalian
hubungan seseorang dengan orang lain.16 emosi dan penurunan stres.
Komponen kecerdasan emosional yaitu
kesadaran diri, pengaturan diri, serta Daftar Pustaka
hubungan sosial. Kesadaran diri adalah
kemampuan dalam mengenali perasaan 1. Tandra H. Segala Sesuatu yang Harus
dalam diri sendiri. Pengaturan diri berarti Anda Ketahui Tentang Diabetes Tanya
pengelolaan impuls dan perasaan yang Jawab Lengkap Dengan Ahlinya.
menekan, agar dapat terungkap dengan tepat. Jakarta: Gramedia. 2008.
Keterampilan sosial merupakan seni dalam 2. Almatsier S. Penuntun Diet. Jakarta:
membina hubungan dengan orang lain yang Gramedia Pustaka Utama. 2006.
mendukung keberhasilan dalam bergaul 3. Kariadi S dan Hartini KS. Diabetes? Siapa
dengan orang lain.12 Stres dapat mengganggu Takut!!. Bandung: Penerbit Qanita. 2009.
cara seseorang dalam menyerap realita, 4. RISKESDAS.2007. Online.
menyelesaikan masalah, berpikir secara Http://Digilib.Esaunggul.Ac.Id/Public/UEU
umum, dan hubungan seseorang dan rasa -Undergraduate
memiliki. Selain itu, stres dapat mengganggu 2405BABI.Pdf?Kbzahyuoccezfbza.
pandangan umum seseorang terhadap hidup, Diakses 24 Januari2016.
sikap yang ditunjukkan pada orang yang 5. Sofiana LI, Elita V, dan Utomo W.
disayangi dan status kesehatan.6 Beberapa Hubungan antara Stres dengan Konsep
aspek stres yaitu biologis dan psikososial. Diri pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe
Aspek psikososial itu sendiri terdiri dari

86
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2, Juni 2017

2. Jurnal Ners Indonesia.2012; 2(2). Jakarta: PT Gramedia. 2015.


6. Perry AG dan Potter PA. Buku Ajar 13. Dubey A. Fostering Emotional Intelligence
Fundamental Keperawatan: Konsep, and Coping with Diabetes and Evaluation
Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.2008. of Quality of Life. Indian Journal of Health
7. Ide P. Seri Bodytalk-Yoga untuk Stres. and Wellbeing. 2013.
Jakarta: Gramedia. 2008. 14. Tri KAR. Efek Gender dan Pendidikan
8. Tiedt JA and Brown LA. Allostatic Load: pada Hubungan Kecerdasan Emosional
The Relationship between Chronic Stress dan Kinerja Karyawan BPR di
and Diabetes in Native Americans. Kabupaten Gianyar. Bali: Universitas
Journal of Theory Construction & Testing. Udayana. 2010.
2014; 18(22). 15. Donahue AS.The Relationship among
9. Wulandari CD. Hubungan antara Emotional Intelligence, Self-
Persepsi terhadap Penyakit dengan Management and Glycemic Control in
Tingkat Stres pada Penderita Diabetes Individuals with Type 1 Diabetes.US:
Mellitus Tipe II di RSD Dr. Haryoto University Of Massachusetss Worcester.
Lumajang. Malang: Universitas 2010.
Brawijaya. 2013. 16. Isworo A. Hubungan Depresi dan
10. Lahey BB. Psychology An Introduction.9th Dukungan Keluarga terhadap Kadar
Edition. New York: Mcgraw-Hill Gula Darah pada Pasien Diabetes
Companies. 2007. Mellitus Tipe 2 Di RSUD Sragen.
11. Rahmawati RC. Hubungan Tingkat Purwokerto: Universitas Jendral
Kecerdasan Emosional dengan Tingkat Soedirman. 2010.
Stres Akademik pada Remaja Menjelang 17. Sarafino EP and Smith TW. Health
Ujian Nasional (Studi Kasus di SMA Psychology: Biopsychosocial
Negeri 3 Lumajang). Malang: Universitas Interactions. 7th Edition.US: John Wiley
Brawijaya. 2015. & Sons Inc. 2011.
12. Goleman D. Emotional Intelegence.

87

Anda mungkin juga menyukai