2. Kontaminasi Gypsum
Gypsum dapat masuk ke dalam lumpur pada saat pemboran menembus
formasi gypsum, lapisan gypsum yang terdapat pada formasi shale atau
101
102
limestone. Akibat adanya gypsum dalam jumlah yang cukup banyak dalam
lumpur pemboran, maka akan merubah sifat fisik lumpur tersebut seperti
viscositas plastic, yield point, gel strength dan flltration loss.
3. Kontaminasi Semen
Kontaminasi semen dapat terjadi akibat operasi penyemenan yang kurang
sempurna atau setelah pengeboran lapisan semen dalam casing, float collar dan
casing shoe. Kontaminasi semen akan merubah viscositas plastik, yield point,
gel strength, fluid loss dan pH lumpur.
Selain dari ketiga kontaminasi di atas, bentuk kontaminasi yang lain yang
dapat terjadi selama operasi pemboran adalah :
1
4
6
4
Keterangan:
1. Skala
2. Dial Reading
3. Rotor
4. Cup (bejana)
5. Gear Shift Rod
6. Motor
7. Speed Control Switch
1 3
2
Keterangan:
1. Mixer Cup
2. Mixer Hanging
3. Mixer
2 3
1
Keterangan:
1. Gelas Ukur
2. Gelas Beker
3. Erlenmeyer
2
3
4 5
10 8
Keterangan:
Keterangan
1. 2Lid
1 3
2. Cup 4 5
3. Reader
4. Arm Balance
5. Calibrator
8.5.2. Perhitungan
1. Percobaan Pengukuran Viskositas dan Gel Strength
Lumpur dasar : 350 ml air + 22,5 gram bentonite + 9 gram garam
= 10
YP = C300 - PV
= 16 - 10
=6
117
GS 10 detik = 6 lb/ft2
GS 10 menit = 4 lb/ft2
3. Percobaan Pengukuran Filtrasi dan Mud Cake (Filter Press)
Lumpur dasar: 350 ml air + 22,5 gram bentonite + 9 gram garam
Grafik 8.1.
Kontaminan Vs Additive
118
Grafik 8.2.
Kontaminan Vs Pv
119
Grafik 8.3.
Kontaminan Vs Yp
120
Grafik 8.4.
Kontaminan Vs Gel Strength 10’
121
Grafik 8.5.
Kontaminan Vs Gel Strength 10’’
122
Grafik 8.6.
Kontaminan Vs Volume Filtrat
123
Grafik 8.7.
Kontaminan Vs Mud Cake
124
Grafik 8.8.
Kontaminan Vs pH
125
126
8.6. PEMBAHASAN
Pada praktikum minggu ke-4 acara ke-7 Analisa Lumpur Pemboran
berjudul Kontaminasi Lumpur Pemboran. Praktikum penentuan kontaminasi
lumpur pemboran bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat fisik lumpur akibat
kontaminasi garam gypsum, dan semen, dan memahami cara penanggulangan
kontaminasi kapur. Salah satu penyebab berubahnya sifa-sifat fisik lumpur adalah
adanya material-material yang tidak diinginkan (kontaminan) yang masuk ke
dalam lumpur pada saat operasi pemboran sedang berjalan. Adapun perubahan itu
terjadi pada parameter-parameter anatara lain viscositas, gel strength, volume
filtrat, ketebalan mud cake dan pH.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini yaitu, apabila terjadi peningkatan gel
strength, viscosity dan yield point, maka kerja pompa lumpur di permukaan akan
menjadi semakin besar. Selain itu pemisahan cutting di conditioning area juga
menjadi lebih sukar. Sedangkan, apabila gel strength terlalu kecil maka lumpur
tidak dapat menahan cutting pada saat round trip. Kemudian, apabila filtration
loss terlalu besar maka mud cake yang terbentuk akan semakin tebal sehingga
dapat menimbulkan masalah pipe sticking. pH juga harus tetap dijaga agar tidak
terjadi korosif (lumpur bersifat terlalu asam) pada rangkaian drill string atau
terjadi flokulasi (penggumpalan) karena lumpur bersifat terlalu basa. Karena
adanya kontaminasi pada lumpur akan membuat sifat fisik dari lumpur tersebut
berubah dan menyebabkan masalah pada saat pemboran berlangsung. Jika yang
terjadi kontaminasi NaCl maka dapat menambahkan fresh water sehingga
mengurangi konsentrasi Cl- dan juga dapat menambahkan additive defloculant
agar tidak terjadi flokulasi. Sedangkan apabila sudah high contamination dapat
mengganti lumpur menjadi Salt Saturated Mud System atau Oil Base Mud. Untuk
kontaminasi Gypsum untuk menghilangkan ion Ca2+ dapat ditambahkan dengan
soda ash (NaHCO3) sehingga dapat memisahkan padatan yang berada didalam
lumpur membentuk CaCO3, kemudian dapat mengubah lumpur menjadi Calcium
Base Fluid. Untuk kontaminasi semen yang tidak terlalu parah, penanganannya
130
8.7. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat diambil kesimpula sebagai berikut :
1. Dari percobaan diperoleh hasil sebagai berikut:
Densitas = 8, .8ppg
Plastic viscosity = 10 cp
Yield point = 6 lb/100 ft2
Gel strength 10” = 6 lb/100 ft2
Gel Strength 10’ = 4 lb/100 ft2
Filtration loss 30 menit = 48.8 ml
Tebal mud cake = 4.55 mm
pH = 7.5
2. Kontaminasi terhadap lumpur pemboran sering terjadi pada saat pemboran
berlangsung. Zat kontaminan tersebut antara lain: NaCl, gypsum, semen,
hard water, carbondioxide, hydrogen sulfide dan oxygen.
3. Kontaminasi semen terjadi karena adanya drilling cement ataupun indikasi
semen belum kering.
4. Sumber kontaminasi gypsum yaitu formasi limestone/shale
5. Kontaminasi NaCl yaitu menembus formasi saltdome.
6. Kontaminasi lumpur pemboran dapat menyebabkan perubahan terhadap
nilai pH, plastic viscosity, gel strength, filtration loss dan ketebalan mud
cake. Sehingga pengetahuan mengenai kontaminasi lumpur sangat penting
dalam hal penanggulangan masalah yang timbul dalam proses pemboran
yang disebabkan oleh kontaminan.
7. Aplikasi lapangannya adanya kontaminsasi terhadap lumpur pemboran akan
merubah sifat fisik lumpur sehingga dengan mengetahui permasalahan yang
mungkin terjadi akibat kontaminasi maka dapat diambil langkah yang tepat
dalam penangannya seperti penambahan soda ash untuk penaganan
kontaminan gypsum penambahn dispersant dan caustic soda untuk
kontaminan NaCl dan penambahan sodium acid phro phosphate untuk
kontaminan semen.
132