Abstrak
Tujuan : Mengetahui hubungan antara preeklampsia berat, sindrom HELLP, dan eklampsia terhadap luaran janin
(kecil masa kehamilan, asfiksia, dan prematuritas) di RSUD Ulin Banjarmasin
Metode : Menggunakan metode potong lintang berdasarkan data sekunder yang diambil dari rekam medis.
Sampel yang diambil merupakan total sampel yaitu seluruh rekam medis ibu yang melahirkan dan luaran janin di
kamar bersalin RSUD Ulin Banjarmasin pada bulan Januari - Desember tahun 2017. Penelitian ini mendapatkan
sampel sebanyak 1.259 sampel. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square yang dilanjutkan dengan analisis
multivariat menggunakan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan p<0,05 untuk analisis statistik.
Hasil : Penelitian ini mendapatkan 1.259 sampel dari total sampel yang adalah seluruh ibu yang melahirkan
di kamar bersalin RSUD Ulin tahun 2017. Preeklampsia berat, sindrom HELLP, dan eklampsia masing-masing
terdapat 156, 32, 30 sampel sedangkan luaran janin kecil masa kehamilan, asfiksia, dan prematuritas masing-
masing terdapat 225, 32, dan 30 sampel. Analisis chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara preeklampsia berat, sindrom HELLP, dan eklampsia terhadap luaran janin. Analisis multivariat dengan
menggunakan uji regresi logistik mendapatkan kecil masa kehamilan sebagai luaran janin yang paling berhubungan
dengan preeklampsia berat dan sindrom HELLP.
Kesimpulan : Preeklampsia berat, sindrom HELLP, dan eklampsia mempunyai hubungan terhadap luaran janin.
Preeklampsia berat dan sindorm HELLP paling berhubungan terhadap hasil luaran janin kecil masa kehamilan.
Kata kunci : Preeklampsia Berat, Sindrom HELLP, Eklampsia, Luaran Janin, RSUD Ulin
Key words: Severe Preeclampsia, HELLP Syndrome, Eclampsia, Fetal Outcome, Ulin General Hospital
143
Obgynia, Volume 2 Nomor 2 September 2019
144
Yohanes Adhitya Prakasa Sukoco Putra: Preeklampsia Berat, Sindrom HELLP, dan Eklampsia
ibu dan neonatal berbeda, namun penyebab bulan Januari sampai dengan Desember 2017.
yang mendasari kematian keduanya hampir Sampel yang berjumlah 1.259 tersebut terdiri
sama, yaitu ketidakmampuan memperoleh dari 1.041 sampel rekam medis ibu hamil
akses perawatan ibu dan bayi.14,15 Pola normal (tanpa preeklampsia berat, sindrom
penyakit penyebab kematian bayi baru HELLP, dan eklampsia) dan 769 sampel
lahir lebih banyak disebabkan oleh masalah rekam medis janin yang dilahirkan normal
prematuritas, bayi berat lahir rendah, dan sedangkan sampel rekam medis ibu hamil
asfiksia.16,17 Kematian bayi yang terjadi sangat dengan preeklampsia berat, sindrom HELLP,
berkaitan erat dengan kondisi penyakit ibu dan eklampsia masing-masing didapatkan
saat hamil. 18 Salah satu penyakit yang sangat sebanyak 156, 32, dan 30 sampel serta sampel
mempengaruhi janin dalam kandungan rekam medis janin yang dilahirkan dengan
adalah preeklampsia.19Ibu hamil dengan kecil masa kehamilan, asfiksia, dan prematur
suatu penyakit menyebabkan berbagai masing–masing didapatkan sebanyak
dampak yang serius terhadap janin yang 225, 163, dan 102 sampel. Penelitian ini
dikandungnya. Hal ini menarik perhatian bersifat potong lintang (cross sectional)
peneliti untuk melakukan penelitian tentang dari pengambilan data sekunder yaitu rekam
salah satu penyakit yang paling sering terjadi medis pasien. Data yang diperoleh diolah
pada ibu hamil yaitu preeklampsia yang secara komputerisasi dengan menggunakan
dapat menyebabkan dampak buruk hasil software SPSS. Analisis data dilakukan secara
luaran janin (kecil masa kehamilan, asfiksia, statistik bivariate dengan menggunakan uji
prematuritas) yang dilahirkan tersebut. chi-square kemudian dilanjutkan analisis
data secara multivariat dengan menggunakan
Metode uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan
dengan p<0.05.
Penelitian ini dilakukan di RSUD Ulin
Banjarmasin pada bulan Januari−Desember Hasil
tahun 2017. Teknik pengumpulan data dengan
cara total sampel selama satu tahun dengan Angka kejadian PEB, sindrom HELLP,
menggunakan data sekunder yaitu rekam dan eklampsia di RSUD Ulin Banjarmasin
medis seluruh ibu hamil yang melahirkan masing-masing sebesar 156 kasus (12,39%),
dan janin yang dilahirkan di RSUD Ulin 32 kasus (2,54%), dan 30 kasus (2,38%) dari
Banjarmasin pada tahun 2017 dengan seluruh persalinan pada bulan Januari sampai
sebelumnya menetapkan kriteria inklusi dan dengan Desember tahun 2017 (Tabel 1).
eksklusinya. Kriteria inklusi pada penelitian Tabel 1 Angka Kejadian PEB, Sindrom
ini adalah rekam medis seluruh ibu hamil HELLP, dan Eklampsia
yang melahirkan dan janin yang dilahirkan
di RSUD Ulin Banjarmasin pada bulan Jumlah Persentase
Januari sampai dengan Desember tahun 2017 Persalinan
(n) (%)
dan data rekam medis pasien tersebut harus PEB 156 12,39
lengkap dan jelas. Kriteria eksklusi pada Sindrom HELLP 32 2,54
penelitian ini adalah data rekam medis yang Eklampsia 30 2,38
kurang lengkap atau tidak jelas sehingga Normal 1.041 82,69
kurang dipahami maksudnya. Sampel yang
Jumlah 1.259 100
didapatkan sebanyak 1.259 sampel rekam
medis ibu hamil dan janin yang seluruhnya * PEB : Preeklampsia berat
* Sindrom HELLP: sindrom Hemolysis, Elevated
dilahirkan di RSUD Ulin Banjarmasin pada liver enzyme, Low platelet
145
Obgynia, Volume 2 Nomor 2 September 2019
146
Yohanes Adhitya Prakasa Sukoco Putra: Preeklampsia Berat, Sindrom HELLP, dan Eklampsia
PEB
Variabel
B Wald Sig. PR 95%CI
147
Obgynia, Volume 2 Nomor 2 September 2019
148
Yohanes Adhitya Prakasa Sukoco Putra: Preeklampsia Berat, Sindrom HELLP, dan Eklampsia
adanya peningkatan paparan stress oksidatif tersebut. Dalam dinding rahim, sitotrofoblas
pada janin. Beberapa penelitian juga sangat menyerang arteri spiralis. Sitotrofoblas
menghubungkan dengan iskemik, stress pada bermigrasi ke pembuluh-pembuluh ini dan
maternal dan janin yang dapat menyebabkan menggantikannya dengan cara retrograde
prematuritas. pCRH pada kondisi stress pada lapisan endotel maternal. Sitotrofoblas
termasuk pada preeklampsia mampu juga berimplantasi di antara sel-sel otot polos
menyebabkan peningkatan aktivitas kerja yang membentuk tunika media. Akibat dari
oksitosin dan prostaglandin yang kemudian hal tersebut adalah arteri spiralis mencapai
akan meningkatkan aktivitas miometrium sifat fisiologis yang diperlukan untuk
sehingga persalinan premature dapat terjadi.24 meratakan plasenta secara adekuat sehingga
Setelah dilakukan analisis bivariate, aliran darah dari maternal ke janin terjadi
pada penelitian ini dilanjutkan dengan secara adekuat. Sebagai perbandingan, invasi
analisis multivariate menggunakan uji dari sisi vena sirkulasi uterus minimal, cukup
regresi logistik untuk melihat variabel luaran untuk memungkinkan pengembalian dari
janin yang paling terpengaruh terhadap vena.26
kejadian preeklampsia berat, sindrom Pada preeklampsia, invasi sitotrofoblas
HELLP, dan eklampsia. Hasil analisis dapat dari kompartemen uterus interstisial sering
disimpulkan bahwa luaran janin yang paling kali terjadi secara dangkal. Di banyak
terpengaruh terhadap preeklampsia berat lokasi, invasi arteri spiral menjadi tidak
dan sindrom HELLP adalah kecil masa lengkap. Sitotofroblas endovaskular, dan
kehamilan sedangkan analisis multivariate beberapa pembuluh mempertahankan
pada eklampsia terhadap variabel luaran bagian dari lapisan endotel mereka dengan
janin secara statistik tidak ada yang lebih lapisan otot yang relatif utuh. Defek yang
berpengaruh satu variabel dibandingkan terjadi ini mencerminkan defisit dalam
variabel lainnya. program diferensiasi yang memungkinkan
Penyebab dari preeklamsia masih invasi sitotrofoblas ke dinding uterus. Pada
tetap menjadi salah satu hal yang belum preeklamsia, proses mimikri vaskular tidak
dapat diselesaikan dan belum ditemukan lengkap sehingga menghambat interaksi
secara pasti ssampai saat ini. Teori saat ini sel dengan arteri spiralis sehingga terjadi
yang mendukung terjadinya preeklampsia penurunan perfusi dari maternal ke janin.12,26
diperkirakan terjadi dalam tahap plasentasi
abnormal yang mengarah ke respons Simpulan, berdasarkan hasil penelitian
inflamasi maternal. Daerah spesifik dari yang dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin
plasenta memiliki bagian patologis yang dengan mengambil sampel penelitian pada
berbeda. Selama kehamilan normal, bulan Januari sampai dengan Desember 2017
sitotrofoblas bermigrasi dari vili korionik ini dapat disimpulkan bahwa ibu dengan
kemudian menginvasi uterus dan mencapai preeklampsia berat, sindrom HELLP, dan
sepertiga bagian dalam miometrium. Proses eklampsia mempunyai hasil luaran janin
yang terjadi ini dikarenakan sel-sel plasenta dengan kecil masa kehamilan, asfiksia, dan
mempunyai sifat semiallogenic yaitu suatu prematuritas.
benda asing yang ada di dalam tubuh yang Preeklampsia berat dan sindrom HELLP
tidak dirusak oleh antibody dalam tubuh pada ibu hamil merupakan hal yang paling
karena mempunyai beberapa bagian yang mempengaruhi pada hasil luaran janin kecil
mirip dengan tubuh. Selain itu, juga terdapat masa kehamilan.
co-expressing genom pada maternal dan
paternal sehingga dapat terjadi proses
149
Obgynia, Volume 2 Nomor 2 September 2019
150
Yohanes Adhitya Prakasa Sukoco Putra: Preeklampsia Berat, Sindrom HELLP, dan Eklampsia
151