Anda di halaman 1dari 10

1.

Jelaskan alasan dilakukan analisis mikrobiologis pada satu jenis sediaan obat
tradisional?
2. Ketikkan parameter pada uji metode MPN sehingga dapat dikatakan positif
mengandung bakteri Coliform.
3. Apakah Metode Pengujian Analisis Mikrobiologis Obat Tradisional ?
4. Tuliskan beberapa Parameter Keamanan obat !
5. Cara Kerja Analisis Mikrobiologi Obat Tradisional dan obat non steril
Jawab
1. Alasan dilakukan analisis mikrobiologis pada satu jenis sediaan obat
tradisional adalah untuk memastikan obat tradisional tersebut tidak berbahaya
bagi kesehatan dan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan. Oleh
karena itu, dilakukan beberapa pengujian mutu dari obat tradisional seperti
kadar air waktu hancur, mikrobiologi, keragaman bobot, prganoleptik,
pemeriksaan kimia, fisika, serta pemeriksaan simplisia/bahan baku yang
digunakan, dan sebagainya (Lestari Handayani, dkk, 1998).
Pustaka:
Handayani, L., Suharmiati, S. and Sukirno, S., 1998. Pemeriksaan Kadar Air,
Waktu Hancur, dan Mikrobiologi Jamu Madura. Media Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 8(03), p.159474.
2. Pengujian menunjukkan bahwa sampel positif ketika membentuk
gelembung/gas, yang diduga telah terjadi kontaminasi oleh bakteri coliform.
Hal tersebut terjadi karena adanya proses fermentasi gula (laktosa) dalam
media LB(Lactose Broth) karena adanya bakteri coliform fekal (Escherichia
coli). Fermentasi gula dengan adanya energi yang dihasilkan oleh bakteri
akan menghasilkan asam piruvat dan asam asetat, kemudian muncul
gelembung gas CO2 yang berada dalam media. Tabung reaksi yang tertutup
rapat, menyebabkan gas karbon akan mendorong ruang pada tabung
durham. Jika dalam waktu lebih dari 24 jam maka akan semakin banyak
ruang gas yang akan terbentuk pada tabung durham pada reaksi yang positif.
Reaksi negatif tidak menunjukkan adanya keberadaan bakteri yang ditandai
dengan tidak terbentuknya gelembung gas pada tabung durham.
Terbentuknya gelembung/gas dan perubahan warna menunjukkan terjadinya
fermentasi laktosa yang ada dalam media laktosa cair oleh bakteri. (Putri dan
Pramudya,2018)
DAFTAR PUSTAKA:
Putri dan Pramudya. 2018. Identifikasi Keberadaan Bakteri Coliform dan Total
Mikroba Dalam Es Dung-Dung di Sekitar Kamupus Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Media Gizi Indonesia. Vol. 13, No. 1:
hlm. 41–48
3. Pengujian cemaran mikroorganisme dalam sediaan obat tradisional meliputi
Angka Lempeng Total (ALT), uji kapang/khamir (AKK), serta uji most probably
number (MPN) untuk menguji adanya bakteri coliform dan uji cemaran
mikroorganisme patogen seperti Escherichia coli, Salmonella sp,
Pseudomonas aeuroginosa, Staphylococcus aureus dan mikroorganisme
patogen lain (Pratiwi, 2008).
4. Departemen Kesehatan (Depkes) RI dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 661/MENKES/SK/VII/1994[2] menyatakan bahwa perlu dicegah
beredarnya obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan keamanan,
kemanfaatan dan mutu. Parameter keamanan meliputi uji cemaran
mikroorganisme seperti uji mikroorganisme patogen, uji Angka Lempeng
Total, uji Angka Kapang/Khamir, uji aflatoksinserta uji cemaran logam berat.
(Inur Tivani, 2018)

Pustaka:
Tivani, I., 2018. Uji Angka Lempeng Total (ALT) Pada Jamu Gendong Temu
Ireng Di Desa Tanjung Kabupaten Brebes. Parapemikir: Jurnal Ilmiah
Farmasi, 7(1).

5. Caker
Cara kerjao bat tradisional
a. Preparasi Alat dan Bahan
Peralatan yang dilakukan untuk pengujian disterilisasi menggunakan
pemanasan kering dengan bantuan alat oven selama 2 jam, sedangkan
media yang digunakan untuk pengujian disterilisasi dengan pemanasan
basah menggunakan bantuan alat autoklaf pada suhu C selama 20 menit
agar tidak terjadi kontaminasi yang berasal dari media maupun alat-alat
yang digunakan, sehingga bakteri yang tumbuh dalam media benar-benar
berasal dari jamu tersebut.
b. Pembuatan Media Air Pepton
Pembuatan media air pepton dengan menimbang air pepton sebanyak 1
g. kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest diaduk sampai larut (berat
yang di timbang 1 : 1000 dengan aquadest yang digunakan). Menyaring
dengan kapas dan dimasukan dalam Erlenmeyer sebanyak 135 ml.
setelah itu menutup dengan kapas dan kertas paying diikat dengan tali
agar tidak terkontaminasi dan tidak terjadi kebocoran. Kemudian
disterilkan di autoklaf pada suhu 121oC selama 20 menit.
c. Pembuatan Media NA
Menimbang media Nutrien Agar (NA) sebanyak 3,5 gram. Kemudian
masukannya kedalam Erlenmeyer.Melarutkan dengan aquadest
dicukupkan volumenya sampai 100 ml. setelah itu disterilkan
menggunakan autoclave selama 15 menit dengan suhu 121 oC.setelah
disterilkan kemudian dinginkan (±50oC).
d. Pembuatan Larutan Kloramfenikol 1%
Pembuatan larutan kloramfenikol 1 % yaitu dengan menimbang
kloramfenikol 1% sebanyak 1 gram.Kemudian melarutkannya ke dalam
100 ml aquadest steril.
e. Pembuatan Media PDA
Menimbang media Potato Dextrose Agar (PDA) sebanyak 3,5 ml gram.
Kemudian memasukannya ke dalam Erlenmeyer.Setelah itu melarutkan
dengan aquadest dicukupkan volumenya 100 ml. menambahkan 1 ml
larutan kloramfenikol 1% dan campur hingga merata. Kemudian
meyeterilkan menggunakan autoclave selama 15 menit pada suhu
121oC.Setelah di sterilkan kemudian didinginkan (±50 oC).
f. Pegenceran Sampel
Menimbang sampel jamu serbuk Tujuh Angin dan sari asih masing-masing
sebanyak 15 gram secara aseptis.Kemudian masukkan kedalam 135 ml
air pepton steril (menghasikan konsentrasi pengenceran 10 -2).Digojok 30
menit dengan shaker dan diendapkan selama 20 menit.Memipet sampel
sebanyak 1 ml secara aseptis dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer steril
yang berisih 9 ml air pepton steril (menghasilkan konsentrasi pengenceran
10-2).Larutan tersebut kemudian dipipet 1 ml secara aseptis dan masuk ke
dalam Erlenmeyer steril yang berisi 9 ml air pepton steril (menghasilkan
konsentrasi pengenceran 10-3).Untuk sampel jamu serbuk, pengenceran
dilakukan hingga menghasilkan konsentrasi 10 -4.
g. Inokulasi sampel jamu pada media NA
Pengujian ALT untuk sampel jamu serbuk, mengambil larutan dengan
konsentrasi 10-3 & 10-4 secara aseptis sebanyak 1 ml dan dimasukan ke
dalam cawan petri steril (dilakukan secara duplo). Medium NA cair
(±50oC ) di tuang seacara pour plate aseptis kedalam cawan petri yang
telah berisih 1 ml larutan sampel. Kemudian digoyangkan agar homogen
dan didiamkan hingga memadat.Ke empat cawan petri tersebut kemudian
diinkubasi secara terbalik selama 24 jam dengansuhu 35-37 oC. kemudian
mengamati dan menghitung koloni yang tumbuh dengan bantuan Colony
Counter. Perhitungan jumlah koloni antara 30-300 atau sesuai Sandar
Plate Count (SPC).
h. Inokulasi sampel jamu media PDA
Mengambil larutan sampel konsentrasi 10 -1 sebanyak 1 ml dan
memasukkan ke dalam cawan petri steril( dilakukan Duplo). Menuangkan
medium PDA cair (±50oC) secara pour plate aseptis kedalam cawan petri.
Kemudian cawan petri digoyangkan agar homogeny dan didiamkan
hingga memadat.Media tersebut di inkubasi secara terbaik selama 3 hari
pada suhu kamar.Setelah itu menghitung hasil AKK secara berturut-turut
selama 3 hari.
(Afifidkk, 2016).
Cara kejaobat non steril
a. Persiapan bakteri
Bakteri S. aureus di sub kulturpada media BHIB diinkubasi pada suhu
37ºC selama 6-10 jam. Suspensi yang telah keruh dikultur pada media BAP
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Identifikasi koloni dilakukan
berdasarkan bentuk ukuran warna, secara mikroskopis menggunakan
pengecatan Gram.Uji Biokimia yang diujikan yaitu Uji MSA, Uji Koagulase, Uji
Katalase, dan Uji Antibiotik dengan menggunakan Oxacillin.Bakteri yang
sudah teridentifikasi S. aureus di kultur pada media HIA.
b. UjiAktivitasAntibakteri
Uji aktivitas anti bakteri dengan metode difusi menggunakan sumuran
pada media MHA, bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang
mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan MRSA.Metode ini
dilakukan dengan cara membuat suspense bakteri MRSA dengan mengambil
koloni murni MRSA dari media HIA dan dimasukan kedalam tabung yang
berisi Nacl fisiologis dan disamakan kekeruhannya menggunakan larutan
standard McFarland 0,5 (1,5×108 CFU/ml). Sebanyak 100 µl suspense
dimasukan dan diratakan pada media menggunakan ose bulat dan diamkan
selama 5-10 menit agar bakteri meresap, setelah itu dibuat sumuran dengan
menggunakan cork borer, lalu dimasukan ekstrak kedalam setiap sumuran
sebanyak 100 µl dengan konsentrasi variasi konsentrasi 50% b/v, 60% b/v,
70% b/v, 80 b/v, 90% b/v, dan 100%.Diameter sumuran yang digunakan
sebesar 0,5 cm dengan ketebalan media MHA 0,6 cm serta jarak antar
sumuran 2 cm.
Kontrol positif yang digunakan menggunakan antibiotic Vancomycin 30
µg dan control negative menggunakan aquadest. Pembacaan dilakukan
dengan cara mengukur zona hambat dengan menggunakan penggaris.
(Hakim, RifqiIkhsanildkk. 2019)

DaftarPustaka :
Chusnia Afiifi dan lilis sugiarti,2016. Analisis Mikrobiologi Jamu Tujuh
Angin dan Sari Assih Pt. Jamu Air Manjur Surakarta Dengan
Metode Alt Dan Akk.vol.1 No.5.kudus.
Hakim, Rifqi Ikhsanil dkk. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Ethanol
Daun Kayu Putih (Melaleuca leucadendron L.) terhadap
Pertumbuhan Methicillin Resistant Staphylococcus aures (MRSA).
Prosiding Mahasiswa Seminar Nasional Unimus, Volume 2.

Anda mungkin juga menyukai