BAB 1
PENDAHULUAN
masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan karena masih tinggi angka kesakitan
dilaporkan secara keseluruhan pada tahun 2006 diperkirakan angka kesakitan diare
meningkat sebesar 423 per 1.000 penduduk pada semua usia dengan jumlah kasus
10.980 penderita dan jumlah kematian 277 balita. Pada tahun 2008 di Indonesia
episode diare pada balita berkisar 40 juta per tahun dengan kematian sebanyak
Saat ini diare masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian pada
bayi dan anak-anak. Kejadian diare pada bayi disebabkan karena kesalahan dalam
pemberian makan, dimana bayi sudah diberi makanan selain ASI sebelum berusia 4
bulan. Perilaku tersebut sangat beresiko bagi bayi untuk terkena diare karena
pencernaan bayi belum mampu mencerna makanan selain ASI atau Makanan
terhadap susu sapi atau protein kedelai. Intoleransi karbohidrat biasanya akibat dari
devisiensi disakarida. Akibat lain adalah dari makanan karbohidrat komplek yang
tidak dapat dicerna secara berlebihan yang tidak diabsorbsi secara sempurna, bahan
2
ini misalnya buncis, kubis, tepung gandum. Bayi juga kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan kekebalan yang hanya dapat diperoleh dari ASI serta adanya
kemungkinan makanan yang diberikan sudah terkontaminasi oleh bakteri karena alat
yang digunakan untuk memberikan makanan atau minuman kepada bayi tidak steril.
Berbeda dengan makanan padat ataupun susu formula, ASI bagi bayi merupakan
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang
ibu kepada bayi yang baru dilahirkannya. ASI juga memiliki segala keunggulan,
misalnya komposisi ASI sesuai untuk pertumbuhan bayi dan biasa berubah setiap saat
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna
bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak
awal kelahirannya sampai bayi berusia 6 bulan, ASI merupakan sumber nutrisi utama
bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga walaupun hanya
mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa tumbuh optimal. ASI
sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena didalamnya terdapat zat yang
sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai macam infeksi, seperti ISPA,
secara optimal oleh ibu, bahkan ada kecenderungan makin banyak ibu tidak
3
yang terlalu dini kepada bayi sering ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita
seperti pemberian makanan berupa pisang, madu, air tajin, susu formula, air gula dan
MP-ASI harus diberikan, jenis, bentuk dan jumlahnya. Peran keluarga berperan
terlalu dini maka bayi akan mendapat zat imun ASI lebih sedikit, sehingga resiko
infeksi meningkat. Resiko diare juga meningkat karena makanan tambahan tidak
sebersih ASI, perilaku yang kurang bersih seperti kebiasaan mencuci tangan,
penggunaan botol susu, kebiasaan membuang tinja serta makanan dalam kondisi
berumur 6 bulan, tidak memberikan manfaat bagi pertumbuhan bayi tetapi justru
mengancam kesehatannya, karena bayi usia dibawah 6 bulan secara umum organ-
organ pencernaanya belum siap mencerna makanan lain selain ASI, sehingga
pemberian MP-ASI pada usia ini beresiko menimbulkan berbagai gangguan saluran
MP-ASI yang keliru mengingat organ pencernaan bayi umur 6 bulan kebawah belum
4
mampu mencerna makanan lain selain ASI. Pada bulan-bulan pertama bayi belum
dapat menelan makanan dengan baik, zat-zat yang terdapat dalam makanan baru ini
ASI yang tepat biasanya diberikan 3x sehari. Pemberian makanan pendamping ASI
dalam frekuensi yang berlebihan atau diberikan lebih dari 3x sehari, kemungkinan
dapat mengakibatkan terjadinya diare. Adapun jenis makanan pendamping ASI yang
baik adalah terbuat dari bahan makanan yang segar, seperti tempe, kacang-kacangan,
telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur dan buah-buahan. Banyaknya pemberian
MP-ASI sesuai usia bayi, pada usia 6 bulan beri enam sendok makan, usia 7 bulan
beritujuh sendok makan, usia 8 bulan beri delapan sendok makan, usia 9 bulan beri
Sembilan sendok, usia 10 bulan beri sepuluh sendok makan, selanjutnya porsi
Data riskesdas (2010) angka kesakitan diare di indonesia sebanyak 411 per
1.000 penduduk. Data penderita diare Disulawesi Tenggara 48.669 kasus diare
ditangani 48%. Untuk data diare dikabupaten Kolaka sebanyak 143.216 kasus. Dan
Baula 16 orang, puskesmas Lambadia 21 orang, puskesmas Wolo 8 orang. Ibu yang
banyak dialami adalah dari Puskesmas Wundulako sebanyak 83 orang. Jumlah kasus
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada Bayi Usia 6-12 bulan dengan Kejadian
Kolaka.
MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan dengan kejadian diare di wilayah
Kolaka.
Kolaka.
Kolaka.
Kolaka.
mahasiswa kesehatan.
7
makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan dengan kejadian
BAB 2
vitamin dan pendamping ASI, yang cukup dalam kualitas dan kuantitas
terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi protein dan mineral
kode etik yang mengatur agar bayi wajib diberi ASI eksklusif (ASI saja
pendamping ASI berupa bubur susu, nasi tim, buah dan sebagainya.
makanan tambahan pada usia 6 bulan bukan 4 bulan, karna pada saat bayi
berusia 6 bulan sistem pencernaannya mulai matur. Karena pada saat itu
menunjukan bahwa anak yang menyusui ASI samapai 6 bulan jauh lebih
sehat dari bayi yang menyusui ASI sampai 4 bulan, dan frekuensi terkena
diare jauh lebih kecil. Menurut Irianto dan Waluyo (2004) dalam
makanan pendamping ASI pada bayi yang tepat dan benar adalah setelah
bayi berusia 6 bulan, dengan tujuan agar anak tidak mengalami infeksi
kecil.
makanan.
makanan.
jenis makanan dan frekwensi MP-ASI menurut umur bayi sesuai tabel
dibawah ini. :
terjadinya diare.
rendah seperti sereal (beras merah atau beras putih). Khusus sayuran,
baik adalah terbuat dari bahan makanan yang segar, seperti tempe,
kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur dan buah-
a) Makanan lumat
b) Makanan lunak
atau teksturnya agak kasar dari makanan lumat. Makanan lunak ini
14
c) Makanan padat
pada bayi atau anak yang tepat dan benar adalah sebagai berikut :
bayi atau anak, terutama bila kontak dengan daging, telur, atau ikan
mentah, dan sebelum memberi makanan pada bayi atau anak. Selain
b) Mencuci bahan makanan (sayuran, beras, ikan, daging, dll) dengan air
cangkir, harus dicuci kembali sebelum digunakan oleh bayi atau anak.
15
Ludah yang terbawa oleh sendok bayi atau anak akan menyebarkan
bakteri.
bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (lebih dari
tiga kali per hari) dan disertai dengan perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), baik disertai keluarnya darah dan lender maupun tidak
didefinisikan sebagai berak cair 3 kali atau lebih dalam sehari semalam
(24 jam).
buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kalidalam satu hari, dan
satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain
air besar dari biasanya, baik frekuensi / jumlah buang air yang menjadi
sering dan keluar dari dalam konsistensi cair dari pada padat (Suririnah,
2010).
2.2.2 Etiologi
a) Faktor Infeksi
pada anak balita. Jenis jenis infeksi yang umumnya menyerang dibagi
albicans).
b) Faktor Malabsorpsi
1) Malabsorpsi Karbohidrat
berbau asam, dan sakit di daerah perut. Jika sering terkena diare ini,
2) Malabsorpsi Lemak
menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase
dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat jadi muncul karena
mengandung lemak.
c) Faktor Makanan
d) Faktor Psikologis
takut, cemas dan tegang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare
kronis. Tetapi jarang terjadi pada anak balita dan umumnya terjadi pada
e) Gejala Diare
lain :
1) Gejala umum
(1) Berak cair atau lembek dan sering (gejala khas diare)
2) Gejala khusus
(1) Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian beras
f) Klasifikasi Diare
1) Diare Akut
dehidrasi.
2) Disentri
3) Diare Persisten
g) Cara Penularan
seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui fekal oral
tertutup atau apabila tangan yang tercemar saat menyentuh air pada
sebagai berikut:
oral. Fecal oral ini terjadi antara lain melalui makanan atau
diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh sampai usia
menyuapi anak.
22
(3) Campak,
balita (55%).
untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja
ini.
47%).
tubuh penderita.
i) Cara Pencegahan
berasa)
pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5
bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x
pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan
25
(Soetjiningsih, 2001).
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima
tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan
kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu
tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya.
Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini
(Supartini, 2004).
salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia
balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan
Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah (Wikipedia, 2009).
sebagai berikut :
bawah lima tahun, satu periode usia manusia dengan rentang usia dua
hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan periode usia
26
b) Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai
jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit
Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa kata rata-rata
balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000
kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat
sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari
b) Aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh karena
Peran ibu adalah sebagai “tiang rumah tangga” amatlah penting bagi
terselenggaranya rumah tangga yang sakinah yaitu keluarga yang sehat dan
bahagia, karena di atas yang mengatur, membuat rumah tangga menjadi surga
bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi bagi
dibutuhkan isteri yang shaleh, yang dapat menjaga suami dan anak-anaknya,
28
Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang paling besar perannya bagi
walaupun tentunya keikut-sertaan bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu
pada masa balita. Pendidikan di sini tidak hanya dalam pengertian yang sempit.
Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral,
penting, yaitu ibu sebagai pemuas kebutuhan anak; ibu sebagai teladan ataau
“model” peniruan anak dan ibu sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan
Fungsi ibu sebagai pemuas kebutuhan ini sangat besar artinya bagi anak.
diterima dan dihargai. Sedang kebutuhan sosial akan diperoleh anak dari
kepada anaknya dan merupakan hak untuk anak atas orang tuanya, maka
Dalam mendidik anak seorang ibu harus mampu menjadi teladan bagi
ditiru yang kemudian akan dijadikan panduan dalam perlaku anak, maka
30
ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Sejak anak lahir
dari rahim seorang ibu, maka ibulah yang banyak mewarnai dan
membentuk perilakua anak yang baik tidak hanya melalui bil lisan tetapi
juga dengan bil hal yaitu mendidik anak lewat tingkah laku. Sejak anak
lahir ia akan selalu melihat dan mengamati gerak gerik atau tingkah laku
ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa melihat
orang tua baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam hal ini
hendaknya orang tua harus dapat menjadi contoh yang positif bagi anak-
orang tua, tidak hanya apa yang secara sadar diberika pada anaknya
misal melalui nasehat-nasehat, tetapi juga dari perilaku orang tua yang
31
tidak disadari. Sering kita lihat banyak orang tua yang menasehati
.
32
BAB 3
bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya (lebih dari tiga kali
baik disertai keluarnya darah dan lender maupun tidak (Suratmaja, 2007).
bayi, salah satunya adalah pemberian MP-ASI yang terlalu dini dapat
bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan
Pemberian MP-ASI
Usia
Frekuensi
Kejadian Diare
Porsi
Jenis
Cara
Ket :
= di teliti
= ada hubungan
34
3.1.3 Hipotesis
Wundulako.
36
BAB 4
METODE PENELITIAN
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada
waktu yang sama. Desain ini dapat mengetahui dengan jelas mana yang jadi
(Notoatmodjo, 2002).
satu titik waktu tertentu. Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun
variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan
suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok
Ket : + (Tepat)
- ( Tidak tepat)
4.4.1 Populasi
4.4.2 Sampel
ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan yang
responden.
terbatas. Teknik ini disebut sampel total, sampel yang jumlahnya sebesar
pemberian MP ASI.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare pada anak
bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (lebih dari
tiga kali per hari) dan disertai dengan perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), baik disertai keluarnya darah dan lender maupun tidak
sebagai berak cair 3 kali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam).
Kriteria Objektif
Total pertayaan terdiri dari 5 item yang merujuk pada skala uji
chisquare. Dan stiap pertayaan diberi nilai 1 untuk ya dan nilai 0 untuk
jawaban tidak.
sebagai berikut.
makanan pendamping ASI pada bayi yang tepat dan benar adalah setelah
bayi berusia 6 bulan, dengan tujuan agar anak tidak mengalami infeksi
Kriteria Objektif
Total pertayaan terdiri dari 5 item yang merujuk pada skala uji chi
square. Dan stiap pertayaan diberi nilai 1 untuk ya dan nilai 0 untuk
jawaban tidak.
Maka untuk menentukan usia pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12
terjadinya diare.
Kriteria Objektif
Total pertayaan terdiri dari 5 item yang merujuk pada skala uji chi
square. Dan stiap pertayaan diberi nilai 1 untuk ya dan nilai 0 untuk
jawaban tidak.
sehari)
Kriteria Objektif
Total pertayaan terdiri dari 5 item yang merujuk pada skala uji chi
square. Dan stiap pertayaan diberi nilai 1 untuk ya dan nilai 0 untuk
jawaban tidak.
Maka untuk menentukan porsi pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12
adalah terbuat dari bahan makanan yang segar, seperti tempe, kacang-
kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur dan buah-buahan.
43
anak adalah:
(1) Lumat (jenis MP ASI yang diberikan pada anak usia 6 sampai 9 bulan)
(2) Lunak (jenis MP ASI yang diberiakan pada anak usia > 9 sampai 12
bulan)
(3) Padat (jenis MP ASI yang diberikan pada anak usia > 12 sampai 24
bulan)
Kriteria Objektif
Total pertayaan terdiri dari 5 item yang merujuk pada skala uji chi
square. Dan stiap pertayaan diberi nilai 1 untuk ya dan nilai 0 untuk
jawaban tidak.
Maka untuk menentukan jenis pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12
penggolongannya.
bayi atau anak, terutama bila kontak dengan daging, telur, atau ikan
mentah, dan sebelum memberi makanan pada bayi atau anak. Selain
(2) Mencuci bahan makanan (sayuran, beras, ikan, daging, dll) dengan air
(4) Peralatan makan bayi atau anak, seperti mangkuk, sendok, dan
cangkir, harus dicuci kembali sebelum digunakan oleh bayi atau anak.
(6) Jangan menyimpan makanan yang tidak dihabiskan bayi atau anak.
Ludah yang terbawa oleh sendok bayi atau anak akan menyebarkan
bakteri.
45
Kriteria Objektif
Total pertayaan terdiri dari 5 item yang merujuk pada skala uji
chi square. Dan stiap pertayaan diberi nilai 1 untuk ya dan nilai 0
berikut.
a) Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang meliputi
b) Sumber data
1) Data primer
2) Data sekunder
Puskesmas Wundulako.
pendamping ASI.
kuesioner kemudian data diolah dalam pengolahan data melalui beberapa tahan
yaitu :
4.9.1 Editing
4.9.2 Coding
table, yaitu ibu yang memberikan MP-ASI diberi kode 1 dan ibu yang
kode 1 untuk bayi yang terjadi diare, dan nol yang tidak terjadi diare.
48
4.9.3 Tabulating
F
sebagai berikut: X = xK
n
Keterangan :
K = Konstan (100%)
N = total sampling
dengan kejadian diare karena skala datanya nominal dan nominal maka
2 n( ad−bc )2
X =
( a+b ) ( c +d ) (a+ c)
Dimana :
n = jumlah sampel
Penyajian data pada penelitian ini disajikan dalm bentuk tabel distribusi
BAB 5
Kecamatan Ladongi.
roda empat.
ruang rawat inap bagi ibu yang akan dan selesai melahirkan dalam
kesehatan ibu dan anak (KIA). Pelayanan ibu hamil diberikan melalui
Wundulako.
1 orang, tenaga administrasi 2 orang dan sopir 1 orang. Juga terdapat Poli
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam beberapa tabel distribusi yang
dtinjau dari aspek Usia responden yaitu bayi yang berusia antara 6 - 12
(26,47%).
tinjau dari aspek Kejadian Diare yaitu 14 orang mengalami diare (jika
persentase (58,8%) dan yang Tidak terjadi diare (jika tidak terjadi
(50,0%) dan ibu yang memberikan MP-ASI Usia > dari 6 bulan
Total 34 100
Sumber :Data Primer Diolah Tanggal 4 Februari 2013.
Total 34 100
Sumber :Data Primer Diolah Tanggal 4 Februari 2013.
Total 34 100
Sumber :Data Primer Diolah Tanggal 4 Februari 2013.
Jenis MP-ASI yang Tepat (Sesuai dengan Standar Depkes RI) pada
usia 6-9 bulan memberikan (bubur susu dan bubur tim lunak)
pada usia 9-12 bulan (bubur nasi, nasi tim dan nasi lembek) sebanyak
Total 34 100
Sumber :Data Primer Diolah Tanggal 4 Februari 2013.
yaitu sebanyak 26 orang dengan persentase (76,5%), dan ibu yang tidak
0,001
Usia > dari 6 bulan 8 57,1 9 45 17 100
value = 0,001 dimana p hitung lebih kecil dari p tabel 0,05 (p > 0,05), hal
pendamping ASI pada bayi usia < dari 6-12 bulan dengan kejadian diare.
57
0,072
Tidak Tepat 14 60,9 6 54,5 20 100
p value = 0,072 dimana p hitung lebih kecil dari p tabel 0,05 (p < 0,05),
pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan dengan kejadian diare.
0,440
Tidak Tepat 8 57,1 14 70,0 22 100
value = 0,440 dimana p hitung lebih besar dari p tabel 0,05 (p > 0,05), hal
pendamping ASI pada anak usia 6-12 bulan dengan kejadian diare.
0,009
Tidak Tepat 9 64,3 4 20,0 13 100
0,009 dimana p hitung lebih besar dari p tabel 0,05 (p > 0,05), hal ini
0,002
Tidak Tepat 7 50,0 1 5,0 8 100
0,002 dimana p hitung lebih kecil dari p tabel 0,05 (p < 0,05), hal ini
5.3 Pembahasan
sesuai pada bayi setelah umur 6 bulan sampai berusia 12 bulan (Hartati,
bulan.
belum tepat, selebihnya diberikan Usia > dari 6 bulan (MP-ASI) 7 orang
bulan karena pada bayi usia dibawah 6 bulan, kebutuhan gizi bayi masih
pendamping pada bayi usia < dari 6-12 bulan mempunyai hubungan
dengan kejadian diare, dan bayi yang diberi makanan pendamping ASI
pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia < dari 6-12 bulan
Cara pemberian MP ASI. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil dari
penelitian yang dilakukan, bahwa banyak bayi pada Usia < dari 6 bulan
yang sudah diberi MP ASI dengan Frekuensi yang tidak tepat, Porsi
yang tidak tepat, Jenis makanan pendamping ASI yang tidak tepat, dan
diberikan ketika anak berusia lebih dari 6 bulan, dengan tujuan agar
usia pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia < dari 6-12
62
pendamping ASI pada bayinya dengan usia yang tidak tepat, sehingga
pemberian MP ASI saat pertama kali yang paling banyak adalah usia <
diberikan pada saat anak usia setelah enam bulan. Hal ini dikarenakan
sistem pencernaan pada anak usia setelah enam bulan sudah dapat
menerima asupan makanan dengan baik. Anak yang diberi MP ASI pada
saat usia kurang dari enam bulan, akan mempunyai resiko untuk
MP ASI yang tidak tepat, jenis MP ASI yang tidak tepat, dan juga cara
dalam frekuensi yang berlebihan atau diberikan lebih dari 3 kali sehari,
akan mengakibatkan alergi atau infeksi dalam organ tubuhnya dan bisa
dengan usia anak. Banyak ibu-ibu yang masih menganggap bahwa porsi
hubungan porsi pemberian MP ASI dengan kejadian diare. Hal ini tetap
Depkes RI (2007) untuk tiap kali makan, dalam pemberian porsi yang
tepat adalah jumlah takaran makan sesuai dengan usia anak. Apabila
5.3.6 Hubungan Jenis Makanan Pendamping ASI (MP ASI) pada Bayi
pendamping ASI pada bayi usia < dari 6 bulan berhubungan dengan
MP ASI yang tidak tepat, dan cara pemberian yang tidak memenuhi
syarat kesehatan.
dengan caranya yang tidak tepat mempunyai risiko terkena diare sebesar
banyak anak yang terserang diare. Hal ini dibuktikan pada hasil
masih banyak diberikan dengan cara yang masih salah atau tidak
digunakan.
67
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
yang kuat dengan kejadian diare dan merupakan faktor risiko terjadinya diare
hubungan yang bermakna dengan kejadian diare dan merupakan factor risiko
bermakna dengan kejadian diare dan merupakan faktor risiko terjadinya diare
yang bermakna dengan kejadian diare dan merupakan factor risiko kejadian
yang bermakna dengan kejadian diare dan bukan merupakan faktor risiko
hubungan yang bermakna dengan kejadian diare dan bukan merupakan faktor
makanan pendamping ASI (MP ASI) berdasarkan penelitian ini adalah Usia
6.2 Saran
tentang pemberian makanan pendamping ASI yang tepat dan benar untuk
anak.
3. Bagi Masyarakat
pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) yang tepat, serta dapat
ASI) yang tepat bagi anak, khususnya anak usia 0-24 bulan