Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Revolusi Industri 4.0”.
Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karena itu, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan
usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
I. Latar Belakang
Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri
yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi
industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung
mesin produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula
bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin
uap Ditemukannya enerji listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan
produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri
2.0 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad
20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara
otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan
sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin
murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya teknologi kamera yang
terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri kreatif.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi
digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri
terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses
aktivitas. Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan
manusia di seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan
transportasi secara online. Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan
Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi
menjadi semakin meningkat.
pertama adalah perbaikan alur aliran barang dan material. Upaya ini akan
memperkuat produksi lokal pada sektor hulu dan menengah melalui peningkatan
kapasitas dan percepatan adopsi teknologi.
Langkah kedua, mendesain ulang zona industri. Dari beberapa zona industri yang
telah dibangun di penjuru negeri, Indonesia akan mengoptimalkan kebijakan zona-
zona industri tersebut dengan menyelaraskan peta jalan sektor-sektor industri yang
menjadi fokus dalam Making Indonesia 4.0.
Ketiga, mengakomodasi standar-standar keberlanjutan. Indonesia melihat tantangan
keberlanjutan sebagai peluang untuk membangun kemampuan industri nasional,
seperti yang berbasis teknologi bersih, tenaga listrik, biokimia, dan energi
terbarukan.
Keempat, memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hampir 70
persen, pelaku usaha Indonesia berada di sektor UMKM.
kelima, yaitu membangun infrastruktur digital nasional. Indonesia akan melakukan
percepatan pembangunan infrastruktur digital, termasuk internet dengan kecepatan
tinggi dan meningkatkan kemampuan digital melalui kerja sama antara pemerintah
dengan publik dan swasta untuk dapat berinvestasi di teknologi digital seperti cloud,
data center, security management dan infrastruktur broadband.
Keenam, menarik minat investasi asing. Hal ini dapat mendorong transfer teknologi
ke perusahaan lokal.
Ketujuh, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut Menperin,
SDM adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan Making
Indonesia 4.0.
Kedelapan, pembangunan ekosistem inovasi. Pemerintah akan mengembangkan
cetak biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan percontohan pusat inovasi dan
mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk di antaranya yaitu perlindungan hak atas
kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk mempercepat kolaborasi lintas sektor
diantara pelaku usaha swasta atau BUMN dengan universitas.
Kesembilan, pemerintah akan memberikan insentif untuk Investasi teknologi, yaitu
mendesain ulang rencana insentif adopsi teknologi
kesepuluh adalah harmonisasi aturan dan kebijakan. Indonesia berkomitmen
melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan untuk mendukung daya saing industri
dan memastikan koordinasi pembuat kebijakan yang erat antara kementerian dan
lembaga terkait dengan pemerintah daerah.
1.3 Manfaat Revolusi Industri 4.0
Ada beberapa manfaat terjadinya revolusi industri 4.0, yaitu:
Dampak Revolusi Industri di Indonesia ini bisa berisiko menggerus para pelaku
bisnis kecil yang tidak memiliki investasi besar untuk SDM berkompetensi tinggi.
Dampak Teknologi Terhadap Lingkungan
Selama manusia menggunakan mesin untuk bekerja maka kebutuhan energi akan
tetap tinggi dan hingga sekarang belum ada sumber energi yang mencukupi bisa
digunakan untuk kegiatan produksi dalam skala yang lebih besar selain dengan
menggunakan bahan bakar fosil.
Penggunaan bahan bakar fosil bukanlah hal yang ramah untuk lingkungan. Dengan
tingginya penggunaan mesin dan juga penggunaan bahan yang diperlukan untuk
membuat alat-alat berteknologi tinggi maka kelestarian alam lingkungan akan makin
terancam.
Makin tingginya kegiatan produksi manufaktur juga akan berbanding lurus dengan
tingginya pembuangan limbah yang bisa mengancam lingkungan hidup secara
global.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan
manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan
teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan
koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah.
Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif. Peran manusia
setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran
semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan menambah beban masalah lokal maupun
nasional.
Mungkin banyak dari kita yang masih bertanya-tanya, “Apakah kita siap dalam
menghadapi revolusi terbaru?” Jawabannya adalah siap tidak siap, mau tidak mau, kita
sebenarnya sudah berada pada area industri ke 4 ini karena kesadaran yang masih belum
tinggi terhadap perubahan tersebut. Kita hanya perlu menunggu efeknya yang akan
semakin terlihat jelas di kemudian hari.
Sebenarnya, kalau kita menginginkan bukti nyata kalau kita sudah berada di era ke-4 ini,
kita bisa melihat kecenderungan terhadap berubahnya pekerjaan manusia yang semakin
masif. Sayangnya, kebanyakan masyarakat di negara kita masih takut menerima
perubahan, terlebih yang berkaitan dengan teknologi.
II. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/mengenal-era-revolusi-
industri-4-0-dan-keuntungannya/
https://greatdayhr.com/id/blog/dampak-negatif-revolusi-industri-4-0-di-indonesia/