Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PERTEMUAN 5

KUP (SSP DAN SPT)


Nama: Yeri Titlis Fizeri
Kelas: AK4408
NIM: 1402204247

1. Jelaskan alur pembayaran pajak!


2. Jelaskan alur pelaporan pajak!
3. Apa saja sanksi yang didapat jika terlambat membayar pajak?
4. Sebutkan jenis-jenis SPT Masa maupun Tahunan untuk OP dan Badan
5. Apa fungsi dari SPT?
6. Bagaimana cara untuk melakukan pembetulan SPT?

*Semua jawaban harus menyertakan dasar hukum/menyertakan sumbernya

Jawab:
1.

A. Online Banking

Wajib pajak perlu mendaftar untuk fasilitas online banking pada bank
persepsi yang ditunjuk Menteri Keuangan. Bank tersebut kemudian akan
menyediakan aplikasi khusus pembayaran pajak online. Saat melakukan
pembayaran, wajib pajak harus mengisi terlebih dahulu data yang
diperlukan pada aplikasi dari bank tersebut.

Saat pembayaran sudah dilakukan, wajib pajak akan menerima nomor


referensi sebagai tanda bukti pembayaran. Setelah itu data yang sudah diisi
beserta nomor referensi perlu dikirim kepada bank yang bersangkutan,
agar wajib pajak dapat menerima Nomor Transaksi Penerimaan Negara
(NTPN) dari bank, untuk dipergunakan pada laporan pajak yang akan
dikirimkan kepada kantor pajak.

B. Menyetor Lewat Teller Bank/Kantor Pos

Selain bank, kantor pos juga merupakan salah satu kanal yang ditunjuk
oleh pemerintah untuk melaksanakan sistem penerimaan negara secara
elektronik melalui sistem modul penerimaan negara ‘billing’ generasi
kedua (MPN G2).

Dengan adanya pola penerimaan sistem MPN G2, wajib pajak cukup
menunjukkan ID Billing berupa 15 digit yang dibaca oleh sistem MPN G2.
Kode tersebut dapat diakses wajib pajak dengan terlebih dahulu mendaftar
secara online melalui alamat www.pajak.go.id. Atau, wajib pajak bisa juga
mendapatkan ID Billing pada salah satu kanal yang ditunjuk oleh
pemerintah, misalnya aplikasi OnlinePajak.

C. Cara Pembayaran Pajak Penghasilan dengan OnlinePajak

Selain menggunakan fasilitas online banking atau menyetor langsung,


wajib pajak kini memiliki alternatif lain yang kian memudahkan wajib
pajak untuk melakukan pembayaran pajak. Alternatif yang dimaksud
adalah dengan memanfaatkan layanan yang disediakan oleh OnlinePajak

2.

A. Login ke website DJP Online atau penyedia layanan SPT elektronik


seperti Klikpajak untuk menggunakan aplikasi e-Filing.
B. Klik “e-Filing”, kemudian klik “buat SPT” untuk mulai membuat SPT
Anda.
C. Ikuti petunjuk dan jawab pertanyaan yang diajukan dengan jujur dan
benar untuk menentukan jenis formulir yang sesuai dengan profil
Anda.
D. Untuk mengirim SPT, Anda perlu mengisi kode verifikasi yang
dikirimkan ke alamat email Anda.
E. Proses pengisian SPT akan selesai setelah Anda klik tombol “kirim
SPT”.

Cara mendaftar (e-filling)

A. Melakukan registrasi layanan e-Filing dengan mengunjungi website DJP


Online atau penyedia layanan SPT elektronik seperti Klikpajak.
B. Mengisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan nomor e-FIN yang telah
Anda dapatkan dari KPP/KP2KP. Setelahnya, klik tombol “verifikasi”.
C. Jika Anda sudah masuk ke dalam laman pengisian data, isilah semua data
dengan lengkap dan benar.
D. Setelahnya, masukkan alamat email aktif Anda dan nomor handphone
untuk menerima pesan “verifikasi” dan buatlah kata sandi, selanjutnya klik
“simpan”.
E. Silahkan cek pesan masuk pada email Anda. Kemudian, klik tautan yang
tersedia pada email Anda untuk mengaktivasi akun. Setelah itu, e-Filing
sudah siap untuk digunakan.
Manual

A. Wajib Pajak langsung mendatangi KPP terdekat, lalu mengambil nomor


antrean. Sebelum datang, pastikan Anda memiliki bukti potong dari
perusahaan dan mengetahui nomor e-FIN. Jika belum memiliki e-FIN, e-
FIN hilang, atau lupa password dan sebagainya, Anda juga bisa langsung
mengurusnya di KPP. Di sana, akan ada pilihan antrean untuk melaporkan
SPT atau pembuatan e-FIN. Bahkan untuk informasi lebih lengkap, Anda
bisa mendatangi meja informasi di KPP tanpa perlu antre.
B. Wajib Pajak tinggal menunggul nomor antrean dipanggil dan menuju loket
atau meja yang disebutkan. Anda bisa memberitahukan kepada petugas
bahwa Anda akan melaporkan SPT. Petugas akan meminta Anda untuk
menunjukkan bukti potong pajak dan meminta Anda untuk login atau
registrasi ke akun e-Filing. Jika Anda belum memiliki akun untuk e-Filing,
petugas juga dengan senang hati akan membantu Anda.
C. Petugas pajak mulai memasukkan data pajak Anda sesuai yang tertera
pada bukti potong dan menanyakan pertanyaan lainnya. Salah satunya
adalah pertanyaan apakah Anda memiliki penghasilan lainnya atau tidak,
sesuai dengan pertanyaan yang ada di e-Filing.
D. Setelah selesai, petugas akan meminta Anda untuk mengecek email Anda.
Email tersebut berisi tentang pemberitahuan bahwa Anda telah selesai
melaporkan SPT Tahunan.
E. Proser pelaporan pajak secara manual telah selesai. Anda bisa segera
meninggalkan KPP.

3. Sanksi Telat membayar pajak


A. Sanksi Denda
ada tiga jenis denda yang harus dibayar yakni Surat Pemberitahuan Masa
PPN sebesar Rp 500.000, Surat Pemberitahuan Masa lainnya sebesar Rp
100.000, Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
badan sebesar Rp 1.000.000 dan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar Rp Rp 100.000.
B. Sanksi Bunga
Bagi wajib pajak yang membayar pajak setelah jatuh tempo akan
dikenakan denda sebesar 2 persen per bulan (terhitung dati tanggal jatuh
tempo hingga tanggal pembayaran). Batas akhir pembayaran dan
pelaporan PPh yakni tanggal 10 (PPh pada umumnya) dan tanggal 15 (PPh
Final 1%/pajak UMKM, PPh 25) bulan berikutnya.
C. Sanksi Pidana
Wajib pajak akan dikenakan sanksi pidana jika melakukan pelanggaran
berat merugikan pendapatan negara lebih dari satu kali. Hukum pidana
telah diatur dalam Undang-Undang KUP, seperti dilansir online-
pajak.com, pasal 39 ayat i, sanksi pidana bagi orang yang tidak
menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut. Orang itu akan
dikenakan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun.

4. SPT Masa

 SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26.


 SPT Masa PPh Pasal 22.
 SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26.
 SPT Masa PPh Pasal 25.
 SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).
 SPT Masa PPh Pasal 15.
 SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) & Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM) -formulir 1111.
 SPT Masa PPN bagi Pemungut.
 SPT Masa PPN bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran yang
menggunakan Demmed pengkreditan pajak masukan - formulir 1111
DM.

SPT Tahunan

 Orang Pribadi
 Formulir SPT Jenis 1770 S

Formulir SPT jenis 1770 S merupakan jenis SPT Tahunan khusus untuk
pribadi yang memiliki penghasilan tahunan lebih dari Rp60 juta. Ada pun
formulir jenis 1770 S ini digunakan untuk pegawai yang bekerja di dua atau
lebih perusahaan dalam kurun waktu satu tahun.

 Formulir SPT Jenis 1770 SS

Selanjutnya, formulir SPT jenis 1770 SS adalah jenis SPT Tahunan untuk
perseorangan atau wajib pajak dengan penghasilan tahunan kurang dari atau
sama dengan Rp60 juta. Berbeda dengan formulir 1770 S, formulir jenis ini
ditujukan untuk karyawan yang hanya bekerja pada satu perusahaan atau
instansi dan sudah bekerja minimal satu tahun.

 Formulir SPT Jenis 1770


Terakhir, formulir SPT Tahunan jenis 1770 yang merupakan formulir yang
digunakan oleh wajib pajak perseorangan dengan status pekerjaan sebagai
pemilik bisnis atau pekerja yang memiliki keahlian tertentu dan tidak ada
ikatan kerja.
Contoh penggunaan formulir ini ketika melakukan lapor pajak adalah
untuk profesi dokter, konsultan, penulis, atau notaris.

5. SPT adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/atau harta & kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan

Bagi Wajib Pajak

Berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan pertangungjawaban atas penghitungan


jumlah pajak yang sebenarnya terutang yaitu tentang :

1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau


melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak
atau bagian Tahun Pajak.
2. Penghasilan yang merupakan objek pajak, dikenakan PPh bersifat final,
dan bukan objek pajak.
3. Harta dan kewajiban.
4. Pembayaran dari pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau
badan lain dalam satu masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

B. Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan


perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (PPnBM) yang sebenarnya terutang yaitu tentang :

1. Pengkreditan Pajak Masukan (PM) terhadap Pajak Keluaran (PK).


2. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
PKP dan/atau melalui pemungutan pihak lain dalam satu masa pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

C. Bagi Pemotong/Pemungut Pajak

Berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pajak


yang dipotong atau dipungut dari pihak lain dan penyetorannya.

6. Bagaimana cara untuk melakukan pembetulan SPT?


A. Kemauan Sendiri.

WP dengan kemauan sendiri dan sadar membetulkan SPT dengan


menyampaikan pernyataan tertulis. Tindakan ini dapat dilakukan
selama Direktur Jenderal Pajak belum melakukan pemeriksaan (Pasal
8 ayat 1 UU KUP).

B. Sebelum 2 Tahun.

Pembetulan SPT rugi atau lebih bayar harus disampaikan paling lama
2 tahun sebelum kadaluarsa penetapan.

C. Sanksi Administrasi 2% per bulan.

Dikenakan apabila setelah pembetulan SPT Tahunan atau Masa,


mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar. Sanksi dihitung atas
jumlah pajak yang kurang dibayar. Keterlambatan dihitung sejak saat
penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran.
Bagian dari bulan tetap dihitung penuh 1 bulan (Pasal 8 ayat 2 UU
KUP).

Jika syarat di atas telah terpenuhi maka pembetulan STP dapat


dilakukan melalui program yang telah disediakan oleh DJP, dengan
cara:

 Unduh program e-SPT yang disediakan oleh DJP. Unduh di sini. Lakukan
login.
 Klik Pilih SPT, lalu klik Buka SPT.
 setelah itu, klik tombol Pembetulan dan akan muncul Pembetulan 1.
 Klik pada bagian Pembetulan 1, lalu klik Buka SPT.
 Setelah itu, klik Isi SPT dan pilih Daftar Pemotongan Pajak (1721-I)
dan pilih Satu Masa Pajak.
 Akan muncul data hasil impor sebelumnya (pembetulan (00)).
 Checklist Pilih Semua, lalu klik tombol Hapus.
 Pastikan semua data karyawan terhapus.
 9. Klik CSV, Bukti Potong, lalu pilih Pemotongan Pajak Bulanan.
 Klik Buka File, pilih file pembetulan (01) yang sudah Anda ekspor dari
PPh 21 OnlinePajak, lalu klik Impor.
 Setelah itu, silakan lanjutkan proses pembuatan file CSV Pembetulan (01)
sesuai proses pembuatan file CSV (00) yang sudah pernah Anda buat.
Sumber:

https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/tata-cara-pembayaran-pajak-
penghasilan

https://klikpajak.id/blog/lapor-pajak/alur-pelaporan-pajak-online/

https://blog.amartha.com/telat-bayar-pajak-ini-sanksinya/

https://www.v2cconsultant.com/en/news-detail/jenis-jenis-surat-pemberitahuan-
spt-142
https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/spt-tahunan-adalah

Anda mungkin juga menyukai