Anda di halaman 1dari 5

DIABETES MELITUS

Pendahuluan

Diabtes mellitus (DM) adalah suatu sindroma hiperglikemia yang sering disertai kelainan
metabolisme yang terkait (lemak, protein) yang disebabkan oleh karena defek sekresi dan jumlah
insulin (DMT1), ataupun kombinasinya dengan resistensi insulin yang merupakan penyebab
awal (DMT2), ataupun kombinasinya dengan resistensi insulin yang merupakan penyebab awal
(DMT2) defek sekresi dan jumlah insulin tersebut.

Menurut Tattersall (2003) sindroma poliuria yang menyerupai diabetes mellitus (DM) sudah
pernah dibahas sejak 3500 tahun yang lampau. Nama diabetes berasal dari bahasa yunani yang
berarti SYPHON; rasa manis dari urin diabetes sudah dikenal sejak awal milenium dan istilah
mellitus (honey) ditambahkan oleh Jhon Rollo pada abad ke 18.

Menurut Deborah Doniach, Gian Franco Bottazo (1979) dan Tattersall (2003), diabetes tipe 1
(DMT1) disebabkan karena destruksi sel beta pankreas yang diduga melalui proses autoimun
atau idiopatik sebagai penyebab dasar. Proses chronic lyphocytic infiltration pada islets
(insulitis) pertama kali diobservasi oleh Eugene opie pada tahun 1901 yang kemudian
dikembangkan oleh willy gepts tahun 1965; Andrew Cudword dan John Woodrow pertama kali
membahas hubungan antara DMTI dengan Specific Human Leucocyte Antigens (HLA). Kelainan
dasar/ awal dari DMT2 adalah resistensi insulin yang kemudian disusul dengan gagalnya sel beta
pankreas untuk mensekresi insulin (ADA-2014). Metode insulin clamp yang pertama kali
dikerjakan Ralph DeFronzo merupakan teknik yang paling akurat untuk mengukur efek insulin.

Maturity-Onset Diabetes of the young (MODY) merupakan variant dari DMT2 yang pernah
dibahas oleh Robert Tattersall 1924; MODY ini terjadi pada usia sekitar 20 tahun yang menurut
American Diabetes Association-2014 (ADA,2014) ada tujuh macam : MODY-1 (HNF-4alpa,
rare, MODY-2 (glukokinase, less rare), MODY-3 ( HNF- lalpha, account for two –thrid of all
MODY), MODY-4 (PDX1, very rary), MODY-5 (HNF- Ibeta, very rare), MODY-6 NeuroD1,
very rare, dan MODY-7.

Ada tiga bentuk varian DMT2 yang lain :

Mitochondrial Diabetes (Mitocondrial DNA), diabetes akibat dari mutan insulin dan diabetes
akibat dari mutan insulin reseptor.

Pengalaman klinik Tjokroprawiro (Surabaya, 1991) menemukan DM tipe-X (DMTX) yaitu


DMT2 terawat jelek yang berlangsung lama yang berakibat fungsi dan jumlah sel beta pankreas
sangat menurun, sehingga DMT2 tersebut menjadi sebagian atau seluruhnya tergantung dari
insulin dalam pengobatannya. Disebut DMTX-1 dan DMTX-2 (hanya perubahan gradasi) bila
masih partially insulin dependent, sedangkan disebut DMTX-3 apabila sudah total insulin
dependent . diabetes mellitus tipe-X ini berasal dari DMT2 yang berumur lebih dari 50 – 60
tahun, dengan status terawat jelek yang ber;angsung lama. Dua tahun kemudian tuomi dkk
(Australia, 1993) menemukan variant DMT-2 yang disebut LADA (Latent Autoimun in
Diabetes in Adult). Tampaknya DMTX tersebut identi dengan LADA) tidak atau kurang peka
atas terjadinya KAD (Not prone to DKA, diabetic ketoacidosis).

Bentuk DMT2 yang lain terutama didapatkan dinegara berkembang yang under nutrition adalah
DMTM (diabetes mellitus tipe malnutrisi) atau MRDM ( malnutrisi relead diabetes mellitus)
Diabetes mellitus tipe 1 (DMT1) disebabkan karena dekstrusi sel beta pancreas yang kebanyakan
akibat dari proses autoimun atau idiopatik, dan penderita DMT1 ini cenderung mengidap
ketoasidosis diabetic (KAD)

DMT2 umur sekitar 14 – 40 tahun, BBR 9 Berat badan relative ) kurang dari 80%, atau IMT
(indeks masa tubuh) kurang dari 19, ada resistensi insulin resistensi terhadap ketoasidosis, kadar
C-Peptida, puasa masih 0,6 ng/mL, tetapi dengan tes beban glukosa sesudah 60 menit, C-peptida
puasa masih lebih dari 0,6 200%.

DMTM ini terutama didapatkan pada daerah malnutrisi, antara lain pada daerah dimana makanan
utama adalah cassava ( banyak mengandung sianida) yang diduga toksik terhadap sel beta
pankreas apabila tidak diikuti dengan asupan protein yang cukup dalam pola makanannya.

Diabetes mellitus tipe (DMTM) ini di Surabaya sudah diteliti atas kerjasmasama antara pusat
diabetes dan Nutrisi Surabaya (PDNS) dan , daerah lamongan dan sekitarnya dan daerah
malanhg dan sekita universitas kobe yang dilaksanakan pada tanggal 4 daerah jawa timur (1983
– 1986 ) yaitu daerah Trenggalek dan sekitarnya (daerah malnutrisi), daerah Madura (daerah
semi – malnutrisi), daerah lamongan (daerah marginal), daerah malang dan sekitarnya (daerah
surplus).

Hasil kerjasama penelitian tersebut adalah (1989): prevalensi DMTM tertinggi didaerah
trenggalek dan sekitarnya karena diduga pada saat itu makanan utama daerah tersebut adalah
cassava dan rendah protein. Hasil penelitian kerjasama PDNS dan universitas kobe (1983 1989)
diseminarkan di international seminar on MRDM di hotel Hyrant Surabaya pada tanggal 6 – 7
maret 1989 , dengan hasil antara lain : consensus kriteria diagnosis DMTM Surabaya – kobe
1989 (Tjokoprawiro-baba 1989), lihat daftra pustaka.
KLASIFIKASI DIABETES MENURUT PERKENI-2011 DAN ADA-2014

1 Diabetes mellitus tipe 1 (DMT1), destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolute. Ada dua macam yaitu autoimun dan idiopatik

2. Diabetes tipe-2 (DMT2), bervariasi mulai dari dominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relative sampai yang dominan defek sekresi insulin sebagai akibat dari resistensi
insulin yang akhirnya menyebabkan dekompensasi pankreas dengan defek pada sekresi dan
jumlah insulin.

3. Diabetes mellitus tipe lain (DMTL)

a. diabetes mellitus akibat defek genetik menjadi kerja insulin

b. diabetes mellitus akibat defek genetic kerja insulin

c. diabetes mellitus akibat penyakit eksokrin pankreas (misalnya: sistik fibrosis)

d. diabetes mellitus karena obat (misalnya: akibat terapi HIV dan AIDS atau sesudah
transplantasi ginjal, dll), zat kimia, infeksi

e. diabetes mellitus akibat kelainan imunologi

f. diabetes mellitus akibat sindroma genetic lain berkaitan dengan DM

4. diabetes mellitus gestasional (DMG). Diagnosis DMG adalah DM atau TGT atau GDP yang
pertama kali diketahui pada saat kehamilan sedang berlangsung.

PATOGENESIS

DM tipe adalah penyakit autoimun kronis yang berhubungan dengan kehancuran sel beta
pankreas yang memproduksi insulin. Timbulnya penyakit kronis ini merupakan tahap akhir
dari kerusakan sel beta yang mengarah ke DM tipe 1. Pada awalnya diduga antigen B8 dan
B15HLA kelas 1sebagai penyebab diabetes karena meningkat pada penderita frekuensi si
penderita diabetes dibanding dengan kelompok kontrol. Namun baru – baru frekuensi telah
digeserv pada
Gejala Klinik DMT2

Penderita DMT2 kebanyakan berumur 40 tahun atau lebih dan punya berat badan lebih
(Overweigh) atau obes-1 dan obes-II (obeity).

Gejala DMT2 bervariasi, yang klasik adalah banyak kencing (poliuria), banyak minum
(polidipsia) dan berat badan menurun bahkan berat badan lebih dari 10% dalam kurun 3 bulan.
Tetapi pada staium awal(kompensasi) berat badan naik. Pada awalnya biasanya didahului
nnokturia (kencing pada malam hari dapat sampai 2 – 4 kali atau lebih). Ada juga yang didahului
dengan gejala kesemutan (parastesia), mudah cepat mengantuk, bahkan sering kencing disiang
hari. ada juga yang mengeluh dengan melemahnya kemampuan seksual. Perlu diketahui bahwa
begitu dibuat diagnosis DMT2, fungsi pankreas sudah menurun kurang lebih dari 50%. Beberapa
tahun sebelum diagnosis DMT2 (stadium prediabetes) biasanya stadium ini sudah didahului
dengan kelainan laboratorium dan klinik , yang merupakan faktor risiko cardiovascular
(hipertensi, dislipidemia, dan aterosklerosis).

Berbeda dengan DMT1 , begitu diagnosis DMT1 dibuat penderita DMT1 masih bersih dari
faktor risiko, sedangkan begitu dibuat diagnose DMT2 ini sudah membawa beberapa faktor
risiko kardiovaskuler.

Gejala lain DMT2 yang juga sering didapat adalah luka yang lambat sembuh, bahkan karena
lambat terapi, biasanya luka makin lama bila luka dibiarkan maka akan berkembang jadi selulitis
dan gangrene, ada juga yang mengalami gangrene. Ada juga mengalami gangguan penglihatan
kabur karena hiperglikemi yang memengaruhi fungsi lensa mata (gejala tahap awal pasien
DMT2 dengan prognosis baik). Terapi untuk diabetes yang kronis dan menahun lebih dari 5 – 10
tahun, kelainan virus biasanya disebabkan karena kelainan retina (retinopati) dengan prognosis
yang kurang baik biloa tidak lekas diobati.

Kelainan laboratorium DMT2 : hiperglikemia (glukosa darah dapat sampai 400 mg/dL atau
lebih), glukosuria, ketonuria (bila penderita menuju ke KAD atau mengalami starvation yang
cukup lama). Pasien DMT2 wanita kadang – kadang menunjukkan gejala pertama : Candida
vaginitis.

Anda mungkin juga menyukai