Anda di halaman 1dari 4

Nama `: Rizky Oktavianto

Nim `: 1701035201
No.Absen`:6

BAB VI
HARGA POKOK PENJUALAN

Harga pokok penjualan (HPP) merupakan unsur pengurang Penghasilan


Kena Pajak yang paling besar, terutama untuk perusahaan industri
maupun perdagangan. Untuk perusahaan jasa, yang relatif tidak
menggunakan HPP, unsur HPP-nya dipersamakan dengan biaya yang
berkaitan langsung dengan kegiatan jasa tersebut.

Pola dasar pergitungan HPP untuk perusahaan industri dapat dibuat


seperti berikut:

Pemakaian Bahan Baku:


Persediaan awal bahan baku Rp XXX
Pembelian bahan baku Rp XXX
Bahan baku sedia diproses Rp XXX
Persediaan akhir bahan baku Rp XXX
Pemakaian bahan baku Rp XXX
Pemakaian Bahan Bantu
Persediaan awal bahan bantu Rp XXX
Pembelian bahan bantu Rp XXX
Bahan bantu sedia diproses Rp XXX
Persediaan akhir bahan bantu Rp XXX
Pemakaian bahan bantu Rp XXX
Pengurangan jadi Rp XXX
Biaya overhead pabrik Rp XXX
Upah tenaga kerja langsung Rp XXX
Harga Pokok Penjualan Rp XXX
Pemakaian Barang Dalam Proses
arang dalam proses awal Rp XXX
Barang dalam proses akhir Rp XXX
Pemaikaian barang dalam proses Rp XXX

Pengurangan Barang Jadi


Barang jadi awal Rp XXX
Barang jadi awal Rp XXX
6.1 Persediaan

Pencatatan persediaan perlu memperhatikan tatacara mempertemukan


antara penghasilan dan biaya, Apabila Wajib Pajak dalam mendapatkan
laba usaha dengan mempertemukan penghasilan dan biaya setelah
pajak, maka pencatatan persediaan juga perlu dicatat terpisah antara
DPP dan PPN.
Pembelian yang diakui pada perhitungan HPP adalah sebesar DPP
pembeliaan, sedangkan Piutang PPn atau Pajak Masukan akan diper-
hitungkan dengan utang PPN, seperti jurnal tampak pada berikut:
Pembelian bahan (DPP) XXX
Piutang PPN XXX
Utang dagang XXX

Piutang dagang XXX


Penjualan (DPP) XXX
Utang PPN XXX

Penjualan XXX
Pembelian XXX
Laba XXX

Utang PPN XXX


Piutang PPN XXX
PPn kurang bayar XXX

PPN kurang bayar XXX


Kas/Bank XXX

Anda mungkin juga menyukai