Harga pokok penjualan (HPP) merupakan unsur pengurang Penghasilan
Kena Pajak yang paling besar, terutama untuk perusahaan industri maupun perdagangan. Untuk perusahaan jasa, yang relatif tidak menggunakan HPP, unsur HPP-nya dipersamakan dengan biaya yang berkaitan langsung dengan kegiatan jasa tersebut.
Pola dasar pergitungan HPP untuk perusahaan industri dapat dibuat
seperti berikut:
Pemakaian Bahan Baku:
Persediaan awal bahan baku Rp XXX Pembelian bahan baku Rp XXX Bahan baku sedia diproses Rp XXX Persediaan akhir bahan baku Rp XXX Pemakaian bahan baku Rp XXX Pemakaian Bahan Bantu Persediaan awal bahan bantu Rp XXX Pembelian bahan bantu Rp XXX Bahan bantu sedia diproses Rp XXX Persediaan akhir bahan bantu Rp XXX Pemakaian bahan bantu Rp XXX Pengurangan jadi Rp XXX Biaya overhead pabrik Rp XXX Upah tenaga kerja langsung Rp XXX Harga Pokok Penjualan Rp XXX Pemakaian Barang Dalam Proses arang dalam proses awal Rp XXX Barang dalam proses akhir Rp XXX Pemaikaian barang dalam proses Rp XXX
Pengurangan Barang Jadi
Barang jadi awal Rp XXX Barang jadi awal Rp XXX 6.1 Persediaan
Pencatatan persediaan perlu memperhatikan tatacara mempertemukan
antara penghasilan dan biaya, Apabila Wajib Pajak dalam mendapatkan laba usaha dengan mempertemukan penghasilan dan biaya setelah pajak, maka pencatatan persediaan juga perlu dicatat terpisah antara DPP dan PPN. Pembelian yang diakui pada perhitungan HPP adalah sebesar DPP pembeliaan, sedangkan Piutang PPn atau Pajak Masukan akan diper- hitungkan dengan utang PPN, seperti jurnal tampak pada berikut: Pembelian bahan (DPP) XXX Piutang PPN XXX Utang dagang XXX