PENDAHULUAN
2.1 Geografi
Secara geografis Kabupaten Lima Puluh Kota terletak antara
0°25'28,71"LU dan 0°22'14,52" LS serta antara 100°15'14,52" - 100°50'47,80"
BT. Luas daratan mencapai 3.354,30 Km² yang berarti 7,94 persen dari
daratan Provinsi Sumatera Barat yang luasnya 42.229,64 Km².
Kabupaten ini diapit oleh empat kabupaten yaitu Kabupaten Agam,
Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Pasaman
serta satu propinsi yaitu Propinsi Riau. Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri
dari 13 Kecamatan, yang terluas adalah Kecamatan Kapur IX sebesar 723,36
Km² dan yang terkecil adalah Kecamatan Luak yaitu 61,68 Km²
Topografi daerah Kabupaten Lima Puluh Kota bervariasi antara datar,
bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian dari permukaan laut
antara 110 meter dan 2.261 meter. Daerah ini terdapat 3 buah gunung
berapi yang tidak aktif yaitu Gunung Sago (2.261 m), Gunung Bungsu (1.253
m), Gunung Sanggul (1.495 m) serta 17 buah sungai besar dan kecil yang
mengalir dan telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
pengairan/irigasi.
Kabupaten Lima Puluh Kota dibagi atas 13 Kecamatan yang terdiri dari
79 nagari dan 415 jorong. Dari 13 Kecamatan ini Kecamatan Harau
mempunyai nagari terbanyak yaitu 11 nagari dan 47 jorong, sedangkan yang
mempunyai jumlah nagari terkecil adalah Kecamatan Gunung Omeh hanya
dengan 3 nagari dan 17 jorong
2.2 Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2019 tercatat
sebanyak 382.932 jiwa, dengan rincian 190.785 laki-laki dan 192.147
perempuan. Rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 99.3. Angka kepadatan
penduduk kabupaten ini sebesar 114 jiwa/KM². Kecamatan Luak
merupakan kecamatan dengan angka kepadatan penduduk terbesar yakni
460 jiwa/KM2. Kecamatan Kapur IX merupakan kecamatan dengan angka
kepadatan penduduk paling rendah yaitu 38 jiwa/KM² (Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil, 2019), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.
Grafik 2.1 Piramida Penduduk Kab. Lima Puluh Kota Tahun 2019
70 - 74
60 - 64
50 - 54
40 - 44 PERESENTASE PEREMPUAN
PERESENTASE LAKI-LAKI
30 - 34
20 - 24
10 - 14
0-4
10 5 0 5 10
Penduduk Sasaran
Sasaran Kelompok
No ∑ Laki- ∑
Program Umur/Formula ∑ Total
laki Perempuan
1 Lahir Hidup 3.780 3.818 7.598
2 Bayi 0 – 11 Bulan 3.713 3.441 7.154
3 Baduta 0 – 1 Tahun 7.497 7.024 14.521
4 Batita 0 – 2 Tahun 11.337 10.702 22.039
5 Balita 0 – 4 Tahun 19.102 18.192 37.294
6 Anak Balita 1 – 4 Tahun 15.389 14.751 30.140
7 Anak Usia 7 Tahun 3.897 3.730 7.627
Kelas 1
SD/Setingkat
8 Anak Usia SD 7 – 12 Tahun 22.718 21.523 44.241
/ Setingkat
9 Penduduk Usia 0-14 tahun 56.512 53.502 110.014
Belum
Produktif
10 Penduduk Usia 15 – 64 Tahun 120.446 121.773 242.219
Produktif
11 Penduduk Usia ≥ 65 Tahun 13.340 17.244 30.584
Non Produktif
12 Penduduk Usia ≥ 60 Tahun 22.161 26785 48.946
Lanjut
13 Penduduk Usia ≥ 70 Tahun 6.902 10.376 17.278
Lanjut Risiko
Tinggi
14 Wanita Usia 15 – 49 Tahun - 90.178 90.178
Subur
15 Wanita Usia 15- 39 Tahun - 66.513 66.513
Subur
16 Ibu Hamil 1.1 x Lahir 8.358 8.358
Hidup
17 Ibu 1.05 x Lahir 7.978 7.978
Bersalin/Nifas Hidup
Jumlah Jumlah
No Kecamatan Puskesmas Status Sarana Sarana
Pustu Poskesri
1 Suliki Suliki Non Rawat Inap 5 7
2 Guguak Dangung- Rawat Inap 8 10
dangung
Padang Kandis Non Rawat Inap 3 3
3 Payakumbuh Koto Baru Non Rawat Inap 5 15
Simalnggang
4 Luak Mungo Non Rawat Inap 5 11
5 Harau Tanjung Pati Non Rawat Inap 6 3
Taram Non Rawat Inap 2 8
6 Pangkalan Pangkalan Rawat Inap 3 6
Gunuang Non Rawat Inap 3 1
Malintang
Rimbo Data Non Rawat Inap 2 3
7 Kapur IX Muaro Paiti Rawat Inap 4 6
Sialang Non Rawat Inap 2 8
8 Gunuang Koto Tinggi Non Rawat Inap 4 5
Omeh
9 Lareh Sago Pakan Rabaa Non Rawat Inap 6 5
Halaban
Halaban Non Rawat Inap 2 3
10 Situjuah Limo Situjuh Non Rawat Inap 8 5
Nagari
11 Mungka Mungka Non Rawat Inap 7 7
12 Bukit Barisan Mahat Rawat Inap 1 5
Baruah Non Rawat Inap 2 5
Gunuang
Banja Loweh Non Rawat Inap 2 6
13 Akabiluru Piladang Non Rawat Inap 3 4
Batu Hampar Non Rawat Inap 5 5
4 Rawat Inap dan
JUMLAH 22 88 131
18 Non rawat Inap
3.1.2 Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Kecamatan dan melaksanakan tugas
operasional pembangunan kesehatan. Pembangunan Puskesmas di tiap
Kecamatan memiliki peran yang sangat penting dalam memelihara kesehatan
masyarakat.
Pada Tahun 2019 Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki 22 Puskesmas
yang tersebar di 13 Kecamatan. Pada tabel berikut ini dapat kita lihat
rasionya terhadap jumlah penduduk per Kecamatan.
Tabel 3.1
Rasio Puskesmas Terhadap 10.000 penduduk Menurut Kecamatan
di Kab. Lima Puluh Kota Tahun 2019
300
257 259
250 235 224
217 227
204 201
200 2015
160 2016
148
150 2017
102 2018
100 85
67 62 64 65 2019
60 64 47
50
6
0
Pratama Madya Purnama Mandiri
3.3.2 Poskesri
Poskesri merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang dibentuk di nagari dalam rangka mendekatkan penyediaan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat nagari, dengan kata lain salah satu wujud
upaya untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. Kegiatan utama poskesri yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini
(surveilans perilaku berisiko, lingkungan dan masalah kesehatan lainnya),
penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap
bencana serta pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan poskesri juga
mencakup tempat pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Poskesri
merupakan salah satu indikator sebuah nagari disebut Desa/Nagari Siaga.
Tahun 2019 Poskesri yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota berjumlah 131
buah.
3.3.3 Nagari Siaga dan Posbindu
Konsep Nagari siaga adalah membangun suatu sistem disuatu desa
yang bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri
dibawah bimbingan satu orang bidan dan 2 orang kader desa, disamping itu
juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta
masyarakat dalam program kesehatan seperti posyandu dan imunisasi.
180 170.5
160
140 127
120 97.00
100
80 65.5
60
31
40
20
0
2015 2016 2017 2018 2019
100 93.4
88.47 88 91 89.7
90
80
82.9
79.98 79.6
70 75.67 75.23
60
50 K1
40 K4
30
20
10
0
2015 2016 2017 2018 2019
91.2
Gn Malintang 98.1
92.5
Rimbo Data 100.0
76.5
Pangkalan 85.5
82.1
Sialang 88.1
80.5
Muaro Paiti 92.5
95.3
Koto Tinggi 100.7
86.8
Banja laweh 98.5
58.4
Baruh Gunung 73.5
58.7
Maek 72.9
66.4
Suliki 76.6
90.5
Mungka 96.2 K4
75.1
Padang Kandis 82.9 K1
82.2
Dangung-2 91.3
89.1
Tanjung Pati 100.3
85.3
Taram 102.9
82.5
Situjuh 92.4
87.3
Pkn Rabaa 95.5
88.0
Halaban 97.2
93.1
Mungo 101.0
72.5
Piladang 91.0
80.1
Batu Hampar 93.5
80.3
Koto Baru SMLG 95.9
82
80
81.1
78
78.9
76
74 75.26
74.05
72
70
68 70
66
64
2015 2016 2017 2018 2019
4.1.1.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3) dan Ibu Nifas yang
mendapatkan Vitamin A
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan. Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan antara lain : 1)
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Kot Bat Pila Mu Hal Pkn Situ Tar Tan Dan Pad Mu Suli Ma Bar Ban Kot Mu Sial Pan Rim Gn
o u dan ngo aba Rab juh am jun gun ang ngk ki ek uh ja o aro ang gka bo Mal
Bar Ha g n aa g g-2 Kan a Gu law Tin Pait lan Dat inta
u mp Pati dis nun eh ggi i a ng
SM ar g
LG
KF3 76.2 73.0 74.0 78.9 71.2 77.8 65.2 84.9 85.9 79.3 74.9 79.4 71.5 67.3 60.1 56.2 86.7 75.1 75.4 75.1 80.9 100.
Vit A 81.4 74.2 70.9 78.9 84.8 86.9 76.5 85.2 89.6 83.0 74.9 84.0 69.3 73.6 61.4 69.2 89.5 84.1 85.3 73.9 85.4 102.
KF3 Vit A
8 6.6 6.6
6 5
4.5
4
0
2015 2016 2017 2018 2019
Dari data tersebut diatas dapat kita lihat bahwa Asfiksia menjadi
penyebab kematian bayi terbanyak dengan jumlah kasus 13 dari 60 kasus
kematian bayi. Asfiksia adalah suatu kondisi dimana tubuh kekurangan
pasokan oksigen dan aliran darah ke otak. Asfiksia pada bayi baru lahir
adalah suatu kondisi dimana bayi tidak mendapatkan pasokan oksigen yang
cukup selama proses persalinan.
15 10.8
8.00
10 6 4.7
5
0
2015 2016 2017 2018 2019
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Kot Bat Pila Mu Hal Pkn Situ Tar Tan Dan Pad Mu Suli Ma Bar Ban Kot Mu Sial Pan Rim Gn
o u dan ngo aba Rab juh am jun gun ang ngk ki ek uh ja o aro ang gkal bo Mal
Bar Ha g n aa g g-2 Kan a Gu law Tin Pait an Dat inta
u mp Pati dis nun eh ggi i a ng
SM ar g
LG
KN1 99.8 100 100 100 100 100 100 100 99.8 99.6 100 99.8 100 100 100 98.9 100 99.7 100 99.7 100 100
KN3 100 101. 111. 98.5 91.6 91.3 98.9 100. 97.8 110. 98.7 100. 105. 90.0 100 92.1 100. 96.7 97.4 94.1 97.4 99.4
KN1 KN3
90.00
80.00
70.00 59.60 59.00 77.00
60.00 72.41
66.50
50.00
40.00
Asi Ekslusif
30.00
20.00
10.00
-
2015 2016 2017 2018 2019
Maek
Halaban
Koto Tinggi
Mungo
Situjuh
Taram
Banja laweh
Muaro Paiti
Sialang
Tanjung Pati
Suliki
Pangkalan
Rimbo Data
Batu Hampar
Gn Malintang
Pkn Rabaa
Dangung-2
Padang Kandis
Baruh Gunung
Koto Baru SMLG
% UCI
60 43.45 Bayi
40 Anak Balita
20
0
2015 2016 2017 2018 2019
50
51
40
29
30
20
10
12 12 10
0
2015 2016 2017 2018 2019
600 511
500 389
400 328 320
300 196 Jumlah Kasus
200
100
0
2015 2016 2017 2018 2019
600
500
400
300
200
100
0
K. B. Pil Mu Hal P. Sit Tar T. Da P. Mu Sul Ma B. B. K. M. Sia Pan R. G.
Bar Ha ada ngo aba Ra uju am Pat ngu Ka ngk iki ek Gu law Tin Pai lan gka Dat Ma
u mp ng n baa h i ng- ndi a nun eh ggi ti g lan a lint
ar 2 s g ang
Balita 133 42 90 64 144 104 114 43 82 66 40 52 52 25 31 28 36 73 47 39 11 62
Semua Umur 578 150 335 341 455 418 441 219 520 472 157 182 202 132 143 107 150 227 215 266 57 180
4.5
4
4
3.5 3
3
2.5 3 2
2
1.5
1
0.5 0
0
2015 2016 2017 2018 2019
6
5
5
3
2 2
2
1
0 0
0
2015 2016 2017 2018 2019
250
237
200 221
190
150
100
50 81
52
0
2015 2016 2017 2018 2019
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
K. B. Pil M Ha P. Sit Ta T. Da P.
G. M Sul M B. B. K. M. Sia Pa R.
Ba Ha ad un la Ra uj ra Pa ng Ka
M un iki ae Gu la Ti Pai la ng Da
ru m an go ba ba uh m ti un nd
ali gk k nu we ng ti ng kal ta
pa g n a g- is
nt a ng h gi an
r 2 an
g
perempuan 9 4 1 5 0 1 5 6 7 2 1 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0
laki-laki 8 1 3 2 1 1 1 3 8 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
laki-laki perempuan
Gn Malintang 26
Rimbo Data 9
Pangkalan 12
Sialang 45
Muaro Paiti 94
Koto Tinggi 43
Banja laweh 27
Baruh Gunung 79
Maek 9
Suliki 119
Mungka 150
Padang Kandis 44
Dangung-2 194
Tanjung Pati 180
Taram 60
Situjuh 128
Pkn Rabaa 148
Halaban 166
Mungo 260
Piladang 27
Batu Hampar 19
Koto Baru SMLG 222
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Upaya kesehatan
Secara umum pembangunan kesehatan telah menunjukkan suatu
keberhasilan dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, walaupun
masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang mempengaruhi
pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Salah satu Indikator yang digunakan untuk menentukan derajat
kesehatan adalah angka kematian. Banyak upaya telah dilakukan agar
kasus kematian bayi, Balita, ibu dan kematian kasar bisa ditekan. Kasus
kematian Neonatal pada tahun 2019 adalah 37 kasus (5,7/1000 kelahiran
hidup), kematian bayi 0-12 bulan sebanyak 60 kasus (9,3/1000 kelahiran
hidup), kematian anak balita (1-5 tahun) sebanyak 10 kasus (1,5/1000
kelahiran hidup) dengan total kematian Balita sebanyak 70 kasus. Penyebab
kematian anak tahun 2019 disebabkan oleh BBLR (7 kasus), asfiksia (15
kasus), kelainan bawaan (6 kasus), pneumonia (4 kasus), Kelainan saluran
cerna (3 kasus), diare (2 kasus). penyebab lain (33 kasus),
Sedangkan kematian ibu ditemukan sebanyak 11 kasus yang terdiri
dari 2 kasus kematian pada ibu hamil, 5 kasus kematian pada ibu hamil, 2
kasus kematian pada ibu bersalin dan 4 kasus pada ibu nifas. Kematian ibu
maternal ini penyebab utamanya adalah perdarahan 1 kasus, hipertensi dan
kehamilan 1 kasus, dan gangguan metabolik 3 kasus. Untuk itu di harapkan
promkes dan deteksi dini pada ibu hamil lebih di tingkatkan lagi sehingga
jika ada ibu hamil resiko tinggi dapat dilakukan penanganan yang tepat.
Angka kesakitan juga di gunakan sebagai indikator derajat kesehatan.
Berdasarkan laporan dari Puskesmas, penyakit terbanyak pada tahun 2019
adalah ISPA, Gastritis, Rematik dan Hipertensi.
Situasi cakupan penyakit menular di Kabupaten Lima Puluh Kota pada
tahun 2019 adalah sebagai berikut :
a. TB - Paru
Jumlah semua kasus yang terdaftar dan diobati sebanyak 389
orang. Angka kesembuhan TBC terkonfirmasi bakteriologis 124
Profil Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2019 56
orang ( 79 % ). Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC
sebesar 341 orang ( 87,7% )
b. Balita dengan Pnemonia
Kasus Pnemonia Balita ditemukan dan ditangani sebanyak 326
kasus dari perkiraan penderita 1.178 kasus.
c. Diare
Kasus diare yang ditangani pada tahun 2019 pada Balita sebesar
27,1%, penderita pada semua umur sebesar 57,5% dari 10.336
orang target penemuan.
d. Kusta.
Pada tahun 2019 ditemukan kasus baru penderita penyakit kusta
Multi Basiler / kusta basah sebanyak 2 orang.
f. Polio dan AFP
Pada tahun 2019 di temukan 5 kasus AFP. Pada kasus AFP yang
ditemukan ini dilakukan penanganan sesuai protap, yaitu
pengambilan sampel & pemeriksaan spesimen, pengobatan serta
kunjungan ulang selama 60 hari.
g. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
adalah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus non neonatorum, Tetanus
neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. Tahun 2019
ditemukan 19 kasus suspek Campak.
h. DBD
Kasus DBD tahun 2019 sebanyak 81 kasus, tanpa ada kematian
dan CFR = 0 %. Untuk mengantisipasi penyebaran DBD ini
dilakukan pemutusan rantai dengan 4 cara yaitu pemberantasan
sarang nyamuk, pemeriksaan Jentik nyamuk berkala, Abatisasi dan
Fogging Focus.
i. Malaria.
Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus postif malaria.
j. Filariasis
Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus baru Filariasis, total kasus
filariasis pada tahun 2019 adalah 9 orang yang merupakan kasus
kronis tahun sebelumnya.