NIM : 201910070311041
Kelas : Biologi 3A
1. Buatlah skema/bagan dari model Stake! Kemudian berikan penjelasan dari skema/bagan
yang telah dibuat!
Formative Summative
Dukungan staff
dan moral,
kekuatan dan
Sumber daya
kelemahan
dan langkah-
Tujuan, material, dan
langkah yang
Proritas, dan permasala han
diperlukan Hasil yang
sasara pada pengangg uran
pada diharapkan pada
implement asi pada implement
implement asi implement asi
standar mutu asi standar mutu
standar mutu standar mutu
pendidika n pendidikan
pendidika n pendidikan
Evaluasi Context
Evaluasi konteks (context evaluation) merupakan dasar dari evaluasi yang bertujuan
menyediakan alasan-alasan (rationale) dalam penentuan tujuan (Baline R. Worthern &
James R Sanders : 1979) Karenanya upaya yang dilakukan evaluator dalam evaluasi
konteks ini adalah memberikan gambaran dan rincian terhadap lingkungan, kebutuhan
serta tujuan (goal). Evaluasikonteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan
lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis
kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks
sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan (1983).
Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan ( discrepancy view ) kondisi
nyata ( reality ) dengan kondisi yang diharapkan ( ideality ). Dengan kata lain evaluasi
konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek
tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi
Context Input Process Product
Tujuan, Proritas, dan sasara pada implement asi standar mutu pendidika n
Sumber daya dan langkahlangkah yang diperlukan pada implement asi standar mutu
pendidika n
Dukungan staff dan moral, kekuatan dan kelemahan material, dan permasala han
pengangg uran pada implement asi standar mutu pendidika n
Hasil yang diharapka n pada implement asi standar mutu pendidika n
pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu,
konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan
membantu dalam merencanakan keputusan, menentapkan kebutuhan dan merumuskan
tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik
suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka
panjang
2. Evaluasi Input
Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaan lebih banyak digunakan oleh para evaluator, hal
ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan dengan model
evaluasi
lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio
State University. Model evaluasi ini ada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA
(the Elementary and Secondary Education Act). CIPP merupakan singkatan dari, context
evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap masukan,
process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap
hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen evaluasi.
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran
evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan
kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievalusi
sebagai sebuah sistem. Berikut ini akan dibahas komponen atau dimensi model CIPP
yang meliputi, context, input, process, product.
3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)
Evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan disebut
dengan evaluasi proses. Untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan
strategi yang telah dilaksanakan tersebut, maka perlu diadakannya evauasi. Evaluasi
tersebut dinamakan evaluasi proses. Evaluasi proses termasuk mengidentifikasi
permasalahan prosedur pada pelaksanaan kejadian dan aktivitas. Setiap perubahan-
perubahan yang terjadi pada aktivitas dimonitor secara jujur dan cermat. Pencatatan
aktivitas harian penting dilakukan karena berguna pada pengambilan keputusan untuk
menentukan tindak lanjut penyempurnaan dan menentukan kekuatan dan kelemahan
program. Stufflebeam juga mengatakan bahwa sevaluasi proses merupakan pengecekan
yang berkelanjutan atas implementasi perencanaan
4. Evaluasi Produk (Produck Evaluation)
Evaluasi produk dapat dilakukan dengan membuat definisi operasional dan mengukur
kriteria pengukuran yang telah dicapai (objektif), melalui pengumpulan nilai dari
stakeholder, dengan unjuk rasa (performing) baik dengan menggunakan analisis secara
kuantitatif, maupun kualitatif (Trotter et al., 1998:136).
Analisis produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan dalam
rancangan dengan hasil program yang dicapai. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes,
prosentase, data observasi, diagram data, sosiometri dan sebaginya yang dapat ditelusuri
kaitanya dengan tujuantujuan yang lebih rinci. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif
tentang mengapa hasilnya seperti itu.
3. Buatlah skema/bagan dari model Ten Brink! Kemudian berikan penjelasan dari
skema/bagan yang telah dibuat!
1. Persiapan 2. Pengumpulan
Data
4.