Anda di halaman 1dari 26

Perkembangan Struktur Beton

Beton dan Beton Bertulang

• Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, dan air.
• Bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada campuran beton
untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu pengerasan.
• Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan kekuatan tarik
yang rendah.
• Beton dapat retak karena adanya tegangan tarik akibat beban, susut
yang tertahan, atau perubahan temperatur.
• Beton bertulang adalah kombinasi dari beton dan baja, dimana baja
tulangan memberikan kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton. Baja
tulangan juga dapat memberikan tambahan kekuatan tekan pada
struktur beton.
Towers

CN Tower, 1975
Cantilever

Ganter Bridge, 1980, Swiss


Water Building

Dutch Sea Barrier


Komponen
Struktur Beton Bertulang
Keuntungan Penggunaan Beton
Bertulang untuk Material Struktur
• Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan kebanyakan
material lain.
• Cukup tahan terhadap api dan air.
• Sangat kaku.
• Pemeliharaan yang mudah.
• Umur bangunan yang panjang.
• Mudah diproduksi, terbuat dari bahan-bahan yang tersedia lokal (batu
pecah/kerikil, pasir, dan air), dan sebagian kecil semen dan baja
tulangan yang dapat didatangkan dari tempat lain.
• Dapat digunakan untuk berbagai bentuk elemen struktur (balok,
kolom, pelat, cangkang, dll).
• Ekonomis, terutama untuk struktur pondasi, basement, pier, dll.
• Tidak memerlukan tenaga kerja dilatih khusus.
Kerugian Penggunaan Beton Bertulang
untuk Material Struktur
• Mempunyai kekuatan tarik yang rendah sehingga memerlukan
baja tulangan untuk menahan tarik.
• Memerlukan cetakan/bekisting serta formwork sampai beton
mengeras, yang biayanya bisa cukup tinggi.
• Struktur umumnya berat karena kekuatan yang rendah per unit
berat.
• Struktur umumnya berdimensi besar karena kekuatan yang
rendah per unit volume.
• Properties dan karakteristik beton bervariasi sesuai dengan
proporsi campuran dan proses mixing.
• Berubah volumenya sejalan dengan waktu (adanya susut dan
rangkak).
Learning Outcomes

Mahasiswa akan dapat menjelaskan prinsip dasar struktur beton prategang serta
perbedaannya dengan struktur beton bertulang konvensional
Outline Materi

Sejarah beton prategang


Beton prategang dan beton bertulang konvensional
Struktur beton prategang
Keuntungan beton prategang
Metoda prestressing
Aplikasi beton prategang
Pengenalan Umum Beton Prategang

Apakah yang dimaksud dengan beton prategang?


Bagaimanakah bentuk beton prategang?
Perbedaan beton prategang dan beton bertulang?
Prategang pada analisa dan desain?
Mengapa digunakan beton prategang?
Siapakah tokoh-tokoh penggerak beton prategang?
Pengenalan Umum Beton Prategang

Apakah yang dimaksud dengan beton prategang?


”Merupakan integrasi teknologi bahan beton bertulang dalam
menggabungkan bahan beton mutu tinggi dan baja mutu tinggi
untuk menghasilkan bahan komposit lanjutan yang dapat bekerja
secara efektif merata pada suatu penampang struktur dalam
melawan gaya-gaya dalam baik tekan maupun tarik sama baiknya
secara bersamaan”
Pengenalan Umum Beton Prategang
Pengenalan Umum Beton Prategang
Pengenalan Umum Beton Prategang
Pengenalan Umum Beton Prategang
Pengenalan Umum Beton Prategang
Pengenalan Umum Beton Prategang
Perbedaan beton prategang dan beton bertulang?
Beton Bertulang Konvensional Beton Prategang
Beton + tulangan baja normal Beton & baja mutu tinggi
Penampang tidak efektif Penampang efektif bekerja
Mengalami retak Tanpa retak
Gaya geser yang besar > sengkang Sengkang tidak menentukan > dapat dipikul oleh
kelengkungan kabel
Penampang gemuk / lebar > berat Penampang ramping > ringan
Struktur lebih berat Berat menjadi lebih ekonomis
Penggunaan beton mutu tinggi > menghasilkan Beton mutu tinggi & baja mutu tinggi menghasilkan
tulangan yang banyak struktur yang ekonomis akibat berat yg berkurang
Tulangan tidak memberikan kontribusi terhadap Gaya prategang memberikan kontribusi terhadap
lendutan perlawanan lendutan akibat beban mati dan hidup
Perbedaan beton prategang dan beton bertulang?
……(lanjutan)

Beton Bertulang Konvensional Beton Prategang


Korosi terjadi akibat retak beton Tanpa retak >> tidak terjadi korosi
Beban repetisi tidak mempengaruhi tulangan pada Beban repetisi mempengaruhi tulangan prategang dan
umur struktur umur struktur
Proses produksi >> konvensional, lebih murah, Proses produksi >> metoda khusus / rumit, lebih mahal,
penggunaan alat serta pekerja lebih sedikit dan penggunaan alat dan skill pekerja khusus dan supervisi
supervisi yang konvensional yang ketat, tingkat ketelitian yang tinggi
Keruntuhan struktur tanpa peringatan Keruntuhan struktur sebelum batas runtuh dapat
terdeteksi
Dampak prategang pada analisa dan desain?
LATAR BELAKANG BETON PRATEGANG

Secara aplikatif, penggunaan prinsip kerja prategang telah digunakan berabad-abad pada tali / pita logam untuk membuat
tong
Tahun 1886 – P.H. Jackson (San Fransisco, California) – mendapatkan hak paten untuk karya berupa batang baja
sebagai pengikat pada batu buatan dan beton
Tahun 1888 – C.E.W. Doehring (Jerman) – mendapatkan hak paten untuk beton yang diperkuat dengan logam yang
telah ditarik sebelum dibebani
Tahun 1928 – E. Freyssinet (Prancis) – menggunakan baja mutu tinggi sebagai kabel prategang dan baja diangkurkan
pada beton tanpa penggunaan angkur sebagai pengunci
Tahun 1939 - E. Freyssinet (Prancis) – penggunaan angkur sebagai pengunci kabel baja prategang
Tahun 1950 – 1980 – penggunaan sistim prategang pada konstruksi beton mulai umum dan distandarkan untuk
bangunan jembatan, gedung dan bangunan sipil lainnya dan sebagai pioneer pengembangan konstruksi bentang panjang
Keuntungan Beton Prategang
1. Struktur yang lebih ringan
2. Penampang lebih ramping
3. Aplikasi pada bentang panjang
4. Sesuai untuk metoda precast
5. Biaya yang lebih ekonomis
6. Dapat digunakan pada konstruksi segmental
7. Biaya konstruksi yang ekonomis pada struktur statis tak tentu
8. Penggunaan tulangan lentur non-prategang menjadi opsional
Metoda Prestressing
Metoda Prestressing
PUSTAKA

T.Y. Lin Ned dan H. Burns. (1993). Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1. Edisi Ketiga.
John and Riley, London.

Prestressed Concrete Institute. (2000). PCI Bridge Design Manual.

R.I. Gilbert and N.C. Mickleborough. (2005). Design of Prestressed Concrete, Spon Press
Taylor & Francis Group, London & New York. ISBN: 0203985869

Departemen Pekerjaan Umum. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. (SKSNI 03 – 2002). Yayasan LPMB, Bandung

Prestressed Concrete Institute. (1999). PCI Design Handbook Precast & Prestressed
Concrete. 5th Edition. Rath, Rath & Johnson, Inc, Chicago. ISBN: 0937040606

Anda mungkin juga menyukai