TUGAS KELOMPOK I
Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan publik
serta semakin kritisnya masyarakat terhadap prosedur birokrasi menjadi
tantangan tersendiri dalam mewujudkan pelayanan yang prima (mudah,
cepat dan murah). Di satu sisi masih banyak terjadi fenomena ego sektoral,
baik secara internal dalam instansi maupun eksternal antar instansi,
semakin menambah komplek permasalahan menuju pelayanan prima.
1. Diskusikan, bagaimana harapan masyarakat terhadap pelayanan publik
yang diberikan oleh pemerintah, kemudian berikan contoh-contoh
langkah konkrit (perbaikan-perbaikan) yang telah dilakukan oleh
pemerintah untuk memenuhi harapan masyarakat tersebut!
2. Diskusikan bagaimana pendekatan Whole of Government (WOG) yang
dapat diimplementasikan dalam permasalahan tersebut!
Hasil Diskusi :
1. Pendapat Febriana Kusumawati (No. Presensi 04):
Harapan masyarakat terhadap pelayanan publik:
Pelayanan publik semestinya dilakukan berdasarkan prinsip:
partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah,
efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Begitu juga
harapan masyarakat. Masyarakat mengharapkan pelayanan publik
sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut. Akan tetapi, pada kenyataannya
pelayanan publik juga masih ada yang tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip tersebut. Misalnya pelayanan yang prosesnya berbelit-belit,
diskriminatif antara yang kaya dengan yang miskin, dimintai “uang jasa”
maupun pungutan liar lainnya, pelayanan yang tidak responsif, tidak
transparan, dan lain sebagainya. Namun demikian, pemerintah juga
sudah berupaya melakukan perbaikan agar pelayanan kepada
masyarakat dapat menjadi lebih baik dan bermutu.
Berikut adalah beberapa contoh perbaikan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk memenuhi harapan masyarakat:
Ombudsman RI mengembangkan aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Pelayanan Terintegrasi secara Elektronik (Simpel). Hal ini
dilakukan karena kantor perwakilan Ombudsman hanya ada di ibukota
provinsi, sehingga mungkin kurang bisa terjangkau oleh masyarakat
yang tempat tinggalnya jauh dari ibukota provinsi.
Pelayanan publik berbasis aplikasi juga akan dikembangkan oleh
Polri. Misalnya pada ujian SIM, pembuatan STNK dan BPKB akan
dilakukan secara online dengan aplikasi dan kartu dikirim dengan
sistem delivery.
Pada penerimaan CPNS dahulu masih dilakukan secara tidak
transparan, sehingga masih terdapat praktik “orang dalam” yang tentu
sangat merugikan peserta yang benar-benar mempunyai kemampuan
dan pengetahuan yang lebih. Akan tetapi saat ini, penerimaan CPNS
sudah dilakukan dengan jauh lebih bagus dan sudah dapat dikatakan
transparan. Hal tersebut dibuktikan dengan tes berbasis komputer
(CBT) secara online dan hasilnya langsung dapat dipantau oleh siapa
saja melalui live score di youtube dari awal tes hingga tes berakhir.
Bagi peserta yang ketahuan berbuat curang (misalnya menggunakan
jasa joki) juga langsung didiskualifikasi. Selain itu juga diberikan masa
sanggah yang dapat digunakan oleh peserta untuk menyanggah hasil
tes apabila terdapat ketidaksesuaian. Namun demikian masih juga
terdapat instansi yang belum memperlihatkan hasil tes secara
transparan sehingga para peserta menilai masih ada celah
kecurangan pada sistem tersebut.
Adanya aplikasi JKN Mobile dan pelayanan BPJS secara online
melalui Pandawa juga mempermudah masyarakat jika akan
melakukan pengubahan data karena tidak perlu datang ke kantor
BPJS. Pelayanan secara online juga dilakukan secara nasional, tidak
harus sesuai dengan tempat tinggal yang tertera pada kartu/KTP
karena datanya sudah terintegrasi. Akan tetapi, terkadang persyaratan
yang digunakan berbeda antara daerah satu dengan yang lain, ada
yang mudah dan ada juga yang agak berbelit-belit.
Pendekatan Whole of Government yang dapat diimplementasikan:
Perlu adanya kerja sama antara gubernur, bupati, maupun
walikota agar manfaat program-program tersebut dapat dirasakan oleh
masyarakat. Selain itu, diperlukan juga integrasi data sehingga data
masyarakat dapat diakses menggunakan satu aplikasi yang sama.
Dengan demikian, tidak perlu lagi dilakukan input data yang berulang-
ulang. Kemudian bagi masyarakat yang merasa belum memperoleh
pelayanan yang memuaskan berhak mengadukan penyelenggaraan
pelayanan publik kepada Pemerintah Daerah,Ombudsman, dan/atau
DPRD agar segera ditindaklanjuti kepada instansi terkait.
Sumber :
Pedoman PelayananIzin Edar Alat Kesehatan (Kemenkes RI, 2016)
Pedoman Pelayanan Publik - Izin Edar Alat Kesehatan dan PKRT
Selama Kondisi Pandemi COVID-19 (Kemenkes RI, 2020)