Anda di halaman 1dari 7

Tiffany Putri Alamanda, A.

Taruna, Yusuf Aulia Rahman | Anak Perempuan Berusia 14 Tahun dengan Lupus Eritematosus
Sistemik dengan Nefritis dan Hipertensi Grade I

Anak Perempuan Berusia 14 Tahun dengan Lupus Eritematosus Sistemik


dengan Nefritis dan Hipertensi Grade I

Tiffany Putri Alamanda1, A. Taruna2, Yusuf Aulia Rahman2


1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Ilmu Penyakit Dalam,Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek

Abstrak
Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya,
memiliki variasi gambaran klinis yang luas, dan tampilan perjalanan penyakit yang beragam. Sebagian besar penderitanya
merupakan perempuan usia produktif (15-44 tahun), namun dapat pula menyerang laki-laki, kelompok anak-anak dan
remaja. Pada kasus ini, kami melaporkan anak perempuan berusia 14 tahun datang dengan keluhan wajah melepuh disertai
rambut rontok, bengkak pada seluruh tubuh, demam, nyeri sendi, dan sariawan. Keluhan dirasakan sejak 5 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit ringan, kesadaran kompos mentis, nadi 96 x/menit
reguler, pernafasan 25 x/menit, dan suhu 36,2 oC. Kepala normal, rambut hitam tipis, ubun-ubun besar datar, mata tidak
cekung, nampak palpebra normal, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, asianosis. Pada pemeriksaan thorak, paru dan
jantung dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen terlihat cembung, bising usus normal. Genitalia tidak tampak
kelainan. Ekstremitas tidak ditemukan edema, akral hangat. Pemeriksaan neurologis kesan dalam batas normal. Pada hasil
pemeriksaan laboratorium hematologi didapatkan kesan anemia ringan dan leukositopenia. Pada hasil pemeriksaan kimia
darah didapatkan peningkatan kadar ureum. Pada pemeriksaan urin didapatkan proteinuria (+) dan didapatkan darah samar
pada urin. Terapi yang diberikan pada pasien ini antara lain Siklofosfamid 70 mg/ 12 jam IV, Metilprednisolon 1 mg/kgBB/hari
IV, Furosemid 3x25mg PO, Spironolakton 2x25mg PO, Amlodipin 1x10mg PO, Prednison 3x10mg PO, dan Captopril 2x25 mg
PO.

Kata Kunci: Anak, Nefritis Lupus, Lupus Eritematosus Sistemik

A Girl 14 Years Old with Systemic Lupus Erythematosus with Nephritis and
Grade I Hypertension
Abstract
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a chronic autoimmune inflammatory disease whose cause is not yet clear, has a wide
variety of clinical features, and the appearance of a variety of diseases. Most sufferers are women of productive age (15-44
years), but can also attack men, groups of children and adolescents. In this case, we report a 14-year-old girl with a blister of
face accompanied by hair loss, swelling in the whole body, fever, joint pain, and thrush. Complaints are felt 5 months before
entering the hospital. On physical examination it was found that there was mild pain, awareness of mentis compost, 96 x /
minute regular pulse, breathing 25 x / minute, and temperature of 36.2 oC. Normal head, thin black hair, large flat crown,
non-concave eyes, normal palpebral appearance, conjunctival ananemia, anicteric sclera, asianosis. On examination of the
thoracic, lung and heart normal limits. On abdominal examination look convex, normal bowel sounds. Genitalia does not
appear to be abnormal. Extremity is not found edema, warm acral. Neurological examination is normal. In the results of
laboratory examination of hematology obtained an impression of mild anemia and leukositopenia. The results of blood
chemistry examination showed an increase in urea levels. In the urine examination obtained proteinuria (+) and obtained
vague blood in the urine. Therapy given to these patients included 70 mg / 12 hours IV Cyclophosphamide, 1 mg / kgBD daily
Methylprednisolone IV, Furosemid 3x25 mg PO, 2x25 mg PO Spironolactone, Amlodipine 1x10 mg PO, Prednisone 3x10 mg
PO, and Captopril 2x25 mg PO.

Keywords: Children, Lupus Nephritic, Systemic Lupus Erythematosus

Korespondensi: Tiffany Putri Alamanda | Alamat Jl. Dr. Samratulangi No. 17 Penengahan Bandarlampung | HP 081367113604
| e-mail: tiffanyalamanda@gmail.com

Pendahuluan
Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik namun dapat pula menyerang laki-laki,
(LES) merupakan penyakit inflamasi autoimun kelompok anak-anak dan remaja. Terdapat
kronis yang belum jelas penyebabnya, memiliki beberapa faktor risiko yang diduga
variasi gambaran klinis yang luas, dan tampilan berpengaruh terhadap respon imun antara lain:
perjalanan penyakit yang beragam.1 faktor genetik, lingkungan, dan hormonal.1,2
Sebagian besar penderitanya merupakan Penderita LES umumnya mengeluh
perempuan usia produktif (15-44 tahun), lemah, demam, malaise, anoreksia dan berat

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018| 174


Tiffany Putri Alamanda, A. Taruna, Yusuf Aulia Rahman | Anak Perempuan Berusia 14 Tahun dengan Lupus Eritematosus
Sistemik dengan Nefritis dan Hipertensi Grade I

badan menurun. Pada penyakit yang sudah Valvulitis, gangguan konduksi serta hipertensi
lanjut (berbulan-bulan sampai tahunan) akan merupakan komplikasi lain yang juga sering
menunjukkan manifestasi klinis yang lebih ditemukan. 4,5
spesifik dan lengkap serta cenderung Keterlibatan ginjal dijumpai pada 40-75%
melibatkan multiorgan. Manifestasi dapat penderita, yang sebagian besar terjadi setelah 5
bersifat ringan sampai berat yang dapat tahun penderita LES. Gejala atau tanda
mengancam jiwa.2 keterlibatan renal pada umumnya tidak tampak
Keluhan yang disampaikan oleh pasien sebelum terjadi kegagalan ginjal atau sindrom
dapat berupa kelelahan; penurunan berat nefrotik. Pemeriksaan terhadap pyuria (>5/LPB)
badan; demam; manifestasi musculoskeletal, tanpa disertai bukti adanya infeksi serta
kulit, paru, jantung, ginjal, gastrointestinal, peningkatan kadar serum kreatinin
neuropsikiatri, dan hemi-limfatik. Demam menunjukkan adanya keterlibatan ginjal pada
sebagai gejala konstitusional sulit dibedakan penderita LES.5
dengan penyakit lain seperti infeksi, karena Manifestasi gastrointestinal tidak spesifik
suhu tubuh dapat lebih dari 40°C tanpa adanya pada penderita LES, karena dapat merupakan
bukti infeksi lain seperti leukositosis. Demam cerminan keterlibatan berbagai organ pada
akibat LES biasanya tidak disertai menggigil. penyakit ini atau sebagai akibat pengobatan.
Keluhan muskuloskeletal dapat berupa nyeri Secara klinis vasculitis tampak adanya keluhan
otot (mialgia), nyeri sendi (arthralgia), atau penyakit pada esophagus, mesenteric
inflamasi sendi (arthritis). Keluhan ini sering inflammatory bowel disease (IBS), pancreatitis
dianggap sebagai manifestasi arthritis dan penyakit hati. 3,4
rheumatoid karena keterlibatan sendi yang Keterlibatan susunan saraf pusat dapat
banyak dan simetris. Pada LES, keterlibatan bermanifestasi sebagai epilepsi, hemiparesis,
sendi pada umumnya tidak akan menyebabkan lesi saraf kranial, lesi batang otak, meningitis
deformitas. Lesi mukokutaneus yang tampak aseptik atau myelitis transversal. Sedangkan lesi
sebagai bagian dari LES dapat berupa suatu pada susunan saraf tepi dapat bermanifestasi
reaksi fotosensitivitas, discoid LE (DLE), sebagai neuropati perifer, myasthenia gravis
subacute cutaneous lupus erythematosus atau mononeuritis multipleks. Dari segi
(SCLE), lupus profundus/ paniculitis, alopesia, psikiatrik, gangguan fungsi mental dapat
lesi vaskuler berupa eritema periungual, livedo bersifat organik dan non organik. Limfadenopati
retikularis, telangiektasia, fenomena Raynaud’s baik menyeluruh maupun terlokalisir sering
dan lain-lain. 3,4 dijumpai pada penderita LES. Organ limfoid lain
Berbagai manifestasi klinis pada paru- yang sering terkena adalah limfa yang biasanya
paru dapat terjadi baik berupa radang disertai pembesaran hati. Kelainan hematologik
interstitial parenkim paru (pneumonitis), sangat bervariasi dan bahkan dapat menyerupai
emboli paru, hipertensi pulmonum, perdarahan gangguan darah perifer. Anemia dapat dijumpai
paru atau shrinking lung syndrome. pada satu periode dalam perkembangan
Pneumonitis lupus dapat terjadi secara akut penyakit LES. 3-5
atau berlanjut menjadi kronik. Pada keadaan Penegakan diagnosis LES dapat mengacu
akut perlu dibedakan dengan pneumonia pada kriteria the American College of
bakterial. Apabila terjadi keraguan untuk Rheumatology (ACR) revisi tahun 1997 dimana
diagnosis dapat dilakukan tindakan invasif diagnosis harus memenuhi 4 dari 11 kriteria
seperti bilas bronkoalveolar. Pneumonitis lupus tersebut yang terjadi secara bersamaan atau
memberikan respon yang baik terhadap dengan tenggang waktu. Sementara itu, untuk
pemberian kortikosteroid. 3-5 menilai aktivitas penyakit LES (lupus flare) dapat
Perikarditis harus dicurigai apabila menggunakan kriteria MEX SLEDAI. Kemudian
dijumpai adanya keluhan nyeri substernal, dihitung total skor dengan interpretasi skor ≥
friction rub, silhouette sign pada foto dada, 12: flare berat, diperlukan pulse dose
ataupun melalui gambaran EKG dan metilprednisolon 500-1000 mg perhari selama 3
ekokardiografi. Penyakit jantung koroner dapat hari; 9-11: flare moderat, 4-8: flare ringan, < 4:
pula dijumpai pada penderita LES dan bukan flare. Untuk flare ringan-moderat, bila
bermanifestasi sebagai angina pectoris, infark sudah mendapat terapi steroid, dilanjutkan
miokard, atau gagal jantung kongestif. pemberian steroid dengan imunosupresan. 1

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018| 175


Tiffany Putri Alamanda, A. Taruna, Yusuf Aulia Rahman | Anak Perempuan Berusia 14 Tahun dengan Lupus Eritematosus
Sistemik dengan Nefritis dan Hipertensi Grade I

Tes imunologik awal yang diperlukan tahun dengan Lupus Eritematosus Sistemik
untuk menegakkan diagnosis LES adalah tes dengan Nefritis dan Hipertensi grade I.
antinuclear antibodi (ANA). Tes ANA diperiksa
hanya pada pasien dengan tanda dan gejala Kasus
mengarah pada LES. Pada penderita LES An. PA, perempuan usia 14 tahun, berat
ditemukan tes ANA yang positif sebesar 95- badan 32 kg, datang dengan keluhan utama
100%, akan tetapi hasil tes ANA dapat positif wajah melepuh disertai dengan rambut rontok,
pada beberapa penyakit lain yang mempunyai bengkak pada seluruh tubuh, demam, nyeri
gambaran klinis menyerupai LES misalnya sendi, dan sariawan. 5 bulan SMRS pasien
infeksi kronis (tuberkulosis), penyakit autoimun mengeluhkan kulit wajah melepuh, gatal, dan
(misalnya mixed connective tissue disease, panas setelah menggunakan bedak racikan
arthritis rematoid, tiroiditis autoimun), kecantikan yang diberikan oleh tetangganya.
keganasan atau pada orang normal. Jika hasil Kulit wajah menjadi kemerahan diikuti dengan
tes ANA negatif, pengulangan segera tes ANA munculnya vesikel dan bula terutama di bagian
tidak diperlukan, tetapi perjalanan penyakit pipi dan leher. Pasien juga mengeluhkan rambut
reumatik sistemik termasuk LES, seringkali rontok diikuti dengan bengkak seluruh bagian
dinamis dan berubah, mungkin diperlukan tubuh. Bengkak hilang timbul dan berpindah-
pengulangan tes ANA pada waktu yang akan pindah dari satu bagian tubuh kebagian tubuh
datang terutama jika didapatkan gambaran lain, dimulai dari kaki sebelah kanan. Pasien
klinis yang mencurigakan. Bila tes ANA dengan juga mengeluhkan demam naik turun
menggunakan sel Hep-2 sebagai substrat bersamaan dengan kulit wajah yang melepuh. 4
negatif, dengan gambaran klinis tidak sesuai LES bulan SMRS pasien mengalami sariawan selama
umumnya diagnosis LES dapat disingkirkan. 2 bulan dan juga flu. Pasien dibawa ke
Beberapa tes lain yang perlu dikerjakan setelah puskesmas dan dirawat selama 1 bulan
tes ANA positif adalah tes antibodi terhadap kemudian dirujuk ke RSUD Mesuji dan dirawat
antigen nuklear spesifik, termasuk anti-dsDNA, selama 1 minggu, kemudian pasien dirujuk
Sm, nRNP, Ro (SSA), La (SSB), Scl-70 dan anti-Jo. kembali ke RSUD Menggala dan dirawat selama
Antibodi terhadap double stranded (native) 1 minggu. Kemudian pasien dirujuk ke RSAM
DNA (dsDNA) adalah yang paling spesifik dan dirawat selama 1 bulan dan didiagnosis
terhadap LES dan ditemukan pada 80-90% menderita Lupus Eritematosus Sistemik. 4 bulan
penderita yang tidak diobati. Kehadiran titer SMRS setelah pertama dirawat, pasien tidak
anti-dsDNA dikaitkan dengan aktifitas LES. pernah datang bulan. Pasien pertama kali
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa datang bulan pada usia 13 tahun dan selalu
peningkatan titer anti-DNA mendahului lupus datang teratur setiap bulannya.
flares pada lebih dari 80% penderita. 1,2 Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU
Penatalaksanaan LES bergantung pada tampak sakit ringan, nadi 96 x/menit isi dan
derajat keparahannya. Pilar pengobatan LES ini tegangan cukup, pernafasan 25 x/menit, dan
dilakukan secara bersamaan dan suhu 36,2 ºC. Tekanan darah pada ekstremitas
berkesinambungan agar tujuan pengobatan superior 120/100 dan 160/ 130, pada
tercapai. Tujuan khusus pengobatan LES ekstremitas inferior 130/100 dan 160/100,
adalah: a. Mendapatkan masa remisi yang berada diantara persentil 50th 107/64, 90th
panjang, b. Menurunkan aktivitas penyakit 120/78, 95th 124/82, 99th 131/89. Kepala
seringan mungkin, c. Mengurangi rasa nyeri dan normal, rambut hitam tipis, ubun-ubun besar
memelihara fungsi organ agar aktivitas hidup datar, mata tidak cekung, nampak palpebra
keseharian tetap baik guna mencapai kualitas normal, konjungtiva ananemis, sklera anikterik,
hidup yang optimal. Pilar pengobatan LES di asianosis. Pada pemeriksaan thorak, paru dan
Indonesia terdiri dari: edukasi dan konseling, jantung dalam batas normal. Pada pemeriksaan
program rehabilitasi, dan terapi abdomen terlihat cembung, bising usus normal.
medikamentosa dengan OAINS, antimalaria, Genitalia tidak tampak kelainan. Ekstremitas
kortikosteroid, imunosupresan/sitotoksik, dan tidak ditemukan edema, akral hangat.
terapi lainnya. 1,2,6 Pemeriksaan neurologis kesan dalam batas
Pada studi ini dilaporkan sebuah kasus normal. Pada hasil pemeriksaan laboratorium
pada seorang anak perempuan berusia 14

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018| 176


Tiffany Putri Alamanda, A. Taruna, Yusuf Aulia Rahman | Anak Perempuan Berusia 14 Tahun dengan Lupus Eritematosus
Sistemik dengan Nefritis dan Hipertensi Grade I

hematologi didapatkan kesan anemia ringan bulan SMRS setelah pertama dirawat, pasien
dan leukositopenia. tidak pernah datang bulan→ salah satu
Pada hasil pemeriksaan kimia darah manifestasi Sistemik (penurunan berat badan→
didapatkan peningkatan kadar ureum. Pada anoreksia dan penurunan nafsu makan) dari
pemeriksaan urin didapatkan proteinuria (+) SLE. Pasien pertama kali datang bulan pada usia
dan didapatkan darah samar pada urin. Pada 13 tahun dan selalu datang teratur setiap
pasien belum dilakukan pemeriksaan bulannya.2,3,5
seroimunologis. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
Terapi yang diberikan pada pasien ini keadaan umum baik, tampak sakit ringan,
antara lain Siklofosfamid 70 mg/ 12 jam IV, tekanan darah dan pernafasan Os masih dalam
Metilprednisolon 1 mg/kgBB/hari IV, Furosemid kategori normal, yaitu: pernafasan 25 x/menit,
3x25mg PO, Spironolakton 2x25mg PO, denyut nadi normal, yaitu 96x/menit dan suhu
Amlodipin 1x10mg PO, Prednison 3x10mg PO, normal, yaitu 36,20C. Pada pemeriksan status
dan Captopril 2x25 mg PO. Prognosis pasien ini generalis tidak didapatkan kelainan yang berarti
adalah quo ad vitam dubia ad malam, quo ad kecuali pada muka terdapat malar rash (+),
functionam dubia ad malam, quo ad butterfly rash (+), terdapat 2 bulapada daerah
sanationam dubia ad malam. dagu berukuran 5x10 mm dan 2x2 mm,
terdapat kebotakan pada beberapa bagian
Pembahasan rambut, pada mata terdapat konjungtiva
Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan ananemis (+/+) → salah satu gejala klinis dari
pemeriksaan penunjang pada kasus ini sudah LES. 3-5
tepat untuk menegakkan diagnosis Nefritis Pada pemeriksaan hematologi ditemukan
lupus ec LES. Pada anamnesis didapatkan penurunan kadar Hb, penurunan jumlah
beberapa keluhan atau gejala klinis sebagai leukosit, penurunan jumlah eritrosit,
berikut: 5 bulan SMRS pasien mengeluhkan kulit penurunan kadar hematokrit, penurunan
wajah melepuh→ salah satu manifestasi trombosit, penurunan neutrofil batang neutrofil
mukokutaneus dari LES, gatal dan panas setelah pada hitung jenis → salah satu hasil hematologi
menggunakan bedak racikan kecantikan yang penegakan diagnosis SLE. Berdasarkan kasus
diberikan oleh tetangganya. Kulit wajah didapatkan 6 kriteria ACR sehingga dapat
menjadi kemerahan diikuti dengan munculnya ditegakkan diagnosis SLE. 1,2
vesikel dan bula terutama di bagian pipi dan Diagnosis nefritis lupus ditegakkan jika
leher.2 pasien SLE ditemukan kelainan ginjal seperti
Pasien juga mengeluhkan rambut rontok proteinuria lebih besar atau sama dengan 1
→ salah satu manifestasi mukokutaneus dari gram /24 jam dengan atau tanpa hematuria (>8
LES diikuti dengan bengkak seluruh bagian eritrosit/ LPB), dengan atau tanpa penurunan
tubuh. Bengkak hilang timbul dan berpindah- fungsi ginjal sampai 30% dan dengan atau tanpa
pindah dari satu bagian tubuh kebagian tubuh hipertensi. Diagnosis definitif ditegakkan
lain, dimulai dari kaki kanan. Pasien juga dengan biopsi ginjal dan berdasakan klasifikasi
mengeluhkan demam → salah satu manifestasi morfologi dari WHO. Berdasarkan kasus
sistemik dari LES naik turun bersamaan dengan didapatkan hasil lab terbaru yaitu didapatkan
kulit wajah yang melepuh. 4 bulan SMRS pasien protein 100 mg/hari, dengan hematuri (30
mengalami sariawan → salah satu manifestasi eritrosit/ LPB), dengan peningkatan kadar
Hematologik (leukopenia sehingga daya tahan ureum sebesar 25% (54mg/dL) serta disertai
tubuh menurun ) dari LES selama 2 bulan dan hipertensi dapat ditegakkan nefritis lupus
juga flu → salah satu manifestasi Hematologik dengan masa pengobatan sehingga hasilnya
(leukopenia sehingga mudah terinfeksi didapatkan adanya perbaikan.2
penyakit) dari LES. 2-5 Baik untuk LES ringan, sedang atau berat,
Pasien dibawa ke puskesmas dan dirawat diperlukan gabungan strategi pengobatan atau
selama 1 bulan kemudian dirujuk ke RSUD disebut pilar pengobatan. Pilar pengobatan LES
Mesuji dan dirawat selama 1 minggu, kemudian ini seyogyanya dilakukan secara bersamaan dan
pasien dirujuk kembali ke RSUD Menggala dan berkesinambungan agar tujuan pengobatan
dirawat selama 1 minggu. Kemudian pasien tercapai. Pilar pengobatan Lupus Eritematosus
dirujuk ke RSAM dan dirawat selama 1 bulan. 4 Sistemik: (1) Edukasi dan konseling. Pasien dan

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018| 177


Tiffany Putri Alamanda, A. Taruna, Yusuf Aulia Rahman | Anak Perempuan Berusia 14 Tahun dengan Lupus Eritematosus
Sistemik dengan Nefritis dan Hipertensi Grade I

keluarga diberi penjelasan mengenai lupus dan kgBB/ hari selama 5 hari, terutama pada pasien
penyebabnya, tipe dari penyakit LES dan LES dengan trombositopenia, anemia hemolitik,
perangai dari masing- masing tipe, masalah nefritis, neuropsikiatrik LES, manifestasi
yang terkait dengan fisik: kegunaan latihan mukokutaneus, atau demam yang refrakter
terutama yang terkait dengan pemakaian dengan terapi konvensional. Plasmaparesis
steroid seperti osteoporosis, istirahat, pada pasien LES dengan sitopenia,
pemakaian alat bantu maupun diet, mengatasi krioglobulinemia dan lupus serebritis.
infeksi secepatnya maupun pemakaian Thalidomide 25-50 mg/ hari pada lupus diskoid.
kontrasepsi, pengenalan masalah aspek Danazol pada trombositopenia refrakter.
psikologis: bagaimana pemahaman diri pasien Dehydroepiandrosterone (DHEA) dikatakan
LES, mengatasi rasa lelah, stress emosional, memiliki steroid sparring effect pada LES ringan.
trauma psikis, masalah terkait dengan keluarga Dapson dan derivate retinoid pada LES dengan
atau tempat kerja dan pekerjaan itu sendiri, menifestasi kulit yang refrakter dengan obat
mengatasi rasa nyeri, pemakaian obat lainnya. Rituximab suatu monoklonal antibodi
menyangkut jenis, dosis, lama pemberian dan kimerik dapat diberikan pada LES yang berat.
sebagainya. Perlu tidaknya suplementasi Belimumab suatu monoklonal antibodi yang
mineral dan vitamin. Obat-obatan yang dipakai menghambat aktivitas stimulator limfosit sel B
jangka panjang contohnya obat telah dilaporkan efektif dalam terapi LES (saat
antituberkulosis dan beberapa jenis lainnya ini belum tersedia di Indonesia). Terapi
termasuk antibiotika. Di mana pasien dapat eksperimental diantaranya antibodi
memperoleh informasi tentang LES, adakah monoklonal terhadap ligan CD40 (CD40LmAb).
kelompok pendukung, yayasan yang bergerak Dialisis, transplantasi autologus stem-cell. 1,6
dalam pemasyarakatan LES dan sebagainya. (2) Ruam klasik (butterfly rash) terjadi pada
Program rehabilitasi. Salah satu pentingnya sepertiga sampai setengah anak-anak pada
pemahaman akan turunnya massa otot hingga masa onset, namun bukan gejala
30% apabila pasien dengan LES dibiarkan dalam patognomonik. Lesi diskoid jarang terjadi pada
kondisi imobilisasi selama lebih dari 2 minggu. anak, biasanya terjadi di kepala atau
Usaha rehabilitasi medis dengan cara istirahat, ekstremitas dengan distribusi yang asimetris.
terapi fisik, terapi dengan modalitas, dan lain- Lesi ini predominan pada perjalanan penyakit
lain. (3) Medikamentosa. Obat-obatan yang lupus kronik. Lupus diskoid lebih banyak terjadi
digunakan antara lain: OAINS, Antimalaria, pada anak-anak kulit hitam. Mukosa oral
Steroid, Imunosupresan/ Sitotoksik, dan Terapi merupakan tempat tersering terjadinya ulserasi
lain. 1,2,6 pada anak dengan LES. Atralgia dan artritis
Lupus nefritis, serebritis atau terjadi pada sebagian besar anak dengan LES.
trombositopenia: 40-60 mg/ hari (1mg/kgBB) Pada beberapa anak, artritis bersifat persisten
prednisone atau yang setara selama 4-6 minggu ditandai dengan bengkak, nyeri, dan
yang kemudian diturunkan secara bertahap, berkurangnya gerakan.7
dengan didahului pemberian metilprednisolon Lupus nefritis lebih sering terjadi pada
intravena 500 mg sampai 1 gram/hari selama anak dibandingkan dewasa. Lupus nefritis
berturut-turut. Obat Imunosupresan atau biasanya asimtomatik, meskipun pada
Sitotoksik. Terdapat beberapa obat kelompok beberapa anak terdapat hematuria
imunosupresan/ sitotoksik yang biasa makroskopik atau edema yang berkaitan
digunakan pada LES yaitu: azatioprin, dengan sindrom nefrotik. Sebagian besar gejala
siklofosfamid, metotreksat, siklosporin, awal berupa hematuria mikroskopik,
mikofenolat mofetil. Pada keadaan tertentu priteinuria, penurunan filtrasi glomerular, dan
seperti lupus nefritis, lupus serebritis, hipertensi. 8,9
perdarahan paru atau sitopenia, seringkali Kelainan sistem saraf pusat (SSP) menjadi
diberikan gabungan antara kortikosteroid dan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
imunosupresan / sitotoksik karena memberikan pada 20-95% anak. Secara umum, kelainan
hasil pengobatan yang lebih baik. 1,6 neuropsikiatrik yang dapat muncul berupa
Beberapa obat lain yang dapat digunakan depresi, kesulitan berkonsentrasi atau
pada keadaan khusus LES mencakup: Intravena mengingat dengan psikosis (termasuk
immunoglobulin terutama IgG, dosis 400 mg/ halusinasi paranoid). Kerusakan kognitif jarang

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018| 178


Tiffany Putri Alamanda, A. Taruna, Yusuf Aulia Rahman | Anak Perempuan Berusia 14 Tahun dengan Lupus Eritematosus
Sistemik dengan Nefritis dan Hipertensi Grade I

terjadi pada anak dengan LES pada fase akut. mencegah terjadinya flare, mengurangi rasa
7,8,10
nyeri, dan memelihara fungsi organ agar
Perikarditis merupakan manifestasi yang aktivitas hidup keseharian tetap baik guna
sering terjadi pada 30% anak dengan LES akut. mencapai kualitas hidup yang optimal. Pilar
Dapat ditandai dengan nyeri prekordial yang pengobatan LES di Indonesia terdiri dari:
dieksaserbasi oleh berbaring atau nafas dalam, edukasi dan konseling, program rehabilitasi,
dan mereda dengan bangun duduk dan dan terapi medikamentosa dengan OAINS,
condong kedepan. Kelainan ini jarang disertai antimalaria, kortikosteroid, imunosupresan/
kardiomegali atau friction rub. Miokarditis sitotoksik, dan terapi lainnya.
terjadi pada 15% anak dengan manifestasi klinis
yang bervariasi mulai dari hipertrofi Daftar Pustaka
miokardium, pembesaran ventrikel kiri, atau 1. Perhimpunan Reumatologi Indonesia.
gangguan hantaran ritme. Adanya takikardi 2011. Diagnosis dan Pengelolaan Lupus
tanpa demam menunjukkan kemungkinan Eritematosus Sistemik.
miokarditis. Penyakit koroner dapat terjadi 2. WHO. 2006. Principles and Methods for
pada anak dengan usia yang lebih tua atau Assessing Autoimmunity Associated With
dengan masa sakit yang lama. Lesi klasik LES Exposure to Chemicals: Environmental
pada jantung berupa endokarditis Libman-Sacks Health Criteria 236.
jarang terjadi pada anak. Lesi ini ditandai 3. Cervera R, Khamashta MA, Font J,
dengan nodul fibrinoid pada jaringan kolagen Sebastiani GD, Gill A, Lavilla P, et al. 2003.
katup jantung. Fenomena Raynaud pada anak Morbidity and Mortality in Systemic Lupus
ditandai dengan perubahan warna pada Erythematosus during 10 years period, A
ekstremitas distal, yang berawal dari jari distal Comparison of Early and Late
yang menjadi pucat, biasanya karena paparan Manifestation in Cohort of 1000 patient.
dingin atau emosi. Pleuropulmonal klinis atau Medicine. 82: 299-308
subklinis sering terjadi pada anak dengan LES, 4. Bertias G, Cervera R, Boumpas DT. 2012.
ditandai dengan efusi pleura dan pleuritis, Systemic Lupus Erythematosus:
pneumonitis akut dan kronik serta perdarahan Pathogenesis and Clinical Features. EULAR
pulmonal. 7,9,10 Texbook on Rheumatic Disease. p476-505.
Anemia normokromik normositer juga 5. Buyon JP. 2008. Systemic lupus
dapat terjadi pada sebagian besar anak. Gejala erythematosus, a clinical and laboratory
gastrointestinal seperti pankreatits dan features. In: Klippel JH, Stone JH, Crofford
hepatomegali juga dapat terjadi pada anak LJ, White PH, Editors. Primer onreumathic
disebabkan efek samping dari pengobatan. disease. 13thEd. p303-7.
Amenore juga sering menyertai pasien LES yang 6. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL,
sudah mengalami pubertas. Penatalaksanaan Jameson JL, Loscalzo J. 2013. Harrison’s
pada LES didasarkan pada derajat berat Principle of Interna Medicine. 18th Ed;
ringannya penyakit, sehingga tidak terdapat Chapter 319.
perbedaan penatalaksanaan pada anak dan 7. Alatas, Husein, dkk. 2004. Buku Ajar
dewasa. 7,8,10 Nefrologi Anak Edisi 2. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Simpulan Indonesia.
Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik 8. Webb, Nicholas and Robert Postlethwaite.
(LES) merupakan penyakit inflamasi autoimun 2003. Clinical Paediatric Nephrology 3rd
kronis yang belum jelas penyebabnya, memiliki Edition. USA: Oxford University.
variasi gambaran klinis yang luas, dan tampilan 9. Tutuncu ZN, Kalunian KC. 2007. The
perjalanan penyakit yang beragam. Sebagian Definition and classification of systemic
besar penderitanya merupakan wanita usia lupus erythematosus. In: Wallace DJ, Hahn
produktif (15-44 tahun). BH, editors. Duboi’s lupus erythematosus.
Penatalaksanaan LES bergantung pada 7th ed. Philadelphia: Lippincott William &
derajat keparahan dan tidak ada perbedaan
Wilkins. p16-9.
penatalaksanaan medikamentosa pada anak.
10. Malleson, Pete, Tekano J. 2007. Diagnosis
Tujuan khusus pengobatan LES adalah

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018| 179


Tiffany Putri Alamanda, A. Taruna, Yusuf Aulia Rahman | Anak Perempuan Berusia 14 Tahun dengan Lupus Eritematosus
Sistemik dengan Nefritis dan Hipertensi Grade I

and Management of Systemic Lupus


Erythematosus in Children. Journal of
Pediatric and Child Health 18(2). USA:
Elsevier.

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018| 180

Anda mungkin juga menyukai