ASAM BASA
Tugas Mandiri pada Mata Kuliah FARMASI FISIKA CAIRAN
Disusun oleh:
NOVIA RISTANTI
(2018.01.00.02.034)
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga
tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan
dimana tidak ada H+ dan OH-.
c. Amphiprotik/Amfoter
Amfoter adalah sifat suatu zat/senyawa yang dapat bersifat
asam atau basa (tergantung lingkungannya). Sebagai contoh adalah
air.
• dalam suasana asam basa
HCl(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)
asam basa
• dalam suasana basa asam
2. Sifat Basa
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya
dikasih tanda minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah
lawan dari asam. Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)
Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa
lemah)
Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)
Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan
elektrolit)
Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru
Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
Dapat mengemulsi minyak
3. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi
basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah..
4. Alkalosis Metabolik
a. Pengertian
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam
keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dalam makalah ini, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
a. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–.
b. Menurut Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang menyediakan proton
dan basa penerima proton.
c. Menurut Lewis asam sebagai akseptor pasangan elektron, dan suatu
basa sebagai donor pasangan tersebut.
d. Asam adalah zat yang berasa asam dengan pH dibawah tujuh sedangkan
basa adalah zat yang bersifat kaustik dengan pH diatas tujuh dan
senyawa yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.
e. Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi
asam sangat lemah di dalam reaksi asam – basa, sedangkan basa lemah
adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan.
f. Prinsip HSAB menggolongkan asam basa menjadi asam basa keras dan
lunak.
g. Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam
dan basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat
bersifat asam atau basa.
3.1.1 Saran