Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

MANGAN (METODE SPEKTROFOTOMETRI)

KELOMPOK II

Annisa Septi Dwiyanti 1706986132

Caleb Patrick Sidabutar 1706042503

Kayla Ashilla Putri M. 1706042636

Asisten Praktikum : Rendy Sinulingga

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2019

Nilai :

Paraf Asisten :

LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK
2019

I. TUJUAN

Menghitung kadar mangan (Mn) dan absorbansinya pada suatu sampe dan
menggambarkannya dalam bentuk kurva dengan menggunakan alat
spektrofotometer, panjang gelombang maksimum sebesar 525 nm.

II. DASAR TEORI

1. Definisi

Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan
memiliki simbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774
di Swedia. Logam mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk
logam berat dan sangat rapuh tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion
mangan bersifat paramagnetik. Bahan paramagnetik berarti bahan yang
sedikit menarik garis gaya magnet seperti aluminium, magnesium, titanium,
platina, dan fungston. Hal ini dapat dilihat dari orbital yang terisi penuh pada
konfigurasi elektron. Mangan mempunyai isotop stabil yaitu 55Mn.

Mangan termasuk golongan transisi dan memiliki titik lebur yang


tinggi kira-kira 1250°C. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk
mangan (II) hidroksida dan hidrogen. Mangan cukup elektropositif dan mudah
larut dalam asam bukan pengoksidasi. Selain titik cairnya yang tinggi, daya
hantar listrik merupakan sifat-sifat mangan yang lainnya. Selain itu, mangan
memiliki kekerasan yang sedang akibat dari cepat tersedianya elektron dan
orbital untuk membentuk ikatan logam.

Endapan bijih mangan dapat terbentuk dengan berbagai cara, karena


proses hidrotermal yang dijumpai dalam bentuk vein, metamorfik, sedimenter,
ataupun residu. Endapan mangan sedimenter merupakan endapan bijih Mn
yang banyak dijumpai dan mempunyai nilai ekonomis. Manganese Oolites
dan Manganese Shales terbentuk di lingkungan laut. Pirolusit yang
merupakan salah satu anggota kelompok senyawa Mn, dapat pula terbentuk
karena proses pelapukan biji sejenis yang kemudian membentuk endapan
residu. Terdapat empat jenis mineral biji yang mengandung Mn, yaitu:

a. Pirolusit
MnO2, massa kristalin kompak, keras (nilai kekerasan 5-6), berwarna abu-abu
kehitaman. Di Bawah mikroskop, mudah dibedakan dengan mineral mangan
lainnya, dan warnanya yang putih kekuningan, cemerlang pemadaman lurus,
belahan sejajar dengan bidang kristal dan anisotropi yang kuat. Selain sebagai
kumpulan kristal yang relatif kasar, pirolusit juga terdapat sebagai kristal
berbentuk jarum yang halus

b. Hollandite (Ramsdellite)
Rumus kimianya Ba2(MnO2)8, bersifat berkilap logam, terdapat dalam massa
kristalin berbutir kasar. Di bawah mikroskop menunjukan warna putih
kekuningan, perbedaannya dengan pirolusit adalah pirolusit lebih cemerlang ,
dan hollandite lebih lunak dibanding pirolusit.

c. Kriptomelan
Rumus kimianya K2(MnO2)8. Di bawah mikroskop terdapat dalam macam-
macam bentuk, antara lain urat-urat kecil atau massa berserabut, kristal seperti
jarum berwarna abu-abu kebiruan atau lapisan koloidal konsentris berselang
seling dengan lapisan yang berbeda warna, struktur bunga es dan massa
berbentuk.

d. Psilomelan
Rumus kimianya (BaH20)2.Mn5O10. Merupakan massa masif keras
berwarna hitam. Jika dilihat menggunakan mikroskop, sulit dibedakan dari
kriptomelan baik bentuk maupun warna. Sedikit perbedaan adalah sifat
anisotropi dimana psilomelan lebih lemah dibanding kriptomelan.
2. Sifat Mangan

Mangan memiliki karakteristik menyerupai besi, seperti berwarna abu-


abu silver. Mangan sangat kerat tetapi sangat rapuh, susah untuk disatukan,
tetapi mudah untuk dioksidasi. Sifat magnet yang dimiliki oleh mangan
adalah paramagnetik. Berdasarkan teori pengumpulan bintang-bintang besar
sebelum ledakan supernova, mangan adalah bagian dari kelompok besi-
besian. Isotop mangan mempunyai massa atom dari 46 (46Mn) sampai
dengan 65 (65Mn).

a. Sifat Fisika
Mangan merupakan unsur yang dalam keadaan normal memiliki
bentuk padat. Massa jenis mangan pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm3,
sedangkan massa jenis cair pada titik lebur sekitar 5,95 g/cm3. Titik lebur
mangan sekitar 1519 C, sedangkan titik didih mangan ada pada suhu 2061 C.
Kapasitas kalor pada suhu ruang adalah sekitar 26,32 J/mol.K.

b. Sifat Kimia
Walaupun pernah terobservasi bahwa bilangan oksidasi mangan terdiri
dari -3 sampai +7, bilangan oksidasi yang paling banyak digunakan oleh
mangan adalah +2, +3, …, +7. Mn2+ seringkali bersaing dengan Mg2+ dalam
bidang biologi. Senyawa Mangan dengan Mn7+, seperti senyawa Mn2O7 dan
senyawa MnO4- anion permanganat (dengan warna ungu yang sangat
mencolok) adalah oksidator yang sangat kuat. Senyawa dengan bilangan
oksidasi +5 (biru) dan +6 (hijau) adalah oksidator yang kuat dan mudah
bereaksi untuk reaksi disproporsionasi atau autoredoks. Bilangan oksidasi
yang paling stabil diantara bilangan oksidasi mangan adalah +2.

Mn2+ memiliki warna merah muda pucat dan banyak sekali senyawa
dari Mangan (II) yang diketahui banyak orang, seperti Mangan (II) sulfat
(MnSO4) dan Mangan (II) klorida (MnCl2). Bilangan oksidasi ini selalu
ditemukan di dalam mineral Mangan (II) karbonat. Bilangan oksidasi +2 ini
seringkali digunakan oleh makhluk hidup untuk kebutuhan yang penting dan
mendasar, karena mangan dengan bilangan oksidasi selain +2 bisa
menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Penyerapan cahaya tampak dari
ion ini terjadi hanya karena transisi spin yang tak seharusnya terjadi di dalam
subkulit d. Pada subkulit d, semua elektron harus berpasangan, dan untuk itu
terjadi pelepasan dua elektron.

Bilangan oksidasi +3 ini dikenal pada senyawa Mangan (III) asetat.


Mangan dengan bilangan oksidasi +3 dapat menjadi oksidator yang cukup
baik dan juga cenderung ber disproporsionasi atau ber autoredoks menjadi
Mangan (II) dan Mangan (IV). Senyawa padat dari Mangan (III) mempunyai
ciri-ciri khusus yaitu koordinasinya berdistorsi oktahedral karena efek Jahn-
Teller dan memiliki warna merah-ungu yang mencolok.

Bilangan oksidasi +5 bisa diperoleh jika Mangan dioksida dilarutkan


ke dalam larutan Natrium Nitrit, Mangan (V) juga bisa dihasilkan dengan cara
melarutkan senyawa mangan seperti mangan dioksida dilarutkan ke dalam
larutan alkali yang dibiarkan bereaksi dengan udara.

Permanganat (biloks +7) berwarna ungu. Potassium permanganat,


Natrium permanganat, dan Barium permanganat adalah oksidator yang kuat.

Potassium permanganat yang biasa disebut Condy’s crystals, sering


digunakan sebagai reaktan dalam laboratorium. Hal ini dikarenakan
kelebihannya dalam mengoksidasi dan berguna dalam pengobatan.

Mangan bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secara


perlahan dan gas hidrogen akan dibebaskan sesuai reaksi:

Mn(s) + 2H2O → Mn(OH)2 +H2

Logam mangan terbakar di udara sesuai dengan reaksi:

· 3Mn(s) + 2O2 → Mn3O4(s)


· 3Mn(s) + N2 → Mn3N2(s)

Mangan bereaksi dengan halogen membentuk Mangan (II) halida


dengan reaksi:

· Mn(s) +Cl2 → MnCl2

· Mn(s) + Br2 → MnBr2

· Mn(s) + I2 → MnI2

· Mn(s) + F2 → MnF2

Selain bereaksi dengan fluorin membentuk Mangan (II) florida, juga


menghasilkan Mangan (III) florida dengan reaksi:

· 2Mn(s) + 3F2 → 2MnF3(s)

Mangan bereaksi dengan asam-asam encer secara cepat menghasilkan


gas hidrogen sesuai reaksi:

· Mn(s) + H2SO4 → Mn2+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)

3. Mangan Dalam Air


Kadar mangan pada perairan alami adalah sekitar 0,2 mg/L. Kadar
yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang
dalam. Perairan asam dapat mengandung mangan sekitar 10-150 mg/L,
perairan laut mengandung Mangan sekitar 0,002 mg/L. Kadar mangan pada
perairan tawar sangat bervariasi antara 0,002 mg/L hingga lebih dari 4,0
mg/L. Perairan bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam
sebaliknya memiliki kadar mangan sekitar 0,2 mg/L, sedangkan untuk tanah
yang bersifat netral dan alkalis sekitar 10 mg/L. Adanya kandungan Mangan
dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat
setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping dapat mengganggu
kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang enak serta menyebabkan warna
kuning pada dinding bak serta bercak-bercak kuning pada pakaian. Oleh
karena itu menurut PP No. 20 Tahun 1990, kadar Mangan dalam air minum
yang dibolehkan adalah 0,1 mg/L. Di negara maju seperti Amerika dan
Jepang, peraturan standar kualitas air minumnya lebih ketat. Total kandungan
mangan yang diperbolehkan lebih kecil dibandingkan di Indonesia. Untuk
menanggulangi masalah tersebut, perlu dilakukan upaya penyediaan sistem
alat pengolah air skala rumah tangga yang dapat menghilangkan atau
mengurangi kandungan mangan yang terdapat dalam air sumur dan tanah.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tanag adalah dengan
menggunakan filter dengan media mangan zeolit dan karbon aktif.

4. Proses penghilangan Mangan Dalam Air

Terdapat beberapa cara yang telah dikembangkanuntuk


menghilangkan kandungan mangan dalam air. Salah satu cara yang sederhana
yaitu dengan cara menggabungkan proses aerasi dan penyaringan dengan
media filter pasir silika, mangan zeolit dan karbon aktif, atau dengan media
mangan zeolit dan karbon aktif.

Mangan zeolit merupakan jenis batuan alkali yang mempunyai pori-


pori yang sangat beragam, ada makro pori, medium pori, dan mikro pori.
Dengan adanya pori-pori yang beragam serta kemampuan mangan zeolit
mempunyai kemampuan pengikatan terhaddap unsur-unsur kimia Mn2+.

5. Aplikasi Dalam Teknik Lingkungan

Kadar mangan sangat menentukan dalam eksplorasi sumber air baku


baru, terutama yang berasal dari sumber bawah tanah. Saat kadar mangan
melebihi 0,05 mg/L mangan, maka pengolahan air dan metodenya harus
ditentukan. Tes turin mangan dipakai untuk menentukan efisiensi unit
pengolahan air.

Mangan adalah salah satu logam yang paling berlimpah di tanah, di


mana terjadi sebagai oksidasi dan hidroksida, dan siklus melalui oksidasi.
berbagai negara. Mangan adalah unsur penting untuk semua spesies. Ikan
dapa memiliki hingga 5 ppm dan mamalia hingga 3 ppm dalam jaringan
mereka, meskipun biasanya mereka memiliki sekitar 1 ppm. Daerah
pertambangan utama untuk bijih mangan adalah Afrika Selata, Rusia,
Ukraina, Georgia, Gabon, dan Australia.

6. Metode Pengukuran

Metode pengukuran yang umum digunakan untuk pengukuran mangan


di dalam air adalah metode AAS dan metode persulfate-spektrofotmetri.
Prinsip pengukuran mangan dengan metode persulfat adalah oksidasi mangan
dalam air oleh persulfat dalam suasana adam dan panas membentuk MnO4,
yang berwarna merah (coklat), warna yang terjadi diukur dengan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 525 nm. Metode ini mampu
mengukut mangan denga konsentrasi 210 µg/L jika digunakan sel
spektrofotometer 1 cm.

Metode ini diganggu oleh adanya Cl-, karena MnO4- yang terbentuk
akan dipakai untuk mengoksidasi klorida, demikian juga nitrat dan senyawa
reduktor lainnya. Untuk menghilangkan gangguan Cl- dapat dihiliangkan
dengan penambahan AgNO3 sebagai Cl- akan mengendap Sebagai AgCl dan
sedikit kelebihan AgNCO3 berfungsi sebagai katalis atau dapat dihilangkan
dengan penambahan HgSO4 sehingga terbentuksenyawa merkuri klorida.

7. Standard Baku Mutu

Di indonesia, standard baku mutu mangan diatur dalam Keputusan


Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2022 tentang syarat-syarat dan
pengawasaan kualitas air minum yang menetapkan kadar maksimum mangan
adalah 0,1 mg/L

8. Alasan Jadi Parameter


Mangan menjadi parameter karena saat penentuan terjadi pencemaran
atau tidak dengan menggunakan bioindikator pencemaran, mangan memiliki
faktor akumulasi mangan adalah yang paling besar. Indikasi demikian
menunjukan ke bahwa ruangan lebih dulu untuk terdeteksi dibandingkan
dengan pencemaran lain. Selain itu mangan juga dapat berdampak buruh bagi
heman dan tumbuhan yang mengkonsumsi mangan terlalu banyak. Mangan
juga secara tidak langsung berdampak dengan kesehatan manusia

7. Faktor Yang Mempengaruhi Mangan

Kadar mangan yang berada dalam air dipengaruhi apakah air tersebut
dekat dengan sumber air atau tidak, misalnya air tanah dalam jumlah yang
banyak mengandung Mn02.

Selain itu, mangan dalam air dipengaruhi zat lain yang berada dalam
air. Mangan bersifat sangat tidak larut dalam air yang mengandung CO2.
Dalam kondisi anaerobik, MnO2 tereduksi menjadi Mn(II). Sedangkan dalam
air yang banyak mengandung oksigen, mangan akan membentuk endapan dan
membuat air berwarna kecoklatan atau kehitaman.

8. Sumber Mangan

Mangan secara alami adalah salah satu mineral yang paling banyak
terdapat di tanah, kadar mangan pada kerak bumi dapat mencapai 950 mg/kg.
Mineral mangan tersebar secara luas dalam banyak bentuk. Oksida, silikat,
karbonat adalah senyawa mangan yang paling umum. Penemuan sejumlah
besar senyawa mangan di dasar lautan merupakan sumber mangan dengan
kandungan 24%, bersamaan dengan unsur lainnya dengan kandungan yang
lebih sedikit

Mangan yang terdapat di tanah dapat larut yang kemudian larut ke


badan air. Kadar mangan yang besar dapat ditemukan di air tanah dalam dan
pada danau yang dalam, sedangkan di perairan alami kurang dari 0,2 mg/L.
Mangan bahkan terdapat di udara sebagai partikel debu. Industri yang
menggunakan sumber bahan fosil juga menghasilkan mangan yang dapat
masuk ke air. Sedangkan di bidang agraria, terdapat pestisida mangan yang
akan menambah jumlah mangan di tanah.

9. Manfaat Mangan
Mangan sangat penting untuk produksi besi dan baja. Mangan adalah
komponen kunci dari biaya rendah formulasi baja stainless dan digunakan
secara luas tertentu. Mangan digunakan dalam paduan baja untuk
meningkatkan karakteristik yang menguntungkan seperti kekuatan, kekerasan
dan ketahanan. Mangan digunakan untuk membuat kaca tidak berwarna dan
membuat kaca berwarna ungu. Mangan dioksida juga digunakan sebagai
katalis. Selain itu mangan digunakan dalam industri elektronik, dimana
mangan dioksida, baik alam atau sintetis, yang digunakan untuk menghasilkan
senyawa mangan yang memiliki tahanan listrik yang tinggi, diantara aplikasi
lain, ini digunakan sebagai komponen dalam setiap pesawat televisi.

Mangan merupakan salah satu mineral yang digunakan oleh beberapa


orang untuk membantu mencegah keropos tulang dan mengurangi gejala yang
mengganggu terkait dengan sindrom pramenstruasi (PMS).

Methylcyclopentadienyl mangan tricarbonyl digunakan sebagai aditif


dalam bensin bebas timbal untuk meningkatkan oktan dan mengurangi
ketukan mesin. Mangan dalam senyawa organologam yang tidak biasa ini
adalah dalam bilangan oksidasi 1.

Mangan (IV) oksida digunakan sebagai reagen dalam kimia organik


untuk oksidasi dari benzilik alkohol (bersebelahan dengan sebuah cincin
aromatik). Mangan dioksida telah digunakan sejak zaman dahulu untuk
menetralkan oksidatif kehijauan semburat dalam pembuatan oksigen dan
klorin dan dalam pengeringan cat hitam. Dalam beberapa persiapan itu adalah
coklat pigmen yang dapat digunakan untuk membuat cat dan merupakan
konstituen alam Umber. Mangan (IV) oksida digunakan dalam jenis asli sel
kering baterai sebagai akseptor elektron dari seng dan merupakan bahan
kehitaman yang ditemukan saat membuka seng karbon-jenis sel senter.

Mangan dioksida yang direduksi ke mangan oksida-hidroksida


MnO(OH) selama pemakaian, mencegah pembentukan hidrogen pada anoda
baterai. Mangan juga penting dalam fotosintesis oksigen evolusi dalam
kloroplas pada tumbuhan.

10. Efek Kesehatan Mangan

Mangan adalah senyawa yang sangat umum yang dapat ditemukan di


mana – mana di bumi, Mangan adalah salah satu dari tiga elemin penting
beracun, yang berarti bahwa tidak hanya perlu bagi manusia untuk bertahan
hidup, tetapi juga beracun ketika terlalu tinggi konsentrasi hadir dalam tubuh
manusia.

Efek mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak.


Gejala keracunan mangan adalah halusinasi, pelupa, dan kerusakan syaraf.
Mangan juga dapat menyebabkan Parkinson, emboli paru-paru dan bronkitis.
Ketika orang-orang terkena mangan untuk jangka waktu lama mereka menjadi
impoten. Suatu sindrom yang disebabkan oleh mangan memiliki gejala seperti
skizofrenia, kebodohan, lemah otot, sakit kepala, dan insomnia

III. ALAT & BAHAN

1. Alat
 Spektrofotometer yang dapat digunakan pada panjang gelombang 525
nm (1 buah)
 Labu ukur 50 mL (1 buah)
 Labu ukur 100 mL (4 buah)
 Pipet ukur 10 mL dan 50 mL (1 buah)
 Beaker glass (1 buah)
 Botol semprot (1 buah)
 Buret 50 mL (1 buah)
 Pipet volume 100 mL (1 buah)
 Pipet tetes (1 buah)
 Kuvet spektrofotometer (4 buah)
 Batang pengaduk (1 buah)
 Hotplate (1 buah)
 Gelas ukur 100 mL (1 buah)
 Erlenmeyer 100 mL (2 buah)
 Kertas saring (1 buah)

2. Bahan
 Pereaksi khusus
 Kalium persulfat K2S2O8 padat
 Hidrogen peroksida 30%
 Larutan standar mangan
 Air suling
 Larutan sampel air danau inlet agatis

IV. CARA KERJA


a. Larutan Sampel

1. Memasukkan 50 mL 2. Memasukkan 5 mL 3. Menambahkan 1 tetes


sampel pereaksi khusus H2O2
4. Menambahkan 35 mL 5. Menimbang 1 gram 6. Memasukkan 1 gram
air suling hingga volume K2S2O8 K2S2O8
akhir 90 mL
7. Memanaskan hingga 8. Mendinginkan 9. Menuangkan larutan
merah keunguan dengan air mengalir ke dalam kuvet

10. Memasukkan
kuvet ke dalam
spektrometer untuk
memeriksa ppm dan
absorbansinya

b. Larutan Standar Mangan

1. Memasukkan 50 mL 2. Memasukkan 5 mL 3. Menambahkan 1 tetes


larutan standar pereaksi khusus H2O2
mangan
4. Menambahkan 35 5. Menimbang 1 gram 6. Memasukkan 1 gram
mL air suling hingga K2S2O8 K2S2O8
volume akhir 90 mL

7. Memanaskan hingga 8. Mendinginkan 9. Memindahkan ke dalam


mendidih dengan air mengalir labu ukur 100 mL

10. Menambahkan air 11. Mengelap labu 12. Menambahkan air


suling hingga 1 cm ukur dengan batang suling hingga batas tera
dibawah batas tera pengaduk dan kertas
serap
13. Menghomogenkan 14. Mengambil 1 mL 15. Memindahkan ke
larutan labu ukur 2

16. Menambahkan air 17. Mengelap labu 18. Menambahkan air


suling hingga 1 cm di ukur dengan pengaduk suling hingga batas tera
bawah batas tera dan kertas serap

19. Menghomogenkan 20. Memasukkan ke 21. Memasukkan kuvet


dalam kuvet ke dalam spektrometer
untuk memeriksa ppm
dan absorbansinya
22. Mencatat hasil
percobaan

c. Deret Mangan

1. Mengambil x mL 2. Memasukkan larutan 3. Menambahkan air


larutan dari labu ukur 2 ke labu ukur lainnya suling hingga 1 cm di
bawah batas tera

4. Mengelap labu ukur 5. Menambahkan air 6. Menghomogenkan


dengan batang pengaduk suling hingga batas tera
dan kertas serap
7. Memasukkan larutan ke 8. Memasukkan kuvet ke
dalam kuvet dalam spektrometer untuk
memeriksa ppm dan
absorbansinya

V. DATA PENGAMATAN
a. Hasil Percobaan
Tabel 5.1 Hasil Percobaan
Kadar Mangan
Jenis Larutan Absorbansi
(mg/L)
Sampel 0,2 0,022
Standar Mangan 3,1 0,283
Sumber: Analisis Penulis, 2019

b. Deret Larutan
Tabel 5.2 Deret Larutan
Volume Kadar Mangan
Volume
Air
Deret Larutan Praktiku Absorbansi
Suling Teori
(mL) m
(mL)
1 3,23 96,77 0,1 0,1 0,012
2 6,45 93,55 0,2 0,3 0,036
3 9,68 90,32 0,3 0,4 0,040
Sumber: Analisis Penulis, 2019
VI. PENGOLAHAN DATA
a. Penentuan volume larutan untuk deret dihitung dengan persamaan:

V1N1 = V2N2

Dengan:
V1 = volume labu ukur (100 mL)
V2 = volume deret yang akan dicari
N1 = konsentrasi deret yang akan dicoba
N2 = konsentrasi larutan standar Mangan (3,1 mg/L)

Konsentrasi deret yang dicoba adalah sebesar 0,1 ppm; 0,2 ppm; dan 0,3 ppm.

 Konsentrasi 0,1 ppm


V1N1 = V2N2
100 mL x 0,1 ppm = V2 x 3,1 ppm
V2 = 3,23 mL
 Konsentrasi 0,2 ppm
V1N1 = V2N2
100 mL x 0,2 ppm = V2 x 3,1 ppm
V2 = 6,45 mL
 Konsentrasi 0,3 ppm
V1N1 = V2N2
100 mL x 0,3 ppm = V2 x 3,1 ppm
V2 = 9,68 mL
Volume deret yang dipakai adalah 3,23 mL; 6,45 mL; dan 9,68 mL.

Tabel 6.1 Uji Sampel


Kadar Mangan
Jenis Larutan Absorbansi
(mg/L)
Sampel 0,2 0,022
Standar Mangan 3,1 0,283
Sumber: Analisis Penulis, 2019
Tabel 6.2 Deret
Deret I Deret II (sampel) Deret III
0,1 0,2 0,3
Sumber: Analisis Penulis, 2019

Tabel 6.3 Volume Deret yang Ditambahkan


Volume Larutan
Deret Konsentrasi (mg/L) Standar Mangan
(mL)
I 0,1 3,23
II 0,2 6,45
III 0,3 9,68
Sumber: Analisis Penulis, 2019

Tabel 6.4 Hasil Percobaan Uji Deret Standar Mangan


Deret Konsentrasi (mg/L) Absorbansi
0,1 0,1 0,012
0,2 0,3 0,036
0,3 0,4 0,040
Sumber: Analisis Penulis, 2019

b. Hubungan konsentrasi terhadap absorbansi

Hubungan Konsentrasi Terhadap Absorbansi


0.1
0.09
0.08
0.07
0.06
Absorbansi

0.05 0.04
0.04
0.04
f(x) = 0.1 x + 0
0.03 R² = 0.96
0.02 0.01
0.01
0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Konsentrasi (ppm)

Grafik 7.1 Grafik Hubungan Konsentrasi Terhadap Absorbansi

Sumber : Analisis Penulis, 2019



 Konsentrasi Mangan (ppm) Teori
y = ax + b
0,022 = 0,0971x + 0,0034
x = 0,1915551

 Absorbansi Teori
y = ax + b
y = 0,0971(0,2) + 0,0034
y = 0,02282

c. Kesalahan relatif
KR absorbansi = ||.|Teori− |.| Praktikum
|.| Praktikum | x 100%
KR absorbansi = |0,02282−0,022
0,022 | x 100%
KR absorbansi = 3,727%

VII. ANALISIS
 Analisis Percobaan
Pada kesempatan kali ini, praktikan melakukan percobaan
berdasarkan modul Mangan (Metode Spektrofotometri) yang bertujuan
untuk Mengetahui kadar mangan dalam air sampel dengan metode
spektrofotometri. Alat yang diperlukan pada percobaan ini yaitu
spektrofotometer yang dapat digunakan pada panjang gelombang 525 nm
untuk mengetahui kadar mangan dalam mg/L dan absorbansi larutan, labu
ukur 50 mL dan 100 mL untuk wadah larutan setelah didinginkan, pipet
ukur 10 mL untuk memindahkan larutan sejumlah 10 mL, beaker glass
untuk menampung larutan sampel sebelum dipipet serta supaya
pengukuran lebih akurat dan presisi, botol semprot untuk tempat air
suling, buret 50 mL, pipet volume 100 mL untuk memindahkan larutan
sebanyak 100 mL, pipet tetes untuk memipet (memindahkan) larutan
dalam jumlah sangat sedikit, kuvet spektrofotometer sebagai tempat
larutan saat akan dimasukaan ke dalam spektrofotometer, batang
pengaduk dan kertas serap untuk memudahkan pengeringan leher labu
ukur, hotplate untuk memanaskan larutan, gelas ukur 100 mL, dan
erlenmeyer 100mL untuk menampung larutan saat dipanaskan. Bahan
yang digunakan pada percobaan ini yaitu pereaksi khusus, kalium
persulfat K2S2O8 padat, hidrogen peroksida 30%, larutan standar mangan,
dan air suling.
Praktikum kali ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu perlakuan
terhadap larutan sampel yang merupakan Inlet Danau Agatis, larutan
standar mangan, dan deret mangan. Prosedur yang pertama dilakukan
terhadap larutan sampel adalah memasukkan 50 mL sampel ke dalam
erlenmeyer 100 mL. Kemudian, praktikan memipet 5 mL pereaksi khusus
dengan menggunakan pipet ukur 10 mL sebagai katalis. Fungsi lain dari
pereaksi khusus adalah untuk meminimalisasi kandungan klorida pada
larutan sampel sehingga jalannya reaksi tidak akan terganggu. Kemudian
praktikan menambahkan satu tetes H2O2 dengan menggunakan pipet tetes,
bertindak sebagai oksidator kuat agar mangan dapat teroksidasi secara
sempurna. Setelah itu, praktikan melakukan proses pengenceran dengan
menambahkan 35 mL air suling hingga volume akhir mencapai 90 mL
yang bertujuan untuk mempermudah proses oksidasi ion Mn²+ pada
larutan. Kemudian, praktikan menimbang 1 gram K2S2O8 beralaskan kertas
dengan menggunakan neraca analitik yang kemudian dimasukkan ke
dalam larutan dengan hati-hati agar jumlah kalium persulfat yang
ditambahkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Kalium persulfat
berfungsi sebagai oksidator reaksi untuk mengoksidasi ion Mn2+ menjadi
ion Mn7+. Selanjutnya, larutan dipanaskan hingga berubah warna menjadi
merah keunguan. Pemanasan dilakukan dengan tujuan mempercepat
reaksi yang terjadi pada larutan. Perubahan warna menandakan
teroksidasinya ion Mn2+ menjadi ion Mn7+ atau terbentuknya ion
permanganat akibat kalium persulfat yang telah ditambahkan. Setelah
berubah warna, larutan didinginkan dengan air mengalir dengan tujuan
untuk menurunkan suhu larutan menjadi normal kembali agar saat
dipindahkan ke kuvet, larutan tidak akan merusak kuvet. Setelah suhu
turun, larutan dituangkan ke dalam kuvet spektrofotometer hingga batas
tera. Sebelum dimasukkan ke dalam spektrofotometer, kuvet dilap
menggunakan tisu terlebih dahulu untuk menghilangkan sidik jari agar
tidak mempengaruhi pembacaan spektrofotometer. Mula-mula
spektrofotometer dikalibrasi dengan menggunakan kuvet yang berisikan
air suling. Setelah dikalibrasi, kuvet yang berisi larutan kemudian
dimasukkan ke dalam spektrofotometer untuk diperiksa ppm dan
absorbansinya.
Larutan selanjutnya yang digunakan yaitu larutan standar mangan.
Pertama-tama, praktikan memasukkan 50 mL larutan standar mangan ke
dalam erlenmeyer 100 mL. Kemudian, praktikan memipet 5 mL pereaksi
khusus dengan menggunakan pipet ukur 10 mL sebagai katalis. Fungsi
lain dari pereaksi khusus adalah untuk meminimalisir kandungan klorida
pada larutan sampel sehingga jalannya reaksi tidak akan terganggu.
Kemudian praktikan menambahkan satu tetes H2O2 dengan menggunakan
pipet tetes, bertindak sebagai oksidator kuat agar mangan dapat teroksidasi
secara sempurna. Setelah itu, praktikan melakukan proses pengenceran
dengan menambahkan 35 mL air suling hingga volume akhir mencapai 90
mL yang bertujuan untuk mempermudah proses oksidasi ion Mn²+ pada
larutan. Kemudian, praktikan menimbang 1 gram K2S2O8 beralaskan kertas
dengan menggunakan neraca analitik yang kemudian dimasukkan ke
dalam larutan dengan hati-hati agar jumlah kalium persulfat yang
ditambahkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Kalium persulfat
berfungsi untuk mengoksidasi ion Mn2+menjadi ion Mn7+. Selanjutnya,
larutan dipanaskan hingga mendidih. Setelah mendidih, larutan
didinginkan dengan air mengalir dan dipindahkan ke dalam labu ukur 100
mL. Kemudian, praktikan menambahkan air suling hingga satu cm
dibawah batas tera. Praktikan mengelap labu ukur dengan batang
pengaduk dan kertas serap dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa
air suling pada leher tabung, kemudian kembali menambahkan air suling
hingga mencapai batas tera. Praktikan menghomogenkan larutan dan air
suling dengan cara mengocoknya. Penghomogenan ini bertujuan agar
pencampuran larutan dan air suling pada labu ukur terjadi secara merata.
Setelah itu, praktikan mengambil 1 mL larutan pada labu ukur dan
memindahkannya ke labu ukur 2. Kemudian, praktikan menambahkan air
suling hingga satu cm dibawah batas tera. Aktivitas ini dinamakan
pengenceran 100 kali. Praktikan mengelap labu ukur dengan batang
pengaduk dan kertas serap dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa
air suling pada leher tabung, kemudian kembali menambahkan air suling
hingga mencapai batas tera. Penambahan air ini bertujuan untuk
pengenceran agar konsentrasi mangan dapat terbaca dengan akurat pada
spektrofotometer. Praktikan menghomogenkan larutan dan air suling
dengan cara mengocoknya. Penghomogenan ini bertujuan agar
pencampuran larutan dan air suling pada labu ukur terjadi secara merata.
Larutan dituangkan ke dalam kuvet spektrofotometer hingga batas tera.
Sebelum dimasukkan ke dalam spektrofotometer, kuvet dilap
menggunakan tisu terlebih dahulu untuk menghilangkan sidik jari agar
tidak mempengaruhi pembacaan spektrofotometer. Mula-mula
spektrofotometer dikalibrasi dengan menggunakan kuvet yang berisikan
air suling. Setelah dikalibrasi, kuvet yang berisi larutan kemudian
dimasukkan ke dalam spektrofotometer untuk diperiksa ppm dan
absorbansinya.
Perlakuan ketiga yaitu percobaan deret mangan. Larutan yang
digunakan yaitu larutan yang berada pada labu ukur 2. Setelah diketahui
konsentrasi sampel, maka ditentukan bahwa deret yang dibuat adalah 0,1;
0,2; dan 0,3. Tujuan dibuatnya larutan deret mangan adalah untuk
mengetahui kesalahan relatif konsentrasi dan absorbansi terhadap
percobaan pada praktikum. Untuk mengetahui volume deret mangan yang
akan digunakan, digunakan rumus:

V1N1 = V2N2

Praktikan kemudiam memasukkan larutan sejumlah hasil


perhitungan ke dalam tiga labu ukur lainnya. Kemudian, praktikan
menambahkan air suling hingga satu cm dibawah batas tera. Praktikan
mengelap labu ukur dengan batang pengaduk dan kertas serap dengan
tujuan untuk membersihkan sisa-sisa air suling pada leher tabung,
kemudian kembali menambahkan air suling hingga mencapai batas tera.
Penambahan air ini bertujuan untuk pengenceran agar konsentrasi mangan
dapat terbaca dengan akurat pada spektrofotometer. Praktikan
menghomogenkan larutan dan air suling dengan cara mengocoknya.
Penghomogenan ini bertujuan agar pencampuran larutan dan air suling
pada labu ukur terjadi secara merata. Larutan dituangkan ke dalam kuvet
spektrofotometer hingga batas tera. Sebelum dimasukkan ke dalam
spektrofotometer, kuvet dilap menggunakan tisu terlebih dahulu untuk
menghilangkan sidik jari agar tidak mempengaruhi pembacaan
spektrofotometer. Mula-mula spektrofotometer dikalibrasi dengan
menggunakan kuvet yang berisikan air suling. Setelah dikalibrasi, kuvet
yang berisi larutan kemudian dimasukkan ke dalam spektrofotometer
untuk diperiksa ppm dan absorbansinya.

 Analisis Hasil
Berdasarkan hasil praktikum mangan dengan metode
spektrofotometri, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut
Tabel 7.1 Uji Sampel
Kadar Mangan
Jenis Larutan Absorbansi
(mg/L)
Sampel 0,2 0,022
Standar Mangan 3,1 0,283
Sumber: Analisis Penulis, 2019

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar mangan pada larutan


sampel yang diperoleh sebesar 0,2 mg/L. Perbandingan dilakukan
terhadap Permenkes No. 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum yang menyatakan bahwa kadar mangan maksimal yang
diperbolehkan adalah sebesar 0,4 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa
kadar mangan pada larutan sampel yang berasal dari air inlet danau agatis
berada di bawah standar maksimal yang telah ditetapkan. Dapat
disimpulkan bahwa kondisi sampel baik dan tidak tercemar.
Untuk mengetahui volume deret mangan yang akan digunakan,
digunakan rumus:
V1N1 = V2N2
dengan V1 adalah volume labu ukur (100 mL), V2 adalah volume
deret yang akan dicari, N1 adalah konsentrasi deret yang akan dicoba, dan
N2 adalah konsentrasi larutan standar Mangan yang telah didapatkan dari
prosedur sebelumnya, yaitu 3,1 mg/L. Praktikan kemudian mendapatkan
hasil perhitungan, yaitu 3,23 mL; 6,45 mL; dan 9,68 mL.

Tabel 7.2 Volume Deret yang Ditambahkan


Deret Konsentrasi (mg/L) Volume
I 0,1 3,23
II 0,2 6,45
III 0,3 9,68
Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berikut adalah grafik hubungan antara konsentrasi dan absorbansi


larutan deret mangan
Hubungan Konsentrasi Terhadap Absorbansi
0.1
0.09
0.08
0.07

Absorbansi
0.06
0.05 0.04
0.04
0.04
f(x) = 0.1 x + 0
0.03 R² = 0.96
0.02 0.01
0.01
0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Konsentrasi (ppm)

Grafik 7.1 Grafik Hubungan Konsentrasi Terhadap Absorbansi

Sumber : Analisis Penulis, 2019

Grafik yang diperoleh merupakan grafik linear dengan persamaan y =


0.0971x + 0.0034. Konsentrasi mangan teori dapat dicari dengan
memasukkan nilai y sebagai absorbansi sampel sebesar 0,022 sehingga
diperoleh konsentrasi mangan teori dalam bentuk x sejumlah 0,1915551
mg/L. Untuk mencari absorbansi teori, digunakan pula persamaan pada
grafik dengan memasukkan nilai x sebagai kadar mangan pada sampel
yaitu 0,2 mg/L sehingga diperoleh nilai absorbansi teori dalam bentuk y
sebesar 0,02282. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin besar
konsentrasi mangan, semakin besar pula absorbansinya.

 Analisis Kesalahan
Pada percobaan kali ini, praktikan mendapatkan angka kesalahan
relatif untuk konsentrasi mangan sebesar 4,22% dan angka kesalahan
relatif untuk absorbansi sebesar 3,727%. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor sehingga hasil perhitungan kurang tepat. Kesalahan yang dapat
terjadi berupa:
 Kurang tepatnya praktikan dalam menimbang 1 gram K2S2O8
 Ketidaktelitian praktikan dalam memipet larutan sesuai jumlah yang
dibutuhkan karena posisi mata tidak sejajar sehingga jumlah larutan
tidak tepat seperti yang diinginkan
 Praktikan kurang bersih dalam mengelap kuvet sehingga pembacaan
spektrofotometer kurang akurat
 Praktikan kurang bersih dalam membersihkan leher labu ukur deret,
sehingga volume tidak tepat 100 mL

VIII. KESIMPULAN
 Sampel yang digunakan memiliki kadar mangan sebesar 0,2 mg/L
 Sesuai dengan Permenkes Nomor 492 Tahun 2010, kadar mangan
yang ada pada sampel yaitu dibawah 0,4 mg/L mengindikasikan
bahwa sampel dalam keadaan baik atau tidak tercemar
 Konsentrasi deret mangan divariasikan menjadi 0,1 ; 0,2 (sampel) ; 0,3
mg/L
 Dengan menggunakan rumus V1N1 = V2N2, maka diperoleh variasi
volume yaitu 3,23 mL; 6,45 mL; dan 9,68 mL
 Persamaan grafik yang didapat adalah y = 0.0971x + 0.0034 dengan x
merupakan konsentrasi mangan (ppm), dan y absorbansi
 Didapatkan angka kesalah relatif absorbansi sebesar 3,727%
 Sesuai dengan tujuan yang ada, melalui metode spektrofotometri
praktikan dapat mengetahui kadar mangan yang terkandung dalam
sampel melalui segala prosedur yang dilakukan dan peralatan serta
bahan yang digunakan

IX. Saran
 Lebih teliti ketika memeriksa kondisi alat-alat laboratorarium
sehingga tidak ada yang akan tiba2 tidak berfungsi ketika digunakan
nantinya
 Lebih berhati-hati ketika melakukan praktikum
 Membersihkan dengan baik dan benar segala peralatan yang telah
digunakan selama praktikum
 Lebih teliti dalam menuangkan berbagai larutan sesuai dengan volume
yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA

Sullivan, Affan Dzeko. Profil Mangan Mn.(Internet).Tersedia di:


https://www.academia.edu/6513037/Profil_mangan_Mn.
Anonymous. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010.
Algifari, Jaisy. (n.d.). Mangan.(Internet).
https://www.academia.edu/11964294/Mangan
Anonymous.(n.d.). Pembuatan Filter Untuk Menghilangkan Zat Besi dan
Mangan Di Dalam Air.(Internet).Tersedia di:
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Filter/filter.ht
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai