Anda di halaman 1dari 4

Neraca Pembayaran Indonesia 10 Tahun Terakhir

Neraca pembayaran adalah catatan yang sistematik tentang transaksi ekonomi internasional
antara penduduk Negara itu dengan penduduk Negara lain (Nopirin, 1996). Menurut Balance of
Payment Manual (BPM) yang diterbitkan IMF (1993) definisi neraca pembayaran internasional
(Balance of Payment) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh
transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang jasa, transfer keuangan dan moneter antara
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 13 penduduk (resident) suatu Negara dan
penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode tertentu,biasanya satu tahun (Hady,
2001)

Struktur NP (Neraca Pembayaran) terdiri dari beberapa komponen yang dapat dikelompokkan
sebagai berikut

a. Transaksi berjalan (current account)

1) Perdagangan barang (trade)


a) Ekspor (exports)
b) impor(imports)

2) Jasa-jasa (services)

3) Penghasilan (income) : Transfer

b. Transaksi modal dan keuangan (capital and financial account)

1) Transaksi modal (capital account)

2) Transaksi keuangan di luar cadangan devisa (financial account)

a) Penanaman modal langsung (foreign direct investment)


b) Investasi surat berharga (portfolio investment)
c) Investasi lainnya

c. Perubahan cadangan devisa (changes in reserves)

d. Selisih perhitungan (errors and omissions)

Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran


1. Mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian suatu Negara.
Peranan sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah permintaan produk domestik
oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin besar permintaan terhadap produk domestik
oleh bukan penduduk, yang tercermin dari nilai ekspor Negara bersangkutan, semakin besar pula
peranan sektor eksternal dalam pembentukan produk domestik.
2. Mengetahui aliran sumber daya antar Negara.
Berdasarkan Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran sumber daya antara suatu
Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga terlihat apakah Negara tersebut merupakan
pengekspor barang dan atau modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang atau modal.

3. Mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan suatu Negara


Dengan mengamati perkembangan Neraca Pembayaran, dapat diketahui pola umum kegiatan
perekonomian suatu Negara dalam berinteraksi dengan Negara lain, seperti ketergantungan
sumber pendapatan nasional dari hasil ekspor produk petanian dan ketergantungan sumber
pembiayaan investasi dari Negara lain.

4. Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu Negara


Berdasarkan catatan transaksi modal dan keuangan di Neraca Pembayaran, dapat diketahui
seberapa jauh suatu Negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap Negara lain.

5. Mengetahui perubahan posisi cadangan devisa suatu Negara.


Bertambah atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus  atau defisit Neraca
Pembayaran. Apabila terjadi surplus Neraca Pembayaran maka posisi cadangan devisa akan
bertambah sebesar surplus tersebut. Dan sebaliknya.

6. bagai sumber data dan informasi dalam penyusunan anggaran devisa (foreign
exchange budget).
Dengan memperhatikan surplus atau defisit Neraca Pembayaran pada tahun tertentu, dapat
diperlukan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus dapat
ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan.

7. Dipergunakan sebagai sumber data penyusunan statistik pendapatan nasional


(national account).
Statistic Neraca Pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional mengingat salah
satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor-impor barang dan jasa yang tercatat dalam
Neraca Pembayaran
Analisis neraca pembayaran 2011

Perekonomian Indonesia sepanjang 2011 yang secara keseluruhan masih mengalami


surplus yaitu USD11,9 miliar. Dengan perkembangan ini,sepanjang 2011 cadangan devisa
Indonesia meningkat sehingga menjadi USD110,1 miliar dari USD96,2 miliar pada akhir
2010.Ekspor Indonesia mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan yaitu mencapai
lebih dari USD203 miliar (data BPS tersebut sedikit berbeda dengan data Bank Indonesia yang
mencatat ekspor 2011 sebesar USD201 miliar).Perkembangan ini menggambarkan suatu kinerja
ekspor yang luar biasa, terutama karena terjadi di tengah perkembangan perekonomian global
yang tidak kondusif.Pada sisi neraca perdagangan (yaitu ekspor dikurangi impor) sebetulnya
terjadi perkembangan yang positif yaitu terjadi kenaikan surplus dari sekitar USD30,6 miliar
pada 2010 menjadi USD35,3 miliar pada 2011. 
Perkembangan menjadi jika melihat perkembangan transaksi berjalan yaitu neraca
perdagangan yang meliputi ekspor dan impor barang, serta jasa-jasa serta pendapatan
lainnya (net factor income).
Transaksi berjalan tersebut, yang pada 2010 mengalami surplus sebesar USD5,144 miliar, turun
pada 2011 sehingga hanya menghasilkan surplus USD2,07 miliar. Jika ditambah dengan neraca
modal (yaitu modal masuk dikurangi modal keluar), neraca pembayaran Indonesia secara
keseluruhan bahkan mengalami penurunan surplus dari USD30,285 miliar menjadi USD11,856
miliar.Khusus pada kuartal ketiga dan keempat pada 2011 telah terjadi defisit sebesar USD3,960
miliar dan USD3,726 miliar.
Perkembangan ekspor yang mengalami peningkatan akhirnya menggambarkan potensi
perekonomian Indonesia dalam melakukan penetrasi secara global. Minyak sawit dan batu bara
misalnya mengalami kenaikan volume yang cukup besar karena terjadi peningkatan produksi
kedua komoditas tersebut.Dari sisi impor,kita melihat peningkatan yang sangat pesat dari impor
barang-barang modal. Perkembangan ini menandakan terjadi peningkatan investasi, baik yang
berasal dari investor dalam maupun luar negeri. .Jika kita melihat aliran modal langsung (PMA)
sepanjang 2011 mencapai USD10,437 miliar, jika tidak ada PMA tersebut, neraca perdagangan
kita akan mengalami surplus lebih besar yaitu sekitar USD46 miliar, lebih dari USD35 miliar
yang terjadi saat ini. Dengan melihat perkembangan tersebut, defisit yang terjadi pada kuartal
ketiga dan keempat pada 2011 lebih karena terjadi aliran balik dari investasi portofolio yang
tertanam di Indonesia.

Analisis neraca pembayaran 2012

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan pada 2012 mengalami surplus


0,2 miliar dolar AS.Nilai surplus itu menyusut hingga 90 persen dibandingkan 11,85 miliar dolar
AS pada 2011. Defisit transaksi berjalan kuartal IV 2012 mencapai 7,8 miliar dolar AS. Angka
ini minus 3,6 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB), dan lebih tinggi dibandingkan
defisit 5,3 miliar dolar AS atau minus 2,4 persen pada kuartal III 2012. Kesenjangan antara
neraca migas dan neraca non migas semakin jauh. Apalagi, kenaikan ekspor tak bisa
mengimbangi kenaikan impor untuk konsumsi BBM. Kenaikan surplus ini bersumber dari
meningkatnya arus masuk investasi portofolio asing dalam bentuk pembelian surat berharga
negara, baik berdenominasi rupiah maupun valuta asing. Arus masuk juga terjadi dalam bentuk
penarikan dana milik perbankan domestik yang disimpan di luar negeri sebagai respon terhadap
meningkatnya kebutuhan valuta asing di dalam negeri dan  investasi langsung asing.Surplus
neraca perdagangan nonmigas menyusut dan defisit neraca perdagangan migas melebar.
Akibatnya, pada 2012 transaksi berjalan mengalami defisit sekira 2,7 persen dari PDB. Namun,
defisit transaksi berjalan ini dapat diimbangi oleh surplus transaksi modal dan finansial yang
meningkat pesat dibandingkan tahun sebelumnya sehingga NPI masih mengalami surplus
sebesar USD0,2 miliar dan cadangan devisa dapat dipertahankan pada tingkat relatif aman.

Analisis neraca pembayaran 2013

Bank Indonesia (BI) melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di keseluruhan tahun 2013
tercatat defisit US$ 7,3 miliar setelah sebelumnya surplus US$ 0,2 miliar pada 2012. Angka ini
setara dengan Rp 73 triliun jika menggunakan mata uang rupiah. Defisit NPI 2013 dipengaruhi
melebarnya defisit transaksi berjalan menjadi US$ 28,5 miliar (3,26% PDB), lebih besar
daripada defisit US$ 24,4 miliar (2,78% PDB) pada tahun 2012.Perkembangan ini dipengaruhi
melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga komoditas global, yang kemudian
berdampak pada penurunan ekspor Indonesia yang banyak berbasis sumber daya alam.
Neraca jasa dan neraca pendapatan yang masih mencatat defisit juga berpengaruh pada
defisit transaksi berjalan. Pada sisi lain, defisit NPI 2013 juga berasal dari berkurangnya surplus
transaksi modal dan finansial dari sebelumnya US$ 24,9 miliar pada 2012 menjadi US$ 22,7
miliar pada tahun 2013. Penurunan transaksi modal finansial terutama terjadi pada triwulan II
dan triwulan III 2013 selain dipengaruhi turunnya modal masuk ke Indonesia yang dipicu oleh
meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global terkait rencana pengurangan stimulus
moneter AS (tapering off) juga dipengaruhi persepsi negatif investor asing terhadap inflasi yang
sempat meningkat dan defisit transaksi berjalan yang melebar

Anda mungkin juga menyukai