Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ahmad Ridwan Julianto

NIM : 5111418067

Mata Kuliah : Desain Bangunan Tahan Gempa

JENIS-JENIS PERGERAKAN LEMPENG BUMI

Teori tentang lempeng tektonik pada abad awal 20 an, telah banyak membantu manusia dalam
memahami tentang gempa bumi. Menurut teori tersebut, permukaan bumi memiliki pelat tektonik atau
pelat litosfer dimana setiap lempeng tektonik utama mempunyai bentuk, ukuran dan arah pergerakannya
masing-masing.

Gambar 1. Peta dengan detail yang menunjukkan lempeng-lempeng tektonik dan arah vektor
gerakannya.
Pergerakan lempeng-lempeng tektonik berdasarkan arah gerakannya dibedakan menjadi tiga
macam yaitu :

1. Batas Lempeng Divergen (Divergent Boundary)

Gerakan Divergen merupakan gerakan lempeng tektonik yang saling menjauh dan bergerak secara
perlahan. Akibatnya,terjadi retakan-retakan. Retakan-retakan yang terjadi merupakan jalan keluarnya
magma yang terus menerus mengalir. Aliran magma tadi lama kelamaaan akan muncul sedikit sampai di
permukaan bumi yang dapat menyebabkan timbulnya pulau-pulau vulkanik yang baru. Sedangkan jika
terjadi di dasar laut maka ini akan menimbulkan yang disebut dengan Sea Floor Spreading atau hamparan
dasar laut.

Gambar 2. Ilustrasi Batas Lempeng Divergen

2. Batas Lempeng Konvergen (Convergent Boundary)


Gerakan batas Lempeng konvergen terjadi ketika pergerakan dar dua lempeng tektonik saling
mendekati satu sama lain. Jumlah dari kerak di permukaan bumi selalu sama (konstan), oleh karena itu
jika pergerakan divergen terjadi di suatu tempat, maka pergerakan konvergen pasti terjadi di suatu
daerah yang lain. Ada tiga jenis pergerakan konvergen antara lain:
a) Zona Penunjaman Samudra-Benua (Oceanid-continental Subduction Zone)
Dalam kasus ini salah satu lempeng tektonik yang bertabrakan akan dipaksa untuk
melengkung ke bawah lempeng yang lain. biasanya lempeng samudra yang lebih padat akan
melengkung ke bawah lempeng benua yang tidak terlalu padat. Setelah bagian dari lempeng
samudra yang berada di bawah lembeng benua mencapai kedalaman 100 km maka akan mulai
mencair dan sebagian dari magma tersebut terdorong ke permukaan dan mengakibatkan
gunung berapi meletus.
Gambar 3. Ilustrasi Zona Penunjaman Samudra-Benua

b) Zona Tabrakan Benua-benua (Continent-continent Collision zone)

Hal ini terjadi ketika dua lempeng benua saling bertabrakan satu sama lain menyebabkan
dua lempeng saling berdesakan, terlipat, berubah bentuk, dan terdorong ke atas. Pegunungan
Himalaya merupakan zona tumbukan benua-benua terbesar di dunia. Tabrakan antara benua
India dan lempeng Eurasia dimulai sejak zaman tersiar awal, ketika tepi utara lempeng Indian
didorong ke arahnya sendiri dan lempengan berikutnya menyebabkan pegunungan Himalaya
terangkat.

Gambar 4. Ilustrasi Zona Tabrakan Benua-Benua

c) Zona Penunjaman Samudra-Samudra (Oceanid-Oceanid Subduction Zone)


Zona Penunjaman Samudra-Samudra sering menyebabkan terbentuknya formasi
lengkungan-lengkungan yang membentuk pulau. Lempeng samudra yang menunjam bertemu
dengan atenosfer, magma yang baru terbentu dari lempeng yang meleleh naik ke permukaan dan
membentuk gunung berapi hingga gunung tersebut tumbuh cukup tinggi dan membentuk
rangkaian pulau.

Gambar 5. Ilustrasi Zona Penunjaman Samudra-Samudra

3. Batas Sesar Mendatar (Transform Boundary)


Batas sesar mendatar terjadi ketika dua lempeng tektonik bergeser melewati satu sama lain
dengan arah berlawanan tanpa pembentukan atau penghancuran pada kerak bumi. Salah Satu
Contohnya di Kalifornia yaitu patahan San Andreas (San Andreas Fault). Gempa bumi yang terjadi
di sekitar patahan San Andreas di kalifornia sering terjadi dan merupakan tempat dengan tingkat
bahaya seismic tertinggi di benua Amerika.
Setelah patahan terbentuk di batas lempeng maka, ketahanan geser untuk mencegah terjadinya
pergeseran yang berlanjut kurang dari ketahanan geser yang dibutuhkan. Jadi pada daerah tersebut
dapat sering terjadi gempa bumi di masa depan.

Gambar 6. Ilustrasi Batas Sesar Mendatar

Anda mungkin juga menyukai