Anda di halaman 1dari 3

Ismi Fitri Aulia / 200251100011

RIVIEW JURNAL
Sumber Jurnal Springer
Nama Penulis Devesh Kumar Srivastava
Judul Jurnal Reduction of Digital Forensic Evidence Using
Data Science
Tahun Jurnal 2018
Tujuan Penelitian:
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah penggunakan aspek pemangkasan atau pengurangan
data untuk penyimpanan secara efiesien dan pengambilan data sesuai dengan kerangka penelitian
forensik digital secara keseluruhan.
Metode Penelitian:
Metode penelitian telaah literatur dimana dalam penelitian ini menjelaskan mengenai
perkembangan penelitian penyelidikan forensik.
Latar Belakang:
perkembangan teknologi yang pesat menimbulkan kejahatan semakin meningkat, termasuk
meningkatnya kejahatan digital sehingga terdapat peluang bagi penyidik forensik dalam hal
melacak kejahatan yang dibantu dengan digital. Hal ini berdampak terhadap kebutuhan akan
pengumpulan bukti forensik yang berupa alat dan perangkat digital hal ini berdampak terhadap
peningkatan penyimpanan perangkat yang semakin besar. Selain itu dalam menangani kasus
kejahatan digital pengguaan metode yang tradisonal berakibat terhadap penangan data yang akan
berjumlah besar dan peyidik forensik harus mengadopsi analitik big data untuk penyimpanan,
pemulihan dan penganalisisan bukti digital. Salah satu hambatan dari penyidik forensik ialah
penanganan volume data digita yang mengalami peningkatan bertahun tahun dalam proses
penyelidikan dan kebutuhan penyimpanan data yang terus meningkat. Selain itu terdapat kendala
lain seperti halnya data tidak bisa di analisis apa bila tidak sesuai dengan format, enkripsiatau
kurangnya penyiapan data dan masalah manjemen lainnya.

Pembahasan:

Dalam penelitian menggunakan pendekatan reduksi dimana data telah diuraikan untuk
mengurangi volume data dengan memisahkan bagian informasi yang dikumpulkan melalui alat
digital. Laporan riset pasar mencakup segmen seperti forensik komputer, forensik jaringan,
forensik perangkat seluler, forensik cloud, investigasi dan konsultasi digital, dekripsi forensik,
pemulihan data, pengambilan data, dan pengarsipan.

Ada berbagai solusi mudah yang tersedia untuk pengambilan data, tetapi untuk pengambilan data
yang efektif, perlu adanya metode untuk memproses seluruh rangkaian data dan mencari elemen
yang relevan. Dalam pengumpulan data forensik dibagi menjadi beberapa subset dan disimpan
dalam logical containers. Potongan hard drive atau disk portabel lainnya disebut gambar forensik
yang dikompresi menggunakan wadah dengan format kompresi bervariasi. Reduksi data
tergantung pada jenis data yang sedang dikerjakan. Data yang terkait dengan subset terdiri dari
bagian-bagian dengan ruang yang tidak terisi. Saat mengambil bagian informasi yang relevan,
cluster yang tidak terisi tidak dipertimbangkan, sehingga mengurangi ruang penyimpanan.
Namun, proses tersebut menimbulkan penyalahgunaan data, dan integritas data berisiko. Untuk
meminimalkan risiko yang terkait dengan pembuatan ruang yang tidak terisi, gambar forensik
sekarang dapat disimpan dengan logical containers yang biasanya di sebut dengan tas bukti.

Kesimpulan:
Alat forensik lebih berorientasi pada bukti dari pada berorientasi pada investigasi. Fitur
operasional alat forensik digital saat ini tidak melayani tujuan penggalian informasi yang
mungkin tidak jelas tetapi penting untuk kasus tertentu. Alat forensik harus selalu dilakukan
pembaharuan untuk membantu analisis, eksplorasi, dan investigasi aktual dan tidak hanya
terbatas pada pengumpulan bukti.Kerangka reduksi data dapat diintegrasikan dengan alat
forensik untuk mendapatkan otomatisasi ekstensif dari proses investigasi yang mengasimilasi
pengumpulan bukti, pelestarian, dan pengarsipan data digital dan mendokumentasikannya secara
digital untuk disajikan di pengadilan.
Batasan penelitian:
dalam penelitian ini dilakukan untuk memasukkan elemen reduksi dan visualisasi data dengan
alat forensik yang ada yang sebagian besar difokuskan pada pengumpulan bukti yang
ada.sehingga hal ini bisa dikembangkan dengan menambahkan alogaritma yang efisien apa bila
ada bukti yang hilang sehingga meningkatkan keakuratan fakta yang terkait,

RIVIEW JURNAL
Sumber Jurnal Elsivier
Nama Jurnal COMPUTERS & SECURITY
Nama Penulis Mohamed Elyas, Atif Ahmad, Sean B.
Maynard, Andrew Lonie
Judul Jurnal Digital Forensic Readiness: Expert
Perspectives on a Theoretical Framework
Tahun Jurnal 2015
Latar Belakang:
Salah satu yang menjadi hambatan atau masalah yang dihadapi organisasi dalam pengembangan
kemampuan kesiapan forensik yakni panduan yang komprehensif dan koheren tentang
bagaimana dalam kesiapan forensik supaya dapat tercapai dengan baik dan setiap organisasi
bergantung terhadap sistem informasi dalam berbagai aspek hal ini berakibat terhadap adanya
alasan hukum, kontrak, peraturan,keamanan dan operasional bergantung terhadap kebutuhan
untuk melakukan investigasi forensik digital. Dalam melakukan investigasi digital juga semakin
menantang dikarenakan dengan kondisi meningkatnya kompleksitas lingkungan perusahaan
keberagaman platform komputasi dan digitalisasi bisnis sekala besar hal ini juga menajdi
masalah terhadap kesiapan pengembangan forensik digital. dalam penelitian ini juga menujukkan
minimnya kesiapan akan rencana forensik digital misalnya kurang dari 2% perusahaan di autralia
memiliki rencana forensik digital hal ini bersumber dari lembaga kriminologi australia.
Tujuan Penelitian:
Dalam penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan dan memvalidasi kerangka kerja atas
kesiapan forensik yang sebelumnya yang diterbitkan oleh elyas.et.al tahun 2014
Metode Penelitian:
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui interaksi kelompok
terhadap suatu topikyang telah ditentukan oleh peneliti namun bagian dari penelitian ini juga
menggunakan tinjauan literatur yang berguna untuk mengetahui wacana dari akademis dan
profesional.
Penelitian ini membagi menjadi 3 kelompok fokus yang peserta terdiri dari pakar forensik digital
dari latar belakang bisnis, akademik, konsultasi, penegakan hukum, dan militer.
Pembahasan:

Hasil dari penelitian setiap peserta setuju akan definisi kesiapan forensik pada dasarnya memiliki
sistem mereka [organisasi] yang dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk
mendapatkan data forensik untuk Anda, dan data tersebut disimpan, dan Anda dapat memberikan
data yang mungkin ditriangulasi dengan data lain, dan untuk dapat membuktikan garis waktu.

Dalam kemmapuan kesiapan forensik menggunakan termonologi “tujuan” hal ini dikarenakan
setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda. Temuan dari hasil penelitian bahwa kesiapan
forensik terdiri dari manajemen bukti hukum,kepatuhan terhadap peraturan, respon forensik dan
investigasi internal, tujuan bisnis. Kemudian terdapat Faktor Forensik yang dimaksudkan
adalah kemampuan kesiapan forensik terdiri dari faktor organisasi (dukungan top
manajemen,tata kelola,dan budaya),strategi forensik, takeholders Infrastruktur forensik
(merupakan kombinasi dari teknologi dan arsitektur dimana hal ini memandang tingkat teknologi
yang tersedia yang dioperasikan oleh arsitektur) dan Monitoring dalam penelitian ini monitoring
di hapuskan dalam kerangka DFR sebelumnya hal ini dikarenakan monitoring dapat dipengaruhi
oleh faktor organisasi. Terdapat hubungan antar faktor mengenai FRC ialah Hubungan antara
faktor-faktor forensik menjadi intrinsik dalam operasi organisasi dan berada di luar cakupan
kerangka kerja. Juga, Teknologi dan Arsitektur dikelompokkan di dalam Infrastruktur Forensik
karena mereka terkait erat dan saling bergantung. Hubungan ini tidak ditampilkan dalam
kerangka karena sifat intrinsiknya.

Kesimpulan:
Kontribusi utama dari studi ini adalah pengenalan model baru yang dapat digunakan oleh
organisasi untuk menilai kesiapan forensik mereka. Model tersebut memiliki kekuatan pembeda
yang memungkinkan organisasi untuk menilai strategi forensik mereka. Kekuatan ini disediakan
oleh faktor-faktor yang diidentifikasi, hubungan dan definisi yang secara kolektif dapat
digunakan sebagai instrumen untuk menilai kesiapan forensik. Misalnya, untuk menilai
kegunaan strategi forensik, kerangka menyarankan hal-hal berikut ini harus ada: komitmen
kepemimpinan terhadap forensik, kesadaran dan komitmen staf terhadap forensik, struktur
organisasi yang mempertimbangkan forensik, penegakan kebijakan dan pelatihan forensik,
akuntabilitas staf terhadap tanggung jawab forensik mereka, pemantauan aktif dan penilaian
berkelanjutan dari aktivitas sistem. Kerangka yang diusulkan juga dapat digunakan oleh
organisasi tanpa rencana forensik untuk menginformasikan pengembangan kemampuan forensik.
Tujuan model membantu pengambil keputusan memahami apa yang diharapkan dari kapabilitas
forensik. Faktor kesiapan forensik yang diusulkan membantu organisasi memahami apa yang
perlu dipertimbangkan secara kritis saat mengembangkan kapabilitas untuk kesiapan forensik.

Anda mungkin juga menyukai