Anda di halaman 1dari 4

Terdapat 3 cara perkembangan dasar di dalam kota yaitu:

1. Perkembangan Horizontal
Perkembangan horizontal adalah perkembangan yang mengarah ke luar. Artinya,
daerah bertambah, sedangkan ketinggian dan kuantitas lahan terbangun (coverage)
tetap sama. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pinggir kota karena harga
lahannya masih lebih murah dan dekat dengan jalan raya yang mengarah ke kota
sehingga terdapat banyak keramaian.

Contoh perkembangan horizontal yaitu:

a. Perumahan Kota Summarecon

Perumahan Kota Summarecon Bekasi termasuk dalam kategori perkembangan kota


secara horizontal karena masih banyak lahan yang dibangun secara mendatar. Kota
Bekasi merupakan daerah suburban sehingga masih memiliki tanah yang luas dan
harganya pun masih relatif lebih murah.
b. Perumahan Palem Ganda Asri 3

Palem Ganda Asri 3 merupakan perumahan baru yang berlokasi di Karang Timur
Ciledung, Kota Tangerang. Rumah yang dibangun di Perumahan ini sebanyak 1000
unit. Kota Tangerang masih memungkinkan adanya pembangunan secara
horizontal karena lahan yang ada masih luas dan harganya pun relatif lebih murah
dibandingkan dengan Jakarta.

2. Perkembangan Vertikal
Perkembangan vertikal adalah perkembangan yang mengarah ke atas. Dalam hal ini,
daerah pembangunan dan kuantitas lahan terbangun tetap sama, sedangkan ketinggian
bangunan bertambah. Cara ini sering terjadi di pusat kota yang harga lahannya mahal
dan pusat-pusat perdagangan.

Contoh perkembangan vertikal yaitu:


a. Apartemen di daerah Kembangan

Apartemen Kalibata City terletak di Kalibata, Jakarta Selatan. Aparteman ini


termasuk dalam kawasan superblock karena di bagian bawah terdapat mall pertama
yang dibangun di bawah tanah (underground).
b. Rasuna Epicentrum

Rasuna Epicentrum merupakan sebuah kawasan terpadu yang berada di Kuningan,


Jakarta Selatan. Kawasan ini merupakan kawasan megasuperblock terpadu yang
terbesar di Jakarta. Luas keseluruhan adalah 53,6 hektar. Rasuna Epicentrum
mengusung konsep pengembangan vertikal untuk memenuhi permintaan terhadap
lahan seperti untuk kebutuhan tempat tinggal dan kantor yang terus meningkat
sedangkan lahan terbatas.

3. Perkembangan Interstisial
Perkembangan interstisial adalah perkembangan yang dilangsungkan ke dalam. Dalam
hal ini, daerah dan ketinggian bangunan rata-rata tetap sama, sedangkan kuantitas lahan
terbangun (coverage) bertambah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat
kota, dimana antara pusat dan daerah pinggiran yang kawasannya dibatasi dan hanya
dapat dipadatkan.

Contoh perkembangan interstisial yaitu:


a. Kantor Pusat Pertamina
Kantor Pusat Pertamina merupakan sebuah kantor pusat dari PT. Pertamina.
Pembangunan yang dilakukan berkarakteristik interstisial karena Gedung Baru
dibangun di dalam area Gedung Lama yaitu gedung peninggalan Belanda. Namun,
tanpa melakukan perubahan pada Gedung Lama, sehingga menjadi satu kesatuan
kompleks gedung.

b. Bank BTN Harmoni

Bank BTN cabang Harmoni dibangun di atas bekas lokasi Pos Keamanan
“Rijswijk” pada zaman Belanda. Sekarang dibangun gedung baru di bagian
belakang gedung lama untuk kegiatan perbankan. Sedangkan gedung lama
dijadikan Meseum Bank Tabungan Negara (BTN).

Anda mungkin juga menyukai