13
14
3. Kondisi Wilayah
UPTD BPPTPH Ngipiksari terdiri dari kebun, laboratorium,
gudang dan kantor. UPTD BPPTPH Ngipiksari berada di lintas jalan
Yogyakarta Kaliurang Km 23 ke arah Utara Kota Yogyakarta, dekat
dengan Gunung Merapi dan berjarak 2 Km dari obyek wisata Kaliurang.
Secara administrative terletak di Dusun Ngipiksari, Hargobinangun,
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Dusun
Ngipiksari, sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun Banteng, sebelah
Timur berbatasan dengan Kali Kuning, dan sebelah Barat berbatasan
dengan Jalan Kaliurang.
Lokasi UPTD BPPTPH terletak pada ketinggian 850 m dpl,
keadaan topografi yaitu 50% kondisi tanah datar, 35% tanah
bergelombang dan 15% tanah agak curam. Jenis tanah di UPTD BPPTPH
ini termasuk jenis tanah regosol atau berpasir dengan presentasi pasir
sangat tinggi, miskin bahan organic, infiltrasi sangat cepat, daya tahan air
sangat rendah dan peka terhadap erosi. Derajat keasaman (pH) tanah
berkisar 5,3-6,3. Curah hujan rata-rata 2200-3000 mm/tahun dengan hari
hujan rata-rata ± 14 hari hujan/bulan sehingga termasuk kategori daerah
tipe basah. Suhu udara minimal rata-rata 82%.
Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan
Hortikultura (BPPTPH) Ngipiksari terletak di lintas jalan Yogyakarta-
Kaliurang KM.23, sebelah utara Kota Yogykarta serta berjarak ± 2 km dari
lokasi wisata Kaliurang dan dekat dengan Gunung Merapi. BPPTPH
terletak di Dusun Ngipiksari, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman. Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Dusun Ngipiksari,
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Banteng,
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kali Kuning, dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Kaliurang.
18
B. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Komponen dan Jenis Bibit Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
Komponen Jenis Bibit
F1 F2 F3
Sumber Eksplan jamur tiram Bibit F1 jamur tiram Bibit F2 jamur tiram
Indukan putih putih putih
Media Media berasal dari Media dari campuran Media dari campuran
Tumbuh PDA. Bahan yang serbuk kayu sengon, serbuk kayu sengon,
digunakan adalah bekatul, kapur bekatul, kapur
kentang 20 gr, gula 20 pertanian. Serbuk pertanian. Serbuk
gr, agar-agar 20 gr, kayu sengon kayu sengon
aquades 1000 ml. dilakukan dilakukan
pengomposan pengomposan
sebelum digunakan. sebelum digunakan.
Inokulasi Dilakukan secara Dilakukan secara Dilakukan secara
aseptis, tingkat aseptis, tingkat aseptis, tingkat
kontaminasi sangat kontaminasi tinggi. kontaminasi tinggi.
tinggi. Alat yang Alat yang digunakan Alat yang digunakan
digunakan pisau bunsen, jarum ent, bunsen, spatula,
scaple, bunsen, jarum kapas, rak tabung kapas, Bahan yang
ent, kapas, tabung reaksi. Bahan yang digunakan bibit F2,
reaksi, rak tabung digunakan bibit F1, media tumbuh F3,
reaksi, petridish. Bahan media tumbuh F2, alkohol 70 %.
yang digunakan media alkohol 70 %.
PDA, eksplan jamur
tiram putih, alkohol 70
%.
Waktu Waktu inkubasi 28-30 Waktu inkubasi 30-40 Waktu inkubasi 30-40
Inkubasi hari, disimpan dalam hari, disimpan dalam hari, disimpan dalam
kedaan gelap dengan intensitas cahaya 30- intensitas cahaya 30-
suhu 22 – 28 0C 40 % dengan suhu 25 40 % dengan suhu 25
0 0
C C
Keberhasilan Rendah karena media Tinggi karena media Tinggi karena media
tumbuhnya berasal dari tumbuh berasal dari tumbuh berasal dari
PDA yang tingkat campuran serbuk kayu campuran serbuk kayu
kesuburannya sangat sengon, bekatul dan sengon, bekatul dan
tinggi dan rentan kapur pertanian yang kapur pertanian yang
terjadinya kontaminasi tingkat kesuburannya tingkat kesuburannya
tinggi tinggi dan lebih rendah tinggi dan lebih
terjadi kontaminasi. rendah terjadi
kontaminasi.
Sumber : Hasil Pengamatan
21
C. Pembahasan
Gambar 2. Autoklaf
Media yang sudah dibuat dilakukan sterilisasi pada autoklaf
(Gambar 2.), tabung reaksi kemudian ditutup dengan kapas putih dan
dibalut kertas aluminium foil dengan tujuan melindungi kapas dari uap
air saat terjadi proses strerilisasi sehingga kapas tidak basah. Kapas
yang basah bisa memacu pertumbuhan bakteri atau cendawan pada
media yang sudah dibuat. Proses sterilisasi menggunakan autoklaf
berlangsung selama 30 menit pada suhu 1210C dan pada tekanan 17,5
psi (pound per square inch). Media yang selesai disterilisasi
didinginkan pada ruangan dengan suhu 250C dan dalam keadaan
miring agar membentuk media memiliki permukaan yang luas. Kapas
penutup perlu diperhatikan dalam meletakkan media karena kapas
penutup jika mengenai media bisa mengakibatkan media kontam atau
terkontaminasi oleh jamur lain.
2. Pembuatan media tanam F2 dan F3
Media tanam yang digunakan untuk F2 dan F3 yaitu campuran
serbuk kayu sengon, bekatul dan kapur pertanian . Serbuk kayu sengon
dipilih sebaga bahan media tanam karena mudah didapatkan, memiliki
serat yang lebih tinggi dan cocok dengan syarat tumbuh jamur tiram.
Serbuk kayu sengon dilakukan pengomposan terlebih dahulu sebelum
digunakan (Gambar 2.). Serbuk kayu (Wahidah dan Saputra 2015)
memiliki berat basah yang tinggi serta nutrisi yang diperlukan oleh
jamur tiram tersedia di dalam media tanam serbuk kayu. Jenis kayu
23
b
a
Gambar 5. Botol berisi Media yang telah diberi Tutup Plastik dan
Siap Disterilisasi
Media yang sudah dicampur dan homogen dimasukkan ke
dalam botol kaca dengan ukuran volume 220 ml dengan cara mengisi
media melalui mulut botol sampai padat. Pengisian media tidak sampai
penuh tetapi diberikan ruang udara pada botol. Botol yang sudah terisi
media kemudian diberi lubang tanam dengan menggunakan kayu
runcing 2 cm yang akan digunakan untuk penanaman inokulasi bibit
jamur tiram nanti. Botol ditutup menggunakan kapas dan dibungkus
plastik pada mulut botol kaca (Gambar 5.).
Gambar 6. Autoklaf
Proses selanjutnya yaitu sterilisasi menggunakan autoklaf
(Gambar 6.) . Botol yang dihasilkan satu kali produksi yaitu 170 botol
kaca. Botol kaca ditata rapi didalam autoklaf, karena autoklaf ini manual
26
a b c
d e
tiram ditanam ke media PDA di dekat api bunsen dan ujung mulut tabung
ditutup menggunakan kapas. PDA yang sudah ditanam eksplan diberi label
dengan mencatatkan tanggal penanaman inokulasi dan disimpan di tempat
terkendali dengan suhu 250C dan miselium akan tumbuh pada media PDA
yang akan menjadi F1.
F1 diinokulasikan dengan cara menanam PDA yang sudah tumbuh
miselium ke media tumbuh F2. Satu tabung PDA bisa menginokulasikan 8
botol calon bibit F2. Teknik yang dilakukan harus tetap steril dengan
mendekatkan dengan api bunsen saat penanaman. Calon bibit F2 ini
disimpan di tempat terkendali dalam rak pada suhu 25 0C. Bibit F2 yang
sudah jadi diinokulasikan lagi ke dalam media tumbuh F3 dengan cara dan
metode yang sama dilakukan pada inokulasi F1 ke F2. Satu botol F2 bisa
menginokulasikan 200 botol F3. Hasil inokulasi diberi label dengan
mencatat tanggal inokulasi dan nama jamur.
4. Inkubasi