,CPA
Prof. Dr. Amiartuti Kusmaningtyas., SH., MM
Mohammad Sihab., Ph.D
PENGANTAR
FILSAFAT ILMU
1
4. Pendekatan Empirisme
Empirisme merupakan suatu paham yang
mengutamakan pengalaman. Secara harfiah, istilah
empirisme berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kata
emperia yang berarti pengalaman. Pendekatan empiris
melihat bahwa pengalaman, baik pengalaman lahiriyah
maupun pengalaman batiniyah merupakan sumber utama
pengenalan. Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat
yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari
pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan
bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan
dalam dirinya ketika dilahirkan.
PEMIKIRAN FILSAFAT
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
d. Replikatif.
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus
diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan
hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria,
dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif,
penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah
penting bagi seorang peneliti.
Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi
sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek
yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan
proses penentuan (definisi) dan pengamatan;
pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan
pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses
pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang
terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap
objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi
seperti bintangatau populasi manusia. Proses pengukuran
32
2. Perumusan Hipotesis
Ketika kita mengajukan atau merumuskan
pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu
jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut
memang masih meragukan dan bersifat sementara, akan
tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk
mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang
sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban
sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai
hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat juga
dikatakan sebagai dugaan yang merupakan jawaban
sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan
kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis
yang kita buat mungkin saja salah.
3. Perancangan Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus
dipersiapkan rancangan penelitiannya. Rancangan
penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang
harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian
selesai. Metode penelitian, alat dan bahan yang diperlukan
dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan
penelitian. Penelitian yang kita lakukan dapat berupa
penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental.
Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang
memberikan gambaran secara sistematis, factual dan
34
akibat; secara
3. Rancangan silmutan
statis; timbal balik;
4. Bebas 3. Rencana
konteks; berkembang;
5. Generalisasi 4. Terikat
yang konteks;
mengarah 5. Pola & teori
prediksi, untuk
eksplorasi, pemahaman;
pemahaman; 6. Akurasi &
6. Akurasi & reliabel lewat
reliabel pembuktian
lewat uji
Sumber : Modifikasi Cresswel, 2000 dalam Slamet 2006
e. Akurat.
Seorang peneliti harus mempunyai tingkat
pengamatan serta tingkat perhitungan yang akurat, tajam,
serta beraturan.
f. Konsentrasi.
Seorang peneliti harus mempunyai kekuatan
konsentrasi yang tinggi, kemauan yang keras serta tidak
cepat muak
g. Dapat bekerja sama.
Peneliti harus mempunyai sifat kooperatif, dapat
bekerjasama dengan siapapun. Harus mempunyai
keinginan untuk berteman secara intelektual, dan dapat
bekerja secara team work
h. Kesehatan.
Seorang peneliti harus sehat, baik jiwa maupun fisik.
Peneliti harus stabil, sabar, dan penuh vitalitas.
i. Semangat
Kesehatan peneliti harus ditunjang pula oleh adanya
semangat untuk meneliti. Peneliti har us mempunyai
kreativitas serta hasrat yang tinggi.
a. Tahap derita
Pengalaman tragis dan penghayatan hidup tanpa
makna.
b. Tahap penerimaan diri
Pemahaman diri dan pengubahan sikap.
c. Tahap penemuan makna hidup
Penemuan makna dan penentuan tujuan hidup.
d. Tahap realisasi makna
Keikatan diri, kegiatan terarah, pemenuhan makna
hidup.
e. Tahap kehidupan bermakna
Penghayatan bermakna dan kebahagian.
4.3.2 Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari
kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of
Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam
kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur
etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan
refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat
etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.
Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa
yang seharusnya dilakukan oleh manusia
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai
perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan
sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
82
5. Etika
Adalah filsafat yang menyelidiki tingkah laku
manusia. Betapakah tingkah laku manusia yang
dipandang baik dan buruk serta tingkah laku manusia
mana yang membedakannya dengan lain-lain makhluk.
6. Logika
Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga
disebut mantiq. Akal budi adalah yang terpenting dalam
penyelidikan manusia untuk mengetahui kebenaran.
Tanpa kepastian tentang logika, maka semua
penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar. Tegasnya
tanpa akal budi maka tidak akan ada penyelidikan. Oleh
karena itu, dipersoalkan apakah manusia mempunyai
akal budi dan dapatkah akal budi itu mencari kebenaran.
saya pasti ada. Ini karena tidak mungkin yang tidak ada
dapat berpikir dan dapat meragukan segala sesuatu.
7. Metode Francis Bacon: Induktif
Secara umum dapat dikatakan bahwa pandangan-
pandangan Bacon bersifat praktis, konkret, dan utilitaris.
Untuk mengenal sifat-sifat segala sesuatu, dibutuhkan
penelitian-penelitian yang empiris. Pengalamanlah yang
menjadi dasar pengetahuan. Pengetahuan itu sangat penting
dan sangat diperlukan oleh manusia karena hanya dengan
pengetahuanlah manusia sanggup menaklukka alam kodrat.
Menurut Bacon, logika silogistis tradisional tidak
sanggup menghasilkan penemuan-penemuan empiris. Ia
mengatakan bahwa logika silogistis tradisional hanya dapat
membantu mewujudka konsekuensi deduktif dari apa yang
sebenarnya telah diketahui. Agar pengetahuan itu
berkembang dan memperoleh pengetahuan baru, metode
deduktif harus ditinggalkan dan diganti dengan metode
induktif.
Metode induktif adalah penarikan kesimpulan dari hal-
hal khusus ke hal-hal yang umum. Bacon memang bukan
penemu metode induktif, namun ia berupaya memperbaiki
dan menyempurnakan metode itu melalui pengkombinasian
metode induktif tradisional dengan eksperimentasi yang
cermat.
105
5.2.2 Epistimologi
Epistemologi atau Teori Pengetahuan berhubungan
dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-
pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban
atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh
setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia
melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode,
diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode
positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.
Epistemologi derivasinya dari bahasa Yunani yang
berarti teori ilmu pengetahuan. Epistemologi merupakan
gabungan dua kalimat episteme, pengetahuan; dan
logos,theory.Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat
yang menengarai masalah-masalah filosofikal yang
mengitari teori ilmu pengetahuan.Epistemologi bertalian
dengan definisi dan konsep-konsep ilmu, ragam ilmu yang
bersifat nisbi dan niscaya, dan relasi eksak antara 'alim
(subjek) dan ma'lum (objek).Atau dengan kata
lain,epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal-
usul, asumsi dasar, sifat-sifat,dan bagaimana memperoleh
pengetahuan menjadi penentu penting dalam menentukan
sebuah model filsafat.Dengan pengertian ini epistemologi
109
5.2.3 Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya.Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata
Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar.
Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami
sebagai teori nilai. Jujun S.Suriasumantri mengartika
aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.Menurut John
Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada
115
2. Materialisme
Materialisme adalah asal atau hakikat dari segala
sesuatu, dimana asal atau hakikat dari segala sesuatu
ialah materi. Karena itu materialisme mempersoalkan
metafisika, namun metafisikanya adalah metafisika
materialisme.
Materialisme adalah merupakan istilah dalam
filsafat ontology yang menekankan keunggulan faktor-
faktor material atas spiritual dalam metafisika, teori nilai,
fisiologi, efistemologi, atau penjelasan historis.
124
3. Eksistensialisme
Definisi eksistensialisme tidak mudah dirumuskan,
bahkan kaum eksistensialis sendiri tidak sepakat
mengenai rumusan apa sebenarnya eksistensialisme itu.
Sekalipun demikian, ada sesuatu yang disepakati, baik
filsafat eksistensi maupun filsafat eksistensialisme sama-
sama menempatkan cara wujud manusia sebagai tema
sentral Namun tidak ada salahnya, untuk memberikan
sedikit gambaran tentang eksistensialisme ini, berikut
akan dipaparkan pengertiannya.
Kata dasar eksistensi (existency) adalah exist yang
berasal dari bahasa Latin ex yang berarti keluar dan
sistere yang berarti berdiri. Jadi, eksistensi adalah berdiri
125
4. Monisme
Monisme (monism) berasal dari kata Yunani yaitu
monos (sendiri, tunggal) secara istilah monisme adalah
suatu paham yang berpendapat bahwa unsur pokok dari
segala sesuatu adalah unsur yang bersifat tunggal/ Esa.
Unsur dasariah ini bisa berupa materi, pikiran, Allah,
energi dll. Bagi kaum materialis unsur itu adalah materi,
sedang bagi kaum idealis unsur itu roh atau ide. Orang
yang mula-mula menggunakan terminologi monisme
adalah Christian Wolff (1679-1754). Dalam aliran ini
tidak dibedakan antara pikiran dan zat. Mereka hanya
berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan
namun mempunyai subtansi yang sama. Ibarat zat dan
energi dalam teori relativitas Enstein, energi hanya
merupakan bentuk lain dari zat.Atau dengan kata lain
bahwa aliran monisme menyatakan bahwa hanya ada
satu kenyataan yang fundamental.
127
5. Dualisme
Dualisme (dualism) berasal dari kata Latin yaitu
duo (dua). Dualisme adalah ajaran yang menyatakan
realitas itu terdiri dari dua substansi yang berlainan dan
bertolak belakang. Masing-masing substansi bersifat
unik dan tidak dapat direduksi, misalnya substansi adi
kodrati dengan kodrati, Tuhan dengan alam semesta, roh
dengan materi, jiwa dengan badan dll. Ada pula yang
mengatakan bahwa dualisme adalah ajaran yang
menggabungkan antara idealisme dan materialisme,
dengan mengatakan bahwa alam wujud ini terdiri dari
dua hakikat sebagai sumber yaitu hakikat materi dan
ruhani.
Dapat dikatakan pula bahwa dualisme adalah
paham yang memiliki ajaran bahwa segala sesuatu yang
ada, bersumber dari dua hakikat atau substansi yang
berdiri sendiri-sendiri.
6. Pluralisme
Pluralisme (Pluralism) berasal dari kata Pluralis
(jamak). Aliran ini menyatakan bahwa realitas tidak
terdiri dari satu substansi atau dua substansi tetapi
banyak substansi yang bersifat independen satu sama
lain. Sebagai konsekuensinya alam semesta pada
128
7. Pragmatisme
Pragmatis, aliran ini tidak mempersoalkan
tentang hakikat pengetahuan namun mempertanyakan
tentang pengetahuan dengan manfaat atau guna dari
pengetahuan tersebut dengan kata lain perkataan
kebenaran pengetahuan hendaklah dikaitkan dengan
manfaat dan sebagai sarana bagi suatu perbuatan.
Tokoh-tokoh aliran pragmatisme antara lain : C.S
Pierce (1839 – 1914), yang menyatakabn bahwa yang
terpenting adalah manfaat apa yang dapat dilakukan
pengetahuan dalam suatu rencana. Tokoh yang
lainnya adalah Willyam Jammes (1824 – 1910), yang
menyatakan bahwa urusan kebenran sesuatu ghal
adalah ditentukan oleh akibat praktisnya.
3. Metodologi
Cabang filsafat tentang metodologi adalah
membahas tentang metode terutama dalam kaitannya
dengan metode ilmiah. Hal ini sangat penting dalam ilmu
pengetahuan terutama dalam proses perkembangannya.
Misalnya metode ilmiah dalam ilmu sejarah, dalam ilmu
sosiologi, dalam ilmu ekonomi dan sebagainya.
Metodologi membicarakan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan ilmiah misalnya sifat
136
4. Logika
Logika adalah ilmu yang mempelajari pengkajian
yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan
sebab-sebab mengenai kesimpulan (Titus, 1984 : 18).
Logika pada hakekatnya mempelajari teknik-teknik
untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat
bahan-bahan tertentu, atau dari suatu premist. Logika
disebut juga sebagai suatu ilmu tentang penarikan
kesimpulan yang benar (Kattsoff : 1985 : 72). Logika
dibagi menjadi dua macam yaitu logika deduktif dan
logika induktif. Logika deduktif berusaha untuk
menemukan aturan-aturan yang dapat dipergunakan
untukl menarik suatu kesimpulan yang bersifat
keharusan dari peremis-premis tertentu. Logika Induktif,
mencoba untuk menarik suatu kesimpulan dari sifat-sifat
perangakat bahan yang diamati.
5. Etika
Etika atau filsafat prilaku sebagai satu cabang
filsafat yang membicarakan tindakan manusia dengan
penekanan yang baik dan yang buruk. Terdapat dua hal
permasalahan yaitu : menyangkut tindakan dan baik
137
6. Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang membahas
tetang keindahan. Estetika membicarakan tentang
definisi, susunan dan peranan keindahan. Kata estetika
beerasal dari bahasa yunani 'Aesthetikaos' yang artinya
bertalian dengan penjeratan (pengindraan). Apakah
fungsi keindahan dalam kehidupan kita? Apakah
hubungan antara yang indah dengan yang baik dan lain
sebagainya?
1. Filsafat Hukum yaitu membahas tentang hakikat
hukum
2. Filsafat bahasa yaitu membahas tentang hakikat
bahasa
3. Filsafat sosial yaitu membahas tentang hakikat
hubungan (intraksi manusia dalam masyarakat)
4. Filsafat ilmu yaitu membahas tentang hakikat ilmu
pengetahuan.
5. Filsafat politik yaitu membahasa tentang hakikat
masyarakat dan negara dengan segala apseknya.
6. Filsafat kebudayaan yaitu membahas tentang hakikat
kebudayaan
7. Filsafat Lingkungan yaitu membahas tentang hakikat
hubungan manusia dengan lingkungannya.
140
ILMU FILSAFAT
Anak filsafat Induk ilmu
Objeknya terbatas Filsafat memiliki objek
(bidangnya saja) lebih luas, sifatnya
universal.
Deskriptif dan analitis, Sinoptik, memandang
memeriksa semua gejala dunia dan alam semesta
melalui unsur terkecilnya sebagai keseluruhan untuk
untuk memperoleh dapat menerangkannya,
gambaran senyatanya menafsirkannya, dan
menurut bagian- memahaminya secara utuh.
bagiannya
Menekankan fakta-fakta Bukan hanya menekankan
untuk melukiskan keadaan sebenarnya dari
objeknya, netral, dan objek, melainkan juga
mengabstrakkan faktor bagaimana seharusnya
keinginan dan penilaian objek itu. Manusia dan
manusia nilai merupakan faktor
penting
Memulai sesuatu dengan Memeriksa dan meragukan
menggunakan asumsi- segala asumsi-asumsi
asumsi
Menggunnakan metode Menggunakan semua
eksperimen yang penemuan ilmu
terkontrol dengan cara pengetahuan, menguji
kerja dan sifat terpenting, sesuatu berdasarkan
menguji sesuatu dengan pengalaman dengan
143
FILSAFAT AGAMA
Filsafat berarti berfikir, jadi Agama berarti mengabdi
yang pentingialah ia dapat diri, jadi yang penting ialah
berfikir hidup secara beragama
sesuai dengan aturan-
aturan agama itu
Menurut William Tample, Agama menuntut
filsafat adalah menuntut pengetahuan untuk
pengetahuan untuk beribadat yang terutama
memahami merupakan hubungan
manusia dengan Tuhan
C.S. Lewis membedakan Agama dapat dikiaskan
“enjoymen” dan dengan enjoymen atau rasa
“contemplation”, misalnya cinta seseorang, rasa
laki-laki mencintai pengabdia (dedication)
perempuan. Rasa cinta atau contentmen.
daisebut enjoymen,
sedangkan memikirkan rasa
cintannya disebut
contemplation, yaitu pikiran
sipecinta tentang rasa
cintanya itu
Filsafat banyak berhubungan Agama banyak
dengan pikiran yang diingin berhubungan dengan hati
dan tenang
Filsafat dapat diumpamakan Agama dapat
seperti air telaga yang diumpamakan sebagai air
tenang dan jernih dan dapat sungai yang terjun dari
dilihat dasarnya bendungan dengan
gemuruhnya
Seorang ahli filsafat, jika Agama oleh pemeluk-
berhadapan dengan penganut pemeluknya, akan
146
Perbedaan :
1. Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal
(umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita).
Sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah)
itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya
terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra
kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak
terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.
2. Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat
non fragmentaris, karena mencari pengertian dari
147
6.2 KEBENARAN
Benar pada dasarnya adalah persesuaian antara pikiran
dan kenyataan. Kebenaran juga diartikan dengan tidak
adanya pertentangan dalam dirinya. Sedangkan kebenaran
adalah persesuaian antara tahu dengan objeknya juga antara
pengetahuan dan objeknya.
Pada setiap jenis pengetahuan tidak sama kriteria
kebenarannya karena sifat dan watak pengetahuan itu
160
6.3 KONFIRMASI
Konfirmasi berasal dari bahasa inggris
“confirmation”, yang berarti penegasan, pengesahan.
Konfirmasi apabila dikaitkan dengan ilmu, Fungsi ilmu
adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang
akan datang, atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan
163
3. Reliability Theory :
Mencermati stabilitas fakta/evidensi yang berubah-
ubah terhadap sebuah hipotesis. Menetapkan kepastian
dengan mencermati stabilitas evidensi (yang mungkin
berubah-ubah karena kondisi atau karena hal lain.
4. Logika di India
Di Asia hanya India yang sudah mengembangkan
logika secara formal sejak masa lalunya. Logika lahir dari
Sri Gautama yang harus sering berdebat melawan golongan
Hindu fanatic yang menyerang aliran kesusilaan yang
173
3. Hukum-hukum Keteraturan
a. Hukum Keteraturan Alam
Alam semesta ini memiliki keteraturan yang
determinate. Ilmu pengetahuan alam biasa disebut hard
science, karena segala proses alam yang berupa benda
anorganik sampai organik dan hubungan satu dengan
188
DAFTAR PUSTAKA