PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asertif : Mampu menyatakan rasa marah tanpa menyakiti orang lain dan
merasa lega.
Frekuensi : Merasa gagal mencapai tujuan disebabkan karena tujuan yang
tidak realistis.
Pasif : Diam saja karena merasa tidak mampu mengungkapkan perasaanyang
sedang dialami.
Agresif : tindakan distuktif terhadap lingkungan yang masih terkontrol
Amuk : tindakan destruktif dan berusaha yang kuat dan tidak terkontrol.
2.1.2 Etiologi
Menurut Direja (2011,132), ada beberapa faktor penyebab perilaku kekerasan
seperti :
1. Faktor predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika faktor berikut di alami oleh individu :
a) Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian
menyenagkan atau perasaan ditolak, dihina, dianiaya, atau sanksi
penganiayaan.
b) Perilaku reinforcement
Yang diterima saat melakukan kekerasan, dirumah atau di luar, rumah,
semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi, perilaku
kekerasan.
c) Teori psikoanalitik
Menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya ego dan membuat konsep, diri
yang rendah. Agresi dapat meningkatkan citra diri serta, memberikan
arti dalam hidupnya.
2. Faktor presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik
injuri fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Faktor pencetus sebagai
berikut:
a. Klien : kelemahan fisik, keputusan, ketidakberdayaan, kehidupan
yang penuh agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
b. Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti,
konflik, merasa terancam baik internal maupun eksternal.
2.1.5 Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis:Penotizin
b. Obat anti depresi:Amitripilin
c. Obat anti ansietas:Diasepam,Bromozepam,Clobozam
d. Obat anti insomnia:Phneobarbital
2. Non-Farmakologi :
a. Terapi Keluarga : Berfokus pada keluarga dimana keluarga
membantu mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian
b. Terapi Kelompok : Berfokus pada dukungan dan
perkembangan,keterampilan sosial, atau aktivitas lain dengan
berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena
masalah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada
orang lain.
c. Terapi Musik : Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain
untuk mengembalikan kesadaran diri
Ketidakefisien
penatalaksanaan
program Perilaku kekerasan
terapeutik Defisit perawatan diri:
Masalah utama mandi & berhias
Ketidakefektifan
koping keluarga : Gangguan konsep Penyebab
ketidakmampuan diri : harga diri
keluaga merawat rendah kronis
klien di rumah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah membandingkan teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien Tn. Z dengan Resiko Perilaku Kekerasan diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Terdapat persamaan antara teori dasar perilaku kekerasan dengan pasien
resiko perilaku kekerasan baik secara definisi, tanda dan gejala, faktor
presdisposisi, sumber koping, mekanisme koping
2. Membina hubungan saling percaya dengan klien perilaku kekerasan
merupakan tindakan utama yang harus dilakukan oleh perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan
3. Terapi aktivitas kelompok : senam dapat membantu memberikan kegiatan
pada klien dengan gangguan perilaku kekerasan
4. Melatih klien melakukan kegiatan tarik nafas dalam dan pukul bantal
penting dilakukan untuk mengatasi perilaku kekerasan.
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas kami menyarankan sebagai berikut :
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan perilaku kekerasan hendaknya
dilakukan hubungan saling percaya dilakukan secara bertahap dari perawat
kemudian perawat lain serta pada klien lainnya.
2. Kontrak yang dibuat bersama klien hendaknya dilakukan secara konsisten
3. Terapi aktivitas kelompok stimulus hendaknya dilakukan secara teratur
4. Memberikan reinforcement positif setiap melakukan kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
Tanggal MRS :
Tanggal Dirawat di Ruangan :
Tanggal Pengkajian : 23 Februari 2021
Ruang Rawat : Merpati
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. Z
Umur : 33 Tahun
Alamat : Madiun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Cerai
Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Laki – Laki
No CM : 112278
Keterangan :
= Perempuan = Klien = orang terdekat
2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan bersyukur dan menerima kondisi tubuhnya yang
sekarang ini
b. Identitas
Pasien mengatakan iri dan pengen juga sukses, berhasil kayak kakak
sama adik, tidak kayak saya ini, saya juga pengen kayak mereka sampai
juga saya daftar – daftar gitu tapi gagal
c. Peran :
Pasien mengatakan merasa gagal menjadi seorang anak di keluarganya
dirumah, gagal juga buat ibu bangga, dirumah dulu habis makan tidak
ngapa – ngapain hanya tidur, rokok an gitu, duduk, ngopi kadang jajan
lagi
d. Ideal diri
Pasien mengatakan : harapan saya ya mbak cuma pengen sembuh, jadi
sukses, jadi kebanggan ibu, ibu senang, jadi orang baik, jadi orang sukses,
berguna
e. Harga diri
Pasien mengatakan : saya kalau pulang itu takut dianggap jelek terus di
olok olok tetangga sama orang orang, mereka pasti bilang yang jelek ke
saya karena masalalu saya yang jelek itu orang orang jadi takut dengan
saya
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Pasien mengatakan kalau punya masalah saya cerita ke ibu ngak ke siapa
siapa nggak ada yang bisa diajak selain ibu disini diRSJ cuma mbak yang
praktek gitu kadang sama pasien lain
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial
Pasien mengatakan dulu sudah pernah pulang tapi dirumah itu nggak
pernah keluar nggak pernah ngobrol sama tetangga, keluarga Cuma
kewarung beli jajan sama rokok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain di RSJ ini mengobrol dengan yang praktek kalau tidak ada yang
praktek sama perawat disini sama teman lain juga
Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial
4. Spiritual
a. Agama
Pasien mengatakan saya islam saya mulai sholat dan baca ayat ayat
pendek disini saya juga berusaha sholat supaya tenang biar hati damai
gitu mbak biar ngurangi marah – marah saya
b. Pandang terhadap gangguan jiwa
Pasien mengatakan yang sakit itu otak, bagaimana pun keadaan saya
seperti ini saya terima hanya ingin sembuh
Diagnosa Keperawatan :