Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH


Kristologi adalah salah satu doktrin/ajaran utama dalam kekristenan dan ini
juga merupakan pengajaran pokok tentang Yesus Kristus. Sebagai orang yang
percaya kepada Yesus, sangatlah penting utnuk kita dapat mengenal Yesus secara
mendalam dan Alkitabiah. Sangat disayangkan jika kita sebagai orang percaya tidak
mengerti dan menganl siapa itu Yesus dan apa saja yang dilakukann-Nya di dunia ini
dan apa sajakah yang menjadi pengajaran-Nya selama Ia berada di bumi. dan bahkan
juga sangat di sayangkan jika orang percaya tidak di ajarkan tentang Yesus itu
sebenarnya siapa. Sebagai akibatnya bahwa seseorang dapat di selamatkan menurut
agamanya masing-masing. Hal ini si sebabkan karena kurangnya pemahaman tadi
tentang siapa Yesus Kristus itu.
Kekristenan pada saat ini sedang mengalami atau pun menghadapi berbagai
problema atau masalah yang begitu serius yang di sebabkan oleh teolog-teolog dan
pendeta yang menyangkal ke-Ilahian Yesus Kristus, sehingga mereka mengajarkan
doktrin-doktrin yang menurut mereka benar. Dan ini sangat menjadi masalah besar
bagi orang percaya jikalau tidak memilah-milah ajaran yang tentang Yesus Kristus
itu seperti apa. Jangan secara gamblang saja orang percaya/ orang Kristen menerima
ajaran-ajaran yang menyimpang atau pun pluralis agama.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang “KESATUAN
KEILAHIAN DAN KEMANUSIAAN YESUS”. Penulis makalah ini akan
menguraikan apakah bukti dari ke-Ilahian Yesus itu dan bagaimana kemanusiaan
Yesus itu. Semuanya itu akan di bahas dalam makalah ini oleh penulis.
Kiranya makalah ini dapat membantu kita memahami dan mengerti siapa itu
Yesus sebenarnya sehingga kita tidak lagi ragu-ragu untuk dapat menerima Yesus
dalam kehidupan kita orang percaya.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah di jelaskan diatas mengenai
problematika dalam mengerti kesatuaan Keilahian dan kemanusiaan Yesus selama Ia

1
berada di dalam dunia ini, maka penulis merumuskan hal tersebut dalam beberapa
pertanyaan yang dapat menjadi perhatian kita supaya kita lebih bisa memahami:
1. Apa arti Nama Yesus?
2. Bagaimana kesatuan Ke-Ilahian dan Kemanusiaan Yesus?
3. Apa saja bukti dari Ke-Ilahian dan Kemanusiaan Yesus?

TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan penulisan ini:
1. Untuk mengetahui arti nama Yesus
2. Untuk mengetahui tentang kesatuan Ke-Ilahian dan Kemanusiaan Yesus selama
pelayanan-Nya di dunia
3. Untuk mengetahui yang menjadi bukti dari Ke-Ilahian dan Kemanusiaan Yesus
Kristus

2
BAB 2
PEMBAHASAN

Nama Yesus berasal dari bahasa Ibrani Yoshua (Yos. 1:1, Zak. 3:1) atau
Yeshua (Ezra 2:2), yang berarti menyelamatkan yakni menunjukkan kepada Kristus
sebagai Juruselamat (Mat. 1:21). Yesus Kristus inilah yang menjadikan Kekristenan
itu unik karena percaya kepada satu pribadi yang memiliki dua sifat dasar : Allah dan
manusia.1 Nama Yesus tidak hanya berhubungan dengan Pribadi-Nya, melainkan
juga dapat berkenaan dengan Karya-Nya dan jabatan-Nya dalam melakukan misi-
Nya di dalam dunia ini2. Selain Nama Yesus itu lebih indah dari pada malaikat (Ibr.
1:4), namun juga nama itu tidak diberikan oleh manusia dan nama itu juga
memngungkapkan tentang karya-Nya sebagai Juruselamat manusia.
Betapa sulitnya untuk memahami bahwa di dalam satu pribadi hidup,
bergerak, bernafas, berbicara yang adalah Allah sepenuhnya dan manusia
sepenuhnya. Sulit untuk dipahami di dalam satu pribadi dapat di temukan Keilahian
sejati dan kemanusiaan sejati. Bagaimana mungkin Allah yang besar itu, yang
Mahakuasa itu dapat menjadi manusia biasa?
1. Kesatuan Ke-Ilahian Yesus
Ke-Ilahian Yesus Kristus ini menjadi permasalahan yang kontroversial yng
sering di ajukan dan di pertanyakan oleh banyak orang dan masih diperdebatkan.
Hal itu terjadi karena mereka tidak mengerti dan mengenal siapa itu Yesus. Yang
menjadi kontroversi lainnya ialah bagaimana mungkin Yesus adalah Allah
sedangkan Dia ada seperti manusia biasa, memiliki tubuh, jiwa, sifat seperti manusia
dan sebagainya selayaknya manusia. Sehingga muncul pertanyaan tidak mungkin
Yesus itu Allah sepenuhnya dan manusia sepenuhnya.
Rasul Paulus memiliki dasar kepercayaan yang teguh akan ke-Ilahian Yesus.
Dapat di buktikan dalam surat-suratnya. Roma 9:5 mengatakan bahwa “Mereka
adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya
sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji
sampai selama-lamanya. Amin!”. Fil. 2:6 mengatakan “yang walaupun dalam rupa
1
Ichwei G. Indra, Teologi Sistematis, (Yayasan Baptis Indonesia: Bandung:2010), Hal. 132
2
Stevri I. Lumintang, Keunikan Teologia Kristen Ditengah Kepalsuan, (Departemen Literatur
PPII: 2010), Hal. 85

3
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan”.
Dalam ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa dalam pemikiran Paulus tidak
ada yang dapat diragukan lagi tentang Ke-Ilahian Yesus, telah terbukti dalam
Alkitab telah di tuliskan dan ada banyak ayat-ayat lain yang membuktikan tentang
ke-Ilahian Yesus itu.
Mesias atau Kristus berarti yang diurapi. Dalam Perjanjian Lama, setidaknya
hanya ada 3 orang atau jabatan yang menerima pengurapan yaitu seperti raja, nabi
dan imam. Pengurapan inilah yang membedakan seseorang itu apakah ia seorang
raja, nabi ataupun imam. Yesus di urapi oleh Allah Bapa dan Roh Kudus, sebagai
Raja segala raja, Imam segala imam, dan Nabi segala nabi. Ia adalah Anak Allah
yang Mahatinggi dan Ia sama dengan Allah Bapa, Pribadi pertama Allah
Tritunggal.3 Tuhan dalam Perjanjian Baru adalah Tuhan yang sama dalam Perjanjian
Lama. Tuhan dalam bahasa asli Ibrani adalah Yehova. Yehova berarti Allah ayng
mengikat perjanjian. Perjanjian tersebut adalah Pribadi kedua dari Allah Trinitas
yaitu Yesus Kristus akan datang ke dunia dalam rupa manusia, Ia akan mencurahkan
darah-Nya dan mati di atas kayu salib serta bangkit dari antara orang mati untuk
menyelamatkan manusia dari keberdosaannya dan juga untuk memulihkan
hubungan manusia yang rusak dengan Allah 4.
Selain rasul Paulus, Yohanes juga menjelaskan keberadaan Yesus yang
adalah Allah dan Pencipta dunia ini. Dalam Yoh. 1:1;3 mengatakan “Pada mulanya
adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
segala sesuatu di jadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah
jadi dari segala yang telah dijadikan”. Kata “Firman” yang dalam bahasa Yunani
“Logos” dalam ayat ini merujuk kepada Yesus Kristus.
Bukti-bukti ke-Allahan Yesus Kristus adalah:
a) Yesus menyandang gelar Ilahi. Yesus disebut sebagai Firman (Logos) yang
tidak lain adalah Allah yang sejati (Yoh. 1:1,14,18) Yesus di sebut Anak Allah
(Mat. 14:33; 16:16-17, Mrk. 1:1, Yoh. 1:18). Selain itu juga Rasul Yohanes
juga sebanyak lima kali menyebut Yesus sebagai Anak Tunggal Bapa (Yoh.

3
Thomas Hwang, Kristologi, (Ami Publication: 2010), Hal. 147
4
Ibid. Hal 149

4
1:14,18; 3:16,18; 1 Yoh. 4:9). Dalam Wahyu juga beberapa kali Yesus
dikatakan bahwa sebagai Alfa dan Omega, nama Ilahi yang hanya boleh
dikenakan kepada Allah sendiri (Why. 1:8; 21:6; 22:13).
b) Yesus memiliki sifat-sifat dasar ke-Allahan (Yoh. 8:58, Kol. 1:17). Jelas disini
mengungkapkan kepada kita sifat keberadaan-Nya yang kekal, sama dengan
Allah.
Sifat-sifat Allah terdapat dalam Yesus Kristus5
1) Yesus Kristus Mahakuasa (Mat. 28:18, Yoh. 17:2, Ef. 1:20-22, Why.
1:8, Luk. 4:38-41, Yoh. 11, Luk. 7:14-15, Yoh. 2, Mat. 8:26-27, Luk. 4:35,
41, Ef. 6:11-18, Ef. 1:20-23, Ibr. 1:3; 2:8).
2) Yesus Kristus Mahatahu (Yoh. 4:16-19, Mrk. 2:8, Luk. 5:22, Yoh. 2:24-
25, Yoh. 6:64, Luk. 5:4-6; 22:10-12, Yoh. 13:1, Yoh. 16:30; 21:17, Kol.
2:3)
3) Yesus Kristus kekal dan tidak berubah (Yoh. 1:1, Mi. 5:1, Kol. 1:17,
Yes. 9:5, Yoh. 17:5, Yoh. 8:58, 1 Yoh. 1:1, Ibr. 13:8, Why. 22:13, Ibr.
1:12; 13:8, Fil. 2:6, Kol. 2:9).
Yesus juga mempunyai tugas ke-Ilahian dan ini merupakan jabatan atau
pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus di dalam dunia ini, seperti menciptakan alam
semesta Yoh. 1:3, Kol. 1:6, Ibr. 1:16; 1:10, kemudian mengatur dan menetapkan
segala sesuatu Ibr. 1:3, Mengampuni dosa manusia Mrk. 2:5-10, Luk. 7:48, lalu
membangkitkan orang mati Yoh. 1:4; 5:21-26; 6:39-40, 10:17-18; 11:25, juga
menghakimi manusia Yoh. 5:22-23, 2 Tim. 4:1, memberi hidup yang kekal Yoh.
10:28, 17:2.
Tentang pengakuan Yesus tentang diri-Nya bahwa Ia adalah Allah sering di
pertanyakan oleh orang banyak, orang farisi, ahli taurat, dan bahkan murid-murid-
Nya sendiri6. Mereka masih ragu-ragu dengan Yesus apakah Ia adalah Allah, dan ini
banyak di persoalkan dan menjadi perdebatan. Tetapi dalam mengakhiri pelayanan-
Nya di dunia Yesus mengungkapkan siapa diri-Nya sesungguhnya Yesus sendirilah
yang mengatakan hal demikian ( Yoh. 10:30, Yoh. 5:23, Yoh. 8:19, Yoh. 14:1,
Yoh. 14:8-9, Mrk. 2:5, Yoh. 14:6, Yoh. 5:27, Mrk. 14:61-62, Mat. 26:63-64).

5
John Wesley Brill, Dasar Yang Teguh, (Kalam Hidup:Bandung: 2017) , Hal. 122
6
Thomas Hwang, Kristologi, (Ami Publication: 2010), Hal. 151-153

5
Selain dari pengakuan Yesus sendiri ada juga orang banyak yang mengakui bahwa
Yesus itu Allah.
Alkitab sebenarnya bukan kurang banyak memberikan penjelasan atau
pembuktian tentang Ke-Allahan Yesus, tetapi hanya orang-orang yang tidak percaya
sebenarnya yang tidak menerima ke-Allahan Yesus itu sehingga harus menuntut
bukti-bukti konkrit supaya dapat meyakinkan mereka. Selain dari pernyataan orang
(Mat. 15:22, Luk. 2:11; 6:5, Kis. 10:36, Fil. 2:11, 1 Kor. 2:8), dimana Yesus
sendiri juga menyadari sepenuhnya bahwa Ia adalah Allah. hal ini dapat dilihat
dalam pernyataan-Nya sendiri dengan menggunakan gelar “Anak Manusia” dalam
hubungannya sebagai hakim dan Allah yang mengampuni dosa manusia 7. Yang
menjadi pertanyaan bagi kita apakah yang menjadi istimewa dari ke-Allahan Yesus
dalam konteks penebusan? Yesus menjadi kurban sempurna dan tak bercacat yang
nilainya melaumpaui segala apapun, Ia lah yang menanggung murka Allah atau
hukuman dosa manusia lalu meneruskan karya-Nya itu melalui Roh kudus yang di
berikan-Nya kepada orang berdosa yang telah percaya kepada-Nya.
Meskipun Yesus mengambil wujud menjadi sama dengan manusia, yang
penuh dengan kelemahan secara fisik seperti yang dialami manusia pada umumnya,
akan tetapi yang membedakan antara manusia dengan Yesus ialah Yesus tidak
berdosa atau tidak mewarisi dosa. Meskipun Yesus dilahirkan dalam rahim Maria,
tetapi kandungannya itu berasal dari Roh kudus dan Roh kudus itu sendirilah yang
menyucikan dan menguduskan juga Maria.8 Dan sifat-sifat manusia pun ada dalam
diri Yesus, ia dapat marah, menangis, lapar, haus dan sebagainya selayaknya
manusia pada umumnya dibalik dirinya sebagai Allah.

2. Kemanusiaan Yesus
Di dalam Injil Sinoptik, gelar Anak Manusia dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok
a. Anak Manusia dalam pelayanan di dunia
b. Anak Manusia dalam kehinaan dan kematian

7
Stevri I. Lumintang, Keunikan Teologia Kristen Ditengah Kepalsuan, (Departemen Literatur
PPII: 2010), Hal. 87-88
8
Jonar T.H. Situmorang, Kristologi (Menggali fakta-fakta tentang Pribadi dan Karya Kristus),
(ANDI: Yogyakarta: 2013)

6
c. Anak Manusia datang dalam kemuliaan apokaliptis (Apokaliptis adalah suatu
jenis kesusastraan Yahudi dan Kristen, maupun jenis agama yg biasanya
diungkapkan dalam sastra) untuk menghakimi manusia dan mentahbiskan
kerajaan Allah.
Jika berbicara mengenai kemanusiaan Yesus itu sama pentingnya juga dengan
keTuhanan-Nya sebab jikalau Yesus bukan sungguh-sungguh manusia tentu Ia tidak
dapat menjadi korban yang mati diatas kayu salib untuk menebus dosa manusia 9.
Dan yang dapat menjadi korban harus memang benar-benar manusia, akan tetapi
manusia yang tidak berdosa dan Ia adalah Yesus Kristus.
Dalam Luk. 19:10 dan Kis. 7:56, Yesus disebut Anak Manusia. Karena
Allah Anak telah berinkarnasi menjadi manusia dan memiliki tubuh dan sifat
manusia bukan berarti bahwa Ia bukan Allah seutuhnya. Akan tetapi di dalam Yesus
Kristus itu sepenuhnya Allah dan sepenuhnya juga manusia. Akan tetapi meskipun Ia
berinkarnasi menjadi manusia, Ia sama sekali tidak berdosa, baik itu dosa warisan
ataupun lainnya, karena Ia berasal dari Roh kudus yang dikaruniakan dalam rahim
Maria yang sebagai ibu-Nya (Theotokos).
Kenapa para pelukis seringkali menggambar Yesus dengan memakai
lingkaran cahaya yang mengelilingi kepala-Nya? Di dalam Alkitab tidak ada yang
mengatakan hal demikian bahkan membuktikan hal itu (Luk. 24:39, Yoh. 20:26-27).
Yesus setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Ia masih tetap memiliki tubuh
manusia, bahkan Ia beberapa kali menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dan
orang-orang yang selalu bersama dengan mereka pada waktu itu.
Yesus juga pernah merasakan letih (Yoh. 4:6), tidur (Mat. 8:24), meras lapar
(Mat. 21:18), haus (Yoh. 19:28), menangis (Yoh. 11:35), mati (Yoh. 19:30). Dan
inilah bukti bahwa Yesus adalah manusia. Tetapi hanya dalam satu keadaan Yesus
sebagai manusia dengn melakukan kehendak-Nya sendiri, sengaja membatasi
pengetahuan-Nya. Misalnya pada waktu Ia berada di dalam dunia Ia tidak tahu kapan
Ia akan datang kembali ke dunia untuk menghakimi dunia dari kelakuannya dan
mempertanggung-jawabkan segala perbuatan, disini nampak bukti dari kemanusiaan
yang terbatas dalam artian diatas tadi.

9
John Wesley Brill, Dasar Yang Teguh, (Kalam Hidup:Bandung: 2017), Hal. 133

7
Filipi 2:6-7 adalah sebuah ayat kunci dalam mempelajari kemanusiaan Yesus
Kristus “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia”. Kata “Mengosongkan” dalam bahasa Yunani “Kenosis” dari akar kata
“kenoo” disini berarti Yesus sepenuhnya mengosongkan ke-Ilahian-Nya dan menjadi
manusia seutuhnya ketika Ia datang kedunia ini. Itulah sebabnya juga Ia berdoa
kepada Allah Bapa. Alasan mengapa Allah mau mengosongkan diri-Nya dan turun
ke dunia semuanya itu karena kaih karunia-Nya kepada manusia, sehingga manusia
itu berharga dimata Tuhan, meskipun manusia telah berdosa akan tetapi telah
memperoleh pengampunan melalui Yesus Kristus yang mati di atas kayu salib.
Banyak orang telah menyalah tafsirkan tentang mengosongkan diri-Nya dari
sifat-sifat yang relatif- keMahatahuan-Nya, ke-Mahakuasaan-Nya, dan ke-
Mahahadir-Nya- sekalipun masih mempertahankan sifat-sifat imanennya seperti
kekudusan-Nya, kasih-Nya, dan kebenaran-Nya, dan berkata lagi bahwa Kristus
memiliki pengetahuan ayng dalam namun tidak pengetahuan yang sempurna, Ia
berkuasa namun tidak mahakuasa. Dan pandangan ini tidaklah dibenarkan. Yesus
berkali-kali menyatakan tentang pengetahuan Ilahi-Nya (Yoh. 2:24-25; Yoh. 18:4)10.
Inkarnasi bukan berarti peniadaan atau pengosongan natur ke-Allahan-Nya, tetapi
memang pribadi kedua Allah Tritunggal menjadi manusia namun Ia juga tetap Allah.
bukti setelah inkarnasi-Nya ialah Ia adalah Firman, Firman adalah Allah (Yoh.1:1),
Anak Tunggal Bapa (Yoh. 1:14), Penuh kasih karunia (Yoh. 1:14).
Di dalam ke-Tritunggalan Allah, pribadi Yesus Kristus adalah disebutkan
sebagai Pengantara Tunggal antara Allah dan manusia (1 Tim. 2:5), sebagai
pengantara antara khalik dan makhluk Yesus harus memiliki dua sifat dasar yang
menyatu dalam diri-Nya yaitu Ke-Ilahian dan kemanusiaan. Dan harus diketahui
bahwa Yesus bukan sama sekali makhluk ciptaan tetapi Ia adalah Allah yang telah
berinkarnasi menjadi manusia. Seperti manusia biasa, Yesus juga memiliki
keterbatasan. Bukan hanya keterbatasan fisik secara manusia akan tetapi juga secara
psikologis dan emosional.

10
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, (Gandum Mas: Malang: 1992), Hal. 328

8
Meskipun memiliki kesamaan dengan manusia secara jasmani tetapi
intelektual Ia jauh lebih tahu hal-hal yang supranatural contohnya seperti kehidupan
seseorang dimasa lampau, dimasa sekarang dan masa yang akan datang, dan bahkan
Ia sanggup melihat isi lubuk hati seseorang itu. Inilah yang membuktikan juga bahwa
Ia adalah Allah sepenuhnya.
Didalam Yesus Kristus ada tabiat Ilahi dan manusiawi, dan kedua tabiat itu
sempurna dalam satu pribadi. Jangan kita beranggapan bahwa Yesus ada dua pribadi.
Tetapi Yesus hanya satu pribadi yang telah dipersatukan. Kedua tabiat dalam diri
Yesus selalu bekerja bersama-sama tidak pernah kedua tabiat tersebut bertentangan.
Dan kedua tabiat itu tidak dapat dipisahkan. Perlunya ada dua tabiat dalam diri Yesus
Kristus ialah supaya dengan kedua tabiat tersebut Ia dapat menjadi pengantara antara
Allah dan manusia (1 Tim. 2:5). Dalam hal itu juga Ia setara dengan Allah.
Jadi tidaklah benar jika apabila gelar “Anak Manusia” hanya menyatakan
untuk kemanusiaan Yesus yang sejati saja, dan tidak mempedulikan tentang ke-
Ilahiaan-Nya. Justru Anak Manusia dalam hal ini sama-sama menyatakan tentang
kemanusiaan dan ke-Ilahian di dalam satu pribadi yaitu Yesus Kristus.
Di dalam Inkarnasi Allah di dalam Kristus tidak menghilangkan atau pun
mengurangi kemuliaan-Nya sebagai Allah yang Mahabesar, Mahakuasa. Di dalam
Yoh. 17:5 mengatakan bahwa Kristus memilki kemuliaan sebelum dunia di jadikan.
Kemuliaan pada waktu ber-Inkarnasi adalah kemuliaan kemanusiawian-Nya,
kemuliaan yang dapat di kita rasakan.11

BAB 3
KESIMPULAN

Eddy Peter Purwanto, Diktat kuliah dari copy-an dari buku Pencipta & Penebus: Teologi &
11

Kristologi, (Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadelphia: Tangerang: 2006)

9
Dalam mempelajari tentang Kristologi, ada banyak perdebatan yang sampai
saat ini masih menjadi perbincangan-perbincangan bukan hanya di kalangan Teologi
akan tetapi di sekuler pun memperbincangan tentang hal ini. Yang menjadi
perdebatannya adalah apakah Yesus adalah Tuhan? Bagaimana bisa manusia menjadi
Tuhan? Terus bagaimana Ke-Ilahian bisa bersatu dalam daging/ tubuh manusia? Dan
masih banyak lagi cela yang di pertanyakan oleh orang-orang awam yang tidak
percaya kepada Yesus dan untuk menyatakan siapa Yesus sebenarnya. Padahal ada
banyak ayat-ayat firman Tuhan yang menjadi bukti bahwa Yesus mengatakan Dia
sebagai Tuhan.

KEPUSTAKAAN
Brill, John W.

10
2017 Dasar Yang Teguh, Kalam Hidup: Bandung
Hwang T.
2010 Kristologi, Ami Publication
Indra, Ichwei, G,
2010 Teologi Sistematis, Yayasan Baptis Indonesia: Bandung
Lumintang, Stevri, I
2010 Keunikan Teologia Kristen Ditengah Kepalsuan, Departemen Literatur PPII
Purwanto, Eddy, Peter,
2006 Diktat kuliah dari copy-an buku Pencipta & Penebus: Teologi &
Kristologi, Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadelphia: Tangerang
Situmorang, Jonar T.H.
2013 Kristologi, Menggali fakta-fakta tentang Pribadi dan Karya Kristus, ANDI:
Yogyakarta
Thiessen, Henry C.
1992 Teologi Sistematika, Gandum Mas: Malang

11

Anda mungkin juga menyukai