Oleh :
RANI RAMADHAN
NIM. A1C317072
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020
i
ii
ABSTRAK
ii
kurang baik.. Untuk mengatasi kendala tersebut maka dilakukanlah pembinaan
dengan menggunakan pendekatan personal, dan memvariasikan metode dalam
pembelajaran. Setelah melakukan langkah demi langkah di atas peserta didik tidak
lagi mengalami kendala tersebut.
Kata kunci : Praktik Lapangan Persekolahan (PLP), Fisika SMA, pembelajaran
daring.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis berada dalam keadaan sehat walafiat dan dapat
menyelesaikan laporan program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP).
Laporan ini penulis buat berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan
pengalaman langsung selama mengikuti Pengenalan Lapangan Persekolahan
(PLP) di SMAN 1 Muaro Jambi.
Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi setiap mahasiswa FKIP prodi
S1 Pendidikan Fisika untuk menyelesaikan studinya sehingga kelak dari
pengalaman ini dapat menembah pengalaman dan wawasan yang lebih luas serta
dapat meciptakan nuansa yang terbarukan.
Keberhasilan penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan
dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum terutama
bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing, untuk itu
penulis menyampaikan rasa terima kasih terutama kepada:
1. Bapak Ali Sadikin, S. Pd. I., M. Pd selaku kepala UPT PLP Universitas
Jambi.
2. Bapak Heryadi,S.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Muaro Jambi.
3. Ibu Dra. Jufrida, M.Si selaku dosen pembimbing selama penulis PLP di
SMAN 1 Muaro Jambi.
4. Ibu Ririn Munthomimah, S.Pd selaku guru pamong yang telah banyak
membantu penulis dalam melaksanakan kegiatan PLP.
5. Bapak dan Ibu guru, seluruh staf pengajar dan karyawan yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melaksanakan PLP di SMAN
1 Muaro Jambi.
6. Teman–teman PLP Universitas Jambi di SMA Negeri 1 Muaro Jambi.
Kepada semua pihak yang telah membantu, saya tidak bisa membalas jasa
yang telah diberikan, hanya kepada-Nya kami berserah diri semoga semua apa
yang telah diberikan mendapat imbalan yang setimbalnya.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat
iv
mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa yang akan datang.
Amin yarabbal alamin
Jambi, 15 Desember 2020
Rani Ramadhan
NIM. A1C317072
v
DAFTAR ISI
COVER JUDUL
vi
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 29
5.2 Saran .................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 30
LAMPIRAN .................................................................................................... 33
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Daftar Nilai LKPD Siswa Kelas X MIPA 2....................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lembar Bimbingan PLP ............................................................................ 33
2. Lembar Kegiatan PLP ............................................................................... 37
3. Daftar Hadir PLP ....................................................................................... 39
4. Jadwal Piket PLP ....................................................................................... 40
5. Dokumentasi Kegiatan PLP ...................................................................... 42
6. Instrumen RPP........................................................................................... 46
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
jawabkan segala pikiran maupun pola tingkah lakunya sehari-hari. Mengingat
beratnya tugas tersebut, maka seorang guru hendaknya menguasai 4 (empat)
kompetensi utama meliputi kompetensi pedagogik, profesional, personal, dan
sosial sehingga dapat dihasilkan guru yang profesional.
Guru yang profesional adalah guru yang mau mengerti dan cepat tanggap
atas kekurangan siswanya. Selayaknya sebagai seorang calon tenaga pendidik,
2
guru diharapkan peka terhadap permasalahan yang timbul dalam kelas selama
proses belajar mengajar (KBM). Dengan kegiatan inilah mahasiswa dapat
mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimilikinya untuk mendidik dan apa
saja yang diperlukan untuk meningkatkan keefektifan belajar dalam kelas. Guru
harus senantiasa meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pengajar.
3
bimbingan yang dilakukan guru kepada masing-masing peserta didik. Pendekatan
personal bertujuan agar guru dapat membimbing setiap peserta didik yang
mempunyai kendala yang berbeda-beda.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
tujuan laporan ini sebagai berikut:
1.4 Manfaat
Hasil penelitian yang telah di lakukan ini diharapkan dapat mempunyai
manfaat sebagai berikut:
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah SMAN 1 Muaro Jambi
2.1.1 Sejarah SMAN 1 Muaro Jambi
SMAN 1 Muaro Jambi adalah sekolah menengah atas yang berada di jalan
Jambi – Muaro Bulian Km. 20 Pijoan, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Berdiri sejak tahun 1990, sebelumnya bernama SMU Negeri 1 Jaluko atau Pijoan
dan setelah adanya pemekaran kabupaten dengan berdirinya Kabupaten Muaro
Jambi pada tahun 1999 sekolah ini berganti nama menjadi SMA N 1 Muaro
Jambi.
NPSN : 10502792
Kelurahan : Pijoan
Jenjang : SMA
Status : Negeri
Hasil Akreditasi : A
5
Visi SMAN 1 Muaro Jambi
6
13. Menumbuhkan rasa optimis untuk menggunakan IPTEK dan
mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana
meningkatkan kualitas hidup.
Tujuan SMAN 1 Muaro Jambi
Pada saat ini SMAN 1 Muaro Jambi dipimpin oleh Bapak Heriyadi, S.Pd., M.Pd.
Adapun tugas kepala sekolah adalah :
7
c. Menyesuaikan program sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat.
d. Menyusun jabatan petugas personalia sekolah.
e. Mengembangkan kemampuan staf personalia.
f. Menentukan judul-judul survey yang diperlukan sekolah.
g. Mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain.
h. Bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana sekolah.
i. Kerjasama dengan pengurus komite sekolah.
2. Wakil Kepala Sekolah
Di SMAN 1 Muaro Jambi terdapat 6 (enam) orang wakil kepala sekolah,
yaitu :
8
c. Melakukan penjaminan mutu proses dan hasil
d. Membantu Kepala Sekolah dalam mengendalikan proses pendidikan
dan latihan.
Bagian ini bertujuan agar siswa – siswi dapat memanfaatkan semua fasilitas
dan kesempatan di sekolah dalam kegiatan belajarnya agar tujuan sekolah tercapai
secara efektif dan efisien.Yang mana penanggung jawabnya adalah Bapak
Samsuri, S.Pd. Adapun Tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut:
9
c. Memberikan instruksi dan memastikan dilaksanakannya instruksi
tersebut
d. Menyusun program kegiatan sarana prasarana.
e. Melaksanakan analisis dan kebutuhan sarana prasarana.
f. Membuat usulan dan pengadaan sarana prasarana.
g. Memantau pengadaan bahan praktek siswa.
h. Melakukan penerimaan, pemeriksaan dan pencatatan barang ke dalam
buku induk.
i. Melaksanakan pendistribusian barang / alat ke unit kerja terkait.
j. Melaksanakan inventaris barang / alat per unit kerja.
k. Merekapitulasi barang/alat yang rusak ringan atau rusak berat.
l. Mengkoordinasikan dan mengawasi pemeliharaan, perbaikan,
pengembangan dan penghapusan sarana.
m. Melaksanakan pengelolaan sistem administrasi sarana prasarana.
n. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan Kepala Sekolah.
Bagian ini di tanggungjawabi oleh Bapak Fitrah Sukma S.Pd. adapu tugas
dan wewenangnya, sebagai berikut :
Tugas :
10
Wewenang :
3. Komite Sekolah
Komite sekolah adalah organisasi persatuan antara orang tua siswa,
masyarakat, dan pihak sekolah yang bertujuan untuk melancarkan kegiatan
sekolah, terutama dalam hal operasional pembiayaan.
Majelis guru di SMAN 1 Muaro Jambi adalah berjumlah orang, terbagi
menurut bidang studi masing-masing. Guru mempunyai tanggung jawab atas
kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Sehingga dapat meningkatkan
sumber daya manusia yang berpotensi bagi pembangunan, karena keberhasilan
proses belajar mengajar terletak pada peran dan tugas guru dalam melaksanakan
tanggung jawabnya. Daftar majelis guru terdapat pada halaman lampiran.
Adapun tugas Guru adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang system sekolah dan kegiatan sekolah
secara langsung kepada orang tua siswa melalui kontak sehari-hari.
2. Mengembangkan kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat.
3. Mendidik siswa dan melakukan proses belajar mengajar dengan baik.
4. Menerima informasi dan keluhan dari masyarakat untuk disampaikan
kepada wakil kepala sekolah bidang Humas.
5. Memelihara kode etik jabatan guru.
11
4. Tenaga Administrasi Dan Tata Usaha
Dalam usaha pendidikan atau sekolah tidak pernah terlepas dari tenaga
administrasi yaitu tata usaha. Pegawai-pegawai yang ada di tata usaha
bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan memiliki tugas menjalankan
ketatausahaan sekolah. Adapun tugas tata usaha adalah sebagai berikut:
1. Menyusun program tata usaha.
2. Mengelola keuangan sekolah.
3. Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa.
4. Membina dan mengembangkan karier pegawai tata usaha sekolah.
5. Menyusun perlengkapan administrasi sekolah.
6. Menyusun dan menyajikan data administrasi sekolah.
7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K.
8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara berkala.
5. Bimbingan Konseling
Guru bimbingan konseling mempunyai tugas dan wewenang di luar mata
pelajaran. Khususnya bagi siswa yang bermasalah. Melalui guru bimbingan
konseling diharapkan bagi para siswa yang memiliki masalah yang
mengakibatkan terganggunya proses belajar mengajar, maka guru BP/BK bertugas
menyelesaikan masalah siswa tersebut melalui proses, diharapkan setelah
berkonsultasi dengan guru bimbingan konseling tersebut maka siswa yang
mempunyai masalah dapat menyelesaikannya dengan baik.
a. Sarana dan Prasarana
Sarana dan fasilitas yang dimaksud adalah alat-alat yang berkenaan untuk
menunjang kelancaran proses belajar mengajar pada SMAN 1 Muaro Jambi.
Ruang kelas
Perpustakaan
Laboratorium bahasa
Laboratorium komputer
Laboratorium biologi
Laboratorium kimia
Laboratorium multimedia
Laboratorium IPS
12
Ruang kepala sekolah
Ruang tata usaha
Ruang guru
Ruang osis
Ruang pramuka
Ruang piket
Gudang
Masjid
UKS
Greenhouse
Tempat parkir
Gedung olahraga
Pedepokan seni
Dan lainnya
Futsal
Teater
Bola basket
Paskibra
Pramuka
PMR (Palang Merah Remaja)
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
Kesenian
Tata busana dan Tata boga
English Club
13
Modern Dance
Majalah Dinding
Olimpiade Sains
Lomba Cepat Tepat (LCC)
2.2 Psikologi Belajar Peserta Didik
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat
dibagi menjadi tiga pokok bahasan , yaitu masalah belajar , proses belajar , dan
situasi belajar .
a. Teori-teori belajar
Teori Belajar Behavioristik
Menurut pandangan ini, belajar adalah perubahan tingkah laku, dengan cara
seseorang berbuat pada situasi tertentu. Yang dimaksud tingkah laku disini
ialah tingkah laku yang dapat diamati ( berfikir dan emosi tidak menjadi
perhatian dalam pandangan ini, karena tidak dapat diamati secara langsung.
Diantara keyakinan prinsipil yang terdapat dalam pandangan ini ialah anak
lahir tanpa warisan kecerdasan, bakat, perasaan, dan warisan abstrak
lainnya. Semua kecakapan timbul setelah manusia melakukan kontak
dengan lingkungan. (J.B. Watson, E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner).
Belajar adalah proses internal mental manusia yang tidak dapat diamati
secara langasung. Perubahan terjadi dalam kemampuan seseorang untuk
bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu, perubahan dalam tingkah
lauku hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal dan tak dapat diukur
tanpa dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental. (aspek-aspek yang
tidak dapat diamati seperti pengetahuan, arti, perasaan, keinginan,
kreatifitas, harapan dan pikiran).
14
nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan.
b. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip dalam belajar baik bagi peserta didik yang perlu
meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan
kualitas mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan
dan penguatan, serta perbedaan individual.
15
belajar. (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
peserta didik dapat belajar dengan baik.
Dari beberapa ahli diatas, dapat kita simpulkan bahwa siswa yang memiliki
motivasi dalam pelajaran memiliki hasrat untuk berhasil, memiliki harapan dan
cita-cita masa depan. Secara harfiah kejenuhan mempunyai arti padat atau penuh,
sehingga tidak mampu lagi memuat apapun, selain jenuh juga berarti jemu atau
bosan. Seorang peserta didik yang dalam keadaan jenuh, sistem akalnya tidak
dapat belerja dengan baik sebagaimana mestinya dalam memproses item-item
informasi atau pengalaman baru.
16
Arsyad (2007:4) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar. Hamalik (2003:57) menuturkan bahwa pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah suatu perantara komponen
sumber belajar yang menjadikan siswa berminat dalam belajar sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam
proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga
merupakan komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media
komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media
pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan
pembelajaran. Jadi media pelajaran dapat digunakan oleh pendidik sebagai alat
atau metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara
seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.
2.5.2 Fungsi dan Manfaat Media
Levie & Lentsz (1982) yang dikutip Sanaky (2009: 6), mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: Fungsi Atensi,
Fungsi Afektif, Fungsi Kognitif, Fungsi Kompensatoris.
1. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkanperhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran peserta didik tidak tertarik
dengan materi pelajaran atau mata kuliah yang tidak disenangi oleh
mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media visual yang
diproyeksikan dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka
kepada mata kuliah yang akan mereka terima. Dengan demikian,
kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi materi perkuliahan
semakin besar.
17
2. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta
didik ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau
lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Misalnya
informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. Fungsi kognitif media
visual terlihat dari lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
3. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
atau disajikan secara verbal
Sudjana dkk (2002: 2), mengemukakan manfaat media pembelajaran
dalam proses belajar siswa yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap
jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati.
2.6 Pembelajaran Daring
Istilah pembelajaran daring dan luring muncul sebagai salah satu bentuk
pola pembelajaran di era teknologi informasi seperti sekarang
ini. Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti
kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet.
18
Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam
jaringan internet. Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang
dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring
sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa
melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk
materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan
secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran
melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti WhatsApp, Google
Classroom, Google Meet, Edmodo dan Zoom.
Sebuah kondisi dikatakan daring apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut:
1. Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.
2. Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem.
3. Tersedia untuk penggunaan segera atau real time.
4. Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya,
5. Bersifat fungsional dan siap melayani
Selama pelaksanaan model daring, peserta didik memiliki keleluasaan
waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan di mana pun,
tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan
guru pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan video call atau live
chat. Pembelajaran daring dapat disediakan secara elektronik menggunakan forum
atau message.
19
Damayanti, dkk (2014) lembar kerja peserta didik yaitu materi ajar yang
sudah dikemas sedemikian rupa sehingga peserta didik diharapkan dapat
mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Selanjutnya Astuti dan Setiawan
(2013) menjelaskan bahwa lembar kerja peserta didik adalah panduan bagi peserta
didik dalam memahami keterampilan proses dan juga berbagai konsep materi
yang dipelajari.
Menurut Sasmito dan Mustadi (2015) kurikulum 2013 menuntut adanya
perubahan dari LKS menjadi LKPD, perbedaan antara keduanya selain pada kata
Siswa dan Peserta Didik adalah LKPD berisi muatan materi yang singkat dengan
soal yang lebih menarik dan kontekstual terhadap peserta didik. Nurliawati, dkk
(2017) menjelaskan bahwa pelajaran fisika pada umumnya merupakan pelajaran
yang harus dipahami bukan dihafal. Penggunaan media seperti LKPD menjadi
salah satu solusi atau alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik dan penyajian LKPD dapat dikembangkan dengan berbagai
inovasi.
Fungsi LKPD menurut Andi Praswoto dalam Mouromadhoni,dkk (2016)
adalah sebagai bahan ajar yang dapat digunakan untuk meminimalkan peran
pendidik, namun lebih mengaktifkan peras peserta didik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa LKPD sangat penting sebagai salah satu alternatif pembelajaran
yang dapat mengubah pembelajaran menjadi student center. Menurut Ernawati,
dkk (2017), lembar kerja peserta didik berfungsi juga untuk mempermudah
peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, kaya akan tugas untuk
berlatih dan melatih kemandirian belajar Peserta Didik.
Lee (2014) mengemukakan bahwa Lembar kerja Peserta Didik dapat
bermanfaat dalam banyak di prestasi akademik. Misalnya sebagai penunjang
untuk buku teks, lembar kerja peserta didik juga dapat berfungsi sebagai
penambah informasi. Selain itu, lembar kerja juga dapat digunakan peserta didik
untuk mengisi kekosongan; dimana hal tersebut dapat dijadikan untuk
memperluas pengetahuan. Lembar kerja peserta didik ini juga dapat diisi berbagai
maca materi dan pertanyaan yang menarik minat Peserta Didik ketika
dipasangkan dengan metode pengajaran yang tepat.
20
Sedangkan fungsi lembar kerja Peserta Didik (LKPD) menurut Wijayanti
dalam Ernawati, dkk (2017) antara lain :
1. Sebagai bahan ajar yang mempermudah Peserta Didik memahami
materi,
2. Sebagai bahan ajar yang bisa me-minimalisir peran guru dan
mengaktifkan peran Peserta Didik,
3. Sebagai bahan ajar ringkas dan berisi tugas,
4. Memudahkan pelaksanaan pembelajaran.
Langkah-langkah dalam penyusunan lembar kerja peserta didik menurut
Fajarini (2018), antara lain :
1. Perumusan KD yang harus dikuasai
2. Penentuan alat penilaian. Karena pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah kompetensi yang penilaiannya didasarkan
pada penguasaan kompetensi maka alat penilaian yang cocok
adalah Penilaian Acuan Kriteria (PAK) atau Criterian
Referenced Assesment.
3. Penyusunan Materi. Materi ini sangat tergantung pada KD.
Materi lembar kerja Peserta Didik dapat berupa informasi
pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi
yang akan dipelajari.
4. Struktur lembar kerja Peserta Didik secara umum diantaranya :
a. Judul, b. Petunjuk belajar, c. Kompetensi yang akan dicapai,
d. informasi pendukung, e. Tugas dan langkah kerja, f.
Penilaian.
21
Aplikasi Whatsapp merupakan aplikasi pengirim pesan yang tersedia untuk
iphone dan ponsel cerdas lainnya yang beroperasi menggunakan koneksi internet
telepon seperti sambungan 4G, 3G, EDGE atau Wifi untuk mengirim dan
menerima pesan, panggilam, foto, video, dokumen, dan pesan suara dari teman
atau keluarga. Whatapp merupakan aplikasi pesan intan atau instant messaging
(IM) yang memungkinkan penggunanya terhubung secara terus menerus dalam
jaringan dan berkomunikasi satu sama lain dalam bentuk teks.
Menurut Poore (2013) menyatakan pesan instan merupakan salah satu cara
berbicara secara real time dalam bentuk tulisan yang pada umumnya ditulis secara
singkat. Pembicaraan dilakukan dalam bentuk tulisan disebut text speak. Pesan
yang dikirim disebut pesan instan karena pengiriman antar pengguna dapat
langsung menerima dan membaca pesan yang dikirimkan oleh pengirim selama
masing-masing pengguna masih terhubung dalam jaringan dan layanan pesan
intan yang digunakan aktif.
22
5. WhatsApp Web: dapat mengirim dan menerima pesan WhatsApp
secara langsung dari browser atau peramban komputer.
6. Tanpa biaya Internasional: Tidak ada biaya tambahan untuk mengirim
pesan WhatsApp internasional.
7. Tidak adanya Username dan PIN: Tidak diperlukan kode pin karena
WhatsApp bekerja persis seperti SMS dengan menggunakan nomor
telepon dan terintegrasi dengan buku alamat pada telepon.
8. Tidak diperlukan log in atau log out: karena pada perangkat WhatsApp
selalu terhubung dengan jaringan.
9. Terhubungun dengan kontak: Pembacaan kontak yang tersimpan pada
telepon secara otomatis dapat dengan mudah dan cepat terhubung
kekontak yang sudah menggunakan WhatsApp.
10. Fitur lain seperti pengiriman lokasi berdasar GPS telepon, bertukar
kontak, nada pemberitahuan khusus, simpan riwayat chatting, dan
siarkan pesan ke beberapa kontak sekaligus.
23
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
24
1. Menyusun RPP yang difokuskan pada perencanaan langkah-langkah
perbaikan atau skenario tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan rasa
tanggung jawab anak dalam pembelajaran.
2. Menyiapkan bahan ajar yang akan di gunakan oleh anak pada proses
pembelajaran
3. Merencankan aspek-aspek yang diamati dan dinilai dari pelaksanaan
perbaikan pembelajaran yaitu persiapan, kejelasan materi, pengorganisasian,
latihan dan bimbingan serta penutup
4. Merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran. Dalam ini
keberhasilan pembelajaran di tetapkan apabila 85% anak mencapai
ketuntasan belajar dengan nilai minimal 75, serta aktifitas guru dan anak
dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan praktikan di bantu oleh guru melaksanakan
skenario pembelajaran seperti yang telah direncanakan di dalam RPP yaitu
sebagai berikut:
1. Guru membuka pembelajaran di grup pembelajaran WhatsApp dan Zoom
meeting.
2. Guru memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa melalui absen dan tugas
yang akan di kumpulkan pada tiap akhir pembelajaran
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan motivasi.
4. Guru memberikan materi pelajaran yang di selipkan tugas di dalamnya
yang kemudian akan di kumpulkan pada akhir pembelajaran
5. Siswa menanggapi materi yang sudah dijelaskan (Interaksi).
6. Siswa menyerahkan tugas pembelajaran kepada guru melalui grup
pembelajaran WhatsApp sesuai dengan batas waktu yang di tentukan
(biasanya jam 20.30)
7. Guru membagikan LKPD sebagai tambahan penilaian pengetahuan dan
merekam kegiatan percobaannya sebagai nilai keterampilan siswa
8. Siswa membuat laporan yang ditulis tangan kemudian di foto dikirim
dalam bentuk pdf/jpeg (Refleksi).
25
3.5 Hambatan yang dihadapi dalam memecahkan masalah
Dalam memecahkan kendala dan masalah pasti akan ada hambatan yang
mengiringinya. Adapun hambatan yang terjadi dalam penyelesaian kendala di
SMAN 1 Muaro Jambi adalah pada saat proses pebelajaran siswa sudah dapat di
katakan aktif dalam grup pembelajaran dan respon siswa juga sudah baik. Tetapi
pembelajaran belum dapat di katakan pembelajaran 2 arah atau belum bersifat
student center learning.
Pada saat proses pembelajaran dapat dikatakan bahwa siswa hanya
mengandalkan sumber dari guru saja, siswa tidak mencoba mencari sumber
belajar lain. Keaktifan siswa di grup pembelajaran WhatsApp pun hanya ketika di
berikan pertanyaan oleh guru. Jika dilihat dari cara belajar siswa, sebenarnya
pengetahuan mereka itu ada tetapi kurang ditampakkan. Cara berfikir siswa juga
hanya sebatas yang mereka bisa, meraka kurang mau berfikir secara kreatif dan
selalu menunggu gurunya. Hal ini menyebabkan pengajaran pada siswa dan yang
dilakukan tidak ada perubahan kemampuan peserta didik dalam memahami materi
fisika.
Di kelas X MIPA 2 seluruh siswanya sudah dapat melakukan kegiatan
pembelajaran daring melalui aplikasi Whatsapp. Tetapi tidak sedikit pula yang
tidak hadir tanpa keterangan dan ketika di tanyakan jawabannya adalah tidak ada
jaringan internet di rumahnya. Masalah ini masih menjadi masalah yang sangat
mempengaruhi pembelajaran karena ketika guru menggunakan media
pembelajaran berupa video pembelajaran siswa tidak bisa membukanya karena
membutuhkan jaringan internet yang stabil. Dan untuk pengumpulan tugas, ada
beberapa siswa yang juga tidak pernah mengumpulkan tugasnya.
26
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI
27
Tabel 3.1 Daftar Nilai LKPD Siswa Kelas X MIPA 2
1 ABDUL ROZAK 90
2 AGNESSA SITIO 90
3 ALI IMRON 88
4 ANDI BILA APRIANI 87
5 AULA HABIB HASSANAH 88
AZZAHRA MIANNA
6 76
ERMAN
7 CINDI KLAUDIA -
DESWITA NURUL
8 -
HASANA
9 DIMAS JALU SAPUTRA 90
10 DWI PUTI ALINJA SARI 93
11 FARHAN AZIZI 92
12 HIKMA TASYA AULIA 75
13 FITRA TRI DARMA -
14 JESIKA BR NAINGGOLAN 85
15 LILYANA AGNESIA. S 90
16 LIDYA INDRIANI 93
17 MILLA RAHAYUNI 76
18 M. NURUL QODRI 91
NABILA PUTRI
19 -
RAMADHANI
20 NANI 76
21 NINA MARISA 94
22 NURUL HIDAYATUL 94
23 PUJI LESTARI 90
RAKA AGIL LEXEGA
24 -
PASHA
25 RENDI SAPUTRA -
26 RISKI MUSTIKA -
27 RTS MUSTIKA RIMBA -
28 SHOFIYAH 88
29 STEFVANI SINURAT 88
30 TRI DEVIN AFRIYANDA 90
31 WINDU TRI ANUGRAH 90
28
lebih menarik, siswa sangat antusias dalam menjawab setiap pertanyaan yang ada
dan mengerjakan kegiatan praktikum dalam lembar kerja peserta didik tersebut.
Pada Tabel 3.1 terdapat siswa yang tidak mengumpulkan tugasnya, setelah
melakukan pendekatan secara personal, dapat di ketahui alasan mengapa peserta
didik yang bersangkutan tidak mengikuti pembelajaran atau belum mengumpulkan
tugas, hal ini umumnya di karenakan tidak adanya jaringan internet pada saat itu, da
nada beberapa peserta didik yang juga tidak memiliki ponsel pribadi jadi tidak dapat
setiap waktu menggunakan ponsel.Pada kasus ini guru di SMAN 1 Muaro Jambi
umumnya akan memberikan pembelajaran dengan cara luring.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang dilakukan di SMAN 1 Muaro
Jambi telah banyak memberikan pengalaman bagi penulis. Dari uraian diatas penulis
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Masalah yang dihadapi oleh peserta didik di SMAN 1 Muaro Jambi dalam
kegitan belajar mengajar adalah
a. Kendala masalah jaringan internet. Perbedaan daerah tempat tinggal
siswa mengakibatkan kualitas jaringan internet yang berbeda.
b. Kurangnya motivasi belajar peserta didik, sehingga keaktifan siswa
masih kurang apalagi dalam kondisi pembelajaran daring karena guru
tidak bisa memantau kegiatan siswa secara langsung.
2. Masalah yang ada di SMAN 1 Muaro Jambi dapat diatasi dengan dengan
memberikan dorongan pernyataan ataupun pertanyaan yang menarik
sehingga memotivasi siswa untuk aktif dalam kekgiatan pembelajaran dan
guru juga dapat memvariasikan metode dan model pembelajaran serta selalu
berkomunikasi dengan siswanya.
3. PLP membawa manfaat yang besar yaitu memperoleh banyak pengalaman
seperti ilmu pengetahuan, pengalaman dan teknik-teknik mengajar yang baik,
cara mengkondisikan kelas yang baik, cara berinteraksi secara langsung
dengan peserta didik dan bisa memanfaatkan teknologi dengan baik di masa
pandemi covid-19.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengalaman selama mengikuti PLP, maka penulis
memberikan saran yaitu Bagi mahasiswa yang akan mengikuti PLP harus
mempersiapkan diri dengan baik serta dapat mengikuti kegiatan PLP dengan penuh
kesungguhan dan kesabaran, karena kegiatan ini sangat mendukung serta merupakan
titik awal keprofesionalan tugas kita sebagai guru di masa yang akan datang.
30
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, A., Ibrahim, M. M., dan A. Afif. (2017). Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Multiple Intelligences Pada Pokok Bahasan Substansi Genetika
Kelas Xii Ipa Sma Negeri 16 Makassar. Jurnal Biotek, 5(2): 1-18
Fajarini, A. (2018). Pengenbangan Bahan Ajar IPS. Jember: FTIK IAIN Jember
31
Sasmito, L.F. dan A. Mustadi. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Tematik-Integratif Berbasis Pendidikan Karakter pda Peserta Didik Sekolah
Darsar. Jurnal Pendidikan Karakter, 5(1): 70-81
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
32
LAMPIRAN
33
34
35
36
2. Lembar Kegiatan PLP
37
38
3. Daftar Hadir PLP
39
40
41
4. Jadwal Piket PLP
42
5. Dokumentasi Kegiatan PLP
1. (b)
Gambar 2. Membersihkan dan melakukan inventaris alat laboratorium
43
Gambar 4. Pembuatan lubang tanam pohon di halaman depan sekolah
(a) (b)
44
Gambar 7. Peringatan Hari Guru
(a) (b)
45
(c) (d)
Gambar 8. Pembelajaran fisika di kelas X MIPA 2
46
6. Instrumen RPP
47
dan penilaian 7. Peserta didik menggeneralisasikan hasil
pembelajaran. kesimpulannya.
4. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang akan
dicapai pada
untuk materi
pertama..
Penilaian
Pengetahuan Keterampilan Sikap
Pada setiap akhir Pada akhir pertemuan, guru memberikan tugas Dengan observasi sikap melalui
pertemuan guru kepada peserta didik untuk membuat video interaksi pada saat pembelajaran
memberikan percobaan sesuai dengan LKPD yang telah daring dan pada saat
penugasan, dan tes diberikan kemudian mengumpulkannya pengumpulan tugas yang
tertulis pada waktu melalui media WhatsApp. dituliskan pada jurnal sikap.
tertentu untuk
mengukur apakah
siswa mampu
menerapkan konsep
gerak melingkar
dalam kehidupan
sehari-hari melalui
aplikasi WhatsApp.
Muaro Jambi, 16 November 2020
Kepala SMAN 1 Muaro Jambi Guru Mata Pelajaran
48
LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Gerak melingkar dengan laju konstan atau yang biasanya di kenal dengan
gerak melingkar beraturan (GMB) adalah gerak suatu benda yang menempuh
lintasan melingkar dengan kelajuan atau kecepatan tetap, artinya percepatan
sudutnya adalah nol.
Rumus :
49
3. Variabel dalam Gerak melingkar dengan laju konstan (GMB)
Keterangan :
T = periode (s)
n = jumlah putaran
t = waktu (s)
Frekuensi adalah banyak putaran yang dapat dilakukan oleh suatu titik
materi pada benda yang berputar terhadap suatu poros tertentu dalam selang
waktu sekon.
Rumus frekuensi (f):
Keterangan :
f = frekuensi (Hz)
n = banyaknya putaran
t = waktu (s)
50
Tetrdapat hubungan antara frekuensi dan periode, secara matematis
dapat di tulis dengan:
Keterangan :
T = periode (s)
n = jumlah putaran
t = waktu (s)
f = frekuensi (Hz)
b. Kecepatan Linier (v) dan Kecepatan Sudut ( )
Keceptan linier adalah kecepatan yang selalu menyinggung lingkaran
atau hasil bagi panjang lintasan linier yang di tempuh partikel dengan selang
waktu tempuhnya.
Rumus :
Keterangan :
v = kecepatan linier (m/s)
S = panjang lintasan (m)
t = waktu (s)
51
Arah kecepatan linier ini selalu berubah sesuai dengan arah lintasan
yang di tempuhnya. Jadi, dalam hal ini yang tidak berubah (konstan) adalah
nilai kecepatan liniernya.
Kecepatan sudut dinyatakan sebagai sudut yang di tempuh di bagi
waktu tempuhnya.
Rumus :
Keterangan :
= kecepatan sudut (rad/s)
=periode (s)
f = frekuensi (Hz)
Besar kecepatan linier dan kecepatan sudut di hubungkan melalui
persamaan berikut:
Keterangan :
v = kecepatan linier (m/s)
= kecepatan sudut (rad/s)
r = jari-jari putaran (m)
c. Percepatan Sentripetal dan gaya Sentripetal
Sebuah benda bergerak melingkar beraturan, meskipun bergerak
dengan laju linier yang tetap, tetapi memilkik kecepatan total yang tidak
tetap. Arah kecepatan linier benda tersebut selalu berubah-ubah mengikuti
arah garis singgung di setiap titik pada lingkaran. Perubahan kecepatan akan
menimbulkan percepatan. Dalam hal ini percepatan yang timbul hanya
bersifat mengubah arah gerak. Percepatan dalam gerak melingkar dinamakan
percepatan sentripetal.
52
Percepatan sentripetal selalu mengarah ke pusat lingkaran dan tegak
lurus terhadap arah kecepatan linier. Percepatan inilah yang menyebabkan
benda bergerak melingkar. Jika tidak ada percepatan sentripetal maka benda
akan terus bergerak lurus. Untuk benda yang bergerak melingkar dengan
kecepatan linier v dalam lintasan lingkaran berjari-jari r, besaarnya
perccepatan sentripetal di hasilkan oleh :
Keterangan :
= percepatan sentripetal (m/s^2)
4. Hubungan Rodaa-roda
a. Untuk roda sepusat, besar kecepatan sudut sama
53
b. Untuk roda-roda bersinggungan, besar laju liniernya sama
54
( )
Keterangan :
= jarak sudut (rad)
= kec. Sudut awal (rad/s)
= kec. Sudut sesaat (rad/s)
a = percepatan sudut (rad/s^2)
t = waktu (s)
Petunjuk:
4.5.1 Melakukan percobaan mengenai hubungan roda-roda
55
Lampiran 3. Lembar Penilaian Pengetahuan
56
melingkar.
57
Tabel Rumusan Soal
58
Indikator HOTS/LOT Rumusan Soal
Soal S (High/Low
Order
Thinking
Skiils)
59
Indikator HOTS/LOT Rumusan Soal
Soal S (High/Low
Order
Thinking
Skiils)
permasalaha duduk di bangku taman. Ruri memegang dan
n konsep mengikat bola yang massanya 200 g dengan
kelajuan tali yang panjangnya 2m kemudian
maksimum memutarnya. Jika tali dapat menahan
dalam tegangan maksimum 40 N. Kelajuan
materi gerak maksimum bola adalah sebesar ….
melingkar di a. 5 m/s
kehi.dupan b. 10 m/s
sehari-hari c. 19,3 m/s
d. 25 m/s
e. 30 m/s
60
Indikator HOTS/LOT Rumusan Soal
Soal S (High/Low
Order
Thinking
Skiils)
d. 18 m/s
e. 20 m/s
Kunci Jawaban
61
Lampiran 4. Lembar Penilaian keterampilan (penilaian produk)
a. Tampilan
b. Kesimpulan
62
Muaro Jambi, 16 Novermber 2020
Kepala SMAN 1 Muaro Jambi Guru Mata Pelajaran
63
RIWAYAT HIDUP
Rani Ramadhan, perempuan yang lahir pada tanggal 25
September 1999 di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, Provinsi Jambi. Penulis merupakan anak
pertama dari pasangan ayah yang bernama Muhammad
Munir dan Ibu yang bernama Eli Rahmah.
64