Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmu Hukum Reusam

ISSN 2338-4735/E-ISSN 27225100


Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)
Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam Proses Pene-


gakan Hukum Pidana dihubungkan dengan Tujuan Pem-
idanaan

Ferdy Saputra1
Dosen Fakultas Hukum Universitas Malikussalehˡ
Email : ferdysaputraagani@ymail.com

Abstrak

Permasalahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sudah menjadi sorotan


umum,. Mulai dari terbongkarnya peredaran narkoba dari lapas, sogok menyogok
narapidana dengan petugas, sampai kasus-kasus moralitas. Sehingga kredibelitas
lapas sebegai lembaga pembinaan dan pemasyarakatan dipertanyakan.
Seharusnya peran dan fungsi lapas sebagai lembaga pemasyarakatan dan
pemidanaan harus sesuai dengan Undang-undang no. 12 tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan. Menjawab itu semua penelitian ini akan menkaji peranan lem-
baga pemasyarakatan dalam proses penegakan hukum pidana dihubungkan tujuan
pemidanaan. Penelitian ini adalah penelitian normatif dimana norma hukum
digunakan sebagai dasar berpijak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan
Lapas dalam upaya proses penegakan hukum pidana dan dihubungkan dengan
tujuan pemidanaan adalah untuk mengembalikan Warga Binaan Pemasyarakatan
ke masyarakat agar dapat berbaur dan berperan kembali sebagai anggota
masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab. Kesimpulan ini didapatkan dari
hasil pencarian mendalam dari berbagai bahan hukum yang dipaparkan dalam
penelitian ini.

Kata Kunci : Implementasi Fungsi Lapas; dan Pembinaan Narapidana

Abstract

Problems in Prison (Prison) has become a general attention, which mental weakness
Prison Officers apparatus only can be induced by a little bit of money. Prisons are be-
coming a formation of Prisoners and Detainees who are prisoners no longer as a
place but as a university coaching crime. Therefore, there are some issues regarding
the role and function of the criminal penal law enforcement and how the prison su-
pervision achieves development objectives in accordance with Act No. 12 of 1995 on
Corrections. The results showed that the role of prisons in the process of criminal law
enforcement efforts associated with the purpose of sentencing is to restore the func-
tion of prisoners into the community in order to blend in and act again as a member
of a free society and responsible.

Keywords : Implementation of the function of prisons; and Guidance Inmates.

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 1


E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

1. PENDAHULUAN keadaan yang kontradiktif, yaitu


keadaan tersebut dapat membawa
Tindak pidana dapat terjadi dampak kearah dehumanisasi
dimana saja, begitupula di lembaga hukum yang sangat kontra
pemasyarakatan. Mengenai ban- produktif dengan upaya pem-
yaknya tindak pidana yang terjadi bangunan manusia seutuhnya
di dalam lembaga pemasyarakatan yang sedang digalakkan
akhir-akhir ini, hal tersebut meru- pemerintah saat ini. Pemahaman
pakan suatu ciri lemahnya sistem. terhadap ketentuan hukum meru-
Faktor-faktor lemahnya sistem pakan syarat mutlak bagi para
yang terjadi di lembaga penegak hukum. (Weda, 1999: 23)
pemasyarakatan, yaitu sebagai Permasalahan di lembaga
berikut: “Lemahnya sistem pemasyarakatan yang sudah men-
pengawasan dan penjagaan; jadi sorotan umum, yaitu kelema-
Lemahnya sistem komando; han mental aparat pertugas lem-
Lemahnya sistem penampungan; baga pemasyarakatan yang dapat
Lemahnya sistem rekruitmen dibujuk hanya dengan sedikit
petugas”. uang, sebagaimana yang terjadi di
Lemahnya sistem diatas lapangan ada beberapa pemerik-
merupakan akses yang sangat saan yang pengunjung diminta
potensial bagi muNculnya se- uang oleh petugas lembaga
rangkaian tindak pidana yang ada pemasyarakatan dari (1) masuk
di dalam lembaga pemasyarakatan titip KTP dan tukar kartu
seperti lemahnya pengawasan dan pengunjung bayar Rp.10.000,- (2)
penjagaan mengakibatkan ter- masuk tanya besuk siapa juga
jadinya penyelundupan narkoba, bayar Rp .5.000,- (3) pulang ambil
dan kaburnya narapidana dari KTP bayar Rp 10.000,-.
lapas. Sistem komando yang tidak (Mispansyah, 2011:6)
berjalan lancar dari atasan ke Berbagai pemberitaan
bawahan juga mengakibatkan negatif perihal kinerja dan penye-
banyak miss understanding yang lewengan di lembaga pemasyara-
juga berdampak pada lemahnya katan kembali mencuat setelah ka-
sistem dan kebijakan lembaga sus di Lembaga Pemasyarakatan
pemasyarakatan. Tanjung Gusta Medan dan Lem-
Berdasarkan uraian di atas baga Pemasyarakatan Cipinang Ja-
dapat diketahui, bahwa upaya karta. Narapidana di LP Klas 1
penegakan hukum, walaupun Tanjung Gusta membakar dan me-
tujuannya sangat mulia, namun larikan diri dari lembaga
sangat intens dengan keadaan- pemasyarakatan tersebut akibat

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 2


E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

pemadaman listrik dan habisnya yang terbilang kurang memadai,


persediaan air. Akibat dari kejadi- bukan tidak mungkin menjadi
an tersebut adalah ratusan narapi- faktor pendorong terciptanya
dana melarikan diri dan sampai peluang kolusi demikian. Lebih
sekarang masih terus dicari untuk parah lagi, mereka dengan mudah
dikembalikan ke lembaga dapat menjalankan bisnis haram
pemasyarakatan. (Sinar Harapan, itu dari dalam penjara. Akses tele-
2018) komunikasi pun mudah. Kondisi
Kini, di Lembaga itu mustahil terjadi tanpa sepenge-
Pemasyarakatan Cipinang mencuat tahuan komandan lembaga
kasus pemberian ruangan khusus pemasyarakatan. Terungkapnya
bagi bandar narkoba Freddy Bu- perlakuan istimewa terhadap na-
diman yang mengakibatkan Kepala rapidana, baik narapidana kasus
Lembaga Pemasyarakatan Narkoba maupun kasus Korupsi
Narkotika Cipinang, Thurman Hu- patut dijadikan momentum untuk
tapea dilepas dari jabatannya. Ter- mengembalikan fungsi lembaga
pidana mati kasus narkoba 1,4 juta pemasyarakatan. Tempat ini ada-
butir ekstasi, Freddy Budiman lah wadah pembinaan bagi orang-
yang diduga mendapatkan orang yang belum sadar hukum.
berbagai fasilitas istimewa di Karena itu, pembinanya, mulai si-
Lembaga Pemasyarakatan pir sampai kepalanya, harus orang-
Narkotika, Cipinang, Jakarta Timur orang yang jauh dari praktik-
itu menjadi bukti paling baru un- pratik pelanggaran hukum itu
tuk menggambarkan parahnya sendiri. (Fariz, 2011: 1)
kondisi sistem penjara itu. Hal ini Berdasarkan uraian di atas,
menunjukan masih lemahnya men- terdapat beberapa permasalahan
tal sipir di lembaga pemasyara- yang berkenaan dengan peran dan
katan, terutama dalam hubungan fungsi lembaga pemasyarakatan
dengan pembinaan para narapi- dalam penegakan hukum pidana,
dana yang terkait kasus narkoba. sehingga penulis mencoba untuk
Bukan rahasia umum lagi jika ta- menganalisisnya dalam bentuk
hanan narkoba dan korupsi men- jurnal dengan judul : “Peranan
jadi sumber sampingan bagi sipir. Lembaga Pemasyarakatan Dalam
(Sinar Harapan, 2018) Upaya Proses Penegakan Hukum
Tidak dapat dipungkiri Pidana Dihubungkan Tujuan Pem-
adanya uang sewa kamar, uang idanaan”.
sewa, telepon genggam dan lain-
lain yang menjadi warna klasik
sosok penjara. Pendapatan sipir

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 3


E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

2. METODE PENELITIAN peradilan pidana dalam mencapai


tujuannya. Pada gilirannya, akan
Bertolak dari latar
menghambat upaya pengendalian
belakang permasalahan, se-
kejahatan di masyarakat karena
bagaimana telah diuraikan di atas,
pada dasarnya, menurut Mardjono
maka rumusan masalah dalam
Reksodiputro, sistem peradilan pi-
penelitian ini disusun dalam per-
dana merupakan salah satu usaha
tanyaan, sebagai berikut:
masyarakat untuk mengendalikan
Bagaimanakah peranan lembaga
terjadinya kejahatan agar berada
pemasyarakatan dalam upaya
dalam batas toleransi yang dapat
proses penegakan hukum pidana
diterimanya. (Reksodiputro, 1994:
dihubungkan tujuan
140)
pemidanaan?. Untuk menjawab
Sistem Peradilan Pidana
pertanyaan permasalahan terse-
yang Terpadu (SPPT) atau Inte-
but, studi ini menerapkan pen-
grated Criminal Justice System
dekatan yuridis normatif. Pen-
(ICJS) merupakan unsur hukum
dekatan yuridis normatif di-
pidana yang sangat penting dalam
manfaatkan untuk mengkaji dan
kerangka penegakan hukum pi-
menganalisis peraturan perun-
dana materil. Philip P. Purpura
dang-undangan yang ber-
menyatakan bahwa (Sunaryo,
sangkutpaut dengan persoalan
2005:2) :
peranan lembaga pemasyarakatan
dalam penegakan hukum pidana “Sistem peradilan pidana
(criminal justice system)
di Indonesia.
merupakan suatu sistem yang
terdiri dari Kepolisian, Ke-
3. HASIL DAN PEMBAHASAN jaksaan, Pengadilan, dan Lem-
baga Pemasyarakatan yang
3.1 Kajian Teori Pemidanaan bertujuan untuk melindungi
dan menjaga ketertiban
Pelaksanaan sistem peradi- masyarakat, mengendalikan
lan pidana masih memiliki banyak kejahatan, melakukan pe-
kelemahan dalam berbagai aspek. nangkapan, dan penahanan
terhadap pelaku kejahatan,
Kelemahan tersebut salah satunya
memberikan batasan bersalah
bersumber dari perangkat hukum atau tidaknya seseorang,
positif yang belum sepenuhnya memidana pelaku yang ber-
mendukung terciptanya sistem salah dan melalui komponen
peradilan pidana yang transparan, sistem secara keseluruhan
akuntabel. Kelemahan-kelemahan dapat memberikan perlin-
dungan hukum terhadap hak-
tersebut dapat turut
hak terdakwa”.
mempengaruhi kegagalan sistem

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 4


E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

Tujuan Sistem Peradilan Pi- 4. Punishing criminals with regard


dana menurut Muladi dapat dikat- to the principles of just deserts;
egorikan, sebagai berikut (Muladi, 5. Registering social disapproval
of censured behaviour by pun-
1995: 54) :
ishing criminals;
1. Tujuan jangka pendek, apabila 6. Aiding;and
yang hendak dicapai resosial- 7. Advising the victims of crime”.
isasi dan rehabilitasi pelaku
tindak pidana; Dengan bahasa yang lebih
2. Dikategorikan sebagai tujuan sederhana Loebby Loqman ber-
jangka menengah, apabila pendapat tujuan sistem peradilan
yang hendak dituju lebih luas pidana adalah menghilangkan ke-
yakni pengendalian dan jahatan (bukan penjahatnya) un-
pencegahan kejahatan dalam tuk mencapai suatu masyarakat
konteks politik kriminal (crim- yang terbebas dari kejahatan.
inal policy); (Loqman, 2002: 22-23)
3. Tujuan jangka panjang, apabila
Menurut Sahetapy tidak
yang hendak dicapai adalah
dapat disangkal bahwa dalam
kesejahteraan masyarakat (so-
pengertian pidana tersimpul un-
cial welfare) dalam konteks
sur-unsur penderitaan, tetapi pen-
politik sosial (social policy).”
deritaan dalam tujuan membebas-
Sedangkan fungsi dan kan bukanlah semata-mata untuk
tujuan dari sistem peradilan pi- penderitaan agar si pelaku menjadi
dana seperti yang digambarakan takut atau merasa menderita aki-
oleh Davies, Croall, dan Tyrer, se- bat suatu pembalasan dendam
bagai berikut (Croall, 1995: 4) : melainkan derita itu harus dilihat
1. “Protecting the public by pre- sebagai obat atau sebagai kunci
venting and dettering crime, by jalan keluar yang membebaskan
rehabilitating offenders in inca- dan yang memberikan kemung-
pacitating others who continue
kinan bertobat dengan penuh
a persistant threat to the com-
munity; keyakinan. (Sahetapy, 1992: 280)
2. Upholding and promoting the Ada tiga golongan utama
rule of law and respect for the teori untuk membenarkan pen-
law, by ensuring due process jatuhan pidana (Hamzah, 1993:
and proper treatment of sus-
26) : “Teori absolut atau teori
pect, arrestees, defendand and
those held in custody, success- pembalasan (Vergeldingstheori-
fully prosecuting criminal and en); Teori relatif atau tujuan
acquitting innoncent people ac- (Doeltheorien); dan Teori gabun-
cused of a crime; gan (Verenigingstheorien)”.
3. Maintaining law and order;
Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 5
E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

Teori pembalasan menga- dijatuhkannya pidana, yaitu : “Upaya


takan bahwa pidana tidaklah ber- perlindungan masyarakat, membina
tujuan untuk yang praktis, seperti pelanggar hukum serta memulihkan
memperbaiki penjahat. Kejahatan keseimbangan antara pelaku keja-
sendirilah yang mengandung un- hatan dan masyarakat”.24 Dapat
sur-unsur untuk dijatuhkannya pi- disimpulkan, bahwa tujuan pem-
dana. Pidana secara mutlak ada, idanaan yang sesuai dengan gaga-
karena dilakukan suatu kejahatan. san pemasyarakatan mengandung
Tidaklah perlu untuk memikirkan maksud pembinaan terutama ter-
manfaat menjatuhkan pidana itu. pidana yaitu dalam rangka me-
Setiap kejahatan harus berakibat nyiapkan dan menjadikan terpi-
dijatuhkan pidana pada pelanggar. dana sebagai warga yang baik,
(Hamzah, 1993: 26) berguna serta berpotensi dalam
Menurut Andi Hamzah dan masyarakat maupun pem-
Siti Rahayu : “Penjatuhan Pidana bangunan nasional. (Suharjo,
itu akan selalu menimbulkan 1963: 96)
pertentangan antara dua pihak yai-
tu memberikan perlindungan ter- 3.2 Peran dan Fungsi Lembaga
hadap masyrakat dari tindak keja- Pemasyarakatan Dalam Upaya
hatan, akan tetapi di lain pihak be- Proses Penegakan Hukum Pi-
rakibat derita dan nestapa bagi dana Dihubungkan Dengan
yang dijatuhi pidana”. (Hamzah, Tujuan Pemidanaan
1983: 24)
Penjatuhan pidana yang di- Untuk mengetahui fungsi
tujukan pada suatu tujuan tertentu sistem pemasyarakatan dapat
sudah dianut oleh berbagai negara dilihat pada Pasal 3 Undang-
di dunia sejak dahulu termasuk In- Undang No. 12 Tahun 1995 ten-
donesia sebagaimana dinyatakan tang Pemasyarakatan, yang
oleh Andi Hamzah yaitu ”tujuan menyatakan bahwa: “Sistem
yang dipandang kuno ialah pemasyarakatan berfungsi me-
penghapusan dosa (explation) atau nyiapkan Warga Binaan
retribusi (retribution), yaitu Pemasyarakatan agar dapat ber-
melepaskan pelanggar hukum dari integrasi secara sehat dengan
perbuatan jahat atau menciptakan masyarakat, sehingga dapat ber-
keseimbangan antara hak dan peran kembali sebagai anggota
batil. (Hamzah, 1983: 16) masyarakat yang bebas dan ber-
Menurut Sahardjo kedua ru- tanggung jawab”.
musan tersebut di atas mempunyai Dengan demikian, fungsi
tujuan pokok yang sama terhadap Lapas adalah untuk mengembali-

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 6


E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

kan Warga Binaan Pemasyara- b) Mengadakan koreksi ter-


katan ke masyarakat agar dapat hadap terpidana, dengan
berbaur dan berperan kembali se- demikian menjadikannya
bagai anggota masyarakat yang orang baik dan berguna, ser-
bebas dan bertanggun jawab. Oleh ta mampu untuk hidup ber-
karena itu, peran Lapas adalah se- masyarakat;
bagai sarana untuk membina dan c) Menyelesaikan konflik yang
membimbing Warga Binaan ditimbulkan oleh tindak pi-
Pemasyarakatan. dana, memulihkan keseim-
Pembinaan diatur secara bangan dan mendatangkan
khusus dari Pasal 5 sampai dengan rasa damai dalam masyara-
Pasal 9 Undang-Undang No. 12 Ta- kat;
hun 1995. Dilihat Pasal 6 ayat (1) d) Membebaskan rasa bersalah
Undang-Undang No. 12 Tahun pada terpidana”.
1995 tentang Pemasyarakatan
mengatur tentang pembinaan Pembinaan terpidana itu
Warga Binaan Pemasyarakatan bertujuan agar ia mempunyai
dilakukan di Lembaga Pemasyara- kesanggupan untuk menjadi peser-
katan dan pembimbingan Warga ta aktif dan kreatif dalam kesatuan
Binaan Pemasyarakatan dilakukan hubungan hidup sebagai warga
di BAPAS. masyarakat Indonesia yang
Selanjutnya dipertegas menghormati hukum, sadar akan
dengan Pasal 7ayat (1) Undang- bertanggung jawab dan berguna.
Undang No. 12 Tahun 1995 yang (Sudarto, 1986: 50)
menyatakan bahwa pembinaan Menurut Mardjono
dan pembimbing Warga Binaan Reksodiputro, salah satu tujuan
Pemasyarakatan diselenggarakan sistem peradilan pidana adalah
oleh Menteri dan dilaksanakan menguasahakan agar mereka yang
oleh petugas pemasyarakatan. pernah melakukan tindak pidana
Tujuan pembinaan bagi Na- tidak mengulangi lagi kejahatann-
rapidana, berkaitan erat dengan ya. (Atmasasmita, 15) Tujuan yang
tujuan pemidanaan. Dalam diharapkan oleh sistem peradilan
Rancangan KUHP Nasional telah pidana tersebut adalah berkaitan
diatur tujuan penjatuhan pidana,
dengan pemidanaan. Pemidanaan
yaitu (Hamzah, 33): dalam sistem peradilan pidana
a) Mencegah dilakukannya tin- merupakan proses paling kom-
dak pidana dengan mene- pleks karena melibatkan banyak
gakan norma hukum demi orang dan institusi yang berbeda-
pengayoman masyarakat; beda. (Sholehuddin, 2003: 114)
Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 7
E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

Di Indonesia pelaku tindak melaksanakannya lebih


pidana yang telah dijatuhi vonis menekankan kepada unsur balas
oleh hakim berupa pidana penjara, dendam serta cenderung
selanjutnya vonis hakim tersebut menggunakan perlakuan yang
akan dilaksanakan oleh Jaksa. Pi- keras dan kasar.
dana penjara ini dilaksanakan Beralihnya sistem kepenja-
dengan “memenjarakan seseorang raan kepada sistem pemasyara-
dalam batas waktu tertentu se- katan membawa perubahan dalam
hingga ia tidak bebas dalam bentuk perlakuan terhadap narap-
melakukan aktivitasnya di idana. Demikian juga halnya
masyarakat seperti sediakalanya”. dengan istilah penjara kemudian
(Anwar, 2008: 125) Pengertian beralih menjadi Lembaga
memenjarakan ini dipahami se- Pemasyarakatan yang selanjutnya
bagai suatu upaya penempatan disebut LAPAS. Perubahan istilah
seseorang pada tempat tertutup tersebut tidak hanya sekedar
yaitu penjara yang pada saat ini menghilangkan kesan menakutkan
disebut Lembaga Pemasyarakatan. dan adanya penyiksaan dalam sis-
Lembaga Pemasyarakatan tem penjara, tetapi lebih kepada
sebagai bagian dari Sistem Peradi- bagaimana memberikan perlakuan
lan Pidana, (Atmasasmita, yang manusiawi terhadap narapi-
1996:33) merupakan wadah bagi dana tersebut. (Samosir, 1992: 81)
Narapidana untuk menjalani masa Bertolak dari pandangan
pidananya serta memperoleh Sahardjo tentang hukum sebagai
berbagai bentuk pembinaan dan pengayoman, dimana pernyataan
keterampilan. tentang hukum sebagai pengayo-
Melalui pembinaan dan ket- man memberikan banyak peru-
erampilan ini diharapkan dapat bahan dan salah satunya terhadap
mempercepat proses resosialisasi cara pembinaan narapidana. Hal
Narapidana. (Samosir, 1992: 82) ini membuka jalan perlakuan ter-
Lembaga Pemasyarakatan melalui hadap narapidana dengan cara
sistem pemasyarakatan mem- pemasyarakatan sebagai tujuan
berikan perlakuan yang lebih pidana penjara. (Piyatno, 1992:
manusiawi kepada narapidana 82) Pelaksanaan pidana penjara
dengan pola pembinaan. Hal ini dengan menekankan kepada aspek
tentu saja berbeda dengan sistem pembinaan terkandung dida-
sebelumnya yaitu sistem kepenja- lamnya suatu proses untuk
raan. Perlakuan terhadap narapi- melakukan rehabilitasi dan reinte-
dana pada sistem kepenjaraan grasi sosial narapidana. (Arief,
dengan penjara sebagai tempat 2005: 111)

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 8


E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

Pasal 2 Undang-Undang No. tujuan akhir pemulihan hubungan


12 Tahun 1995 Tentang narapidana dengan masyarakat te-
Pemasyarakatan menyatakan lah muncul sebelum adanya Un-
bahwa sistem pemasyarakatan ini dang-Undang No. 12 Tahun 1995
diselenggarakan dalam rangka na- Tentang Pemasyarakatan. Hal ter-
rapidana menyadari kesalahan, sebut dapat dilihat melalui Surat
memperbaiki diri, dan tidak men- Edaran Dirjen Bina Tuna Warga
gulangi lagi tindak pidana yang No. K.P.13/3/1 Tanggal 8 Februari
pernah dilakukan. Hal tersebut 1965.42 Surat edaran tersebut
adalah untuk menyiapkan narapi- memuat mengenai metode pem-
dana agar dapat berintegrasi binaan dalam 4 (empat) tahap
secara sehat dengan masyarakat. yang merupakan suatu kesatuan
Oleh sebab itu, untuk proses pembinaan yang bersifat
melaksanakan sistem pemasyara- terpadu. Adapun tahapan pem-
katan dibutuhkan keikutsertaan binaan tersebut secara umum yai-
masyarakat baik dengan menga- tu, tahap orentasi/pengenalan,
dakan kerja sama dalam pem- tahap asimilasi dalam arti sempit,
binaan maupun dengan sikap ber- tahap asimilasi dalam arti luas, dan
sedia menerima kembali narapi- tahap integrasi dengan lingkungan
dana yang telah selesai menjalani masyarakat. (Priyatno: 99-100)
pidananya. Melalui konsep pembinaan yang
bersifat terpadu dan terencana da-
Dalam konteks sistem
lam bentuk tahap-tahap pem-
pemasyarakatan, pembinaan ada-
binaan ini, memperlihatkan adan-
lah merupakan suatu sistem, maka
ya keinginan untuk melaksanakan
pembinaan narapidana mempu-
tujuan pemidanaan secara lebih
nyai beberapa komponen yang
baik melalui suatu sistem.
bekerja saling berkaitan untuk sa-
tu tujuan. (Harsono, 1995: 5) Pasal 14 huruf j. Undang-
Komponen-komponen tersebut Undang No. 12 Tahun 1995 ten-
terdiri dari semua pihak yangterli- tang Pemasyarakatan menyebut-
bat dalam proses pembinaan, sep- kan bahwa : “Asimilasi merupakan
erti : Narapidana, Petugas LAPAS, salah satu hak yang dapat di-
dan masyarakat yang akan peroleh Narapidana”. Asimilasi ini
menerima kembali kehadiran na- diberikan kepada Narapidana apa-
rapidana setelah bebas nantinya. bila telah memenuhi persyaratan
yaitu, telah berkelakuan baik,
Perlakuan terhadap narapi-
dapat mengikuti program pem-
dana dengan sistem yang berorien-
binaan dengan baik, dan telah
tasi pada suatu bentuk pembinaan
menjalani ½ (setengah) masa pi-
yang terarah dan mempunyai
Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 9
E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

dananya. Asimilasi merupakan Upaya mengintegrasikan


proses pembinaan warga binaan narapidana dengan masyarakat
pemasyarakatan di luar Lapas (ek- pada Lapas Terbuka terlihat
stemural).44 Proses pembinaan ini dengan berdekatannya lingkungan
dilakukan dengan membaurkan pembinaan dengan lingkungan
narapidana dengan masyarakat. masyarakat tanpa adanya tembok
Maksud dan tujuan asimilasi ini atau jeruji pembatas sebagaimana
adalah mempersiapkan narapi- Lapas Tertutup atau Rumah Ta-
dana untuk kembali menjalani ke- hanan (Rutan). Di Lapas Terbuka
hidupan bermasyarakat yang baik. tersebut narapidana berinteraksi
Dalam rangka mempersiap- dan berkomunikasi secara lang-
kan narapidana kembali ber- sung dengan masyarakat seki-
integrasi dengan masyarakat, tarnya.
maka dibentuklah Lapas Terbuka. Hal ini menunjukkan ter-
Pasal 38 ayat (1) Peraturan jadinya suatu perubahan dinamis
Pemerintah No. 32 Tahun 1999 dalam bidang hukum pidana
Tentang Syarat dan Tata Cara menyangkut dengan perlakuan
Pelaksanaan Hak Warga Binaan terhadap seseorang yang
Pemasyarakatan meyebutkan melakukan kejahatan menuju ben-
bahwa Lapas Terbuka merupakan tuk modern dalam sistem hukum
salah satu tempat untuk pidana Indonesia. (Kompas, 16 Mei
melaksanakan asimilasi. Lapas 2016)
Terbuka merupakan suatu institusi Tidak semua narapidana
baru di lingkungan Direktorat Jen- dapat melaksanakan asimilasi pa-
deral Pemasyarakatan Kementeri- da Lapas Terbuka karena ada
an Hukum dan Hak Asasi Manusia. syarat-syarat yang harus dipenuhi
Keberadaan Lapas Terbuka di In- sebelumnya. Berdasarkan Surat
donesia hanya ada 6 (enam) Edaran Direktur Jenderal
LAPAS Terbuka yaitu, Lapas Ter- Pemasyarakatan tanggal 03
buka Klas II B Pasaman, Jakarta, Agustus 2004 No. E.PK.04.10-115
Kendal, Nusa Kambangan, Mata- perihal Penempatan Narapidana di
ram, dan Waikabubak. Pemben- Lapas Terbuka/Kamp Pertanian,
tukan Lapas Terbuka ini merupa- ada beberapa persyaratan yang
kan implementasi dari Surat Kepu- harus dipenuhi oleh narapidana
tusan Menteri Hukum dan Ham untuk ditempatkan pada Lapas
Republik Indonesia Nomor : Terbuka.
M.03.PR.0703 Tahun 2003 Ter- Secara umum persyara-
tanggal 16 April 2003. (Tholib, tannya yaitu, narapidana telah
2015) memenuhi syarat subtantif dan
Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 10
E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

syarat administratif guna pemba- dengan manusia lainnya. Hal itu


hasan dalam sidang Tim Pengamat sesuai juga dengan pendapat
Pemasyarakatan (TPP), ada Dwidja Priyatno yang menyatakan
persetujuan TPP Lapas yang ber- sebagai berikut : (Priyatno, 107)
sangkutan serta mendapat “Terjaminnya hak untuk tetap
persetujuan dari Kepala Lapas. berhubungan dengan keluarga
Berdasarkan Surat Edaran terse- dan orang-orang tertentu ada-
but untuk sementara waktu ada lah walaupun warga binaan
pengecualian narapidana yang pemasyarakatan berada di
Lapas, tetapi harus tetap
akan ditempatkan pada Lapas Ter-
didekatkan dan dikenalkan
buka, yaitu narapidana dengan ka- dengan masyarakat dan tidak
sus penipuan, narkotika phisiko- boleh diasingkan dari
tropika, dan kasus terorisme. masyarakat dalam bentuk
Pembinaan melalui upaya kunjungan, hiburan ke dalam
Lapas dari anggota masyara-
menyatukan kehidupan narapi-
kat yang bebas, dan kesem-
dana dengan kehidupan masyara- patan berkumpul bersama sa-
kat sebagaimana pada Lapas Ter- habat dan keluarga seperti
buka menurut Tholib Kepala Lapas program cuti mengunjungi
Terbuka Jakarta dikenal sebagai keluarga”.
metode Community Based Correc-
tions. Menurut metode ini kegiatan Pemberian jaminan atas
pembinaan diarahkan kepada hak sebagaimana yang disebutkan
upaya menyatukan narapidana di atas, dapat menjadi suatu moti-
dengan kehidupan masyarakat. vasi bagi Narapidana untuk hidup
Lebih lanjut dikatakan bahwa “me- lebih baik sebagaimana manusia
lalui metode community based lainnya. Pola pembinaan yang
corrections memungkinkan warga membaurkan kehidupan Narapi-
binaan pemasyarakatan membina dana dengan lingkungan masyara-
hubungan lebih baik, sehingga kat ini juga terkait dengan prinsip
dapat mengembangkan hubungan resosialisasi dalam sistem
baru yang lebih positif”. (Tholib, pemasyarakatan. Romli At-
2015) masasmita, menyatakan bahwa:
Pendapat ini sesuai dengan “Pemasyarakatan adalah me-
kenyataan yang tumbuh dan masyarakatkan kembali narapi-
berkembang di dalam masyarakat dana sehingga menjadi warga yang
bahwa seseorang tidak dapat jauh baik dan berguna atau healthy
dari masyarakat karena sifat la- reentry into the community, yang
hiriah manusia itu sendiri untuk pada hakikatnya atau intinya ada-
berinteraksi dan berkomunikasi
Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 11
E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

lah resosialisasi”. (Atmasasmita, bahan sikap dan perilaku ke arah


1982: 30) yang lebih baik, meliputi:
Perubahan sifat-sifat Narap-
idana dalam resosialisasi tersebut 1. Pembinaan Ketaqwaan kepa-
akan dapat diperoleh melalui sis- da Tuhan Yang maha Esa;
tem pembinaan yang baik dan bagi narapidana yang beraga
dengan pendekatan-pendekatan Islam diberikan melalui Pro-
yang lebih manusiawi. gram Pondok PesantrenAl
Pendekatan yang lebih efek- Hidayah. Sedangkan bagi na-
tif guna mencegah dan menanggu- rapidana yang beragama
langi terjadinya penanggulangan Nasrani dengan
tindak pidana oleh pelaku tindak melaksanakan kebaktian se-
pidana adalah dengan mencip- tiap hari minggu sampai
takan lingkungan pembinaan yang dengan hari kamis di Gereja.
merupakan refleksi dari ling- 2. Pembinaan kemampuan in-
kungan masyarakat pada telektual dilaksanakan me-
umumnya. Lingkungan Lapas Ter- lalui kegiatan pendidikan non
buka dengan letak yang berdeka- formal dalam bentuk Pusat
tan dengan lingkungan masyarakat Kegiatan Belajar Masyarakat
merupakan salah satu bentuk yang ”Teratai” berupa Kejar Paket
sesuai dengan pendekatan terse- A, B, C setiap hari Senin sam-
but. hal ini dilakukan untuk men- pai Kamis. Program pem-
capai tujuan dari sistem binaan ini dilengkapi juga
pemasyarakatan guna tercapainya Taman Bacaan.
tujuan pemidanaan. Di Lapas 3. Pembinaan Jasmani dil-
Sukamiskin Bandung, program akukan melalui kegiatan se-
pembinaan dilaksanakan melalui 3 nam kesegaran jasmani dan
(tiga) tahap sebagai program yang aerobic, sepakbola, bulu
berkesinambungan, yaitu tahap tangkis, tennis, bola basket
awal, tahap lanjutan dan tahap dan tennis meja.
akhir atau yang lebih dikenal 4. Pembinaan Kesenian dan
dengan proses pemasyarakatan. Rekreasi berupa band,
Program pembinaan yang dil- calung, pementasan
aksanakan meliputi Program pem- panggung hiburan, dan ko-
binaan kepribadian dan pem- lam pemancingan ikan.
binaan kemandirian.
Pembinaan kepribadian Pembinaan Kemandirian
merupakan pembinaan yang merupakan pembinaan yang
menekankan kepada aspek peru- menekankan kepada peningkatan
Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 12
E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

keterampilan dan keahlian sebagai asimilasi, baik bekerja mandiri di


bekal mata pencaharian setelah lahan pertanian luar atau bekerja
habis menjalani pidana. Pem- pada pihak ketiga. Selanjutnya, Na-
binaan kemandirian disamping rapidana yang sudah menjalani
bersifat treatment oriented juga 2/3 masa pidana dan memenuhi
bersifat profit oriented, melalui syarat diberikan Cuti Menjelang
program-program : Bebas atau Pembebasan Bersyarat.
1. Usaha mandiri meliputi kali- Pembinaan Narapidana
grafi, ornamen, layang- yang dilaksanakan oleh Lapas
layang, meubelair, dan pen- Sukamiskin tidak terlepas adanya
jahitan bola; peran serta pihak ketiga, baik dari
2. Agrobisnis meliputi per- pihak pemerintah, swasta, maupun
tanian di dalam dan di luar organisasi sosial melalui program
Lapas, serta budi daya peri- kemitraan. Program kemitraan
kanan; yang sudah dilaksanakan dengan
3. Usaha industri, sebagai pihak ketiga, antara lain : Kantor
unggulan industri Lapas Klas Departemen Agama Kota Bandung,
I Sukamiskin adalah Perce- Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
takan. Hasil produksi perce- Barat, Balai Latihan Kerja Per-
takan berupa buku-buku reg- tanian Lembang, Yayasan Bahtera,
ister untuk memenuhi kebu- Yayasan Aruhama, Universitas Is-
tuhan seluruh UPT lam Negeri Sunan Gunung Djati,
pemasyarakatan di Indone- PT. Samson Jaya, Badan Kerja Sa-
sia. Pada saat ini percetakan ma Pelayanan Forum Kristen
sedang mengembangkan Katolik, dan Yayasan Batu Penjuru
usahanya dengan menerima Indonesia.
pesanan barang cetakan dari Program kemitraan ini
pihak masyarakat; dapat lebih dikembangkan teruta-
4. Usaha industri lain yang ma bagi para investor yang ingin
diunggulkan adalah Kon- turut serta meningkatkan Pem-
veksi, yaitu pembuatan kaos binaan Narapidana di Lapas Suka-
seragam narapidana, pembu- miskin dalam rangka membangun
atan pakaian seragam SD dan manusia Mandiri, agar narapidana
SMP serta kaos olah raga. setelah habis masa pidananya
Apabila Narapidana telah dapat menyadari kesalahan, mem-
menjalani ½ masa pidana, pem- perbaiki diri dan tidak mengulangi
binaan yang dilaksanakan adalah tindak pidana sehingga dapat
pembinaan ekstra mural atau diterima kembali oleh lingkungan
pembinaan di luar tembok, berupa masyarakat, dapat aktif berperan
Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 13
E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

dalam pembangunan, dan dapat yang diduga dilakukan oleh oknum


hidup secara wajar sebagai warga petugas Lapas, juga dengan
yang baik dan bertanggungjawab. seringnya terjadi para warga
binaaan pemasyarakatan yang me-
larikan diri dari Lapas, membuat
4. KESIMPULAN
problematika ini semakin rumit.
Berangkat dari uraian- Sehingga pembinaan diduga men-
uraian tersebut, maka dapat di- jadi tidak terarah. Dan terkesan
tarik benang merah, sebagai beri- hanya menitikberatkan pada
kut: Peranan Lembaga Pemasyara- pelaksanaan pembinaannya saja,
katan dalam upaya proses pene- bukan agar tujuan dari pembinaan
gakan hukum pidana dihubungkan itu tercapai. Hal ini disebabkan ka-
dengan tujuan pidana adalah bah- rena kurangnya pengawasan yang
wa untuk membina para Warga dilakukan oleh Ka.Lapas kepada
Binaan Pemasyarakatan dengan bawahan-bawahannya dan adanya
tujuan untuk mengembalikan faktor masalah jurang pemisah /
Warga Binaan Pemasyarakatan strata sosial dan ekonomi yang
kepada masyarakat agar dapat menyebabkan Petugas Lapas ter-
hidup mandiri dan berguna di da- sebut melakukan penyimpangan di
lam masyarakat. Namun yang Lapas.
menjadi tantangannya adalah se-
jauh mana peranan lembaga
pemasyarakatan berfungsi secara
DAFTAR PUSTAKA
efektif dalam melakukan pem-
binaan terhadap warga binaan.
Persoalan ini tergantung dari daya Anwar, Y, dan Adang. 2008. Pem-
dukung dan daya tampung yang baharuan Hukum Pidana: Reforma-
si Hukum, Jakarta : Gramedia Widi-
tersedia sehingga jaminan bagi na-
asarana Indonesia.
rapidana untuk menjalani pem-
binaan secara tertib. Arief. B. N. 2010. Kebijakan Legis-
Beragam persoalan muncul, latif Dalam Penanggulangan Keja-
mulai dari jumlah narapidana yang hatan dengan Pidana Penjara, Yog-
yakarta: Genta Publishing.
jauh melebihi kapasitas lapas, ter-
ungkapnya kasus penyalahgunaan Arief. B. N. 1996. Kebijakan Legis-
narkotika di dalam lapas, pem- latif dengan Pidana Penjara, Sema-
berian fasilitas penjara mewah rang : Badan Penerbit UNDIP.
terhadap narapidana tertentu,
praktek korupsi berupa pemer- Astuti. A. 2011. “Pembinaan Mental
asan dan pungutan liar juga pungli Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Wirogunan Yog-
Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 14
E-ISSN 27225100 Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam… - Ferdy Saputra (1-16)

yakarta”, Prodi PPKn FKIP Univer- Reksodiputro. M. 1994. Kriminolo-


sitas Ahmad Dahlan, Jurnal Citizen- gi dan Sistem Peradilan Pidana, Ja-
ship, Vol. 1 No. 1. karta : Pusat Pelayanan Keadilan
dan Pengabdian Hukum.
Atmasasmita. R. 1996. Sistem
Peradilan Pidana Perspektif Eksis- Sahardjo. 1963. Pohon Beringin
tensi dan Abolisionisme, Bandung : Pengayoman, Bandung : Perce-
Bina Cipta. takan Rumah Pengayoman Suka
Miskin.
Atmasasmita. R. 2011. Sistem
Peradilan Pidana Kontemporer, Ja- Sahetapy. J. E. 1992. Suatu Studi
karta : Kencana. Khusus Mengenai Ancaman Pidana
Mati Terhadap Pembunuhan Ber-
Atmasasmita. R. 1982. Strategi encana, Jakarta : Rajawali Press.
Pembinaan Pelanggar Hukum Da-
lam Konteks Penegakan Hukum di Saleh. R. 1987. Stelsel Pidana Indo-
Indonesia, Bandung : Alumni. nesia, Jakarta : Aksara Baru.

Davies. C. dan Tyrer. 1995. An In- Samosir. D. 1992. Fungsi Pidana


troduction the Criminal Justice Sys- Penjara Dalam Sistem Pemidanaan
tem in England and Wales, London: di Indonesia, Bandung : Bina Cipta.
Longman.
Sholehuddin. M. 2003. Sistem
Fariz. D. 2011. “Pesta Pora Para Sanksi Dalam Hukum Pidana : Ide
Koruptor”, Jurnal Toddopuli, Hari- Dasar Double Track System & Im-
an Kompas: 14 Januari. plementasinya, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Hamzah. A. dan Siti R. 1983. Suatu
Tinjauan Ringkas Sistem Pemida- Sudarto. 1986. Kapita Selekta
naan di Indonesia, Jakarta : Akad- Hukum Pidana, Bandung : Alumni.
emika Presindo.
Sunaryo. S. 2005. Kapita Selekta
Hamzah. A. 1993. Sistem Pidana Sistem Peradilan Pidana, Malang:
dan Pemidanaan Indonesia, Jakarta UMM Press.
: Pradnya Paramita.

Harsono. C. I. 1995. Sistem Baru


Pembinaan Narapidana, Jakarta:
Djambatan.

Loqman, L. 2002. Hak Asasi Manu-


sia dalam Hukum Acara Pidana, Ja-
karta : Datacom.

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume VIII Nomor 1 (Mei 2020)| 15

Anda mungkin juga menyukai