Fika Afifah
Program Studi S1 Kesehatan lingkungan
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
A. Latar Belakang
Air adalah materi esensial, merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,
sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum
tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun
sosial. Di Indonesia pelayanan air bersih untuk skala yang besar masih terpusat di daerah
perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun
demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat dikatakan relative
kecil. (Dian Wuri Astuti, Muji Rahayu, 2015)
Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya
mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan
lainnya. Permasalahan yang sering dijumpai pada pelayanan air bahwa kualitas air tanah
maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air bersih
yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk digunakan.
Air yang layak digunakan, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan
fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan, sehingga
apabila ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak
untuk digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah
kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan
air. Pada umumnya kesadahan menunjukkan jumlah kalsium karbonat dalam milligram
perliter atau bagian perjuta.
Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga
maupun untuk penggunaan industri. Berdasarkan PERMENKES RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih, kadar maksimum
kesadahan (CaCO3) yang diperbolehkan adalah 500 mg/L. Kesadahan air adalah
kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca)
dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang
memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral
yang rendah. (Simanjuntak, 2019)
Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan
ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk
menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan
menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau
menghasilkan sedikit sekali busa. Kesadahan air total dinyatakan dalam
satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadah
atau bukan yaitu dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air
sadah, maka sabun akan sukar berbuih, kalaupun berbuih, buihnya sedikit. Kemudian untuk
mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan
pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap.
Namun, ada cara yang lebih kompleks yaitu melalui titrasi.
B. Tujuan Praktikum
1. mengetahui dan memahami bagaimana cara menganalisis kesadahan dengan metode titrasi
(kompleksometri)
2. melakukan standarisasi Na2EDTA dengan metode titrasi (kompleksometri)
3. menentukan Kesadahan Total dan Kesadahan Tetap pada sampel air dengan metode titrasi
(kompleksometri)
4. Untuk membandingkan hasil Uji Kesadahan dengan standar baku mutu
C. Prinsip Praktikum
1. Air sampel yang telah ditambahkan larutan penyangga pH didiamkan selama 5 menit agar
bereaksi.
2. Air sampel yang telah ditambahkan indikator EBT dihomogenkan sampai berubah menjadi
warna merah keunguan.
3. Proses titrasi dengan larutan baku Na2EDTA dilakukan secara perlahan sampai terjadi
perubahan warna merah keunguan menjadi biru.
Oleh karena itu, sumber air tanah dapat dibagi menjadi 2 jenis sumber, yaitu:
1. Air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan dalam formasi
batuan.
2. Air permukaan yang dapat berasal dari sungai, danau, dan reservoir yang meresap
melalui tanah dan batuan ke dalam tanah.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan
beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat
saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga,
dan air sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi malah membentuk
gumpalan soap scum (sampah sabun) yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air
yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian.Untuk menghilangkan
kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia (Giwangkara E, 2008).
Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya
Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang menggambarkan
konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3 (Ihsan, 2011).
Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium(Ca2+) dan magnesium
(Mg2+) di dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap
sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara
efektif. (Khadijah Afni, 2017)
Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya diarahkan pada penentuan kadar Ca2+
dan Mg2+. Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen (mek) ion Ca2+dan
Mg2+ tiap liter sampel air. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan
ketat untuk mencegah kerugian. Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang
digunakan harus terbebas dari kesadahan. Hal ini dikarenakan kalsium dan magnesium
karbonat cenderung mengendap pada permukaan pipa dan permukaan penukar panas.
Presipitasi (pembentukan padatan tak larut) ini terutama disebabkan
oleh dekomposisi termal ion bikarbonat, tetapi bisa juga terjadi sampai batas tertentu
walaupun tanpa adanya ion tersebut. Penumpukan endapan ini dapat mengakibatkan
terhambatnya aliran air di dalam pipa. Dalam ketel uap, endapan mengganggu aliran panas
ke dalam air, mengurangi efisiensi pemanasan dan memungkinkan komponen logam ketel
uap terlalu panas. Dalam sistem bertekanan, panas berlebih ini dapat menyebabkan
kegagalan ketel uap. Kerusakan yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat bervariasi
tergantung pada bentuk kristal, misalnya, kalsit atau aragonit.
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat
oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
G. Uraian Prosedur
Persiapan :
1. Membaca basmallah.
2. Mempersiapkan alat dan bahan menyesuaikan panduan praktikum Analisis Kesadahan.
Alat dan Bahan :
1. Erlenmeyer 1 buah
2. Buret dan statif 1 buah
3. Bulb 1 buah
4. Pipet ukur 1 buah
5. Pipet volume 1 buah
6. Spatula 1 buah
7. Corong 1 buah
8. Gelas kimia 1 buah
9. Gelas ukur 1 buah
10. Air sumur 100 ml
11. Indikator Erichrome Blac T (EBT) secukupnya
12. Indikator mureksid 30mg – 50mg
13. NaOH 1 N 2ml
14. Na2EDTA dihidrat 0,01 M 7ml
15. Larutan Penyangga pH 1ml – 2ml
Pelaksanaan Pengujian :
3. Kesadahan Total :
1. Pipet 50 mL contoh uji dan masukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 Ml
2. Ditambahkan 1 mL sampai 2 mL larutan penyangga Ph 10 +- 0,1
3. Ditambahkan seujung spatula kira-kira 30 mg sampai dengan 50 mg indicator EBT,
kemudian homogenkan sampai berubah warna menjadi warna merah keunguan
4. Lakukan titrasi dengan larutan baku Na2EDTA yang digunakan
5. Catat Volume larutan baku Na2EDTA yang digunakan
6. Apabila larutan Na2EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15 mL, encerkan
contoh uji dengan air suling dan ulangi langkah 1-5
4. Kesadahan Ca :
1. Diambil 50 ml contoh uji, masukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 mL
2. Ditambahkan 2 ml larutan NaOH 1 N sampai dicapai pH 12 sampai dengan pH 13
3. Ditambahkan seujung spatula atau setara dengan 30 mg sampai dengan 50 mg indicator
mureksid, kemudian dihomogenkan sampai berubah warna menjadi merah muda
4. Lakukan titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna
merah muda menjadi warna ungu
5. Catat Volume larutan baku Na2EDTA yang digunakan
6. Apabila larutan Na2EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15 mL, encerkan
contoh uji dengan air suling
Evaluasi :
5. Perhitungan Kesadah Total
Kesadahan Total (mg CaCO3/L)
=1000/Vs x VEDTA (a) x MEDTA X 100
= …………. mg/L
Ket :
-VS adalah volume larutan contoh uji (ml)
-VEDTA(a) adalah volume rata-rata larutan baku Na2EDTA untuk titrasi kesadahan
total (ml)
-MEDTA adalah molaritas larutan baku Na2EDTA untuk untuk titrasi (mmol/ml)
Ket :
-Vs adalah volume rata-rata larutan baku Na2EDTA untuk titrasi kesadahan total (ml)
-MEDTA adalah molaritas larutan baku Na2EDTA untuk titrasi (mmol/ml)
Dokumentasi :
8. Foto hasil perubahan warna titrasi
9. Mencatat lebih lanjut hasil yang didapat saat pengujian
Penutup :
10. Membersihkan peralatan
11. Mencuci tangan
12. Membaca hamdalah
Pihak terkait :
1. Koordinator
2. Upt. Lab
3. Petugas Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
4. Mahasiswa
Khadijah Afni, M. (2017). analisis faktor-faktor kualitas dan dampak air. Jurnal.
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jiss/article/download/
Kuswanti, dkk. (2007). Kerugian Air Sadah. http://eprints.undip.ac.id/48622/4/BAB_II.pdf
RimbaKita.com. (2019). Air Tanah-Pengertian, Sumber, Jenis & Manfaat.
https://rimbakita.com/air-tanah/
Simanjuntak, P. N. (2019). Penetapan Kesadahan Total pada Beberapa Air Bersih di Kota
Medan dengan Metode Kompleksometri. Repositori Institusi USU.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24714/162410026.pdf?sequence=1&
isAllowed=y
Wikipedia. (2020). Kesadahan Air. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air