INSTALASI LISTRIK
Nama :
NIM :
Semester :
Angkatan :
A. Kompetensi
Memahami macam-macam sambungan kabel dalam instalasi listrik..
B. Sub Kompetensi
1. Mengetahui berbagai macam sambungan kabel.
2. Menjelaskan fungsi dari masing-masing jenis sambungan kabel dalam instalasi listrik.
3. Mengetahui cara membuat pada sambungan kabel.
4. Mampu membuat berbagai macam sambungan kabel dengan berbagai macam ukuran (diameter kabel).
C. Dasar Teori
1. Sambungan Kabel
Penyambungan antara 2 penghantar atau penyambungan dengan cara ekor babi (pig tail), puntir,
bolak balik (turnback), sambungan kabel bernadi banyak, cabang datar (plain joint) dan cabang
simpul (knotted tap joint) haruslah dipasang dengan rapat. Sesuai dengan syarat-syarat dalam PUIL
2000 tentang sambungan listrik yakni :
a. Semua sambungan listrik harus baik dan bebas dari gaya tarik.
b. Sambungan antar penghantar dan antara penghantar dan perlengkapan listrik yang lain harus
dibuat sedemikian sehingga terjamin kontak yang aman dan andal.
c. Gawai penyambung seperti terminal tekan, penyambung puntir tekan, atau penyambung dengan
solder harus sesuai dengan bahan penghantar yang disambungnya dan harus dipasang dengan baik
(4).
d. Dua penghantar logam yang tidak sejenis (seperti tembaga dan aluminium atau tembaga berlapis
aluminium) tidak boleh disatukan dalam terminal atau penyambung punter kecuali jika alat
penyambung itu cocok untuk maksud dan keadaan penggunaannya.
e. Sambungan penghantar pada terminal harus terjamin kebaikannya dan tidak merusakkan
penghantar. menyambung kabel fleksibel harus menggunakan sambung tekan (termasuk jenis
sekrup), sambungan solder atau sambungan puntir, sepatu kabel harus disambungkan dengan
mur baut secara baik.
f. Sambungan puntir harus dilaksanakan dengan:
a) menggunakan penyambung puntir; atau
b) cara dilas atau disolder. sebelum dilas atau disolder, sambungan itu harus dipuntir dahulu
agar diperoleh sambungan yang baik secara mekanis dan listrik.
g. Bahan yang digunakan seperti solder, fluks, dan pasta harus terbuat dari jenis yang tidak
berakibat buruk terhadap instalasi dan perlengkapan listrik. Dalam suatu instalasi listrik,
biasanya digunakan beberapa macam sambungan kabel. antara lain:
h. Pig Tail : cara menyambung kabel yang paling sederhana berbentuk ekor babi. sambungan ini
digunakan untuk menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel pada satu titik.
i. Sambungan Puntir : cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis lurus. ada dua
macam cara sambungan puntir yaitu; sambungaan puntir bell hangers dan sambungan puntir
western union.
j. Turn Back : cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis lurus, dimana kabel
ditekuk balik, dimaksudkan untuk mendapatkan sambungan yang lebih kuat terhadap rentangan
maupun tarikan, sehingga sering disebut sebagai sambungan bolak-balik.
k. Single Wrapped Cable Spice : cara menyambung kabel yang bernadi banyak, yaitu dengan
menganyam sesuai dengan arah alurnya.
l. Knotted Tap Joint ialah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam satu bidang
datar dengan memberi suatu simpul agar sambungan lebih kuat.
2. Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar atau kabel udara.
Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam sesuai dengan peraturan PUIL.. Lapisan
isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan
mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit
jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada
isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
E. Keselamatan Kerja
1. Dilarang berbuat kegaduhan saat kegiatan praktikum berlangsung.
2. Gunakanlah pakaian praktek (wearpack) selama melakukan praktik.
3. Gunakan sepatu beralas karet ketika praktikum.
4. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada langkah kerja labsheet.
5. Berhati-hati dengan sumber tegangan listrik.
6. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
7. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek (ergonomi K3)
8. Apabila ada kesulitan dalam perangkaian konsultasikan dengan Aslab.
F. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan praktik kemudian cek
2. Kalkulasi kebutuhan bahan yang akan digunakan
3. Untuk membuat sambungan kabel ikuti cara penyambungan dan gambar yang tertera pada prosedur
pelaksanaan di bawah
4. Setelah praktek selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
G. Rangkaian Percobaan
1. Macam-macam Sambungan Kabel
a. Penyambungan Kabel Ekor Babi (Pig Tail)
Sambungan ini digunakan untuk menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel
pada satu titik. Penyambungan cara ini sering dijumpai pada kotak sambung dan umumnya
dipasang "lasdop" sebagai pengikat dan sekaligus sebagai isolasi. Bentuk sambungan ekor babi
ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
Cara penyambungan :
1) Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 cm dari salah satu ujungnya dengan
menggunakan pisau atau tang pengupas. (Langkah 1)
2) Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel
yang terkupas.
3) Tempelkan menjadi satu bagian bagian kabel yang terkupas kemudian diputar dengan tang
kombinasi dengan rapi dan kuat. (Langkah 2)
4) Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan ukuran lasdop
(Langkah 3)
5) Tutup hasil sambungan dengan lasdop. (Langkah 4)
(Langkah 1) (Langkah 2)
(Langkah 3) (Langkah 4)
Cara penyambungan:
1) Kupas masing-masing kabel NYA 1,5 mm sepanjang 10 cm dari salah satu ujungnya
dengan menggunakan pisau atau tang pengupas dengan menyisakan 5 cm pada isolasi
kabel.
2) Tempelkan kedua kabel NYA 1,5 mm kemudian bengkokan kabel sehingga membentuk
huruf L yang sudah terkupas, kemudian puntir menggunakan tang lancip/kombinasi
dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat sampai membentuk
lingkaran per yang rapat.
3) Rapihkan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan.
4) Tutup kembali hasil sambungan dengan isolasi, secara rapih.
Cara penyambungan:
1) Kupas masing-masing kabel NYA 1,5 mm sepanjang 10 cm dari salah satu ujungnya
dengan menggunakan pisau atau tang pengupas dengan menyisakan 5 cm pada isolasi
kabel.
2) Tempelkan kedua kabel NYA 1,5 mm pada pangkal kupasan namun agak tengahan lalu
tempelkan kabel yang satunya lagi sekitar 2 cm dari ujung kawat lalu puntir kabel
terpuntir lalu puntir kabel yang belum terpuntir dengan cara menjepit kawat yang telah
di ikat, kemudian puntir kembali searah jarum jam.
3) Rapihkan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan.
4) Tutup kembali hasil sambungan dengan isolasi, secara rapih.
Sambungan mata itik atau loop kabel digunakan untuk menyambung antara penghantar
dengan terminal strip atau busbar. Ataupun untuk penyambungan 2 penghantar atau lebih pada
sebuah busbar atau terminal strip. Pada kebanyakan instalasi rumah tinggal, kebanyakan
penghantar atau kabel yang biasa dibuat sambungan mata itik kabel adalah kabel NYA dan
NYM. Kedua jenis kabel ini merupakan penghantar pejal yang berinti tunggal. Bentuk
sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
4. Ujung kawat yang sudah dikupas, di bengkokkan 90˚ kearah kiri, kemudian dibentuk mata itik
dengan tang pembulat, diputar searah jarum jam.
5. Periksa apakah bentuk mata itik yang anda buat sudah berbentuk bulat seperti gambar dibawah,
6. Jika sudah berbentuk bulat seperti mata itik kabel, periksa apakah sambungan yang anda buat pas
dengan ukuran baut yang telah ditentukan
e. Sambungan Britania
Sambungan jenis Britania cocok untuk diterapkan pada kabel yang memiliki ukuran
cukup besar, misalnya berukuran 5 – 7 mm, yang sulit dipuntir menggunakan tangan.
Oleh karena itu sambungan kabel jenis ini, memerlukan bantuan kabel yang memiliki
ukuran lebih kecil agar lebih mudah untuk menyambungnya. Cara menyambungnya :
1. Bengkokkan sedikit kedua kabel yang memiliki ukuran besar yang ingin
disambungkan.
2. Kemudian puntirkan kabel kecil tersebut mengelilingi bagian kabel yang besar.
i. Sambungan Scraf
Sambungan kabel jenis scarf sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sambungan jenis
Britania. Sambungan ini juga memerlukan bantuan dari kabel kecil, karena kabel yang
disambung menggunakan teknik ini adalah kabel yang mempunyai ukuran besar.
Bedanya yaitu, sambungan scarf digunakan pada kabel yang lebih besar dengan
lilitan yang lebih kecil yang lebih banyak dan cara menyambungkan kabel besar tersebut
dipipihkan.
I. Bahan Diskusi
1. Jelaskan dan gambarkan ekor babi (pig tail) yang sudah Anda praktikkan?
2. Jelaskan dan gambarkan puntir bell hangers dan puntir western union yang sudah Anda praktikkan?
3. Jelaskan dan gambarkan bolak balik (turn back) yang sudah Anda praktikkan?
4. Jelaskan dan gambarkan mata itik yang sudah Anda praktikkan?
5. Jelaskan sambungan kabel yang seperti apa yang cocok di dalam lingkunagn industri! Dan berikan
Alasanya!
A. Kompetensi
Memahami dan mengetahui pemasangan instalasi listrik dengan saklar tunggal, seri dan tukar pada
instalasi listrik.
B. Sub Kompetensi
1. Memahami fungsi dan cara perangkaian saklar tunggal pada instalasi listrik.
2. Menjabarkan single line diagram pada saklar tunggal, seri dan tukar.
3. Merangkai instalasi wiring diagram pada saklar tunggal, seri dan tukar.
C. Dasar Teori
Instalasi peneragan adalah rangkaian listrik yang betujuan untuk memenuhi kebutuhan cahaya pada
tempat yang diinginkan. Peralatan-peralatan yang dibutuhkan antara lain saklar tunggal, lampu pijar,
stop kontak, fitting, kabel dan peralatan pengaman Circuit Breaker (CB) serta peralatan yang digunakan
tersebut harus sesuai dengan standar (SNI,LMK).
1. Papan Hubung Bagi (PHB)
a. Pengertian
Peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari PLN dan selanjutnya mendistribusikan
dan sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan
cabang ke PHB cabang atau langsung melalui sirkit akhir ke beban. Beban diartikan sebagai
titik lampu, kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang berada di dalam instalasi listrik
dalam bangunan.
b. Komponen PHB
1) Pengaman (MCB, MCCB, ELCB,dll).
2) Pengaman Hubung Singkat (Fuse/Sekering) Sekering.
3) Sakelar (Switch).
4) Komponen Indikator (Lampu, Ampere Meter, Volt Meter).
c. Fungsi Utama PHB
1) Penghubung : Menghubungkan rangkaian satu dengan rangkaian listrik lainnya pada satu
operasi kerja.
2) Pengaman : Pengaman dari hubung singkat, arus bocor dan beban lebih.
3) Pembagi : pembagi tenaga listrik berdasarkan beban kerja.
4) Penyuplai : menyalurkan sumber ke beban listrik.
5) Pengontrol : pengontrol kerja beban listrik
2. Saklar
Saklar adalah alat yang digunakan untuk memutuskan dan menyalurkan aliran arus listrik
kebeban berupa lampu (instalasi penerangan).Saklar terdiri dari berbagai jenis seperti saklar tunggal,
saklar seri, saklar silang / tukar, saklar magnet (kontaktor) dll. Untuk saklar silang dan saklar magnet
kebanyakan dipakai untuk perusahaan-perusahaan. Saklar harus terhubung dengan fasa listrik, dan
jangan sekali-kali menghubungkan fasa langsung dengan netral atau ground. Penyambungan itu akan
menimbulkan hubung singkat.
3. Macam-macam Saklar
a. Saklar Tunggal adalah saklar yang memiliki satu buah tuas, bisa mematikan dan menghidupkan
satu buah lampu dengan sekali tekan.
Instalasi sakelar tukar ini membutuhkan satu pasang (2 buah) sakelar tukar. Instalasinya ada
beberapa versi seperti di bawah ini. Sama semuanya juga bisa beroperasi sesuai kebutuhan tetapi
biasanya perbedaannya hanya panjang kabelnya saja.
c. Saklar Seri, mempunyai banyak jenis dan tipe yang mempunyai berbagai fungsi. Akan tetapi
pada pembahasan disini kita hanya membahas tentang saklar yang merupakan komponen pada
instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung dan/atau memutuskan aliran arus listrik
kebeban (dalam hal ini lampu penerangan).
Miniatur Circuit Breaker (MCB) / Circuit Breaker (CB) adalah peralatan yang digunakan sebagai
pengaman untuk menghindari terjadinya lonjakan arus akibat hubungan singkat.
6. KWh Meter
KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini bekerja menggunakan metode
induksi medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakkan piringan yang terbuat dari
alumunium. Pengukur Watt atau Kwatt yang pada umumnya disebut Watt-meter/Kwatt meter
disusun sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan dapat berputar dengan bebasnya, dengan
jalan demikian tenaga listrik dapat diukur, baik dalam satuan WH (Watt Hour) atau dalam Kwh
(Kilo watt hour).
D. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan Job 2
NO ALAT/BAHAN JUMLAH
1 Tang Kupas 1 pcs
2 Tang Potong 1 pcs
3 Tang Lancip 1 pcs
4 Tang Kombinasi 1 pcs
5 Obeng (+/-) 1 pcs
6 Tespen/Multimeter 1 pcs
7 Kabel NYA 1,5 mm Secukupnya
8 MCB 1 pcs
9 Saklar Tunggal, Seri dan Tukar 1 pcs
10 Stop Kontak 1 pcs
11 Fitting 1 pcs
12 Lampu pijar 1 pcs
13 T-Dost 3 pcs
14 Pipa PVC Secukupnya
15 Lasdop Secukupnya
E. Keselamatan Kerja
1. Dilarang berbuat kegaduhan saat kegiatan praktikum berlangsung.
2. Gunakanlah pakaian praktek (wearpack) selama melakukan praktik.
3. Gunakan sepatu beralas karet ketika praktikum.
4. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada langkah kerja labsheet.
5. Berhati-hati dengan sumber tegangan listrik.
6. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
7. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek (ergonomi K3)
8. Apabila ada kesulitan dalam perangkaian konsultasikan dengan Aslab.
F. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan kemudian cek
2. Rangkaialah kabel NYA pada papan kayu yang sesuai dengan gambar pengawatan yang sudah dibuat.
3. Masukan kabel NYA ke dalam pipa sesuai dengan ukuran dan jumlah yang ditentukan, kemudian
klem pada posisi yang telah ditandai.
4. Kupas sepanjang 3 cm semua ujung kabel dalam kotak cabang. Sambungkan dengan
jenis sambungan ekor babi.
H. Hasil Percobaan
Tabel 2. Hasil Percobaan Job 2
NO Data Pengamatan Belum Sudah Keterangan
Pemasangan komponen-komponen yang akan
1.
dipasang sesuai dengan gambar kerja
Rangkaian yang telah dipasang apakah telah
2.
benar
Semua bahan berfungsi dengan baik KWh meter,
3.
saklar tunggal, stop kontak, lampu pijar.
J. Bahan Diskusi
1. Jelaskan fungsi dari saklar tunggal?
2. Jelaskan kegunaan dari KWh Meter?
3. Jelaskan kegunaan dari stop kontak?
4. Jelaskan kegunaan dari MCB?
5. Gambarkan Wiring diagram pada rangkaian yang sudah anda buat!
A. Kompetensi
Memahami dan mengetahui pemasangan voltmeter, amperemeter dan wattmeter pada instalasi listrik.
B. Sub Kompetensi
1. Mengenal alat ukur yang digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik
2. Mengetahui cara pengukuran listrik menggunakan Ampermeter, Voltmeter dan wattmeter
3. Mengetahui prinsip kerja alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan wattmeter
4. Menggunakan Amperemeter, Voltmeter dan wattmeter dalam rangkaian listrik
C. Dasar Teori
1. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini
dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari
fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter. Amper meter dapat dibuat atas susunan
mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang
kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt. Amperemeter bekerja
sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti
medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter.
Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya.
Gambar 1. Amperemeter
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus mengalir
melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan
jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul
juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar.
Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi
semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip gaya Lorentz F = B.I.L. Kuat
arus yang terukur I dapat dihitung dengan rumus:
2. Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah
alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic
tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik.
Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.
Gambar 3. Voltmeter
Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya juga terdiri dari
galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer menggunakan prinsip hukum
Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic.
Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh
arus yang melewati kumparan. Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.
Untuk mengukur tegangan kita harus menggunakan voltmeter yang dipasang paralel terhadap
komponen yang kita ukur beda potensialnya. Jadi tidak perlu dilakukan pemutusan penghantar
seperti pada amperemeter Pada rangkaian arus searah pemasangan kutub-kutub voltmeter harus
sesuai. Kutub positip dengan potensial tinggi dan kutub negatip dengan potensial rendah. Biasanya
ditandai dengan kabel yang berwarna hitam dan merah atau biru. Bila pemasangan terbalik akan
terlihat penyimpangan yang arahnya ke kiri. Sedangkan pada rangkaian arus bolak balik tidak
menjadi masalah. Setelah voltmeter terpasang dengan benar maka hasil pengukuran harus
memperhatikan bagaimana menuliskan hasil pengukuran yang benar. Tegangan yang terukur (V)
adalah:
Gambar 5. Wattmeter
E. Keselamatan Kerja
1. Dilarang berbuat kegaduhan saat kegiatan praktikum berlangsung.
2. Gunakanlah pakaian praktek (wearpack) selama melakukan praktik.
3. Gunakan sepatu beralas karet ketika praktikum.
4. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada langkah kerja labsheet.
5. Berhati-hati dengan sumber tegangan listrik.
F. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan kemudian cek
2. Rangkaialah kabel NYA pada papan kayu yang sesuai dengan gambar pengawatan yang sudah dibuat.
3. Masukan kabel NYA ke dalam pipa sesuai dengan ukuran dan jumlah yang ditentukan, kemudian
klem pada posisi yang telah ditandai.
4. Kupas sepanjang 3 cm semua ujung kabel dalam kotak cabang. Sambungkan dengan
jenis sambungan ekor babi.
5. Hubungkan kabel pada komponen masing-masing sesuai tata letak komponennya.
6. Lakukan pengecekan susunan rangkaian menggunakan multimeter/tespen (jika diperlukan).
7. Jika rangkaian telah benar, tutuplah semua sambungan kabel yang ada pada kotak cabang
dengan menggunakan isolasi listrik atau menggunakan lasdop.
8. Lakukan uji coba rangkaian dengan menyambungkan ke sumber tegangan.
9. Lakukan uji coba dengan menggunakan daya lampu yang berbeda.
10. Bongkar rangkaian hasil praktik dengan hati-hati dan kembalikan alat serta bahan ke tempat semula.
11. Rapihkan kembali tempat praktikum yang sudah digunakan
G. Rangkaian Percobaan
1. Single Line Diagram
2. Wiring Diagram
J. Bahan Diskusi
1. Jelaskan fungsi dari voltmeter dan amperemeter?
2. Bagaimana cara perangkaian dari voltmeter dan amperemeter ?
3. Jelaskan dari Gaya Lorentz?
4. Apakah penyebab terjadinya Persentase error (%) pada praktikum kali ini jika dianalogikan antara
Watt penguran menggunakan alat ukur dan Watt perhitungan?(sama-sama menggunkan alat ukur)
A. Kompetensi
Mengetahui cara kerja dari water level switch dan relay pada pengisian tandon/penampungan air
Mengetahui cara kerja dari sensor cahaya (photocontrol) pada instalasi listrik rumah
B. Sub Kompetensi
1. Mengenal dan mengetahui komponen dari water level relay & sensor cahaya (photocontrol)
2. Mengetahui cara merangkai/merakit dari water level relay & sensor cahaya (photocontrol)
3. Mengetahui cara kerja dari water level relay & sensor cahaya (photocontrol)
C. Dasar Teori
1. Cara Kerja Water Level Relay
Sebagai pendahuluan, kita ulas mengenai cara kerja water level switch dan kontak relay.
Seperti gambar ini, sistem level switch mempunyai cara kerja yang cukup sederhana. Saat air
mencapai setengah dari pemberat yang bawah (level low) maka dua pemberat (sinker) akan
menggantung dimana total beratnya akan mampu menarik switch yang ada pada switch body di
bagian atas. Switch yang tertarik pemberat akan membuat kontak relay menjadi ”close“ dan arus
listrik akan mengalir melalui kabel ke mesin pompa air yang kemudian start dan mengisi air ke
dalam toren hingga mencapai level high.
Saat air mendekati level high, maka pemberat bagian bawah akan mengambang dan saat level
air mencapai setengah dari pemberat bagian atas maka level switch akan kembali ke posisi awal
(dengan bantuan pegas yang ada dalam switch body) sehingga kontak relay akan menjadi “open” dan
arus listrik terputus sehingga mesin pompa air stop secara otomatis.
Batas level high dan level low dalam toren ini dapat di-setting sesuai keinginan, dengan
mengatur ketinggian dari dua pemberat ini. Cukup dengan mengatur panjang talinya dan kemudian
dikencangkan kembali ikatannya.
Jika setting level low-nya dinaikkan (pemberat bagian bawah posisnya lebih naik), maka volume
air dalam toren akan masih tersisa banyak sesaat sebelum air diisikan kembali. Begitu pula jika
setting level high-nya dinaikkan (dengan menaikkan lagi posisi pemberat bagian atas), maka volume
air akan bisa mendekati maksimum kapasitas yang bisa ditampung dalam toren sesaat setelah mesin
air dimatikan.
sehingga mesin pompa air akan semakin sering start-stop. Apalagi jika toren yang digunakan
memiliki kapasitas kecil.
2. Bagian-Bagian Water Level Relay
Bagian yang terpasang di sebelah dalam toren adalah dua buah sinker dan L shape bracket.
Sedangkan switch body dan water proof cover dipasang pada bagian luar. Perlu diperhatikan
pemasangan water proof cover ini harus benar-benar baik, karena letaknya yang ada dibagian luar
akan terkena panas dan hujan (toren biasanya dipasang diluar), sedangkan di dalamnya terdapat
terminal kabel listrik dari kontak relay.
Pada switch body, terdapat dua pasang terminal untuk kabel listrik yaitu terminal A1-A2 dan
B1-B2. Dua pasang terminal ini merupakan dua macam kontak relay yang mempunyai fungsi
berkebalikan. Untuk keperluan yang paling umum gunakan terminal A1-A2, karena fungsi ini yang
sesuai dengan cara kerja level switch seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya. Selain itu pihak
pabrik pembuat biasanya mempermudah konsumen dengan memberikan tanda dengan hanya
memasang 2 buah baut saja pada terminal A1-A2.
Penjelasan mengenai dua pasang terminal ini adalah sebagai berikut :
Pada saat air mencapai level low, maka dua pemberat tadi akan menarik level switch kearah
bawah dan kontak relay A1-A2 akan terhubung, sedangkan kontak relay B1-B2 akan terputus.
Karena itu listrik akan mengalir dan mesin pompa air akan start.
Saat air mencapai level high, maka dua pemberat tadi akan mulai mengambang dan level switch
akan kembali ke posisi semula dengan bantuan pegas. Akibatnya kontak relay A1-A2 akan terputus
dan sebaliknya kontak relay B1-B2 akan terhubung. Sehingga aliran listrik akan terputus dan mesin
pompa air akan mati. Ini sifatnya nice to know saja, di dunia instrumentasi, kontak A1-A2
dinamakan Normally Open (NO) dan kontak B1-B2 dinamakan Normally Close (NC).
3. Model Koneksi Rangkaian Level Switch Relay
Gambar 5. Photocell/Photocontrol
(Sumber:https://www.listrik-praktis.com/2015/09/cara-pasang-instalasi-sensor-cahaya-photocell-yang-
baik-lengkap.html)
Gambar di atas adalah penampilan dari photocontrol dengan spesifikasi tegangan dan arus. Alat
ini bisa kita manfaatkan sebagai sensor cahaya untuk penerangan out dor atau untuk lampu
halaman / lampu taman. Dengan menggunakan alat ini kita mempunyai banyak keuntungan
diantaranya adalah, tidak perlu repot mengoperasikan lampu ketika malam tiba atau mematikan
lampu ketika hari sudah siang karena alat ini bisa menjadi saklar otomatis bagi anda yang operasinya
dikendalikan cahaya luar, dan anda tidak perlu khawatir bepergian keluar rumah tanpa menyalakan
lampu. Selain itu, dengan alat ini diharapkan bisa menghemat listrik karena terkadang lupa atau
kesiangan mematikan lampu halaman/ taman atau karena telat bangun kesiangan.
Jika anda akan menggunakan photocontrol tersebut untuk lampu out dor di rumah tinggal perlu
diperhatikan pemilihan spesifikasi alat ini. Anda akan menemukan parameter tegangan (V) dan arus
(A). Untuk parameter tegangan pilihlah tegangan kerja standar yang terpasang di rumah yaitu AC
220V agar lebih praktis dan anda tidak perlu memasang perangkat lain untuk menyesuaikan
tegangan kerja dari photocell. Sedangkan untuk parameter arus bisa disesuaikan dengan kebutuhan,
semakin kecil besar parameter arus maka semakin mahal harganya. Untuk memudahkan
pengembangan fungsi nantinya saya sarankan untuk
E. Keselamatan Kerja
1. Dilarang berbuat kegaduhan saat kegiatan praktikum berlangsung.
2. Gunakanlah pakaian praktek (wearpack) selama melakukan praktik.
3. Gunakan sepatu beralas karet ketika praktikum.
4. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada langkah kerja labsheet.
5. Berhati-hati dengan sumber tegangan listrik.
6. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
7. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek (ergonomi K3)
8. Apabila ada kesulitan dalam perangkaian konsultasikan dengan Aslab.
F. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan kemudian cek
2. Rangkaialah kabel NYA pada papan kayu yang sesuai dengan gambar pengawatan yang sudah
dibuat.
3. Masukan kabel NYA ke dalam pipa sesuai dengan ukuran dan jumlah yang ditentukan, kemudian
klem pada posisi yang telah ditandai.
4. Kupas sepanjang 3 cm semua ujung kabel dalam kotak cabang. Sambungkan dengan jenis
sambungan ekor babi.
5. Hubungkan kabel pada komponen masing-masing sesuai tata letak komponennya.
6. Lakukan pengecekan susunan rangkaian menggunakan multimeter/tespen (jika diperlukan).
7. Jika rangkaian telah benar, tutuplah semua sambungan kabel yang ada pada kotak cabang dengan
menggunakan isolasi listrik atau menggunakan lasdop.
8. Lakukan uji coba rangkaian dengan menyambungkan ke sumber tegangan.
G. Rangkaian Percobaan
1. Single Line Diagram
2. Wiring Diagram
J. Bahan Diskusi
1. Jelaskan fungsi dari photocontrol dalam di kehidupan sehari-hari?
2. Jelaskan fungsi dari water level relay dalam di kehidupan sehari-hari?
A. Kompetensi
Mampu merangkai rangkaian motor listrik 3 fasa direct online.
B. Sub Kompetensi
1. Mengenal cara membaca rangkaian motor listrik 3 fasa direct online.
2. Mengetahui dan memahami rangkaian motor listrik 3 fasa direct online.
C. Dasar Teori
1. Rangkaian Interlock
Rangkaian interlock adalah istilah yang digunakan dalam sistem rangkaian kontrol sebagai
sarana untuk mengunci/menutup kondisi dari dua atau lebih kondisi yang berbeda sehingga tidak
saling bekerja pada saat yang bersamaan.
2. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan.
Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas
kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus dan memutuskan arus dalam
keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi.
Sebuah kontaktor kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus searah (arus DC) atau arus
bolak-balik (arus AC). Kontaktor arus AC ini pada inti magnetnya dipasang cincin hubung singkat,
gunanya adalah untuk menjaga arus kemagnetan agar kontinu sehingga kontaktor tersebut dapat
bekerja normal. Sedangkan pada kumparan magnet yang dirancang untuk arus DC tidak dipasang
cincin hubung singkat
Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85 % dari tegangan kerja, bila
tegangan turun kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan
arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka
(Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti
saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu
menutup/ menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan
kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO
dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO
menutup. Berdasarkan fungsinya kontak pada kontaktor terdiri dari 2 macam yaitu:
a. Kontak Utama
Kontak utama dirancang lebih luas dan tebal sehingga mampu untuk dialiri arus listrik
yang relatif besar. Kontak utama 1, 3 dan 5 biasanya dihubungkan dengan sumber listrik R, S
dan T sedangkan Kontak 2, 4 dan 6 dihubungkan dengan beban Motor listrik 3 phasa U, V dan
W atau beban lainnya.
b. Kontak Bantu
Untuk Kontak Bantu konstruksinya dirancang lebih tipis sehingga hanya digunakan untuk
bagian kontrol saja dengan arus listrik yang relatif kecil. Berikut ini adalah gambar yang
menunjukkan simbol huruf dan angka pada kontaktor.
D. Gambar Rangkaian
E. Keselamatan Kerja
1. Dilarang berbuat kegaduhan saat kegiatan praktikum berlangsung.
2. Gunakanlah pakaian praktek (wearpack) selama melakukan praktik.
3. Gunakan sepatu beralas karet ketika praktikum.
4. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada langkah kerja labsheet.
5. Berhati-hati dengan sumber tegangan listrik.
6. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
7. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek (ergonomi K3)
8. Apabila ada kesulitan dalam perangkaian konsultasikan dengan Aslab.
F. Langkah Kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Cek apakah alat berfungsi dengan baik atau tidak.
3. Sambungkan kabel seperti pada gambar rangkaian.
4. Rangkai rangkaian kontrol terlebih dahulu kemudian rangkaian utama.
5. Lakukan pengecekan susunan rangkaian menggunakan multimeter/tespen.
6. Lakukan uji coba rangkaian dengan menyambungkan ke sumber tegangan.
7. Tes apakah rangkaian berjalan dengan baik atau tidak. Amati cara kerja rangkaian dan cek lampu
indikator dan catat hasilnya
8. Bongkar rangkaian hasil praktik dengan hati-hati dan kembalikan alat serta bahan ke tempat semula.
9. Rapihkan kembali tempat praktikum yang sudah digunakan
G. Rangkaian Percobaan
Rangkaianlah percobaan motor 3 fasa pada gambar di bawah ini kemudian anda analisis dari hasil
rangkaian anda.
H. Hasil Percobaan
Tabel 2. Hasil Percobaan Job 7
NO Data Pengamatan Belum Sudah Keterangan
Pemasangan komponen-komponen yang akan
1.
dipasang sesuai dengan gambar kerja
Rangkaian yang telah dipasang apakah telah
2.
benar
Semua bahan berfungsi dengan baik yang
3.
terdapat pada rangkaian motor direct online
J. Bahan Diskusi
1. Apa yang di maksud dengan rangkaian interlocking?
2. Apa fungsi dari kontaktor magnet?
3. Kontaktor magnet terdiri dari berapa macam?
4. Rangkaian motor listrik Direct Online biasa dipakai untuk apa dalam di kehidupan sehari-hari?
A. Kompetensi
Mampu merangkai pada rangkaian panel solar cell.
B. Sub Kompetensi
1. Mengenal cara membaca pada rangkaian panel solar cell.
2. Mengetahui dan memahami pada rangkaian panel solar cell.
C. Dasar Teori
1. Prinsip Kerja Solar Cell
a. Proses kerja solar cell
Prinsip kerja sel surya didasarkan pada penggabungan semikonduktor tipe-p yang kelebihan
hole dan semikonduktor tipe-n yang kelebihan elektron.
Bila daerah sambungan dikenai cahaya foton energetik yang cukup mampu mengekstasi suatu
elektron dari keadaan pita valensi ke pita konduksi, maka elektron bebas dan hole akan bergerak
sebagai tanggapan terhadap pembentukan medan listrik pada sambungan n-p.
Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region) ditandai dengan
huruf W. Pada daerah deplesi ini terdapatbanyak keadaan terisi (hole+elektron). Baik elektron
maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa muatan minoritas
(minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis semikonduktor yang berbeda.
Perbedaan muatan pada daerah deplesi ini menimbulkan medan listrik internal E daridaerah posi
tif ke daerah negatif pada daerah deplesi. Medan yang dibentuk menghasilkan suatu arus I
melewati sambungan dan juga memberi muatan ke daerah tipe-p dan tipe-n. Ini terjadi karena
elektron akan disapu ke daerah tipe-n dan hole ke daerah tipe-p.
2. Komponen Rangkaian Solar Cell
Suatu rangkaian Solar Cell terdiri dari komponen-komponen penting yang dapat
memaksimalkan kerja dari rangkaian solar cell tersebut, komponen-komponen tersebut ialah:
a. Panel Surya
b. Charge Controller
c. Baterai
d. Inverter
suatu panel solar cell tersusun dari cell-cell surya kemudian terbentuk modul-modul
surya dan dari modul surya terbentuk dalam satu array. dari sertiap cell mempunyai tegangan
dan daya masing-masing sehingga bila kita rangkaikan atau kita susun maka akan terbentuk
kapasitas solar cell yang kita butuhkan. berikut sistem rangkaian pada solar cell:
Hubungan seri suatu modul fotovoltaik didapat apabila bagian depan (+) sel surya
utama dihubungkan dengan bagian belakang (-) sel surya kedua atau sebaliknya.
Dari keadaan seri ini didapatkan tegangan solar cell dijumlahkan apabila dihubungkan
seri satu sama lain:
Vtotal = V1+V2+V3 dsbArus solar cell sama apabila dihubungkan seri satu sama lain:
Itotal = I1 = I2 = I3 = dsb
Rangkaian paralel modul fotovoltaik di dapat apabila terminal kutub positif dan
negatif sel surya dihubungkan satu sama lain.
Tegangan sel surya yang dihubungakan paralel sama dengan satu sel surya.
UTOTAL = U1 = U2 = U3 = Un Arus yang timbul dari hubungan ini langsung
dijumlahkan.
ITOTAL = I1 + I2 + I3 + In
4) Charge controller
Charge control atau charge regulator merupakan komponen penting pada rangkaian
solar cell, dimana charge control mempunyai fungsi utama yakni menjaga atau
mengamankan komponen penting pada rangkaian solar cell yaitu Baterai.
Umumnya solar cell yang tegangan 12 volt mempunyai tegangan output 16-21 volt,
sehingga apabila tidak menggunakan Charge Control maka baterai akan rusak oleh over-
charging dan ketidakstabilan tegangan yang dikeluarkan oleh solar cell. dan baterai 12 volt
di charge pada tegangan 14 -14.7 volt
5) Baterai
Baterai merupakan peralatan penting pada suatu Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Baterai menyimpan energi listrik yang diterimanya pada siang hari dan akan dikeluarkan
pada malam hari untuk melayani beban (terutama untuk penerangan). Disamping itu baterai
juga berfungsi meyediakan daya kepada beban waktu tidak ada cahaya matahari dan harus
pula meratakan perubahan – perubahan yang terjadi pada beban.
Banyak tipe baterai yang beredar dipasaran dengan memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Baterai biasanya diklasifikasikan terhadap dua tipe, yaitu:
dioxide battery. baterai jenis ini memiliki power yang lebih dan umur simpan yang
lebih lama dari baterai Heavy Duty. Lithium Cell, Baterai Lithium memiliki
kemampuan kinerja yang jauh lebih baik melampaui baterai elektrolit konvensional.
Umur simpannya bisa lebih dari 10 tahun dan tetap bekerja dengan baik pada suhu
yang sangat rendah . Baterai lithium umumnya sebesar uang koin saja, maksimal
ukuran AA. Hal ini atas pertimbangan keselamatan dan keamanan saja jika digunakan
masyarakat umum. Sebenarnya ada juga ukuran yang lebih besar namun
penggunaanya hanya terbatas pada kepentingan militer saja.
Jenis ini disebut juga baterai yang dapat di-cas ulang (rechargeable bateries) jika
telah habis arus listriknya.
Sedangkan baterai sekunder terbagi lagi menjadi 2 jenis yakni baterai basah dan baterai
kering. Baterai yang biasa digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah baterai
sekunder (baterai basah / kering), yaitu baterai yang dapat diisi dan dikosongkan berulang –
ulang.
Jenis Baterai Volt (V) Penggunaan yang umum
CD/MD/MP3 players, mainan, game elktronik,
Rechargeable
1,5 camera, senter, remote control dan lampu listrik tenaga
Alkaline
matahari
Ni-MH 1,2 Digital camera, mainan remote control
Ni-Cd 1,2 Alat pertukangan
Notebook, PDAs, handphone, camcorder, digital
Li-ion 3,6-3,7
camera
Aki mobil, UPS, lampu tenaga surya, mobil golf,
Lead-acid 12
pelayaran.
Hal – hal yang perlu mendapat perhatian dari peralatan baterai ini adalah:
Kapasitas
Satuan kapasitas suatu baterai adalah ampere hour (Ah). Biasanya informasi
ini terdapat pada label suatu baterai, misalnya suatu baterai dengan kapasitas 100
Ah akan penuh terisi dengan arus 1 ampere selamaseratus (100) jam.
Penerimaan arus pengisian yang kecil
Baterai harus dapat diisi dengan arus pengisian yang agak kecil (pada cuaca
yang jelek sekalipun), sehingga tidak ada energi surya yang terbuang begitu saja.
Efisiensi Ah (η Ah)
Baterai menyimpan dengan jumlah ampere hour, dengan suatu efisiensi Ah (η
Ah) dibawah 100 % (biasanya 90 %).
Efisiensi Wh (η Wh)
Efisiensi Wh (η Wh) adalah suatu perbandingan energi yang ada dan yang
dapat dikeluarkan. Efisiensi Wh (η Wh) selalu lebih rendah dari efiseinsi Ah (η
Ah) dan biasanya ± 80 %.
Hal – hal yang perlu mendapat perhatian dalam memilih suatu baterai adalah:
- Jenis baterai, gunakan jenis baterai untuk PLTS dengan kapasitas yang
mampu memberikanDepth of Discharge (DOD), yaitu kapasitas minimal
yang boleh dikeluarkan (discharge) dari baterai. Umumnya diambil DOD
= 0,8).
- Tegangan yang dipersyaratkan.
- Jadwal waktu pengoperasian dan mampu memasok energi selama 3 – 4 hari.
- Kapasitas (Ah).
- Suhu pengoperasian.
- Ukuran, bobot dan umur baterai yang mampu mencapai 2 – 4 tahun.
6) Inverter
E. Keselamatan Kerja
1. Dilarang berbuat kegaduhan saat kegiatan praktikum berlangsung.
2. Gunakanlah pakaian praktek (wearpack) selama melakukan praktik.
3. Gunakan sepatu beralas karet ketika praktikum.
4. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada langkah kerja labsheet.
5. Berhati-hati dengan sumber tegangan listrik.
6. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
7. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek (ergonomi K3)
8. Apabila ada kesulitan dalam perangkaian konsultasikan dengan Aslab.
F. Langkah Kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Cek apakah alat berfungsi dengan baik atau tidak.
3. Sambungkan kabel seperti pada gambar rangkaian.
4. Rangkai rangkaian kontrol terlebih dahulu kemudian rangkaian utama.
5. Lakukan pengecekan susunan rangkaian menggunakan multimeter/tespen.
6. Lakukan uji coba rangkaian dengan menyambungkan ke sumber tegangan.
7. Tes apakah rangkaian berjalan dengan baik atau tidak. Amati cara kerja rangkaian dan cek lampu
indikator dan catat hasilnya
8. Bongkar rangkaian hasil praktik dengan hati-hati dan kembalikan alat serta bahan ke tempat semula.
9. Rapihkan kembali tempat praktikum yang sudah digunakan
G. Rangkaian Percobaan
Rangkaianlah percobaan panel solar cell pada gambar di bawah ini kemudian anda analisis dari
hasil rangkaian anda.
H. Hasil Percobaan
Tabel 2. Hasil Percobaan Job 10
J. Bahan Diskusi
1. Komponen apa saja yang dipakai dalam rangkaian panel solar cell?
2. Rangkaian panel solar cell biasa dipakai untuk apa dalam di kehidupan sehari-hari?