Anda di halaman 1dari 9

Makalah Tuhan Yang Maha Esa (dalam

Pandangan Kristen)

(Mata Kuliah Agama Kristen)

Disusun Oleh:

Elvira Descania PO.62.31.3.20.081


Hana Natalia PO.62.31.3.20.086
Puteri Elok Laluyangan PO.62.31.3.20.094
Viola Andini Arista PO.62.31.3.20.100

D-III GIZI REGULER XXI


KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
TAHUN AKADEMIK 2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Berkat dan Rahmat-Nya
sehingga akhirnya makalah yang berjudul Tuhan Yang Maha Esa (dalam pandangan
Kristen) ini dapat diselesaikan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
Pendidikan Agama Kristen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Tuhan Yang Maha Esa (dalam pandangan Kristen) bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang
penulis miliki, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
akhirnya penulis berharap Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi anda semua.

Palangka Raya, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................i


DAFTAR ISI....................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................2
C. Metode Penulisan...........................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa Dalam
Pandangan Agama Kristen.................................................3
B. Bukti Adanya Tuhan......................................................3
C. Allah sebagai Tritunggal dalam Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru............................................................4
D. Allah Sebagai Awal dari Pengetahuan..........................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................6
B. Saran .............................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam agama Kristen, Allah adalah sebutan untuk


Tuhan. Yesus, Bapa atau Allah, dan Roh Kudus adalah
Tuhan. Roh Kudus adalah bagian dari Tuhan yang
menghubungkan manusia dengan Tuhan. Yesus atau Anak
Allah adalah wujud Tuhan yang pernah lahir dalam wujud
manusia di bumi. Allah atau Bapa adalah Tuhan yang
menempati di surga. Ketika Yesus sedang menjalani hidup
sebagai manusia, Allah atau Bapa menempati surga. Pada
umumnya bilamana seseorang berbicara tentang agama, mau
tak mau orang berbicara tentang Allah.
Semua agama mempercayai adanya Allah atau
sejenisnya, dan kepercayaan tentang Allah inilah yang
membedakan agama dengan fenomena lainnya. Demikianpun
dengan agama Kristen (kekristenan). Karena itu, penting
untuk mempelajari dan memikirkan kembali kepercayaan
yang mendasar tentang siapakah Allah yang kita percayai
sebagai orang Kristen. Pemahaman dan penghayatan kita
akan substansi kajian ini akan memengaruhi bagaimana
orang Kristen hidup ditengah- tengah dunia ini. Misalnya,
kalau kita percaya kepada Allah yang sewenang- wenang,
hidup kristiani kita adalah usaha untuk “taat secara terpaksa”
kepada kehendak-Nya, mungkin dengan cara menyogok-Nya
dengan berbagai sesajen.
Walaupun setiap agama mempunyai kepercayaan tentang
Allah atau yang dianggap Allah, tiap-tiap agama mempunyai
konsepnya sendiri-sendiri tentang siapakah Allah yang
dipercayainya. Demikian pula agama Kristen, sudah tentu
mempunyai konsep tersendiri tentang Allah yang
dipercayainya. Konsep tersebut didasarkan pada kesaksian
Alkitab yang dipercayai sebagai dasar untuk kepercayaan dan
perilaku kristiani. Harus diakui bahwa Alkitab tentu
mempunyai ungkapan-ungkapan yang sangat kaya tentang
siapakah Allah.
Meskipun kekristenan percaya akan “Satu Allah” akan
tetapi Allah yang dipercayai itu menyatakan diri dengan
berbagai cara yakni sebagai Bapa, Pencipta segala sesuatu,
sebagai penyelamat dalam Yesus Kristus, dan sebagai
pembaharu dalam Roh Kudus. Kekayaan penyataan diri Allah
seperti inilah yang biasanya oleh Gereja pada zaman dahulu
dikenal dengan ungkapan Trinitas (Tritunggal). Ungkapan itu
bukanlah istilah Alkitab, tetapi mengandung kebenaran
alkitabiah.

B. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa Dalam


Pandangan Agama Kristen.

1
b. Mengetahui Bukti Adanya Tuhan.
c. Mengetahui Allah sebagai Tritunggal dalam Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru.
d. Mengetahui Allah Sebagai Awal dari Pengetahuan

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan


metode kajian pustaka. Metode kajian pustaka adalah metode
yang dipakai dalam mencari sumber-sumber tertulis yang
berhubungan dengan masalah yang ditulis dalam makalah ini.
Langkah-langkah metode kajian pustaka adalah sebagai
berikut.
a. Mengumpulkan bahan
b. Menyeleksi bahan
c. Mengadakan penulisan
Setelah penulisan makalah ini selesai, maka perlu dilihat lagi
isinya agar sesuai dengan tujuan penulisan makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa Dalam Pandangan


Agama Kristen

2
Orang Kristen menerima kebenaran tentang keberadaan
Allah dengan iman. Tetapi iman ini bukanlah iman yang buta,
melainkan berdasarkan bukti, dan bukti ini ditemukan di
dalam Alkitab sebagai firman Allah dan wahyu Allah melalui
ciptaan-Nya. Wahyu Allah ini adalah dasar dari iman kita
tentang keberadaan Allah, dan membuat iman tersebut
seluruhnya bersifat masuk akal. Satu hal yang harus selalu
kita ingat adalah, bahwa hanya melalui iman saja maka kita
dapat menerima tentang kebenaran wahyu Allah dan mampu
memiliki pemahaman yang benar ke dalam isi iman itu.
Iman Kristen meyakini bahwa Allah itu adalah Esa. Hal
itu dapat kita lihat dalam ayat-ayat Alkitab berikut: Ulangan
6:4: Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita,
TUHAN itu esa, Maleaki 2:15: Bukankah Allah yang Esa
menjadikan mereka daging dan roh ,1 Timotius 1:17: Hormat
dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala
zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa!, 1 Tim
2:5: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi
pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus
Yesus
Manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya
tentang keberadaan Allah (meskipun hanya samar-samar),
tetapi Alkitab mengatakan bahwa manusia menolak kesaksian
ini (Roma 1:18-32). Tugas orang Kristen adalah
menghadapkan orang bukan Kristen pada Allah, bukan untuk
mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada,
Melainkan mengubah konsep berpikir mereka dengan
menanamkan suatu keyakinan sebagai iman dasar bahwa
Allah yang benar adalah Allah yang terdapat dalam Tuhan
Yesus Kristus, seperti yang telah tertulis dalam Alkitab.
Sementara itu, Roh Kudus akan menolong mereka untuk
mengenal Allah dengan lebih baik dan memberikan suatu
kehidupan yang baru bagi mereka melalui kelahiran kembali.
Karena orang berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan
sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan kembali oleh
Roh Kudus pada waktu mereka mendengar Injil.

B. Bukti Adanya Tuhan

Keberadaan Allah tidak dapat dibuktikan ada atau tidak


ada. Alkitab menyatakan bahwa kita harus menerima fakta
bahwa Allah itu ada melalui iman: "Tetapi tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa
berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada,
dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-
sungguh mencari Dia" (Ibrani 11:6). Jika Allah
menghendakinya, Ia dapat muncul dan membuktikan kepada
seluruh dunia bahwa Ia benar-benar ada. Tetapi jika Ia
berlaku demikian, tidak akan ada kebutuhan beriman. "Kata
Yesus kepadanya: 'Karena engkau telah melihat Aku, maka
engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat,
namun percaya'" (Yohanes 20:29).

3
Ada beberapa argumentasi yang menyatakan bukti
adanya Tuhan Allah, yaitu :
1. Argumentasi ontologies ini ingin membuktikan bahwa
Tuhan Allah ada, dengan menunjukkan kepada adanya
pengertian tentang Tuhan. Tiap orang memiliki
“Pengertian tentang Tuhan”. Oleh karena tiap orang
memiliki “pengertian tentang Tuhan”, maka Tuhan tentu
ada.
2. Argumentasi teleologis mengatakan karena alam semesta
mempertunjukkan desain yang begitu luar biasa, pastilah
ada seorang desainer Illahi. Contohnya, kalau saja bumi
lebih dekat atau lebih jauh beberapa ratus mil dari
matahari, bumi ini tidak akan mampu mendukung
kehidupan seperti yang ada sekarang ini. Jikalau unsur-
unsur alam di atmosfir kita berbeda beberapa persen saja
dari apa yang ada, semua mahluk hidup di atas bumi ini
akan binasa.
3. Argumentasi kosmologis/kausalitas. Setiap akibat pasti
ada penyebabnya. Alam semesta dan segala isinya adalah
akibat atau hasil. Pastilah ada sesuatu yang mengakibatkan
segalanya ada. Pada akhirnya, haruslah ada sesuatu yang
“tidak disebabkan” yang mengakibatkan segala sesuatu
ada. Sesuatu yang “tidak disebabkan” itu adalah Allah.
4. Argumentasi moral. Setiap kebudayaan dalam sejarah
selalu memiliki sejenis hukum/peraturan. Setiap orang
memiliki perasaan benar dan salah. Pembunuhan,
berbohong, mencuri dan imoralitas hampir selalu ditolak
secara universal. Dari manakah datangnya perasaan benar
dan salah ini kalau bukan dari Allah yang suci?

C. Allah sebagai Tritunggal dalam Perjanjian Lama dan


Perjanjian Baru

Doktrin mengenai “Tritunggal” merupakan pokok


penting dalam iman Kristen. Perlu kita ketahui bahwa istilah
Tritunggal atau Trinitas tidak akan kita temukan dalam
Alkitab. Istilah ini dipergunakan hanya untuk menjelaskan
ketritunggalan Allah, yaitu Allah yang terdiri dari tiga
pribadi yang berada bersama dalam kekekalan. Allah yang
Tritunggal tidak berarti ada tiga Allah. Trituggal berarti satu
Allah yang Esa yang terdiri dari tiga pribadi. Kata “Trinitas”
(Latin) dipergunakan sebagai usaha untuk menjelaskan
kepenuhan dari Allah, baik dalam hal keesaanNya maupun
dalam hal keragamannya. Istilah Trinitas pertama sekali
dicetuskan oleh Tertullianus (220 AD).
Allah hadir sebagai tiga pribadi atau hipostasis, tetapi
satu hakikat, memiliki satu kodrat ilahi tunggal. Anggota-
anggota Trinitas sama dalam kesetaraan dan kekekalan, satu
dalam esensi, kodrat, kuasa, tindakan, dan kehendak.
Sebagaimana dinyatakan dalam Kredo Athanasius, Bapa
tidak diciptakan, Putra tidak diciptakan, dan Roh Kudus tidak
diciptakan, dan Ketiganya adalah kekal (abadi) tanpa awal
mula. "Bapa dan Putra dan Roh Kudus" bukan nama-nama
bagian yang berbeda dari Allah, tetapi satu nama

4
Allah karena terdapat tiga pribadi di dalam Allah sebagai satu
entitas. Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Masing-masing pribadi dipahami memiliki kodrat atau esensi
yang identik, bukan sekadar kodrat-kodrat yang memiliki
kemiripan.
Allah Tritunggal merupakan sebuah konsep untuk
menjabarkan Sang Pencipta dalam iman Kristen. Untuk
memahami Allah harus dimulai dari kesadaran bahwa Allah
yang tak terbatas, melampaui akal manusia yang terbatas. Itu
sebabnya sesungguhnya manusia yang serba terbatas itu
tidak mungkin bisa mempelajari Allah yang tidak terbatas.
Tetapi hal itu tidak berarti bahwa manusia tidak bisa
menjelaskan siapa Allah. Tentunya manusia dapat mengenal
Allah sebatas Allah menyatakan diriNya kepada manusia di
dalam Firman Allah (Alkitab).

D. Allah Sebagai Awal dari Pengetahuan

Dalam kitab Amsal pun disebutkan bahwasanya takut


akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Sebab Tuhan
memberikan ajaran yang baik serta menjadi panduan hidup
kita. Segala yang difirmankan oleh-Nya merupakan teladan
dan panutan yang harus orang Kristen lakukan. Jika kepada-
Nya saja pembawa kebenaran itu kita tidak takut, maka
dipastikan kita juga kurang berhikmat dalam hidup sehari-
hari

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Orang Kristen menerima kebenaran tentang keberadaan
Allah dengan iman. Iman Kristen meyakini bahwa Allah
itu adalah Esa, Tetapi iman ini bukanlah iman yang buta,
melainkan berdasarkan bukti, dan bukti ini ditemukan di
dalam Alkitab sebagai firman Allah dan wahyu Allah
melalui ciptaan-Nya. Keberadaan Allah tidak dapat
dibuktikan ada atau tidak ada. Alkitab menyatakan bahwa
kita harus menerima fakta bahwa Allah itu ada melalui
iman. Trituggal berarti satu Allah yang Esa yang terdiri

5
dari tiga pribadi, Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.

B. Saran
Hendaknya kita sebagai umat Kristen tidak lagi
meragukan tentang keberadaan Tuhan Allah dalam
kehidupan kita, namun kita harus yakin dengan iman
yang kita miliki bahwa Tuhan itu selalu ada dalam hati
kita dalam kehidupan kita, Tuhan tidak pernah
meninggalkan kita dalam keadaan apapun, semua alur
kehidupan kita Tuhan yang mengaturnya dan semua yang
kita miliki saat ini semua berasal dari Tuhan itu sendiri.

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada,
dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh
mencari Dia".
(Ibrani 11:6).

DAFTAR PUSTAKA
http://pendalaman-injil.blogspot.com/2014/02/pelajaran-01-keberadaan-allah-dan.html?m=1

http://jonaagatos.weebly.com/bab-3-konsep-iman-kristen-tentang-tuhan-yang-maha-esa/konsep-iman-
kristen-tantang-tuhan-yang-maha-esa

https://www.gotquestions.org/Indonesia/Apakah-Allah-ada.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tritunggal
Sumber: buku ajar agama kristen Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Republik Indonesia. 2016

Anda mungkin juga menyukai