Disusun Oleh:
Nama : I Putu Widya Mustika
Npm : 015.02.0119
A. Pengertian
(Doengoes, 2000).
B. Etiologi
a. Stroke Haemorhagi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin
a. Thrombosis cerebral
thrombosis.
thrombus (embolus)
perdarahan.
b. Emboli
2) Myokard infark
embolus kecil.
endocardium.
c. Haemoragi
otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim
terjadi:
emboli septis.
darah.
d. Hipoksia Umum
e. Hipoksia Setempat
subarachnoid.
migrain.
1) Perokok.
(Policitemia).
3) DM.
b. Pengaruhsecara fisik :
b. Penilaian buruk
d. Disfagia global
e. Afasia
f. Mudah frustasi
D. Patofisiologi
Factor-faktor
Katup jantung
Arteroklerosis, Aneurisme,
rusak, fibrilasi,
artesis, malformasi,
miokard infark,
hiperkoagulasi arteriovenous
endokarditis
Penyumbatan
Thrombosis serebral Pendarahan intra
pembuluh darah otak
serebral
oleh bekuan darah,
lemak, dan udara
Pembuluh darah
Perembesan darah
oklusi
kedalam parenkim
otak
Emboli serebral
Iskemik jaringan
otak Penekanan jaringan
otak
Deficit neurologis
Kerusakan mobilitas
pemenuhan nutrisi fisik
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Misbach, 1999).
e. Pemeriksaan laboratorium
1998).
Widjaja, 1993).
F. Penatalaksanaan Medis
dan hipertensi.
memakai kateter.
gerak pasif.
1) Pengobatan Konservatif
dibuktikan.
ulserasi alteroma.
2) Pengobatan Pembedahan
serebral
akut.
A. Pengkajian
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan
landasan proses keperawatan untuk mengenal masalah
klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan data
dan perumusan diagnosis keperawatan. (Lismidar, 1990)
1) Pengumpulan data
B. Diagnosa keperawatan.
kehilangan kesadaran,kelumpuhan.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
dan kelumpuhan.
dan kelumpuhan.
neurologis.
komunikasi.
C. Intervensi keperawatan.
1. Resiko peningkatan TIK berhubungan dengan penambahan
isi otak sekunder terhadap hipoksia, edema otak.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien
tidak mengalami peningkatan tekanan intra kranial.
Kriteria hasil :Tidak terdapat tanda peningkatan
tekanan intra kranial; Peningkatan tekanan darah,
nadi cepat, Pernafasan cheyne stokes, Sakit kepala
hebat.
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tanda dan gejala Deteksi dini peningkatan
peningkatan TIK: tekanan TIK untuk melakukan
darah, nadi, GCS, tindakan lebih lanjut.
Respirasi, keluhan sakit
kepala hebat, upil
unilateral.
Tinggikan kepala tempat Meninggikan kepala dapat
tidur 15-30 derajat membantu drainage vena
kecuali ada kontra untuk mengurangi kongesti
indikasi.Hindari mengubah vena.
posisi dengan cepat.
Hindari hal-hal berikut :
Masase karotid Masase karotid
memperlambat frekuensi
jantung dan mengurangi
sirkulasi sistemik yang
diikuti peningkatan
sirkulasi secara tiba-
tiba.
Fleksi leher atau rotasi > Fleksi atau rotasi ekstrem
45 derajat. leher mengganggu cairan
cerebrospinal dan drainage
vena dari rongga intra
kranial.
Rangsangan anal dengan Aktifitas ini menimbulkan
jari(boleh tapi dengan manuver valsalva yang
hati-hati ) hindari merusak aliran balik vena
mengedan, fleksi ekstrem dengan kontriksi vena
panggul dan lutut. jugularis dan peningkatan
TIK.
Konsul dokter untuk Mencegah konstipasi dan
mendapatkan pelunak feces mengedan yang menimbulkan
jika di perlukan. manuver valsalva.
Pertahankan lingkungan Meningkatkan istirahat dan
tenang, sunyi dan menurunkan rangsangan
pencahayaan redup. membantu menurunkan TIK.
Kolaborasi dalam pemberian
obat:
a. Anti hipertensi. a.Menurunkan tekanan
darah.
b. Anti koagulan. b.Mencegah terjadinya
trombus.
c. Terapi intra vena c.Mencegah defisit
pengganti cairan dan cairan.
elektrolit.
d. Pelunak feces. d.Mencegah obstipasi.
e. Anti tukak. e.Mencegah stres ulcer.
f. Roborantia. f.Meningkatkan daya tahan
tubuh.
g. Analgetika. g.Mengurangi nyeri.
h. Vasodilator perifer. h.Memperbaiki sirkulasi
darah otak.
EGC: Jakarta.
Aesculapius: Jakarta.
Medika.