Anda di halaman 1dari 2

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI UPAYA DALAM MENCEGAH KENAKALAN

PADA ANAK

Kenakalan anak dapat diartikan sebuah tindakan seorang anak yang melanggar sebuah
aturan tertentu yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan
penjelasan dari Kementerian Sosial pada tahun 2009 bahwa anak nakal merupakan anak yang
berusia 5-18 tahun yang berperilaku menyimpang dari norma dan kebiasaan yang berlaku dalam
lingkungannya dan dalam masyarakat sehingga merugikan dirinya sendiri, keluarganya, dan
orang lain, serta akan mengganggu ketertiban umum. Akan tetapi, karena usia tersebut belum
dapat dituntut secara hukum.
Saat ini telah banyak kasus kenakalan anak yang telah terjadi di kalangan masyarakat
diduga karena adanya sikap keteladanan yang kurang dan lemahnya pengawasan intensif baik
dari komponen pendidikan dan masyarakat sendiri. Kenakalan pada anak harus dicegah dengan
pendidikan karakter yang dapat dimulai dalam lingkungan keluarga hingga lingkungan sekolah.
Perkembangan perilaku anak tentunya tidak akan lepas dari peranan keluarga, sebab anak
pertama kali mempelajari nilai dan norma sosial dari lingkungan keluaraga. Perilaku kenakalan
akan terbentuk akibat banyak faktor yang mempengaruhinya baik berasal dari keluarga maupun
dari lingkungan sosial anak. Faktor terbentuknya kenakalan yang berasal dari lingkungan
keluarga antara lain yaitu pengawasan orang tua, kemampuan pengasuhan orang tua, pola asuh
yang di terapkan orang tua pada anak, serta adanya maltreatment pada anak.
Pendidikan karakter adalah hal yang sangat penting bagi pertumbuhan anak serta sebagai
upaya pencegahan terjadinya kenakalan pada anak. Pendidikan karakter pada anak akan
membentuk sikap pribadi yang teladan dalam kehidupan sehari-harinya. Banyak karakter yang
dapat ditanamkan pada anak, misalnya kejujuran, saling menghargai, tanggung jawab, adil,
peduli, serta anak diharapkan dapat bertindak sebagai warga negara yang baik. Tokoh pendidikan
nasional Indonesia yaitu Bapak Ki Hajar Dewantara lebih menekankan tentang pentingnya
keseimbangan antara cipta, karsa, dan karya dalam pendidikan. Ketika salah satu diutamakan,
sedangkan yang lainnya dikesampingkan, apa yang terjadi dalam masyarakat? tentunya akan
banyak orang yang kehilangan kemanusiaannya.
Presiden Joko Widodo secara khusus juga telah mengeluarkan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Perpres tersebut
didalamnya lebih menekankan bahwa anak Indonesia harus mempunyai karakter yang
merupakan penerapan dari kelima sila dalam Pancasila, yaitu sikap religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, dan adil.

Anda mungkin juga menyukai