Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Prolapsus uteri merupakan salah satu bentuk prolapsus organ panggul dan
merupakan suatu kondisi jatuh atau tergelincirnya uterus (rahim) ke dalam atau
keluar melalui vagina sebagai akibat dari kegagalan ligamentum dan fasia yang
dan mengenai hingga 40% wanita yang telah melahirkan dan berusia di atas 50
(bladder and urethral prolapse).4 Pada studi Women’s Health Initiative (WHI)
menunjukkan setiap tahun terdapat 47-67 kasus prolapsus, dan sebanyak 260
robekan akibat penggunaan alat bantu saat melahirkan serta akibat lamanya proses
pervaginam dan penuaan adalah dua faktor risiko utama untuk pengembangan
prolapsus.10
Wanita dengan prolapsus uteri dapat mengalami masalah fisik dan psiko-sosial.
Masalah fisik yang mereka alami antara lain, rasa sakit, disfungsi seksual,
discharge (cairan abnormal dari vagina), sensasi dan perasaan berat dalam vagina,
kesulitan berjalan dan duduk, infeksi dan pembusukan jaringan. Enam puluh
urin. Diantaranya, 59% juga mengalami rasa terbakar dan nyeri saat buang air
kecil.12,13 Masalah atau gangguan fisik tersebut merupakan salah satu kontributor
hidup wanita.14
prolapsus lebih sering terjadi pada wanita dengan usia lebih tua15. Seiring dengan
usia 74,88 tahun pada tahun 201416 maka jumlah wanita usia lanjut akan
terjadinya prolapsus uteri dan untuk meminimalisir dampak yang terjadi akibat
prolapsus uteri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
dalam atau keluar melalui vagina.1 Hal tersebut dikarenakan dukungan yang tidak
adekuat dari ligamentum kardinal dan uterosakral serta struktur penyangga pelvis
mengalami kerusakan dan kadang-kadang organ pelvis yang lain juga ikut
turun.
Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda
khawatir tentang gejalanya, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.
Gejala-gejala tersebut sering kali tidak terasa mengganggu saat pagi hari,
namun akan bertambah buruk saat siang atau malam hari.
Penatalaksanaan
2.1.8.1 Observasi
rendah (derajat 1 dan derajat 2, khususnya untuk penurunan yang masih di atas
26
perkembangan gejala baru atau gangguan, seperti gangguan dalam berkemih atau
2.1.8.2 Konservatif
diantaranya:
Latihan otot dasar panggul (senam Kegel) sangat berguna pada prolapsus
ringan, terutama yang terjadi pada pasca persalinan yang belum lebih dari
enam bulan. Tujuannya untuk menguatkan otot-otot dasar panggul dan otot
otot yang mempengaruhi miksi. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh
bahwa latihan otot dasar panggul tidak ada bukti ilmiah yang mendukung. Cara
dasar panggul seperti setelah selesai buang air besar atau penderita disuruh
menghentikannya.2,9,34
2) Pemasangan pesarium
Pesarium dapat dipasang pada hampir seluruh wanita dengan prolapsus tanpa
melihat stadium ataupun lokasi dari prolapsus. Pesarium digunakan oleh 75%
77% ahli ginekologi sebagai penatalaksanaan lini pertama prolapsus. Alat ini
27
tertentu.37
Tabel 5. Tipe, mekanisme kerja, dan indikasi berbagai pesarium37 Tipe Mekanisme kerja
Indikasi Keterangan Ring Suportif Sistokel, prolapsus uteri ringan Ketebalan, ukuran, dan
rigiditas bervariasi Donut Suportif Semua prolapsus kecuali defek posterior berat
Lever Suportif Sistokel, penurunan uterus ringan Mengikuti kurvatura vagina Dish Suportif
Prosidensia berat Stem Suportif Sistokel, prosidensia ringan
Cube Mengisi ruang Semua prolapsus Perlu dilepaskan setiap hari Inflantable Mengisi ruang
Semua prolapsus Perlu dilepaskan setiap hari Pesarium dapat dipakai bertahun-tahun,
tetapi harus diawasi secara teratur.
Penempatan pesarium bila tidak tepat atau bila ukurannya terlalu besar dapat
2.1.8.3 Operatif
Operasi pada prolapsus uteri tergantung dari beberapa faktor, seperti umur
uterus, tingkat prolapsus, dan adanya keluhan.9 Prolapsus uteri biasanya disertai
28
vagina yang membutuhkan pembedahan, tetapi tidak ada prolapsus uteri atau
prolapsus uteri yang ada belum perlu dioperasi. Di Inggris dan Wales pada tahun
prolapsus vagina pada waktu yang sama.2 Macam-macam operasi untuk prolapsus
1) Ventrofikasi
Dilakukan pada wanita yang masih tergolong muda dan masih menginginkan
atau mengikat ligamentum rotundum ke dinding perut atau dengan cara operasi
2) Operasi Manchester
Operasi ini disarankan untuk penderita prolapsus yang masih muda, tetapi
29
3) Histerektomi Vagina
Operasi ini tepat dilakukan pada prolapsus uteri tingkat lanjut (derajat III dan
IV) dengan gejala pada saluran pencernaan dan pada wanita yang telah
buang air besar dan untuk mencegah prolaps vagina di kemudian hari.2,39,40
Histerektomi vagina lebih disukai oleh wanita menopause yang aktif secara
simtomatik.3
4) Kolpokleisis (kolpektomi)
Tindakan ini merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menginginkan fungsi
vagina (aktivitas seksual dan memiliki anak) dan memiliki risiko komplikasi
tinggi.37 Operasi ini dilakukan dengan menjahit dinding vagina depan dengan
dinding vagina belakang, sehingga lumen vagina tertutup dan uterus terletak di
atas vagina. Keuntungan utama dari prosedur ini adalah waktu pembedahan
1. NATOMI UTERUS Letak uterus anteversio flexi Uterus dipertahankan oleh: • Tonus
otot rahim • Ligamentum rahim : lig.rotundum,lig.cardinale,lig.sacrouterina,lig.v esiko
uterinum,lig. Infundibulum pelvicus • Otot-otat dasar panggul terutama M.levator ani
2. 3. DEFINISI Prolapsus uteri adalah keadaan yang terjadi akibat otot penyangga uterus
menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser kebawah dan dapat menonjol
keluar dari vagina. Dalam keadaan normal, uterus disangga oleh otot panggul dan
ligamentum penyangga.
3. 4. ETIOLOGI • Dasar panggul yang lemah oleh kerusakan dasar panggul pada partus
(rupture perinea atau regangan) atau karena usia lanjut. • Menopause, hormon estrogen
telah berkurang sehingga otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah. • Tekanan
abdominal yang meninggi karena ascites, tumor, batuk yang kronis atau mengejan
(obstipasi atau strictur dari tractus urinalis). • Partus yang berulang dan terjadi terlampau
sering. • Partus dengan penyulit. • Tarikan pada janin sedang pembukaan belum lengkap.
4. 5. FAKTOR RESIKO • Banyak anak • Janin besar • Partus lama
5. 6. DERAJAT PROLAPS UTERI Prolapsus uteri ; terdiri dari 3 tingkatan yaitu • Derajat I
– uterus sedikit turun kedalam vagina dan biasanya keadaan ini tidak disadari oleh
penderita • Derajat II – uterus turun lebih jauh kedalam vagina sehingga ujung uterus
berada di orifisium vaginae • Derajat III – Sebagian besar uterus sudah keluar dari vagina
(keadaan ini disebut sebagai prosidensia uteri.
6. 7. GEJALA KLINIS • Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di
genitalia eksterna. • Rasa sakit dalam panggul dan pinggang (backache). Biasanya jika
penderita berbaring keluhan hilang atau berkurang. • Pengeluaran serviks uteri dari vulva
mengganggu penderita waktu berjalan dan bekerja. • Coitus terganggu. • Infertilitas
karena servicitis. • Incontinentia urine (sistokel) • Gangguan defekasi (rektokel)
7. 8. PEMERIKSAAN FISIK Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan
ditentukan dengan pemeriksaan dengan jari, apakah portio uteri pada posisi normal,
apakah portio dibawah posisi normal, apakah portio sampai introitus vagina, apakah
serviks uteri sudah keluar dari vagina.
8. 9. BENTUK-BENTUK PEMERIKSAAN • Cystocele : dinding depan vagina menonjol,
dalam tonjolan ini terdapat dinding belakang kandung kemih sehingga dapat
menimbulkan inkontinensia urine.
9. 10. • Enterokel : biasanya berisi usus halus atau omentum dan mungkin menyertai uterus
turun ke dalam vagina • Rectocele : dinding belakang vagina menonjol beserta dinding
depan ampula recti menimbulkan kesukaran pada defekasi.
10. 11. PENATALAKSANAAN 1. Terapi kuratif atau non operatif • Latihan-latihan otot
dasar panggul • Stimulasi otot-otot dengan alat-alat listrik • Pengobatan dengan
Pessarium
1. NATOMI UTERUS Letak uterus anteversio flexi Uterus dipertahankan oleh: • Tonus
otot rahim • Ligamentum rahim : lig.rotundum,lig.cardinale,lig.sacrouterina,lig.v esiko
uterinum,lig. Infundibulum pelvicus • Otot-otat dasar panggul terutama M.levator ani
2. 3. DEFINISI Prolapsus uteri adalah keadaan yang terjadi akibat otot penyangga uterus
menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser kebawah dan dapat menonjol
keluar dari vagina. Dalam keadaan normal, uterus disangga oleh otot panggul dan
ligamentum penyangga.
3. 4. ETIOLOGI • Dasar panggul yang lemah oleh kerusakan dasar panggul pada partus
(rupture perinea atau regangan) atau karena usia lanjut. • Menopause, hormon estrogen
telah berkurang sehingga otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah. • Tekanan
abdominal yang meninggi karena ascites, tumor, batuk yang kronis atau mengejan
(obstipasi atau strictur dari tractus urinalis). • Partus yang berulang dan terjadi terlampau
sering. • Partus dengan penyulit. • Tarikan pada janin sedang pembukaan belum lengkap.
4. 5. FAKTOR RESIKO • Banyak anak • Janin besar • Partus lama
5. 6. DERAJAT PROLAPS UTERI Prolapsus uteri ; terdiri dari 3 tingkatan yaitu • Derajat I
– uterus sedikit turun kedalam vagina dan biasanya keadaan ini tidak disadari oleh
penderita • Derajat II – uterus turun lebih jauh kedalam vagina sehingga ujung uterus
berada di orifisium vaginae • Derajat III – Sebagian besar uterus sudah keluar dari vagina
(keadaan ini disebut sebagai prosidensia uteri.
6. 7. GEJALA KLINIS • Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di
genitalia eksterna. • Rasa sakit dalam panggul dan pinggang (backache). Biasanya jika
penderita berbaring keluhan hilang atau berkurang. • Pengeluaran serviks uteri dari vulva
mengganggu penderita waktu berjalan dan bekerja. • Coitus terganggu. • Infertilitas
karena servicitis. • Incontinentia urine (sistokel) • Gangguan defekasi (rektokel)
7. 8. PEMERIKSAAN FISIK Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan
ditentukan dengan pemeriksaan dengan jari, apakah portio uteri pada posisi normal,
apakah portio dibawah posisi normal, apakah portio sampai introitus vagina, apakah
serviks uteri sudah keluar dari vagina.
8. 9. BENTUK-BENTUK PEMERIKSAAN • Cystocele : dinding depan vagina menonjol,
dalam tonjolan ini terdapat dinding belakang kandung kemih sehingga dapat
menimbulkan inkontinensia urine.
9. 10. • Enterokel : biasanya berisi usus halus atau omentum dan mungkin menyertai uterus
turun ke dalam vagina • Rectocele : dinding belakang vagina menonjol beserta dinding
depan ampula recti menimbulkan kesukaran pada defekasi.
10. 11. PENATALAKSANAAN 1. Terapi kuratif atau non operatif • Latihan-latihan otot
dasar panggul • Stimulasi otot-otot dengan alat-alat listrik • Pengobatan dengan
Pessarium
11. 12. 2. Terapi operasi • Indikasi tergantung : -umur penderita -keinginan untuk masih
mendapat anak atau untuk mempertahankan uterus -tingkat prolapsus -adanya keluhan. -
terapi dengan pesarium gagal
12. 13. • Ventrofiksasi dengan cara memendekkan ligamentum Rotundum atau
mengikatkan ligamentum rotundum ke dinding perut • Hysterektomi vagina terapi
prolaps kita pilih kalau ada patologi portio atau tumor dari uterus, juga pada prolaps uteri
tingkat lanjut. • Manchester – Fothergill memendekkan ligamentum Cardinale.
Disamping itu dasar panggul diperkuat (Perineoplasty) dan karena sering ada elongasio
coli dilakukan amputasi dari portio. Cystokele atau Rectokele dapat diperbaiki dengan
Kolporafia anterior atau posterior.
13. 14. • Kolpocleisis ( Neugebauer – Le Fort ) menghubungkan dinding vagina depan
dengan bagian belakang, sehingga lumen vagina ditiadakan dan uterus terletak diatas
vagina yang tertutup itu. Akan tetapi operasi ini dapat mengakibatkan tarikan pada dasar
kandung kemih kebelakang, sehingga dapat menimbulkan inkontinensia urine, atau
menambah inkontinensia yang telah ada. Coitus tidak mungkin lagi setelah operasi.
14. 15. PENCEGAHAN • Kandung kemih hendaknya kosong pada waktu partus terutama
dalam kala pengeluaran • Robekan perineum harus dijahit dengan legeartis (kepandaian)
• Kala pengeluaran hendaknya jangan terlalu lama supaya dasar panggul tidak terlalu
lama teregang • Memimpin persalinan dengan baik
15. 16. KOMPLIKASI • Dekubitus • Hipetropi servix uteri dan elongasio coli • Infeksi
saluran kemih • Kemandulan • Haemorroid
16. 17. PROGNOSA Dalam hal ini, prognosa baik terutama jika penanganan prolaps uteri ini
dilakukan dengan segera dan tepat.Pada prolaps uteri yang telah menimbulkan
komplikasi berupa ulkus dekubitus terutama pada usia lanjut,perlu dilakukan biopsi
untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya karsinoma.
Recommended
11. 12. 2. Terapi operasi • Indikasi tergantung : -umur penderita -keinginan untuk masih
mendapat anak atau untuk mempertahankan uterus -tingkat prolapsus -adanya keluhan. -
terapi dengan pesarium gagal
12. 13. • Ventrofiksasi dengan cara memendekkan ligamentum Rotundum atau
mengikatkan ligamentum rotundum ke dinding perut • Hysterektomi vagina terapi
prolaps kita pilih kalau ada patologi portio atau tumor dari uterus, juga pada prolaps uteri
tingkat lanjut. • Manchester – Fothergill memendekkan ligamentum Cardinale.
Disamping itu dasar panggul diperkuat (Perineoplasty) dan karena sering ada elongasio
coli dilakukan amputasi dari portio. Cystokele atau Rectokele dapat diperbaiki dengan
Kolporafia anterior atau posterior.
13. 14. • Kolpocleisis ( Neugebauer – Le Fort ) menghubungkan dinding vagina depan
dengan bagian belakang, sehingga lumen vagina ditiadakan dan uterus terletak diatas
vagina yang tertutup itu. Akan tetapi operasi ini dapat mengakibatkan tarikan pada dasar
kandung kemih kebelakang, sehingga dapat menimbulkan inkontinensia urine, atau
menambah inkontinensia yang telah ada. Coitus tidak mungkin lagi setelah operasi.
14. 15. PENCEGAHAN • Kandung kemih hendaknya kosong pada waktu partus terutama
dalam kala pengeluaran • Robekan perineum harus dijahit dengan legeartis (kepandaian)
• Kala pengeluaran hendaknya jangan terlalu lama supaya dasar panggul tidak terlalu
lama teregang • Memimpin persalinan dengan baik
15. 16. KOMPLIKASI • Dekubitus • Hipetropi servix uteri dan elongasio coli • Infeksi
saluran kemih • Kemandulan • Haemorroid
16. 17. PROGNOSA Dalam hal ini, prognosa baik terutama jika penanganan prolaps uteri ini
dilakukan dengan segera dan tepat.Pada prolaps uteri yang telah menimbulkan
komplikasi berupa ulkus dekubitus terutama pada usia lanjut,perlu dilakukan biopsi
untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya karsinoma.
Recommended
Office 2016 for Educators
Online Course - LinkedIn Learning
Betsy Corcoran on Choosing the Right Technology for Your School
Online Course - LinkedIn Learning
anatomi genitalia (internal dan eksternal)
Meyna Sari
Leiomyomata uteri
Sravanthi Nuthalapati