Anda di halaman 1dari 10

BAB III

ORIENTASI LAPANGAN

3.1. SUMBER FEED GAS


PT Perta-Samtan gas mengolah gas alam yang bersumber dari Musi Blok
(Musi Barat dan Musi Timur) menggunakan pipa berukuran 20” dan dari Benuang
dengan menggunakan pipa berukuran 28”. Feed gas tersebut dialirkan menuju
Station Kompresi Gas 10 (SKG 10). Secara design, total feed yang masuk dari
kedua sumber tersebut sebesar 250 MMSCFD. Feed tersebut terdiri dari golongan
alkana C1-C8++, N2, CO2, dan air. Sebanyak 20 MMSCFD dari total feed diolah
menjadi NGL untuk dikirimkan menuju Fractionation Plant untuk diperoleh
menjadi LPG, 6,432 MMSCFD digunakan untuk GEG (Gas Engine Generator),
feed and lean gas compressor dan heater, sedangkan 223.568 MMSCFD dikirim
ke Cambai dan Pagardewa dengan pipa berukuran masing-masing 24” dan 32”.
Pada kondisi saat ini, sumber feed hanya berasal dari Benuang dan sumber
gas yang berasal dari Musi Blok di tutup. Kondisi ini dikarenakan Musi Blok
memiliki kandungan CO2 yang melebihi 5%. Kandungan CO2 yang diizinkan
untuk masuk ke plant maksimal 3%. Sumber gas feed dari Musi Blok hanya
dibuka ketika tekanan dari pipa Benuang kurang, dan pembukaan feed dari Musi
Blok hanya sebesar 20%. Hal ini bertujuan agar tekanan feed yang masuk ke
proses plant sesuai dengan design dari Extraction Plant.
Tabel 3.1. Kandungan Feed Gas Extraction Plant PT Perta-Samtan Gas

Komposisi (mol
Komponen
%)
C6 group 0,4632
Propane 3,2803
Isobutane 0,5905
n-butane 0,7545
Isopentane 0,3009
n-pentane 0,1491
carbon dioxide 2,7191
Ethane 5,2116
Nitrogen 0,8645
Methane 85,8339

8
9

(Sumber: Laboratorium Extraction Plant PT Perta-Samtan Gas pada 24 Juli 2017 pukul 16.12)
Tabel 3.2. Kandungan Lean Gas Extraction Plant PT Perta-Samtan Gas

Komposisi (mol
Komponen
%)
C6 group 0,0000
Propane 0,1280
Isobutane 0,0000
n-butane 0,0000
Isopentane 0,0000
n-pentane 0,0000
carbon dioxide 2.8490
Ethane 5.2483
Nitrogen 0,9215
Methane 90,8533
(Sumber: Laboratorium Extraction Plant PT Perta-Samtan Gas pada 24 Juli 2017 pukul 10.47)
Tabel 3.3. Kandungan NGL Extraction Plant PT Perta-Samtan Gas

Komponen Komposisi (mol%)


C6 group 6,3312
Ethane 0,3596
Propane 61,2967
Isobutane 10,8012
N-Butane 13,4209
Isopentane 5,1880
N-Pentane 2,6023
(Sumber: Laboratorium Extraction Plant PT Perta-Samtan Gas pada 24 Juli 2017 pukul 10.09)

3.2. SKEMA PROSES UNIT EKSTRAKSI


PT Perta-Samtan Gas, khususnya pada Extraction Plant, mengolah gas
alam menjadi NGL (Natural Gas Liquid). Feed gas yang masuk akan diolah
untuk memisahkan kandungan hidrokarbon C1 hingga C8++ untuk menghasilkan
NGL dengan kualitas terbaik. Pada proses ekstraksi terdapat 4 unit utama yang
merupakan inti dari pengolahan ekstraksi gas alam.

Lean Gas
Receiving Dehidration Cryogenic
Feed Compressor
Facilities Unit Unit
Unit

NGL Lean Gas


10

Gambar 3.1. Blok Diagram Extraction Plant

Feed gas yang berasal dari Musi Blok dan Benuang bertemu di mix point
dialirkan menuju unit receiving facilities, dimana terjadi pemisahan awal antara
kandungan gas dengan kondensat menggunakan slug catcher, degasser vessel,
feed gas suction scrubber, feed gas compressor, feed gas cooler, dan feed gas
discharges scrubber. Gas-gas yang telah diproses dialirkan ke dehydration unit.
Pada dehydration unit terjadi pemisahan kembali antara gas, kondensat
beserta kandungan air menggunakan dehydration vessel, regeneration gas
compressor, regeneration gas heater, regeneration gas cooler, regeneration
knock out drum, dan dust filter. Gas yang telah bersih kemudian dialirkan menuju
Cryogenic Unit untuk diproses lebih lanjut.
Cryogenic Unit merupakan unit yang bekerja pada kondisi temperature
yang ekstrem. Pada unit ini, gas yang telah bersih akan dipisahkan berdasarkan
perbedaan titik didih untuk menghasilkan produk (NGL) yang akan dikirim
menuju Fractionation Plant di Sungai Gerong untuk selanjutnya diproses menjadi
LPG. Peralatan yang bekerja pada proses ini berupa feed/residu exchanger,
gas/liquid exchanger, cold separator, turbo expander, de-ethanizer column, de-
ethanizer reboiler, dan reflux exchanger. Pada de-ethanizer column akan
dihasilkan NGL sebagai bottom product dan lean gas sebagai top product.
Lean Gas selanjutnya akan diproses di Lean Gas Compression Unit yang
merupakan tahap terakhir dari proses ekstraksi gas. Setelah diolah pada unit Lean
Gas Compression, selanjutnya lean gas dikembalikan menuju SKG 10 untuk
dikirim menuju Cambai dan Pagardewa, equipment yang bekerja pada unit ini
yaitu, expander compressor, expander compressor discharge cooler, lean gas
compressor dan lean gas compressor discharge cooler

3.3. URAIAN PROSES


3.3.1. Receiving Facilities
Feed gas yang berasal dari Benuang (pipeline 28”) dan Musi blok (pipeline
20”) bertemu di mix point sebelum dialirkan menuju Slug Catcher (01-V-1001)
dengan flow 210-215 MMSCFD, temperatur ± 950F dan tekanan ± 385,0 psig
11

untuk memisahkan pengotor berupa lumpur dan kondensat dari feed gas inlet.
Bottom product berupa liquid akan terakumulasi dan menuju ke degasser vessel.
Pada degasser vessel terjadi pemisahan kembali antara gas dengan liquid. Liquid
dikembalikan ke SKG 10 dan gas dialirkan menuju flaring. Sementara itu top
product dari slug catcher berupa wet gas yang dialirkan menuju fiscal meter
untuk diukur laju alir dan tekanan yang masuk menuju feed gas suction scrubber
(01-V-2001 A/B/C).
Pada feed gas suction scrubber ini terjadi pemisahan antara gas dengan
liquid. Liquid yang terpisah kemudian di alirkan menuju close drain untuk
ditampung, sementara itu gas dialirkan meuju top suction scrubber melewati
demister. Demister diperlukan untuk menangkap atau menghalangi butir-butir
liquid yang masih terdapat dalam aliran gas. Gas yang terbentuk berupa dry gas
yang akan dikompresi menggunakan feed gas compressor (01-K-2101 A/B) untuk
dinaikkan tekanannya dari ± 385 psig menjadi ± 770 psig.
Gas yang keluar dari feed gas Compressor (01-K-2101 A/B) memiliki
aliran turbulen dan juga mengalami kenaikkan temperature sehingga selanjutnya
diproses ke dalam feed gas discharge cooler (01-E-2101) untuk diturunkan
temperatur dari 190oF menjadi 120oF serta juga distabilkan alirannya. Jenis cooler
yang digunakan adalah fin fan cooler. Pemilihan cooler ini karena mampu
menghasilkan penurunan temperature yang relatif kecil. Pendinginan dari cooler
menyebabkan gas mengalami kondensasi yang artinya semakin banyak liquid
yang terbentuk dalam aliran gas tersebut. Liquid yang terbentuk dipisahkan
kembali menggunakan feed gas discharge scrubber (01-V-2101). Bottom product
berupa liquid dialirkan menuju close drain dan top product berupa dry gas
dialirkan menuju dehydration unit.
3.3.2. Dehydration Unit
Dehydration unit merupakan unit yang bertujuan untuk menghilangkan
water content pada aliran gas. Dehydration unit menggunakan molecular sieve
sebagai media penyerap. Molecular sieve yang digunakan pada vessel ini terdiri
dari ceramic ball ¾, cecagel, NK10B-Siliporite, ceramic ball 1/8, dan ceramic
ball ¼. Equipment tersebut memiliki tiga buah vessel (01-V-2201 A/B/C) yang
12

dalam pengoperasiannya masing-masing vessel tersebut memiliki kondisi yang


berbeda. Kondisi tersebut adalah adsorpsi, regenerasi, dan standby. Dalam operasi
normal, salah satu vessel melakukan proses adsorbsi, satu vessel digunakan untuk
proses regenerasi dan satu vessel pada kondisi standby.
Gas dengan temperature 118oF dengan tekanan sebesar 760 psig dialirkan
menuju adsorbtion vessel. Vessel yang melakukan proses adsorpsi akan menyerap
kandungan water content yang tidak mampu diserap oleh equipment sebelumnya.
Pada proses ini, kadar water content yang tersisa maksimal 0,1 ppmv. Secara
design kandungan water content yang memasuki unit ini sebesar 14 lb/mmscf,
tetapi secara actual kandungan water content yang memasuki unit ini sebesar 50-
60 lb/mmscf. Proses ini berlangsung selama 8 jam secara design, namun secara
aktual proses ini dijalankan selama 6 jam. Gas hasil proses adsorpsi dialirkan
menuju dust filter (01-F-2201) untuk memisahkan debu yang terikut setelah
proses adsorbsi. Ukuran filter yang digunakan pada dust filter sebesar 2 µm.
Vessel yang telah melakukan proses adsorbsi selama 6 jam akan diganti
(switch) menjadi proses regenerasi, hal ini dilakukan karena molecular sieve di
dalam vessel telah jenuh. Molecular sieve yang sudah jenuh akan diregenerasi
kembali menggunakan aliran gas dari lean gas sebesar 14 mmscfd. Proses
regenerasi terdiri dari depressurization, heating, cooling dan re-pressurization.
Depressurization merupakan proses awal regenerasi yang bertujuan untuk
menurunkan tekanan operasi vessel dari 750 psig saat adsorbsi menjadi 560 psig.
Proses depressurization dilakukan sebelum proses heating dalam rentang waktu
30 menit. Depressurization ini bertujuan agar pada saat proses heating gas
regenerasi hasil pemanasan tidak mengalami back pressure.
Heating merupakan proses lanjutan dari depressurization. Sumber gas
yang digunakan untuk proses heating ini berasal dari lean gas. Untuk proses
heating ini, lean gas sebesar 14 mmscfd dialirkan ke regen gas compresor untuk
dinaikkan tekanannya dari 520 psig menjadi 560 psig dan selanjutnya dialirkan ke
regen gas heater untuk dinaikkan temperatur dari 119oF menjadi 570oF. Proses
ini bertujuan untuk memulihkan kembali molecular sieve yang telah jenuh akibat
13

dari penyerapan water content di dalam gas pada proses adsoprsi. Proses heating
berlangsung selama 6 jam.
Molecular sieve yang telah dipanaskan kemudian mengalami proses
cooling untuk menurunkan temperatur sesuai dengan kondisi operasi vessel DHU
sebelum digunakan kembali untuk proses adsorpsi. Proses cooling ini berlangsung
selama 2 jam. Setelah melewat proses cooling, vessel DHU selanjutnya
mengalami proses Re-pressurization yang merupakan proses akhir dari proses
regenerasi vessel DHU. Re-pressurization bertujuan untuk menaikkan tekanan
menjadi tekanan normal sebesar 760 Psig untuk proses adsorpsi. Proses re-
pressurization ini berlangsung selama 30 menit. Vessel dehydration unit yang
telah diregenerasi, kemudian dikondisikan standby untuk selanjutya dapat
melakukan proses adsorbsi kembali.
3.3.3. Cryogenic system
Cryogenic system merupakan sistem yang beroperasi pada suhu dingin
yang ekstrem. Suhu yang dipakai adalah suhu di bawah titik beku air (-32 oF).
Extraction plant Prabumulih memanfaatkan teknologi Single Column Overhead
Recycle (SCORE) dalam proses pemisahan gas alam. Gas yang memasuki sistem
ini akan diproses sehingga kadar water content maksimalnya sebesar 0,1 ppmv.
Gas dengan temperatur -118oF yang melewati dust filter (01-F-2201) akan dibagi
menjadi dua aliran menuju feed/residu heat exchanger (01-E-3102) dan gas/liquid
heat exchanger (01-E-3101). Suhu gas yang keluar feed/residu dan gas/liquid
masing-masing sebesar -56oF dan -83oF. Gas dari kedua pipeline tersebut akan
bertemu di mix point untuk dialirkan menuju Cold Separator (01-V-3202). Pada
cold separator terjadi perubahan fase gas menjadi fase campuran untuk pertama
kali. Suhu pada top cold separator dijaga konstan pada -32oF dengan bantuan
TV-3201, sementara itu outlet bottom cold separator dengan suhu -72oF dialirkan
menuju pass C gas/liquid heat exchanger untuk dipanaskan menjadi 69 oF.
Gas pada top cold separator dialirkan menuju turbo expander (01-E-3301).
Turbo expander memungkinkan gas mengalami penurunan tekanan yang ekstrem
yaitu dari suhu -32oF menjadi -121oF dan tekanan 200-210 psig. Turbo expander
menghasilkan aliran gas yang terdiri dari fase gas dan liquid yang dialirkan
14

menuju de-ethanizer (01-C-3401) tray 8. Gas akan menuju top de-ethanizer dan
liquid akan mengalir menuju bottom de-ethanizer. Temperatur pada de-ethanizer
column dijaga sesuai kondisi operasi sekitar -126oF. Ketika sebagian gas C1 dan
C2 mengalir menuju bottom de-ethanizer maka gas tersebut dipanaskan kembali
pada reboiler (01-E-3402) melalui tray 38. Media pemanas yang digunakan
adalah hot oil berjenis terminol 55 dengan suhu 350oF yang dialirkan pada tube
reboiler. Gas C1 dan C2 yang telah dipanaskan akan naik ke top de-ethanizer.
Suhu hot oil yang telah memanskan gas tersebut turun menjadi 185-195oF.
Untuk mengatasi terbawanya C3 dan C4 menuju top product dari de-
ethanizer maka sebagian aliran gas pada de-ethanizer column dialirkan menuju
gas liquid heat exchanger pass B dari tray 8 untuk dipanaskan kembali dari suhu
-118oF menjadi -45oF dan masuk kembali ke de-ethanizer column tray 17.
Sementara untuk produk bottom cold separator yang menuju pass C gas/liquid
heat exchanger dialirkan menuju tray 27 de-ethanizer pada suhu 65oF. Liquid
yang terbentuk tersebut dikontakkan dengan gas yang mengalir menuju top de-
ethanizer dan mendorong gas C3 dan C4 turun menuju bottom de-ethanizer.
Peningkatan kemurnian pada de-ethanizer dilakukan dengan menggunakan
reflux heat exchanger (01-E-3401). Gas dan liquid dialirkan menuju reflux heat
exchanger pass A untuk didinginkan dari -53oF menjadi -121oF. Keluaran reflux
heat exchanger pass A berupa liquid ditampung menggunakan reflux accumulator
(01-D-3401). Liquid tersebut dialirkan menggunakan pompa (01-P-3401) menuju
tray 1 dan tray 9 dengan rasio perbandingan 40:60. Untuk menjaga level di dalam
reflux accumulator, maka sebagian liquid di-recycle kembali menuju reflux
accumulator. Top product de-ethanizer berupa gas dialirkan menuju reflux
exchanger untuk dipanaskan dari temperatur -122oF menjadi -85oF dan dialirkan
menuju feed/residu heat exchanger pass B. Pada alat tersebut, gas output reflux
exchanger B dipanaskan dari -85oF menjadi 95oF dan selanjutnya menuju lean gas
compression unit. Dengan adanya reflux membuat recovery C3 dan C4 menjadi
97%. Bottom de-ethanizer berupa C3 dan C4 dialirkan menuju fractionation plant
di Sungai Gerong menggunakan aliran pipa bawah tanah berukuran 8’’ sepanjang
89,6 Km.
15

3.3.4. Lean Gas Compression Unit


Lean gas compression unit merupakan unit terakhir pada extraction plant.
Unit ini berfungsi mengkondisikan gas dengan kondisi operasi pada SKG-10.
Lean gas tersebut dialirkkan menuju expander compressor (01-K-3302).
Expander compressor merupakan compressor yang memanfaatkan energi dari
turbo expander. Tekanan yang keluar dari expander compressor sebesar 274 psig
bersuhu 155oF dialirkan menuju suction lean gas cooler (01-E-3301) untuk
didinginkan menjadi 104oF. Gas tersebut kemudian dialirkan menuju lean gas
compressor (01-K-2301) untuk dinaikkan kembali tekanannya.menjadi 530 psig.
Kenaikkan tekanan pada lean gas compressor menyebabkan perubahan jenis
aliran dan kenaikkan suhu, sehingga gas tersebut didinginkan menggunakan
discharge lean gas cooler. Gas keluaran cooler dengan suhu 118oF dialirkan
kembali menuju fiscal meter untuk diukur kembali laju alir gas tersebut.

3.4. UTILITY
3.4.1. Potable Water System
Air dipompakan oleh deep well pump menuju water pond dan utility tank.
Water pond merupakan tempat penampungan air yang digunakan untuk fire water
system dan kebutuhan plant. Air yang digunakan untuk kebutuhan air domestik
akan dipompakan dari raw water tank menuju sand filter dan carbon active filter
dan ditampung pada potable tank. Air pada potable tank kemudian dipompakan
menuju office dan building lainnya untuk keperluan domestik.
3.4.2. Kebutuhan Tenaga Listrik
a) Gas Engine Generator (GEG)
PT Perta-Samtan Gas (Extraction Plant) memiliki 3 buah Gas Engine
Generator sebagai penyuplai power. Dalam keadaan normal, Gas Engine
Generator yang bekerja sebanyak 2 buah dan 1 GEG dipersiapkan dalam kondisi
standby. Satu unit Gas Engine Generator memiliki beban daya sebesar 725 KW.
Efisiensi dari Gas Engine Generator hanya sebesar 40%. Gas Engine Generator
16

merupakan sebuah generator yang memanfaatkan fuel gas sebagai bahan bakar.
Ketika start-up fuel gas yang dimanfaatkan berasal dari feed gas, sedangkan saat
kondisi berjalan normal memanfaatkan lean gas sebagai sumber bahan bakar.
Dalam kondisi normal, ketika 2 Gas Engine Generator mengalami trip maka 1
Gas Engine Generator yang standby akan running.
b) Diesel Engine Generator (DEG)
Extraction Plant PT Perta-Samtan Gas memiliki 1 unit Diesel Engine
Generator. Bahan bakar yang digunakan sebagai penggerak Diesel Engine
Generator ini adalah solar. Diesel Engine Generator digunakan apabila ketiga
Gas Engine Generator trip dan menyebabkan blackout. Ketika terjadi blackout,
maka sistem akan mati dan proses tidak berjalan sebagaimana mestinya. Blackout
terjadi apabila ketiga Gas Engine Generator tersebut tidak mampu menyuplai
power ke dalam plant. Diesel Engine Generator hanya menyuplai daya sebesar
508 KW sehingga hanya mampu menghidupkan equipment utama saja.
3.4.3. Utility and Instrument Air
Untuk menngoperasikan main valve, maka dibutuhkan udara sebagai tenaga
penggerakknya. Udara diambil melalui Instrument Air Compressor yang
kemudian ditampung di dalam vessel utility air dan instrument air. Udara untuk
instrument air diperoleh setelah kandungan water content dihilangkan
menggunakan dryer. Udara yang telah melalui dryer kemudian dialirkan menuju
instrument air vessel. Sementara itu untuk utility air, udara dari compressor
langsung dialirkan ke vessel tanpa melewati dryer. Utility air difungsikan untuk
kebutuhan udara penunjang di plant, misalnya untuk membantu kegiatan
maintenance dan sebagainya.
3.4.4. Fuel Gas System
Selain udara dan air, penunjang lain yang dibutuhkan oleh plant adalah
adalah sistem bahan bakar (Fuel gas system). Fuel gas system merupakan unit
pengolahan fuel gas yang terdiri dari fuel gas scrubber, fuel gas filter, dan fuel
gas heater. Fuel gas tersebut dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk beberapa
equipment seperti gas engine generator, hot oil heater, regen gas heater, solar
turbine dan gas blanket.
17

3.4.5. Waste Treatment System


Proses pengolahan limbah di Extraction Plant PT Perta-Samtan Gas
berasal dari closed drain dan open drain system. Closed drain system merupakan
saluran pembuangan yang berasal dari equipment. Sementara itu open drain
system merupakan pembuangan yang berasal dari lingkungan plant. Sebelum
dibuang ke lingkungan campuran kondensat dan air terlebih dahulu dimasukkan
ke API separator. API separator berfungsi untuk memisahkan antara kondensat
dengan air. Pemisahan yang terjadi didasarkan atas perbedaan densitas kedua
senyawa tersebut. Kondensat yang terpisah dapat dialirkan lagi ke closed drain
drum, untuk selanjutnya dapat ditransferkan menuju SKG 10, sedangkan air dapat
dialirkan ke parit menuju sungai rana.

Condensate Closed Drain API Separator


Tank SKG-10 Drum

Equipment Drainase air


Drainage Sungai Rana hujan

Gambar 3.2. Sistem Pengolahan Limbah Extraction Plant PT Perta-Samtan Gas

Anda mungkin juga menyukai