Anda di halaman 1dari 11

‫‪Bahaya Syirik‬‬

‫‪ ‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫اهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر أَْن ُف ِسنَا‬


‫إِ ّن الْحم َد لِلَّ ِه نَ ْحم ُدهُ ونَستَ ِع ْينُهُ ونَسَتغْ ِفرهُ و َنعوذُ بِ ِ‬
‫َ ْ ُ َ ُْ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َْ‬
‫ات أَ ْعمالِنَا من ي ْه ِد ِه اهلل فَالَ م ِ‬
‫ض ّل لَهُ‬ ‫وسيئَ ِ‬
‫ُ ُ‬ ‫َ َْ َ‬ ‫َ َّ‬

‫ي لَهُ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالّ اهللُ َوأَ ْش َه ُد أَ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ‬ ‫ضلِل فَالَ َه ِ‬
‫اد‬
‫َ‬ ‫َو َم ْن يُ ْ ْ‬
‫َو َر ُس ْولُهُ‬
‫ان إِلَى َي ْوِم‬
‫َصحابِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس ٍ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫أ‬ ‫ِ‬
‫و‬ ‫اَللهم صل وسلّم َعلى محم ٍد و َعلى آلِ ِ‬
‫ه‬ ‫ُ َّ َ‬ ‫ُّ َّ َ َ ْ‬
‫‪.‬ال ّديْن‬

‫آم ُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َح ّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن إِالّ َوأَْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
‫يَاأ َّي َها الّ َذيْ َن َ‬
‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها‬
‫سو ِ‬
‫َ‬ ‫ٍ‬ ‫ف‬‫ْ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ن‬‫م‬‫ّذي َخلَ َق ُكم ِ‬
‫ْ ْ‬
‫ياأَيها النَاس اّت ُقوا رب ُكم ال ِ‬
‫ُ ْ َّ ُ‬ ‫َ َّ‬
‫ِ‬ ‫ث ِم ْنهما ِرجاالً َكثِيرا ونِساء واّت ُقوا اهلل الَ ِ‬
‫اءلُْو َن بِه َواْألَ ْر َح َام إِ ّن اهللَ‬
‫ََ‬ ‫س‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫َ‬ ‫ًْ َ َ ً َ‬ ‫َوبَ ّ ُ َ َ‬
‫َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬

‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم‬ ‫ِ‬


‫آم ُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َو ُق ْولُْوا َق ْوالً َسديْ ًدا يُ ْ‬
‫ِ‬
‫يَاأ َّي َها الّذيْ َن َ‬
‫َو َيغْ ِف ْرلَ ُك ْم ذُ ُن ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‪ ،‬أ َّما َب ْع ُد‬

‫‪Segala puji itu hak Allah zat yang telah mengutus rasul-Nya dengan membawa‬‬
‫‪ilmu yang manfaat serta amal shalih untuk memenangkan agama-Nya atas‬‬
‫‪semua agama dan cukuplah Allah sebagai saksi.‬‬

‫‪Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan diri-‬‬
‫‪Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya. Hal ini saya ucapkan sebagai ikrar atas‬‬
‫‪keesaan-Nya.‬‬

‫‪Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya yang mengajak‬‬
‫‪manusia untuk menuju ridha-Nya dengan mengesakan-Nya.‬‬
Semoga Allah menyanjungnya, keluarganya dan semua sahabatnya serta
memberi tambahan keselamatan.

Wahai orang-orang yang beriman, para hamba Allah, bertakwalah kalian kepada
Allah. Siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjaganya dan
membimbingnya untuk melakukan kebaikan dalam semua urusan baik urusan
agama ataupun urusan dunia. Ketahuilah bahwa takwa adalah melakukan
ketaatan kepada Allah karena beriman kepada Allah dan berharap pahala dari-
Nya dan meninggalkan perbuatan maksiat karena beriman kepada Allah dan
merasa takut dengan siksaan-Nya.

Menjadi kewajiban setiap muslim untuk hidup di dunia ini dalam keadaan
merasa khawatir jika melakukan suatu hal atau suatu dosa yang menyebabkan
Allah marah dan murka.

Perkara paling penting yang seorang hamba itu wajib merasa takut dengannya
sehingga dia bersemangat untuk menjaga diri darinya dan memaksa jiwanya
untuk menjauhinya adalah kemusyrikan. Memang merasa takut untuk
melakukan kemusyrikan adalah sebuah tujuan agung yang wajib diwujudkan
oleh setiap muslim.

Kemusyrikan adalah dosa yang paling besar, paling berbahaya, merupakan


tindakan kezaliman yang paling zalim, kejahatan yang paling besar dan dosa
yang tidak bakal terampuni.

Menyekutukan Allah adalah perbuatan menghancurkan rububiyyah dan


melecehkan uluhiyyah Allah serta berburuk sangka dengan pencipta alam
semesta.

Kemusyrikan adalah menyamakan makhluk dengan Allah yang hal ini berarti
menyamakan makhluk yang tidak sempurna dan tidak punya apa-apa dengan zat
yang agung serta kaya raya.

Kemusyrikan adalah sebuah dosa yang rasa takut kita dengannya harus lebih
besar dibandingkan rasa takut kita dengan hal selainnya.
Terdapat banyak dalil dalam Alquran dan sunah yang jika direnungkan dan
ditelaah oleh seorang hamba akan menyebabkan timbulnya rasa takut di dalam
hati terhadap kemusyrikan sehingga dia akan mewaspadainya dan menjaga diri
jangan sampai terjerumus ke dalamnya.

Renungkanlah firman Allah yang terdapat dalam dua ayat dalam surat an Nisa

ِ َ ِ‫إِ َّن اللَّه ال يغْ ِفر أَ ْن ي ْشر َك بِ ِه ويغْ ِفر ما ُدو َن ذَل‬
ُ‫ك ل َم ْن يَ َشاء‬ َ ُ ََ َ ُ ُ َ َ
Yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya.” (QS an Nisa: 48)

Dalam ayat ini terdapat penjelasan yang sangat jelas bahwa orang yang
berjumpa Allah dalam keadaan musyrik maka tidak ada harapan baginya untuk
mendapatkan ampunan Allah karena tempat kembalinya adalah neraka dan dia
akan kekal di dalamnya. Di dalamnya dia tidak akan mati tidak pula ada
keringanan siksa untuknya. Sebagaimana firman Allah,

‫ف َع ْن ُه ْم ِم ْن‬ ُ ‫ضى َعلَْي ِه ْم َفيَ ُموتُوا َوال يُ َخ َّف‬ َ ‫َّم ال ُي ْق‬ َ ‫ار َج َهن‬
ُ َ‫ين َك َف ُروا لَ ُه ْم ن‬
ِ َّ
َ ‫َوالذ‬
‫صطَ ِر ُخو َن فِ َيها َر َّبنَا أَ ْخ ِر ْجنَا‬ ٍ ِ ِ‫َع َذابِها َك َذل‬
ْ َ‫)و ُه ْم ي‬ َ ٣٦ ( ‫ر‬ ‫و‬ ‫ف‬ُ ‫ك‬َ ‫ل‬
َّ ‫ك‬
ُ ‫ي‬ ‫ز‬ ‫ج‬
ْ َ‫ن‬ ‫ك‬
َ َ
‫صالِ ًحا غَْي َر الَّ ِذي ُكنَّا َن ْع َم ُل أ ََولَ ْم ُن َع ِّم ْر ُك ْم َما َيتَ َذ َّك ُر فِ ِيه َم ْن تَ َذ َّك َر‬ َ ‫َن ْع َم ْل‬
)٣٧( ‫صي ٍر‬ ِ َ‫َّذير فَ ُذوقُوا فَما لِلظَّالِ ِمين ِمن ن‬ ِ
ْ َ َ ُ ‫اء ُك ُم الن‬َ ‫َو َج‬
Yang artinya, “Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. mereka
tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari
mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas Setiap orang yang sangat kafir.
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami
niscaya Kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah
Kami kerjakan”. dan Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa
yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak)
datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan
tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS Fathir: 36-
37)
Di antara faktor penyebab timbulnya rasa takut di dalam hati orang yang
beriman dengan kemusyrikan adalah merenungkan keadaan orang-orang shalih
dan para nabi yang merasa demikian takut terhadap dosa yang sangat besar ini.

Cukuplah dalam kesempatan ini kita renungkan bersama doa pemimpin orang-
orang yang bertauhid, sang kekasih Allah, Ibrahim. Beliau adalah seorang yang
telah Allah angkat sebagai kekasih-Nya. Beliau hancurkan patung-patung
berhala dengan tangannya. Beliau berdakwah mengajak manusia untuk
mentauhidkan Allah dan telah melakukan hal yang luar biasa untuk itu.
Renungkanlah doa beliau sebagaimana yang terdapat dalam Alquran,

ِ ِ ِ َ َ‫وإِ ْذ ق‬
ْ ‫اجنُْبنِي َوبَنِ َّي أَ ْن َن ْعبُ َد‬
( ‫األصنَ َام‬ ْ ‫اج َع ْل َه َذا الَْبلَ َد آمنًا َو‬
ْ ‫ب‬ ِّ ‫يم َر‬
ُ ‫ال إ ْب َراه‬ َ
َ َّ‫صانِي فَِإن‬ ِ ِ ِ ‫ْن َكثِ ًيرا ِم َن الن‬
‫ك‬ َ ‫َّاس فَ َم ْن تَبِ َعني فَِإنَّهُ منِّي َو َم ْن َع‬ َ ‫ضلَل‬ْ َ‫ب إَِّن ُه َّن أ‬
ِّ ‫)ر‬
َ ٣٥
)٣٦( ‫يم‬ ِ ‫غَ ُفور ر‬
‫ح‬
ٌ ٌَ
Yang artinya, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah
negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku
daripada menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-
berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia. Maka barangsiapa
yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku. Dan
barangsiapa yang mendurhakai Aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ibrahim 35-36)

Renungkanlah pemimpin orang-orang yang bertauhid berdoa kepada Allah agar


dirinya dan anak keturunannya dijauhkan dari penyembahan terhadap berhala.
Artinya beliau meminta agar dirinya dan keturunannya diletakkan di posisi yang
jauh dan tidak dekat dengan kemusyrikan dengan bahasa lain tidak terjerumus
dalam jaring-jaring dan berbagai sarana pengantar menuju kemusyrikan.

Salah seorang ulama salaf, Ibrahim at Taimi namanya, suatu ketika membaca
ayat ini lantas berkomentar, “Siapa berani merasa terjamin selamat dari
kemusyrikan setelah Ibrahim?”
Artinya jika Ibrahim sang kekasih Allah saja merasa khawatir melakukan
kemusyrikan dan berdoa kepada Allah agar selamat darinya maka bagaimana
mungkin orang selainnya berani merasa aman darinya?

Nabi kita setiap pagi berdoa sebanyak tiga kali. Demikian pula setiap sore.
Beliau berdoa, “Ya Allah aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kekafiran
dan dari kefakiran dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari siksa
kubur.”

Diantara doa Nabi sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
adalah, “Ya Allah, aku hanya pasrah kepada-Mu, beriman kepada-Mu,
bertawakal kepada-Mu dan kembali kepada-Mu. Hanya karena-Mu aku
mendebat. Aku memohon perlindungan dengan kemuliaan-Mu yang tiada
sesembahan yang pantas disembah melainkan diri-Mu agar engkau tidak
menyesatkanku. Engkau adalah zat yang hidup dan tidak mati. Sedangkan jin
dan manusia mati.”

Di antara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah, “Ya Allah, aku


memohon hidayah dan sikap yang benar kepada-Mu.”

Hadits-hadits seputar hal ini banyak sekali. Bahkan Ummu Salamah


mengatakan bahwa mayoritas doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
“Wahai zat yang membolak-balikkan hati palingkanlah hati kami untuk tetap
mentaatimu.” Aku yaitu Ummu Salamah bertanya, “Wahai Nabi, apakah hati itu
bisa berubah-ubah?” Nabi bersabda, “Memang, semua hati itu diantara dua
jemari Allah. Dia membolak-balikkannya sebagaimana yang Dia kehendaki.
Jika Dia mau maka Dia akan mengarahkan hati tersebut pada kebenaran dan jika
Dia mau maka Dia akan menyesatkan hati tersebut.”

Di antara dalil dalam permasalahan ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dalam al Musnad dan yang lainnya. Suatu hari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat, “Sesungguhnya hal yang
paling aku khawatirkan pada kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat lantas
bertanya tentang apa yang dimaksud dengan syirik kecil. “Riya’”, jawab Nabi.
Para ulama mengatakan jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja
mengkhawatirkan para sahabat terjerumus dalam kemusyrikan kecil padahal
mereka adalah mereka dalam masalah ketaatan dan tauhid lantas bagaimana
dengan orang yang levelnya sangat jauh di bawah para sahabat bahkan tidak ada
sepersepuluh dengan para sahabat dalam masalah tauhid dan ibadah?

Terdapat riwayat dalam kitab al Adab al Mufrod yang kualitas sanadnya adalah
hasan mengingat banyaknya riwayat pendukung, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sungguh kemusyrikan di tengah-tengah kalian itu lebih samar
dari pada langkah semut.”

Salah seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah kemusyrikan


adalah mengangkat tandingan untuk Allah padahal Dia adalah sang pencipta?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah yang jiwaku ada di


tangan-Nya sungguh kemusyrikan di tengah-tengah kalian itu lebih samar
dibandingkan dengan langkah semut.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Maukah kutunjukkan kepada kalian suatu kalimat yang jika
kalian ucapkan maka Allah akan menghilangkan dari kalian dosa kemusyrikan
baik sedikit ataupun banyak.”

“Tentu”, jawab para sahabat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Itulah ucapan Ya Allah kami memohon perlindungan kepada-Mu jangan
sampai kami menyekutukan-Mu dalam keadaan kami mengetahuinya dan kami
memohon ampunan kepada-Mu untuk dosa yang tidak kami ketahui.”

Menjadi kewajiban kita bersama untuk menghafalkan doa ini dan rutin
membacanya.

Ya Allah kami memohon perlindungan kepada-Mu jangan sampai kami


menyekutukan-Mu dalam keadaan kami mengetahuinya dan kami memohon
ampunan kepada-Mu untuk dosa yang tidak kami ketahui.

Di antara hal yang menyebabkan timbulnya rasa khawatir dengan kemusyrikan


adalah apa yang Nabi katakan dalam banyak hadits bahwa ada di antara umat
beliau akan ada yang kembali menyembah berhala. Hal ini terdapat dalam
beberapa hadits diantaranya adalah:

Terdapat dalam Sunan Abu Daud dan yang lainnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga beberapa kabilah dari
umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan beberapa kabilah dari
umatku menyembah berhala.”

Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kiamat


tidak akan terjadi hingga pantat para wanita dari suku Daud bergoyang di
hadapan Dzul Kholashoh.” Dzul Kholashoh adalah nama berhala.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Sungguh kalian akan


mengikuti perilaku orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal,
sehasta demi sehasta. Sampai-sampai jika mereka masuk ke dalam lobang
biawak gurun tentu kalian juga akan memasukinya.”

Semua hadits di atas Nabi sampaikan dalam rangka menghendaki kebaikan


untuk umatnya dan untuk mengingatkan umatnya dari bahaya dosa yang sangat
besar itu dan kejahatan yang sangat ngeri itu.

Semoga Allah melindungi kita semua darinya.

Di antara faktor yang mendorong kita untuk memiliki kekhawatiran dengan


kemusyrikan adalah orang musyrik itu dekat dengan neraka. Tidak ada yang
menghalangi untuk masuk neraka kecuali karena belum mati saja.

Renungkanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terdapat dalam


Sahih Bukhari, “Barang siapa mati dalam keadaan berdoa kepada selain Allah
maka pasti akan masuk neraka.”

Para ulama mengatakan bahwa dalam hadits ini terdapat dalil bahwa neraka itu
dekat dengan orang musyrik. Tidak ada penghalangnya dengan neraka
melainkan karena belum mati.
Semua dalil di atas mendorong orang beriman untuk merasa sangat khawatir
dengan kemusyrikan. Kemudian rasa khawatir tersebut menggerakkan hati
untuk mempelajari dosa besar tersebut supaya bisa mewaspadainya dan menjaga
diri darinya dalam hidup ini.

Oleh karena itu, dalam Sahih Bukhari Hudzaifah bin al Yaman mengatakan,
“Para sahabat Nabi suka bertanya kepada Nabi tentang kebaikan sedangkan aku
suka bertanya kepada beliau mengenai keburukan karena aku khawatir
dengannya.”

Ya Allah, lindungi kami dari kemusyrikan wahai pemilik alam semesta. Ya


Allah, lindungi kami dari kemusyrikan wahai zat yang memiliki keagungan dan
kemuliaan.

Ya Allah kami memohon perlindungan kepada-Mu jangan sampai kami


menyekutukan-Mu dalam keadaan kami mengetahuinya dan kami memohon
ampunan kepada-Mu untuk dosa yang tidak kami ketahui.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu tauhid yang murni dan iman yang
membaja.

Ya Allah kami memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyesatkan


orang lain ataupun disesatkan oleh orang lain wahai zat yang memiliki
keagungan dan kemuliaan.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hidayah, takwa, terjaganya kehormatan dan


kecukupan rizki

ِ ‫أَ ُقو ُل َقولِي َه َذا أَسَتغْ ِفر اهلل لِي ولَ ُكم ولِسائِ ِر المسلِ ِم ْين والمسلِم‬
‫ات‬ َ ُْ ََ ُْ َ َْ َ َ ُ ْ ْ ْ
‫الر ِح ْي ُم‬
َّ ‫اسَتغْ ِف ُر ْوهُ إِنَّهُ ُه َو الغَ ُف ْو ُر‬
ْ َ‫ف‬
Khutbah Kedua:

،‫ف اأْل َنْبِيَ ِاء َوال ُْم ْر َسلِ ْي َن‬


ِ ‫السالَم َعلَى أَ ْشر‬
َ ُ َّ ‫الصالَةُ َو‬َّ ‫ َو‬،‫ب ال َْعالَ ِم ْي َن‬
ِّ ‫ْح ْم ُد هلل َر‬
َ ‫اَل‬
‫ أ ََّما َب ْع ُد‬،‫ان إِلَى َي ْوِم الدِّيْ ِن‬
ٍ ‫َصحابِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس‬
َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ‫َو َعلَى أله َوأ‬
Terdapat banyak dalil dari Alquran dan sunah yang menunjukkan bahwa
kemusyrikan itu ada dua macam yaitu besar dan kecil. Dua macam kemusyrikan
ini berbeda pengertian dan konsekuensinya.

Pengertian syirik besar adalah menyamakan selain Allah dengan Allah baik
dalam rububiyyah, nama dan sifat ataupun dalam uluhiyyah.

Siapa saja yang menyamakan selain Allah dengan Allah dalam salah satu hak
khusus Allah maka dia telah menyekutukan Allah dengan syirik besar yang
mengeluarkan palakunya dari agama Islam.

Sedangkan syirik kecil adalah segala perbuatan yang dicap sebagai kemusyrikan
oleh dalil, akan tetapi belum sampai derajat syirik besar. Contohnya adalah
bersumpah dengan Allah, ucapan ‘sebagaimana kehendak Allah dan
kehendakmu’, ‘seandainya tidak demikian tentu yang terjadi adalah demikian
dan demikian’ dan ucapan-ucapan semisal yang mengandung kemusyrikan akan
tetapi orang yang mengucapkannya tidak memaksudkannya.

Sedangkan konsekuensi hukum dari dua macam kemusyrikan tersebut di


Akherat tentu berbeda. Pelaku syirik besar itu kekal di dalam neraka selamanya,
tidak mati tidak pula mendapatkan keringanan siksa.

Sedangkan syirik kecil dampaknya tidak sampai seperti itu. Meski pada asalnya
syirik kecil itu dosa besar yang paling besar sebagaimana perkataan sahabat,
Abdullah bin Mas’ud. Beliau berkata, “Sungguh jika aku bersumpah dengan
menyebut nama Allah sedangkan isi sumpahku adalah dusta itu lebih aku sukai
dari pada aku bersumpah dengan selain nama Allah meskipun isi sumpahku
adalah benar.”

Bersumpah dengan selain nama Allah meski isi sumpahnya benar adalah
kemusyrikan. Sedangkan bersumpah dengan nama Allah sedangkan isinya
adalah dusta adalah melakukan dosa besar yaitu dusta. Dosa besar tidak bisa
dibandingkan dengan kemusyrikan. Ini menunjukkan kepahaman para sahabat
dengan agama ini.
Permasalahan kemusyrikan dan mengetahui bentuk-bentuknya adalah
permasalahan yang sangat penting untuk diperhatikan mengingat banyak orang
yang tidak mengetahui perkara agung ini.

Banyak orang yang melakukan berbagai amalan dan perkara yang merupakan
kemusyrikan namun mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah kemusyrikan.
Bahkan sebagian orang tertipu dengan nama dan label sehingga tercegah dari
ibadah yang murni untuk Allah akhirnya melakukan berbagai hal yang haram
bahkan berbagai perbuatan kemusyrikan. Semoga Allah melindungi kita.

Kita memohon kepada Allah agar memahamkan kita semua dengan agama-Nya
dan memberi taufik kepada kita semua untuk mengikuti sunah Nabi-Nya serta
memberi hidayah kepada kita semua agar menita jalan-Nya yang lurus.

Hendaknya kalian mengucapkan sholawat dan salam untuk pemimpin orang-


orang yang bertauhid dan teladan para sahabat, Muhammad bin Abdillah
sebagaimana yang Allah perintahkan dalam kitab-Nya,

‫صلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُموا‬


َ ‫ين آ ََمنُوا‬
َ
ِ َّ‫إِ َّن اللَّهَ وماَل ئِ َكتَهُ يصلُّو َن َعلَى النَّبِ ِّي يا أ َُّيها ال‬
‫ذ‬ َ َ َُ ََ
‫يما‬ ِ
ً ‫تَ ْسل‬
Yang artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS al Ahzab: 56)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang bershalawat


untukku sekali maka Allah akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali.”

‫صلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُموا‬


َ ‫ين َء َامنُوا‬
ِ َّ ِ
َ ‫صلُّو َن َعلَى النَّب ِّي يَآأ َُّي َها الذ‬
ِ
َ ُ‫إِ َّن اهلل َو َمالَئ َكتَهُ ي‬
‫يما‬ِ
ً ‫تَ ْسل‬
‫ َو َعلَى‬،‫ت َعلَى إِ ْب َر ِاه ْي َم‬
َ ‫صلَّْي‬ ٍ ِ ‫ و َعلَى‬،‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد‬
َ ‫ َك َما‬،‫آل ُم َح َّمد‬ َ َ ‫اللهم‬
َ َّ‫ إِن‬،‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ
‫ت َعلَى إِ ْب َر ِاه ْي َم‪َ ،‬و َعلَى‬
‫آل ُم َح َّم ٍد‪َ ،‬ك َما بَ َار ْك َ‬
‫اللهم بَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد‪ ،‬و َعلَى ِ‬
‫َ‬
‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫ِ‬

‫اللهم ا ْغ ِـفـر لِلْمسلِ ِم ْين والْمسلِم ِ‬


‫ات‪َ ،‬ر َّبنَا ظَلَ ْمنَا أَْن ُف َسنَا َوإِ ْن لَ ْم َتغْ ِـف ْـر لَنَا‬ ‫ْ ُْ ََ ُْ َ‬
‫وَترحمنَا لَنَ ُكونَ َّن ِمن الْ َخ ِ‬
‫اس ِريْ َن‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َْ‬
‫اب النَّا ِر‪ .‬اللهم إِنَّا‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َر َّبنَا آتِنَا فِي ُّ‬
‫الد ْنيَا َح َسنَةً َوفي اآْل خ َرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫ك ِم ْن َز َو ِال نِ ْع َمتِ َ‬
‫ك‬ ‫اف َوال ِْغنَى‪ .‬اللهم إِنَّا َنعُ ْوذُ بِ َ‬
‫الت َقى َوال َْع َف َ‬
‫ك ال ُْه َدى َو ُّ‬
‫نَ ْسأَلُ َ‬
‫ك‪ .‬و ِ‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا‬ ‫ِ‬ ‫ك وفُجاء ِة نِْقمتِ َ ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫ك َو َجم ْي ِع َس َخط َ َ‬ ‫َوتَ َح ُّول َعافيَت َ َ َ َ َ‬
‫ص ْحبِ ِه‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلى اهلل َعلَى نَبِِّينَا ُم َح َّمد َو َعلَى آله َو َ‬
‫ب ال َْعالَم ْي َن‪َ .‬و َ‬
‫ْح ْم ُد هلل َر ِّ‬
‫أَن ال َ‬
‫َو َسلَّ َم‬

Anda mungkin juga menyukai