Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH IMUNOLOGI

“IMUNISASI DAN VAKSINASI POLIO”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Imunologi


Dosen Pengampu : dr. Arief Adi Saputro, M.Biomed.

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Azhar Adi Muflihun (201905010)


2. Della Triyana Puryanti (201905017)
3. Devi Noor Alfaini (201905018)
4. Lidya Anita Safitri (201905046)
5. Luh Gede Bulan Sri Devi (201905047)

Kelas : 3A-S1 Farmasi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Imunisasi
Dan Vaksinasi Polio” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Imunologi yang diampu oleh Dosen dr. Arief Adi Saputro, M.Biomed. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Imunisasi Dan Vaksinasi
Polio” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Makalah ini kami buat berdasarkan apa yang telah kami terima dan juga kami kutip
dari berbagai sumber baik dari buku maupun dari media elektronik. Semoga isi dari makalah
ini dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
apa saja yang ada dalam tugas makalah ini. Tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,
dan pengetahuan, untuk itu rasa terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Bapak dr. Arief Adi Saputro, M. Biomed.,  selaku dosen pembimbing dalam mata
kuliah Imunologi.
2. Anggota Kelompok 2 yang telah memberikan masukan untuk  makalah ini.

Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam
pembuatan makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam makalah
ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Jepara, 27 Desember 2020

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 6
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 7
2.1 Pengertian Imunisasi Dan Vaksinasi, Polio, Imunisasi Polio .................................... 7
2.2 Jenis Jenis Vaksin Polio.............................................................................................. 7
2.3 Cara Pemberian Dan Dosis Imunisasi Dan Vaksinasi Polio...................................... 8
2.4 Efek Samping Imunisasi Dan Vaksinasi Polio........................................................... 9
2.5 Kontra Indikasi Imunisasi Dan Vaksinasi Polio......................................................... 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Polio merupakan (keluarga Picornaviridae), sering disingkat sebagai "Polio" adalah


virus yang paling ditakuti abad ke-20 di dunia yang menghasilkan permulaan program
inisiatif global untuk pemberantasan polio pada tahun 1988. Sebagian polio positif yang
diakibatkan oleh enterovirus RNA ini dikenal dengan kemampuannya untuk
mempengaruhi sebuah bagian dari sumsum tulang belakang, dan mengakibatkan
terjadinya Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau dapat menyebabkan kematian jika otot
pernapasan atau tenggorokan mendapat lumpuh tetapi untungnya tidak banyak kasus
yang terjadi. Terdapat tiga serotypes dari virus polio, di dunia kasus infeksi dari 1 per
200-2000 kasus tergantung pada jenis serotype virus. Tingkat fatality biasanya dari 5
hingga 10% dalam kasus-kasus lumpuh. World Health Organization (WHO) 27 tahun
yang lalu telah mencapai keberhasilan luar biasa dalam mengurangi jumlah polio di
negara-negara endemik, dari 125 negara di penjuru dunia hanya ada 3 negara termasuk
Pakistan, Afghanistan, dan Nigeria, dimana Wild Polio Virus (WPV) transmisinya belum
terputus walaupun angka kasus terjadinya polio telah turun dibawah angka 99%
dibandingkan dengan 350.000 kasus baru per tahun kemudian (Ghafoor & Sheikh, 2016).
Pada bulan Mei 2012, World Health Assembly (WHA) mendeklarasikan bahwa eradikasi
polio adalah salah satu isu kedaruratan kesehatan masyarakat dan perlu disusun suatu
strategi menuju eradikasi polio. Indonesia telah berhasil menerima sertifikasi bebas polio
bersama dengan negara anggota WHO di South East Asia Region (SEAR) pada bulan
Maret 2014, sementara itu dunia masih menunggu negara lain yang belum bebas polio
yaitu Afganistan, Pakistan dan Nigeria. Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut
dan untuk melaksanakan strategi menuju eradikasi polio di dunia, Indonesia melakukan
beberapa rangkaian kegiatan yaitu Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, penggantian
vaksin trivalent Oral Polio Vaccine (tOPV) ke bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) dan
introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV). Pada akhir tahun 2020 diharapkan penyakit
polio telah berhasil dihapus dari seluruh dunia (KESMAS, 2016).

4
Imunisasi merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif
dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan prioritas
utama dalam pelayana kesehatan di bidang preventif. Penurunan insiden penyakit
menular telah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu di negara-negara maju yang telah
melakukan imunisasi dengan teratur dengan cakupan luas (Ranuh, et al., 2014). Imunisasi
polio dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi, Vaksin merupakan suspensi
mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan atau antigen mikroorganisme
yang diberikan untuk mencegah atau mengatasi penyakit infeksi (Depkes RI, 2016).
Vaksin yang dibuat menggunakan beberapa proses yang berbeda, ada yang berisi virus
hidup yang telah dilemahkan (melemah atau diubah agar tidak menyebabkan penyakit),
organisme dilemahkan atau dibunuh atau virus, racun tidak aktif (untuk penyakit bakteri
dimana racun yang dihasilkan oleh bakteri, dan bukan bakteri sendiri, penyebab
penyakit), atau hanya segmen patogen (meliputi subunit dan vaksin konjugasi) (Hashemi,
et al., 2014).
Program imunisasi di Negara Indonesia diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes RI). Pemerintah, bertanggungjawab dalam menetapkan sasaran
jumlah penerima imunisasi, kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin. Pelaksaan
program imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta.
Institusi swasta dapat memberikan pelayanan imunisasi sepanjang memenuhi persyaratan
perijinan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Probandari, et al., 2013).
.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Imunisasi Dan Vaksinasi, Polio, Imunisasi Polio?
2. Apa Saja Jenis - Jenis Vaksin Polio?
3. Bagaimana Cara Pemberian Dan Dosis Imunisasi Dan Vaksinasi Polio?
4. Bagaimana Efek Samping Imunisasi Dan Vaksinasi Polio?
5. Bagaimana Kontra Indikasi Imunisasi Dan Vaksinasi Polio?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Imunisasi Dan Vaksinasi, Polio, Imunisasi Polio.
2. Untuk Mengetahui Jenis - Jenis Vaksin Polio.
3. Untuk Mengetahui Cara Pemberian Dan Dosis Imunisasi Dan Vaksinasi Polio.
4. Untuk Mengetahui Efek Samping Imunisasi Dan Vaksinasi Polio.
5. Untuk Mengetahui Kontra Indikasi Imunisasi Dan Vaksinasi Polio.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
1. Imunisasi dan Vaksinasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang
serupa, tidak terjadi penyakit. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan
pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh
membuat zat anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam
tubuh melalui suntikan dan melalui mulut.
2. Polio
Polio adalah penyakit menular disebabkan oleh virus polio yang menyerang
sistem saraf pusat dan menyebabkan kerusakan di sistem saraf motorik. Hal tersebut
bisa mengakibatkan kelumpuhan pada otot yang bersifat sementara, bahkan bisa
permanen. Penyakit ini tidak ada obatnya, tapi bisa dicegah dengan pemberian
imunisasi anak jenis polio.
3. Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah salah satu jenis imunisasi atau vaksin yang bermanfaat
untuk melindungi kondisi tubuh dari serangan poliomyelitis/polio, atau lumpuh layu
yang bisa membuat kelumpuhan bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

2.2 Jenis – Jenis Vaksin Polio


1. Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk)
Mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan. Cara
kerja vaksin polio suntik yaitu, virus polio yang sudah mati ini tidak bisa
berkembang biak di usus dan tidak membuat kekebalan di usus, tapi masih bisa
terjadi kekebalan di dalam darah.
2. Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin)
Mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil
atau cairan. Vaksin polio oral berfungsi untuk mencegah virus polio liar

7
berkembang biak agar tidak membahayakan bayi dan menularkan ke anak-anak lain
karena cara kerja vaksin ini yaitu, masih bisa berkembang biak di ususdan bisa
merangsang usus dan darah, untuk membentuk zat kekebalan tubuh (antibodi).
Bentuk trivalen (Trivalen Oral Polio Vaccine TOPV) efektif melawan semua bentuk
polio, sedangkan bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan satu jenis polio.

2.3 Cara Pemberian Dan Dosis


Imunisasi dasar polio diberiakan 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak
kurang dari 4 minggu. Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV,
kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).
Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2
tetes (0,1 ml) langsung kemulut anak atau dengan atau dengan menggunakan sendok
yang berisi air gula. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper)
yang baru. Cara pemakaian:
1. Orang tua memegang bayi dengan lengan kepala di sangga dan dimiringkan ke
belakang.
2. Mulut bayi dibuka hati-hati menggunakan ibu jari atau dengan menekan pipi bayi
dengan jari-jari.
3. Teteskan dengan 2 tetes vaksin dari alat tetes ke dalam lidah. Jangan biarkan alat
tetes menyentuh bayi.
Sebagian besar orang dewasa tidak memerlukan vaksin polio karena sudah
mendapatkan imunisasi ini saat anak-anak. Namun, ada tiga kelompok orang dewasa
yang berisiko tinggi terkena polio dan perlu mempertimbangkan untuk mendapatkan
vaksin polio, berdasarkan rekomendasi Center for Disease Control and Prevention
(CDC) yaitu:
a. Bepergian ke negara dengan angka polio tinggi.
b. Bekerja di laboratorium dan menangani kasus yang mengandung virus polio.
c. Petugas kesehatan yang merawat pasien atau berhubungan dekat dengan penderita
penyakit polio.
Ketiga kelompok ini termasuk yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio
sama sekali, harus mendapatkan 3 kali vaksin polio suntik (IPV), dengan rincian:

8
1. Suntikan pertama bisa dilakukan kapan saja.
2. Suntikan kedua dilakukan 1-2 bulan setelah suntikan pertama.
3. Suntikan ketiga dilakukan 6-12 bulan setelah suntikan kedua.
Untuk orang dewasa yang sudah pernah mendapatkan 1-2 kali imunisasi polio
sebelumnya, hanya perlu melakukan satu atau dua kali imunisasi ulang. Ini tidak
bergantung dengan jeda waktu imunisasi pertama dilakukan.
Bila orang dewasa berisiko terpapar virus polio dan sudah mendapatkan imunisasi
lengkap, baik oral maupun suntik, bisa mendapatkan imunisasi IPV sebagai booster.
Jadwal pemberian imunisasi polio booster ini bisa dilakukan kapan saja dan berlaku
seumur hidup.

2.4 Efek Samping


Pada umunya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang
disebabkan oleh vaksin jarang terjadi. Adapun efek samping imunisasi yang ditimbulkan
cenderung ringan dan bisa hilang dengan sendirinya, yaitu:
a. Demam ringan setelah imunisasi
b. Nyeri di area suntikan
c. Pengerasan kulit di area suntikan
Efek samping imunisasi polio tersebut dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu
2-3 hari. Namun pada kasus yang sangat jarang terjadi, imunisasi polio memiliki efek
samping cukup parah, yaitu:
a. Nyeri di bahu
b. Pingsan
c. Reaksi alergi parah yang terjadi beberapa menit atau jam setelah diimunisasi
Kasus tersebut sangat jarang terjadi, perbandingannya adalah 1 dari 1 juta
pemberian vaksin. Reaksi alergi yang terjadi biasanya seperti sesak napas, detak jantung
berdegup kencang, kelelahan sangat parah, sampai napas yang berbunyi.

2.5 Kontra Indikasi


Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang yang menderita
defisiensi imunitas “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul

9
akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika ada keraguan,
misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulang dapat diberikan setelah sembuh.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Imunisasi polio adalah salah satu jenis imunisasi atau vaksin yang bermanfaat untuk
melindungi kondisi tubuh dari serangan poliomyelitis/polio, atau lumpuh layu yang bisa
membuat kelumpuhan bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Vaksin polio terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah
dimatikan dan diberikan melalui suntikan
2. Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah
dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.

Imunisasi dasar polio diberiakan 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak
kurang dari 4 minggu. Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV,
kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).
Efek samping yang ditimbulkan umumnya tidak ada. Namun jika timbul efek itu
cenderung ringan dan bisa hilang dengan sendirinya. Pada penderita “immune
deficiency”, tidak ada efek berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak
yang sedang sakit.

3.2 Saran
Hindari risiko terinfeksi virus polio yang berbahaya dengan vaksinasi. Tepati jadwal
vaksin polio sesuai dengan saran yang telah dianjurkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/vaksin-polio/

https://kumparan.com/babyologist/hal-hal-yang-wajib-anda-ketahui-mengenai-imunisasi-
polio-21dM5TZ9X0

http://scholar.unand.ac.id/17469/2/BAB%20I.pdf

http://eprints.ums.ac.id/50254/3/BAB%20I.pdf

https://repository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/142607/bab1/perancangan-media-
informasi-penyakit-polio-di-rumah-sakit-palang-merah-indonesia-bgoro.pdf

http://repository.helvetia.ac.id/591/3/BAB%20I-III.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-rokhaelisy-6023-2-babii.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai