Anda di halaman 1dari 13

Penalaran dan Teori Hukum

Kuliah Penutup
Kenapa Perlu Penalaran Hukum
• Identifikasi nilai kebenaran dalam sudut
pandang tertentu;
• Pemataan logika hukum tertentu yang dapat
diperoleh dari Teori Hukum tertentu sebagai
basis koherensi dan korespondensi kebenaran;
• Cara pengembangan penelitian hukum atau
berfikir hukum
Model Dasar Penalaran Hukum
• Deduktif: Konklusi lebih sempit dari dari
premisnya; Pernyataan umum atau norma
diterapkan pada peristiwa konkrit (sollen ke sein)
maka terbentuklah konklusi atau jawaban;
• Induktif: konklusi lebih luas dari premisnya;
peristiwa konkrit diterapkan pada ketentuan
normanya(sein ke sollen) maka terbentuklah
konklusi atau jawaban (fenomena sejenis yang
belum atau sedang diteliti)
Penalaran Deduksi Sebagai Kebenaran
Formal
• Jika pernyataan cacat material?
• Jika terjadi ketidaksetujuan atau
ketidaksesuian

Contoh:
Hakim Mahkamah Konstitusi berjumlah 9 orang;
Komisi yudisial bertugas mengawasi hakim
Hakim MK diawasai Komisi Yudisial
Penalaran Induksi dalam Ilmu
Pengetahuan
• Harus reservasi pada data dan fakta dan bukan asumsi;
• Keyakinan dalam proposisi?
• Hasil adalah mungkin atau kemungkinan?

• Contoh:
• Anggota DPRD terlibat korupsi diancam penjara lebih 1
tahun;
• 13 anngota DPRD Jatim terlibat dalam korupsi APBD
• 13 anggota DPRD Jatim dikenai pidana penjara lebih
dari 1 tahun
Guna
• Penanganan kasus dipengadilan menggunakan
nalar induksi:
a. Merumuskan fakta;
b. Mencari sebab dan akibat;
c. Mereka probabilitas hukum
Kesesatan Fikir
• Penalaran yang tidak valid; karena pengikaran
terhadap kaidah-kaidah penalaran dan logika
yang berhubungan secara tidak logis dan
sistematis;
• Nalar yang tidak masuk akal dan sengaja
digunakan untuk menyesatkan orang lain;
Kekeliruan Penalaran Hukum
• Argumentum ad ignoratiam;
• Argumentum ad verecundiam;
• Argumentum ad hominam;
• Argumentum ad misericordiam;
• Argumentum ad baculum.

• Jenis kekeliruan dalam penalaran namum jika


digunakan dalam penalaran hukum bukanlah
salah
Argumentum ad ignoratiam
• Proposisi salah maka karena terbukti salah;
• Proposisi sebagai benar karena tidak terbukti
salah;
• Dapat dilakukan dalam bidang hukum acara;
• Pasal 1865 KUHPer: “Penggugat harus
membuktikan dalilnya, sehingga jika tidak
dapat membuktikan dalilnya maka gugatan di
tolak”
Argumentum ad verecundiam
• Menerima atau menolak argumentasi berdasarkan
kebesaran nama, kewibawaan, keahlian, dan pembawa
argumentasi;
• Argumentasi ini tidak sesat jika dijadikan dasar hukum
untuk memutus; dan Pengunaan otoritas dalam
pemutusan;
• Argumen yang berdasarkan Otoritas adalah sebuah
pemikiran yang salah dalam melakukan sebuah dialog
yang sehat, kesesatan berpikir ini digunakan oleh
orang-orang terhadap Otoritas yang salah, tidak pada
tempatnya, patut dipertanyakan, tidak berguna dan
tidak ada hubungannya.
Argumentum ad hominam
• Menolak atau menerima argumen bukan berdasarkan
pada baik dan buruknya argumentasi tapi pada
keadaan pribadi yang menyampaikan;
• Argumentum ad hominem adalah cara berargumentasi
yang keliru dimana orang yang mengemukakan
argumentasi yang diserang, bukannya argumen itu
sendiri. Kekeliruan ini ada dalam beberapa bentuk.
Contohnya: penyerangan terhadap karakter,
kebangsaan, atau agama orang yang bersangkutan,
yang tidak ada hubungannya dengan argumentasi yang
di kemukakan. Seseorang menyerang dengan ad
hominem dengan alasan karena ia ingin mendapatkan
kesimpulan yang menguntungkan.
Argumentum ad misericordiam
• Argumentum ad misericordiam adalah kesesatan
berpikir yang dilakukan ketika subjek yang sedang
mengajukan pemikiran atau argumennya merujuk
kepada hal-hal yang berhubungan dengan emosi.
• Hal-hal yang berhubungan dengan emosi yang
dimaksud di sini, antara lain simpati atau perasaan
bela-rasa (compassion).
• Hal ini dilakukan dengan maksud agar lawan bicara
atau pendengar dapat menerima kesimpulan yang dia
kemukakan. (Keringanan hukuman dan pleidoi)
• Contoh Kasus: Sakit Setya Novanto dalam persidangan
Argumentum ad baculum
• adalah argumen ancaman mendesak orang untuk
menerima suatu konklusi tertentu dengan alasan
bahwa jika ia menolak akan membawa akibat
yang tidak diinginkan.
• Argumentum ad baculum banyak digunakan oleh
orang tua agar anaknya menurut pada apa yang
diperintahkan, contoh menakut-nakuti anak kecil;
• Contoh: Pengendara motor yang berhenti pada
lampu merah bukan karena ia menaati peraturan
tetapi karena ada polisi yang mengawasi dan ia
takut ditilang

Anda mungkin juga menyukai