Pengertian Kerukunan
Kerukunan sangat diperlukan dalam masyarakat majemuk, yang ternyata masyarakat
majemuk ini rawan terjadi disintegrasi sosial. Oleh karena itu, diperlukan mewujudkan
kerukunan yang artinya adalah persatuan dan kesatuan masyarakat untuk mencapai tujuan
atas dasar perbedaan-perbedaan yang sudah ada.
Dari pengertian kerukunan menurut para ahli diatas, dapat dikatakan bahwa kerukunan
adalah proses sosial yang dilakukan mahluk hidup dalam menciptakan kehidupan bersama
atas dasar perbedaan-perbedaan yang ada, Baik dalam segi Agama, Politik, Budaya, dan lain
sebaginya.
Contoh bentuk kerukunan dalam intergrasi sosial ini misalnya saja dalam upaya
mempersatuan masyarakat di Indonesia, yang beragam perbedaan dimilikinya. Baik
perbedaan dalam agama, budaya, etnis, iklim, dan lain sebaginya.
Equilibrium (keseimbangan)
Kesimbangan adalah bentuk kerukunan yang dapat diartikan sebagai keadaan seimbang dan
tidak terjadi kesenjangan yang menimbulkan gejolak.
Stability (stabilitas)
Definisi jenis kerukunan ini yaitu keadaan tenang, mantap, dan mapan. Stability bersifat
tidak dinamis karena adanya kelompok penguasa yang memaksakan stabilitas tersebut.
Tolerance (toleransi)
Bentuk kerukunan ini yaitu tolerasi yang dapat iartikan sebagai suatu sikap menahan diri,
menerima keadaan, dan tidak menyerang pihak lain. Akan tetapi, kerukunan yang dihasilkan
masih bersifat dangkal dan tidak akan berkembang.
Solidarity (kesetiakawanan)
Jenis kerukunan ini yaitu kondisi yang lebih balk daripada toleransi. Kondisi ini ditandai
dengan adanya sikap saling membantu dan bersatu dalam kerukunan masyarakat. Akan
tetapi, masih tenjadi kesenjangan dan eksploitasi yang tersembunyl.
Conformity (keteraturan)
Pengertian keteraturan sosial adaah salah satu bentuk kerukunan yang artinya yaitu
kepatuhan anggota masyarakat sehingga menimbulkan suasana rukun. Akan tetapi, kondisi ni
menunjukkan kondisi yang pasif dan tidak kritis sehingga dapat menghambat inovasi.
Peace (kedamaian)
Kedamaian adalah salah satu bentuk kerukunan, yang artinya yaitu kondisi tidak berselisih
dan bersifat rukun, tetapi bersifat pasif. Kedamaian hendaknya diwujudkan dengan tindakan
yang Iebih proaktif denga masyarakat-masyarakat secara keseluruhan.
Cohesion (kohesi)
Kohesi adalah salah satu bentuk kerukunan, yang artinya yaitu kondisi kesatuan yang kuat,
terdapat kerja sama, dan kekompakan. Akan tetapi, dalam kondisi ii terdapat nuansa fanatik
kelompok.
Compromise (kompromi)
Kompromi adalah salah satu bentuk kerukunan, yang artinya yaitu keadaan saling mengalah
untuk menghindari konflik sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Harmony (harmoni)
Harmoni yaitu keadaan yang menunjukkan adanya penbedaan sosial budaya namun bersifat
senasi. Kondisi ini menupakan kondisi sosial ideal.
Solidity (kekukuhan/kekuatan)
Solidaritas adalah salah satu bentuk kerukunan, yang artinya yaitu keadaan nukun yang
memiliki daya tahan sehingga tidak mudah goyah atau dipengaruhi oleh pihak lain.
Sinergy (sinergi)
Sinergi adalah salah satu bentuk kerukunan, yang artinya yaitu bersepakat dan bersatu dalam
penbedaan. Semua pihak berlawanan menggabungkan kekuatan untuk menghasilkan
kekuatan benlipat ganda. Sinergi ini bensifat win-win solution.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku- suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantar
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al
Hujarat : 13)
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku
tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kaafiruun : 1-6)
Tidak ada paksaan untuk agama ; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. Al-Baqarah ayat 256)
Dalam menafsirkan ayat ini Ibnu Katsir menyatakan: “janganlah kalian memaksa
seorang pun untuk masuk Islam. Sebab, agama ini telah jelas semua ajaran dan
bukti kebenarannya, sehingga seseorang tidak usah dipaksa masuk ke dalamnya
Sebaliknya, barang siapa mendapat hidayah, akan terbuka lapang dadanyadan
terang hatinya, sehingga ia pasti akan masuk Islam dengan bukti yang kuat.
Sedangkan orang yang buta mata hati dan penglihatannya serta pendengarannya
tertutup, maka tak berguna baginya masuk agama dengan paksa. Ini berarti
sekalipun agama Islam mengajarkan toleransi, namun setiap Muslim harus tetap
bersikap tegas untuk mempercayai sepenuhnya bahwa Islam adalah satu-satunya
agama yang benar dan sempurna.
1. Ketika terjadi keributan antara kaum Muslim dan kaum Quraisy serta Yahudi, Rasul
menawarkan solusi dengan membuat Piagam Madinah untuk mencari kedamaian
dan ketenteraman kehidupan di masyarakat. Seperti yang terdapat pada pasal 16
yang tertulis, “Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas
pertolongan dan santunan, sepanjang (kaum mukminin) tidak terzalimi dan
ditentang.
2. pada peristiwa penaklukkan Kota Makkah (Fathu Makkah), Rasulullah SAW juga
menunjukkan toleransi yang sangat indah. Penduduk Makkah yang selama ini
memusuhi Rasulullah, ketakutan ketika umat Islam berhasil menaklukkan Kota
Makkah. Sebab, sebelum penaklukan itu, umat Islam sering ditindas oleh kaum kafir
Quraisy Makkah. Tak jarang, mereka juga menghalang-halangi dakwah Rasul,
bahkan hingga bermaksud membunuhnya.