Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL KEGIATAN

PENYULUHAN DAN TINDAKAN TERAPI PIJAT REFLEKSI KAKI PADA LANSIA

DENGAN HIPERTENSI DI DESA TALANGO KECAMATAN KABILA

KABUPATEN GORONTALO

Di Buat Oleh :

Mahasiswa PKLT DESA TALANGO


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang

hipertensi yaitu dengan dilakukan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan merupakan suatu

upaya yang direncanakan untuk menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan

suatu anjuran yang diharapkan untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah

timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan, memaksimalkan fungsi dan

peran penderita selama sakit, dan membantu penderita dan keluarga mengatasi masalah

kesehatan (Pratiwi, 2010).

Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien hipertensi untuk dapat

mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi.

Sehingga pengetahuan serta sikap tentang hipertensi merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk dimiliki, agar bisa menanggulangi penyakit hipertensi itu sendiri (Dewi,

2010).

Dalam hal ini penyuluhan kesehatan sangatlah penting bagi masyarakat penderita

hipertensi agar lebih memahami tentang penyakit tersebut dan dapat merubah pola

hidupnya demi tercapainya hidup sehat. Menurut Notoatmodjo (2007) Perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Pengetahuan seharusnya dimiliki oleh pasien karena pasien adalah

orang yang paling bertanggung jawab terhadap terkontrolnya tekanan darah.

Berdasarkan konsep tersebut, faktor pengetahuan tentang hipertensi kemungkinan

mempunyai hubungan dengan terkontrolnya tekanan darah. Seorang perawat diharapkan

dapat membantu berperan serta memberikan informasi dan mengawasi penderita

hipertensi untuk mengatasi masalah kesehatan dimasyarakat (Pratiwi, 2010).

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktifitas,

minat dan opininya. Banyak penyakit akibat gaya hidup yang berhubungan erat dengan
kebiasaan hidup yang salah sedangkan untuk mencapai kondisi fisik dan psikis tetap

prima dibutuhkan serangkaian kebiasaan maupun gaya hidup yang sehat (Pratiwi, 2010).

Dengan adanya penyuluhan kesehatan dapat mengurangi terjadinya perubahan gaya

hidup di dalam masyarakat, seperti konsumsi kopi dan kebiasaan merokok.

Berdasarkan data yang didapatkan di Praktek Lapangan Desa Talango, jumlah

kasus lansia dengan hipertemsi sebanyak 50 orang dengan rata-rata presentasi mencapai

56,15%, konsumsi Kopi sebanyak 49 orang dengan presentasi 42,98%, serta kebiasaan

merokok berjumlah 27 orang yang dihitung presentasi 23,68%.

Salah satu alternatif yang tepat dalam menurunkan tekanan darah tanpa

ketergantungan obat, efek sampingnya yaitu dengan menggunakan terapi non

farmakologis (Wirakusumah, 2012). Pengobatan non farmakologis dapat menurukan

tekanan darah pada penderita hipertensi bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu

dengan teknik mengurangi stres, mengurangi konsumsi alkohol dan rokok, olahraga atau

aktivitas fisik, teknik relaksasi. Teknik relaksasi dapat menurunkan denyut jantung

dengan cara yaitu menghambat respons stres saraf simpatif (Corwin, 2009).

Teknik relaksasi mempunyai pengaruh yang sama dengan obat antihipertensi

dalam menurunkan tekanan darah seseorang. Terapi konservatif dan terapi

komplementer merupakan pilihan yang bisa dipertimbangkan untuk meminimalisirkan

efek samping yang ditimbulkan dari pengobatan farmakologis. Pengobatan

komplementer adalah pengobatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan keamanan dan efektivitas

tinggi salah satunya adalah Terapi Pijat Refleksi (Mills, 2012).

B. NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini berinama “ Penyuluhan dan Tindakan Terapi Pijat Refleksi Kaki pada

Lansia dengan Hipertensi “


C. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud

Dengan adanya kegiatan Penyuluhan dan Tindakan Terapi Pijat Refleksi Kaki pada

Lansia dengan Hipertensi dapat meningkatkan pengetahuan hipertensi dan cara

mengatasinya dengan menggunakan terapi nonfarmakologis (Terapi Pijat Refleksi

Kaki).

b. Tujuan

Adapun tujuan dari penyelenggaraan kegiatan Penyuluhan dan Tindakan Terapi Pijat

Refleksi Kaki pada Lansia dengan Hipertensi, yaitu :

1. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang penyakit Hipertensi

2. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki

terhadap penyakit Hipertensi

3. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang pembuatan ramuan antihipertensi

yang dapat menurunkan tekanan darah.

4. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang jenis makanan untuk diet pada pasien

hipertensi.

D. WAKTU DAN TEMPAT

a. WAKTU

Kegiatan ini dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : Kamis, 18 Februari 2021

Pukul : 08.30 WITA s/d selesai

b. TEMPAT

Kegiatan ini dilaksanakan Kantor Desa Talango, Kecamatan Kabila, Kabupaten

Bone Bolango.

E. BENTUK KEGIATAN

Bentuk kegiatan dalam Penyuluhan dan Tindakan Terapi Pijat Refleksi Kaki pada

Lansia dengan Hipertensi, yaitu :

a. Pemberian Edukasi kepada lansia tentang penyakit hipertensi


b. Pemberian Teknik Pijat Refleksi Kaki pada lansia untuk penurunan tekanan darah

c. Pemberian pengetahuan pada lansia tentang pembuatan ramuan antihipertensi yang

dapat menurunkan tekanan darah.

d. Pemberian pengetahuan pada lansia tentang jenis makanan untuk diet pada pasien

hipertensi.

F. SASARAN

Sasaran dalam kegiatan ini adalah pada lansia sehat dan lansia dengan hipertensi

G. PENGORGANISASIAN

Ketua : Magfirah H. Umar (Penyuluh Tentang Hipertensi)

Anggota :

a. Nama : (Penangung Jawab Penerapan Teknik Pijat)

b. Nama : (Penyuluh Diet Hipertensi)

c. Nama : (Demonstran Pemanfaatan TOGA)

H. SUSUNAN ACARA

(lampiran I)

I. ESTIMASI BIAYA

(lampiran II)

J. MATERI PENYULUHAN

(lampiran III)
LAMPIRAN I (SUSUNAN ACARA)

Bismillahirrahmanirrahim,

Yth. Direktur Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Yth. Dosen pembimbing PKLT,

Yth. Kepala Puskesmas Kabila atau yang mewakili,

Yth. Kepala Desa Talango atau yang mewakili beserta aparat desa,

Yth. Ketua BPD Desa Talango beserta Anggota

Yth. Ketua LPM desa Talango

Yth. Tokoh Masyarakat desa Talango,

Yth. Karang Taruna desa Talango,

Yth. Tokoh Agama dan seluruh masyarakat desa Talango,

Serta teman-teman yang saya banggakan.

Puji syukur ke hadirat Allah yang maha kuasa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul disini dalam acara musyawarah
masyarakat desa pada hari Senin 15 Februari 2021 dengan penuh nikmat dan sehat.

Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, karena dengan hidayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini
dalam keadaan sehat walafiat.

Adapun susunan acara pada musyawarah masyarakat Desa yaitu :

1. Pembukaan = MC
2. Pembacaan Laporan Pelaksanaan Penyuluhan
3. DOA
4. Pengantar Kata
 Pengantar Kata Dosen Poltekkes Kemenkes Gorontalo
 Pengantar Kata Ketua Puskesmas Kabila
 Pengantar Kata Kepala Desa Talango sekaligus membuka acara
5. Penyajian materi penyuluhan oleh Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Gorontalo
6. Diskusi
 Memberikan kesempatan pada Lansia untuk memberikan pertanyaan, kritik dan saran
 Menjawab Pertanyaan dari penanya perihal penyuluhan
 Pembacaan hasil kesimpulan diskusi
7. Penutup
LAMPIRAN II ( ESTIMASI BIAYA)

NO URAIAN JUMLAH Rp. JUMLAH


TERAPI REFLEKSI PIJAT KAKI
1. Loyang 5 Buah
Minyak Jaitun
2. 5 Buah
Bangku
5. Bangku 5 Buah
ANTIHIPERTENSI
1. GAS 1 Buah
DIEET HIPERTENSI
1. TINTA 1 Buah
2. KERTAS 1 Rim
KONSUMSI
1. AIR MINERAL 1 Karton
2. KUE
TOTAL : Rp.
LAMPIRAN III (MATERI PENYULUHAN)

A. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Hipertensi


Sub pokok pembahasan : Hipertensi dan Penanganannya
pada Lansia

Hipertensi Sasaran : Pada lansia sehat dan lansia


dengan hipertensi

Hari /Tanggal : Kamis, 18 Februari 2021

Waktu : 08.30 – Selesai


Tempat : Kantor Desa Talango
Pemateri : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Gorontalo

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit di Kantor Desa Talango
diharapkan masyarakat lansia mampu memahami dan mengerti tenatng penyakit hipertensi.
B. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan tentang hipertensi pada Lansia di Desa Talango


diharapkan sasaran penyuluhan dapat mampu memahami materi penyuluhan,
diantaranya :
1. Menyebutkan pengertian Hipertensi

2. Menyebutkan faktor resiko Hipertensi

3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi

4. Menyebutkan kategori Hipertensi

5. Menyebutkan pertolongan pertama pada penderita Hipertensi

6. Menyebutkan pencegahan Hipertensi

7. Menyebutkan obat tradisional untuk mengatasi Hipertensi


C. Materi (Urain terlampir)

1. Pengertian Hipertensi

2. Faktor resiko Hipertensi

3. Tanda dan gejala Hipertensi

4. Kategori Hipertensi

5. Pertolongan pertama pada penderita Hipertensi

6. Pencegahan Hipertensi

7. Obat tradisional untuk mengatasi Hipertensi

8. Strategi Pelaksanaan
No. Uraian Kegiatan Metode Media Waktu
1. Pendahuluan :
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri Ceramah Lisan 5 Menit
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
2 Pelaksanaan
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi
b. Menjelaskan faktor resiko Hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan
 Ceramah
gejala Hipertensi
 Diskusi
d. Menjelaskan kategori Hipertensi  leaflet 20 menit
 Tanya
e. Menjelaskan pertolongan pertama
jawab
pada penderita Hipertensi
f. Menjelaskan pencegahan Hipertensi
g. Menjelaskan obat tradisional
untuk mengatasi Hipertensi
3. Penutup
a. Memberikan kesempatan pada
lansia untu bertanya
Ceramah Lisan 5 menit
b. Menyampaikan kesimpulan materi
c. Memberi evaluasi secara lisan
d. Memberi salam
D. Evaluasi Hasil
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali pengertian,. Penyebab, dan tanda dan
gejala hipertensi mencapai 80%
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali perawatan hipertensi mencapai 75 %
c. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang pencegahan dan komplikasi
hipertensi mencapai 75%.

B. STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP)

STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP)


PROSEDUR PIJAT REFLEKSI KAKI
Pengertian Pijat dengan melaukan penekanan pada titik-titik syaraf. Titik-
titik syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan titik-titik
syaraf tersebut berada di telapak kaki
Tujuan 1. Melanjarkan peredaran darah
2. Menurunkan tekanan darah tinggi
3. Mencegah berbagai macam penyakit
4. Menjaga meningkatkan daya tahaun tubuh
5. Membantu mengatasi stres
6. Menyembuhkan rasa capek dan pegal
Persiapan Pasien Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan

dilakukan
Persiapan Alat 1. Loyang

2. Minyak Jaitun

3. Handuk/Tissue

4. Handscond

5. Bangku
Persiapan Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman

Lingkungan
Prosedur 1. Waktu pijat refleksi dapat dilakukan selana 30-40 menit.

Tetapi bagi penderita penyakit kronis lanjut usia waktunya

lebih pendek.

2. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali

pemijatan

3. Bisa menggunakan minyak Jaitun agar kulit tidak lecet saat

dipijat

4. Gerakan pertama disebut dengan eflurage yaitu memijat

dari pergelangan kaki ditarik smapai kejari-jari. Gerakan

dilakukan sekitar 3-4 kali.

5. Gerakan kedua ini sama dengan gerakan pertama yaitu

menarik dari pergelangan kaki hingga sampai ujung jari

melewati perselangan jari diakhiri dengan tarikan kecil pada

jari. Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki, dari

kelingking hingga jempol.

6. Setelah itu, dilakukan seperti gerakan pertama tetapi dengan

menungkupkan semua telapak tangan pada atas dan bawah

telapak kaki, ditarik lembut dari pergelangan kaki hingga ke

jari kaki. Gambar ini dilakukan 3-4 kali.


7. Pegang kaki seperti gambar diatas, lakukan pemijatan pada

daerah tumit dengan gerakan melingkar. Penekanan

pemijatan dipusatkan pada jempol tangan yang dilakukan

seperti gerakan-gerakan memutar kecil searah jarum jam.

Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali.

8. Lakukan pemijatan dengan memfokuskan penekanan pada

jempol, jeri telunjuk, dan jari tengah dengan membuat

gerakan tarikan dari mata kaki kearah tumit. Gerakan ini

dilakukan sebanyak 3-4 kali.

9. Lakukan pemijatan penekanan yang berfokus pada jempol,

mengusap dari telapak kaki bagian atas hingga ke bawah.

Gerakan ini dilakukan sebanyak 3-4 kali.


10. Gerakan ke tujuh hampir sama dengan gerakan ke-6,

tetapi gerakan ini dilakukan dengan posisi agak ke tengah

dari telapak kaki. Gerakan ini dilakukan sebanyak 3-4

kali.

11. Gerakan selanjurnya yaitu dengan membuat gerakan kecil

memutar gerakan kecil memutar dengan memberikan

sedikit penekanan yang berfokus pada jempol, gerakan ini

dilakukan dari bagian atas telapak kaki (bawah jempol)

hingga di bagian tumit tetapi telapak bagian tepi. Gerakan

ini dilakukan perulangan, cukup satu kali saja.

12. Gerakan selanjutnya hampir sama dengan gerakan ke-8,

hanya bedanya gerakan ke-9 ini lebih di era telapak kaki

bagian tengah. Gerakan ini juga tidak dilakukan

perulangan, cukup satu kali saja.


13. Gerakan ke-10 adalah dengan melakukan penekanan pada

bawah jari, seperti yang dilakukan gambar di atas.

Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki. Gerakan ini

dilakukan dengan menekan dan memberikan putaran-

putaran kecil searah jarum jam. Setiap jari kaki di berikan

pijatan 3-4 kali.

14. Gerakan selanjutnya yaitu memberikan penekanan dan

dan pergerakan memutar kecil pada area tersebut (seperti

pada gambar). Gerakan ini dilakukan dapat sebanyak 4-5

kali pada titik ini saja.

15. Gerakan selanjutnya dapat dilakukan dengan memutar

pergelangan kaki, posisi tangan dapat dilakukan seperti

pada gambar. Pemutaran pergelangan kaki dapat

dilakukan sebanyak 4-5 kali.


16. Setelah itu regangkan kaki, yaitu dengan memegang

daerah pergelangan kaki dan memberikan sedikit

dorongan ke luar pada telapak kaki bagian atas. Gerakan

ini dilakukan sebanyak 3-4 kali.

17. Gerakan terakhir yaitu memberikan usapan lembut dengan

sedikit diberikan penekanan dari pergelangan kaki hingga

semua ujung kaki. Gerakan ini dilakukan sebanyak 3-4

kali dan ditutup dengan mengusap satu kali dengan lembut

dari atas pergelangan kaki hingga ujung kaki tanpa

diberikan penekanan.

18.Kebanyan orang memerlakukan perawatan 4-8 minggu

untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Tetapi bagi

pasien berpenyakit kronis dipijat tiga kali dalam seminggu

atau dua hari sekali, jangan memijat setiap hari.

19.Usahan komunikasikan pasien dengan pemijatan terjalin


dengan baik, jangan membicarakan segala sesuatu yamg

dapat memberatkan mental paien khususnya mengenai

pasien

20.Cucilah tangan sehabis memijat.


Tahap Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan

2. Akhiri kegiatan dengan baik

3. Memberikan salam
Dokumentasi 1. Catat waktu pelaksanaan tindakan

2. Catat respon pasien

Anda mungkin juga menyukai