LP Anemia
LP Anemia
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
PENDAHULUAN
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu defisiensi sel darah merah baik secara kualitas maupun
kuantitas, yang menyebabkan penurunan kadar oksigen yang tersedia dalam darah untuk
proses metabolic (Wylie,2010).
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1
mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume)
dalam 100 ml darah. Hal ini terjadi bila terdapat gangguan terhadap keseimbangan antara
pembentukan darah pada masa embrio setelah beberapa minggu dari pada masa anak atau
dewasa (Ngastiyah,2012).
Istilah anemia mendeskripsikan keadaan penurunan jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai normal. Sebagai akibat dari penurunan ini,
kemampuan darah untuk membawa oksigen menjadi berkurang sehingga ketersediaan
oksigen untuk jaringan mengalami penurunan. Anemia merupakan kelainan patologik
yang paling sering dijumpai pada masa bayi dan kanak-kanak(Wong,2015).
B. Etiologi
Menurut (HandayaniHaribowo, 2012).penyebabanemiadapat
2. Kehilangan darah
a. Akut karena perdarahan atau trauma atau kecelakaan yang terjadi secara mendadak.
b. Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.
Bahan baku yang dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12, dan mineral
Fe. Sebagian besar anemia anak disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi
esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel darah
merah. Anemia bisa juga disebabkan oleh kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi
cacing tambang.
C. Klasifikasi Anemia
1. Etiologi atau fisiologi yang dimanifestasikan dengan penurunan jumlah eritrosit atau
hemoglobin dan tidak dapat kembali, seperti:
- Kehilangan darah yang berlebihan.
Anemia defisiensi zat besi dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang
mengurangi pasokan zat besi, mengganggu absorbsinya, meningkatkan kebutuhan
tubuh akan zat besi atau yang memenuhi sintesis Hb atau anemia defisiensi besi terjai
karena kandungan zat besi yang tidak memadai dalam makanan (Wong,2014)
2. Anemia Hemolitik
Anemia sel sabit merupakan salah satu kelompok penyakit yang secara kolektif
disebut hemoglobinopati, yaitu hemoglobin A (HbA) yang normal digantikan sebagian
atau seluruhnya dengan hemoglobbin sabit (HbS) yang abnormal.Gambaran klinis
anemia sel sabit terutama karena obstruksi yang disebabkan oleh sel darah merah yang
menjadi sel sabit dan peningkatan destruksi sel darah merah. Keadaan sel-sel yang
berbentuk sabit yang kaku yang saling terjalin dan terjaring akan menimbulkan
obstruksi intermiten dalam mikrosirkulasi sehingga terjadi vaso-oklusi. Tidak adanya
aliran darah pada jaringan disekitarnya mengakibatkan hipoksia lokal yang selanjutnya
diikuti dengan iskemia dan infark jaringan (kematian sel). Sebagian besar komplikasi
yang terlihat pada anemia sel sabit dapat ditelusuri hingga proses ini dan dampaknya
pada berbagai organ tubuh. Manifestasi klinis anemia sel sabit memiliki intensitas dan
frekuensi yang sangat bervariasi, seperti adanya retardasi pertumbuhan, anemia kronis
(Hb 6-9 g/dL), kerentanan yang mencolok terhadap sepsis, nyeri, hepatomegali dan
splenomegali (Wong, 2014).
4. Anemia aplastik
E. Patofisiologi
Penurunan
SDM
Hb berkurang
Anemia
Suplai O2 dan
nutrisi ke jaringan
Gangguan
Penurunan kerja G1 Reaksi antar saraf perfusi
Mekanisme
berkurang jaringan
anaerob
Peristaltik Kerja lambung
menurun menurun Resiko
ATP berkurang Pusing cedera
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
G. Manifestasi Klinis
Sedangkan menurut Handayani & Andi (2013), tanda dan gejala anemia
dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu sebagai berikut:
1. Gejala umum anemia
Gejala umum anemia atau dapat disebut juga sindrom anemia adalah
gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar Hb yang sudah
menurun di bawah titik tertentu. Gejala-gejala tersebut dapat
diklasifikasikan menurut organ yang terkena, yaitu:
Sistem kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak nafas
saat beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
Sistem saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, iritabilatas, lesu, serta perasaan dingin pada
ekstremitas.
Sistem urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun,
serta rambut tipis dan halus.
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah
sebagai berikut:
a. Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis,
keletihan, kebas dan kesemutan pada ekstremitas
b. Anemia defisiensi asam folat: lidah merah (buffytongue).
c. Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.
infeksi.
H. Pemeriksaan Diagnostik
2. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi
Tujuan Intervensi
No Diagnose keperawatan criteria hasil keperawatan
(NOC) (NIC)
1 Perfusi jaringan tidak NOC : NIC :
efektif b/d penurunan Circulation status Intrakranial Pressure
konsentrasi Hb dan Tissue Prefusion : (ICP) Monitoring
darah, suplai oksigen cerebral (Monitor tekanan
berkurang Kriteria Hasil : intrakranial)
Mendemonstrasikan
Monitor tekanan
status sirkulasi yang
perfusi serebral
ditandai dengan :
Monitor tekanan
Tek
intrakranial pasien
anan systole
dan respon
dandiastole dalam
neurology terhadap
rentang yang
aktivitas
diharapkan
Monitor jumlah
Tid
drainage cairan
ak ada
serebrospinal
ortostatikhipertensi
Monitor intake dan
Tid
output cairan
ak ada tanda tanda
Monitor suhu dan
peningkatan tekanan
angka WBC
intrakranial (tidak
Kolaborasi
lebih dari 15 mmHg)
pemberian antibiotik
Posisikan pasien
Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif yang pada posisi
patologi Monitor
Kurang berminat lingkungan selama
terhadap makanan makan
Pembuluh darah Jadwalkan
kapiler mulai rapuh pengobatan dan
Diare dan atau tindakan tidak selama
steatorrhea jam makan
Kehilangan rambut Monitor kulit
yang cukup banyak kering dan perubahan
(rontok) pigmentasi
Suara usus hiperaktif Monitor turgor
Kurangnya informasi, kulit
misinformasi Monitor
kekeringan, rambut
Faktor-faktor yang kusam, dan mudah
berhubungan : patah
Ketidakmampuan Monitor mual dan
pemasukan atau muntah
mencerna makanan atau Monitor kadar
mengabsorpsi zat-zat albumin, total protein,
gizi berhubungan dengan Hb, dan kadar Ht
faktor biologis, Monitor makanan
psikologis atau ekonomi. kesukaan
Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral.
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet