Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS MOTIVASI SISWA MELALUI MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN

IPA SECARA DARING DI SD PERGURUAN ADVENT XV CIRACAS

SHANYA AGUSTIN SIMBOLON


1801025154
5J

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... i
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Fokus dan Subfokus Penelitian................................................................................................ 2
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
KAJIAN TEORI ................................................................................................................................... 4
A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Sub Fokus Penelitian ........................................................ 4
B. Penelitian yang Relevan.......................................................................................................... 10
BAB III................................................................................................................................................. 12
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................................ 12
A. Alur Penelitian ........................................................................................................................ 12
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................... 13
C. Latar Penelitian ....................................................................................................................... 13
D. Metode dan Prosedur Penelitian ........................................................................................... 13
E. Peran Peneliti .......................................................................................................................... 13
F. Data dan Sumber Data ........................................................................................................... 14
G. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data............................................................................. 14
H. Teknik Analisis Data ............................................................................................................... 15
I. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 sekarang sedang merebak di seluruh dunia, begitu pula di Indonesia
dampak yang ditimbulkan pun terlihat nyata, berbagai aktivitas atau pekerjaan menjadi
terhalang, karena hal tersebut segala aktivitas dan pekerjaan harus di lakukan di rumah
secara online. Dapak dari pandemi ini juga sangat terasa dalam dunia Pendidikan yang
mengharuskan pelajar dan pendidik atau guru untuk melakukan aktivitas pembelajaran
secara daring atau online di rumah. Dampak yang terjadi karena pandemi ini pada dunia
Pendidikan mengubah pelaksanaan pembelajaran yang tadinya dilakukan secara tatap
muka atau disebut “offline” menjadi online (Dasar, n.d.). Di karenakan pembelajaran
dilakukan secara daring guru harus mengatur kembali teknis pembelajaran yang efektif
untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya. Untuk meningkatkan
kemampuan siswa di masa daring salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah
pembelajaran.
Upaya untuk menggali dan meningkatkan kemampuan siswa dapat dilakukan dengan
mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dengan pembelajaran IPA dapat membantu
siswa untuk memahami kehidupan makhluk hidup di lingkungan sekitar. Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) adalah berisi tentang kumpulan fakta dan pengetahuan yang menjelaskan
tentang alam semesta di muka bumi. Dengan belajar IPA siswa memperoleh fakta dan
pengetahuan tentang alam semesta. Melalui pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat
menjadi sarana bagi siswa untuk memahami diri sendiri begitu juga alam yang ada disekitar
(Made Hendra Arista1, 2015). Dalam pembelajaran, guru harus mampu menciptakan
kondisi atau proses yang dapat menjadi pedoman siswa dalam kegiatan belajar di kelas.
Karena dalam situasi ini guru memegang peranan yang sangat penting mengingat peran
guru sebagai motivator di dalam kelas. Di dalam kelas siswa membutuhkan motivasi yang
baik agar hasil pembelajaran pun dapat yang terbaik. Siswa yang mengikuti kelas tanpa
motivasi tidak akan mendapatkan hasil pembelajaran yang baik selama pembelajaran
(Romlah et al., 2019).
Semua orang pasti ingin menjadi lebih baik dan perubahan ini dapat dicapai melalui
pembelajaran, sama hal nya dengan siswa di sekolah, mereka ingin berubah dan memahami
banyak hal yang ada di sekitarnya. Namun, dalam proses pembelajaran siswa akan
mengalami berbagai macam kondisi yang dialami, diantarnya naik turunnya keinginan
untuk belajar, maka dari itu peran guru sangat penting disini untuk menumbuhkan motivasi
1
siswanya bukan hanya dalam hal memberikan kata-kata motivasi tetapi juga metode
pembelajaran yang diberikan pun harus baik apalagi di era pandemi seperti ini yang
mengharuskan materi pembelajaran yang diberikan harus sampai ke pada peserta didik
walaupun pembelajaran berbentuk daring. Pada era daring seperti ini, keberhasilan proses
pembelajaran terbilang cukup rendah dikarenakan siswa belajar di rumah yang dimana guru
tidak dapat menjangkau lebih jauh pemahaman materi IPA pada siswa belum lagi apabila
di rumah orang tua tidak membantu siswa dalam memahami pembelajaran yang diberikan
oleh guru. Maka dari itu pemberian media pembelajaran sangat membantu dialam proses
pembelajaran. Media pembelajaran yang akan sangat membatu pada era daring seperti ini
adalah media pembelajaran berupa video. Media video dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi yang dapat didengar dan dilihat siswa, sehingga siswa dapat
mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, beberapa hal yang abstrak, tidak lengkap,
sehingga menjadi jelas dan lengkap. Media pembelajaran yang dikemas dalam format video
dapat memberikan memori jangka panjang kepada siswa karena media video disajikan
melalui animasi, gambar, dan suara. Media video dapat menjadi pilihan utama siswa karena
melalui media video siswa dapat melihat dan membayangkan konten yang disajikan selama
pemutaran video. Oleh karena itu, media video merupakan salah satu media pembelajaran
yang dapat menyampaikan informasi pembelajaran dengan lebih kuat dan percaya diri,
menginspirasi, meningkatkan dan membujuk siswa untuk belajar, serta menimbulkan
kegembiraan dalam proses pembelajaran, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa
yang dibawa oleh gambar audiovisual. Sehingga pembelajaran mudah diterima oleh siswa.
Melalui media video materi pembelajaran yang akan disampaikan dapat merangsang
semangat belajar siswa, karena melalui gambar, suara dan animasi yang disajikan siswa
dapat dengan mudah memahami materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajarnya (Pebriani, 2017).

B. Fokus dan Subfokus Penelitian


Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, maka fokus penelitian ini adalah “Apakah
dengan penggunaan media video siswa termotivasi untuk mengikuti Pelajaran IPA di Kelas
?”. Fokus penelitian tersebut kemudian di jabarkan menjadi 4 sub fokus, sebagai berikut :
1. Peserta didik tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran IPA pada era daring
sekarang ini.

2
2. Pengaruh media pembelajarn video akan membuat siswa menjadi termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran di kelas.
3. Keefektifan penggunaan media pembelajaran berupa video di era daring sekarang ini.
4. Penggunaan media pembelajaran berupa video akan membuat peserta didik untuk
mengingat pelajaran IPA dengan baik.

C. Pertanyaan Penelitian
1. Faktor apa yang membuat peserta didik tidak termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran IPA pada era daring?
2. Seberapa pengaruh media pembelajaran video akan membuat siswa menjadi
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas?
3. Apakah efektif penggunaan media pembelajaran berupa video di era daring seperti ini
?
4. Apakah dengan penggunaan media pembelajaran berupa video siswa akan mengingat
pelajaran IPA dengan baik ?

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor yang membuat peserta didik tidak termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran IPA pada era daring
2. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran video terhadap motivasi siswa
3. Untuk mengetahui ke efektifan penggunaan video dalam pembelajaran di era daring
4. Untuk mengetahui apakah siswa akan mengingat pembelajaran IPA dengan
diberikannya media pembelajaran berupa video.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat akademik dan praktis antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan guna mencapai tujuan
yang diinginkan dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian sejenisnya
2. Manfaat Praktis
a) Manfaat bagi pihak siswa dan guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi dalam meningkatkan kualitas Pendidikan saat pembelajaran secara daring
untuk kemajuan dan semangat belajar siswa.
b) Manfaat bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan yang
lebih konkrit untui menerapkannya di dalam pembelajaran daring saat ini.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Sub Fokus Penelitian


1. Motivasi Belajar Siswa
Belajar adalah aktivitas yang akan dialami setiap orang dari segala usia dan
berlangsung seumur hidup. Belajar adalah proses di mana seseorang memperoleh
berbagai keterampilan-keterampilan, dan sikap. Belajar sebagai aktivitas mental,
berinteraksi langsung dengan lingkungan, menyebabkan perubahan sikap. Perubahan
bersifat relatif, terus menerus dan bertahan lama. Pendidikan itu penting, tetapi
pengetahuan harus berperan dalam kehidupan anak-anak. Selain pemikiran, sosial,
emosional, moral, juga harus mendapat perhatian.
Pendidikan adalah suatu proses dimana potensi (kemampuan) orang mudah
dipengaruhi oleh kebiasaan baik yang diwujudkan melalui media yang diatur
sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk membantu orang lain atau dirinya
sendiri mencapai tujuan yang telah ditetapkan hingga tercapai.
Motivasi adalah kemauan, keinginan, dan kekuatan yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Para ahli dan psikolog sepakat bahwa motivasi sangat penting
untuk keberhasilan belajar siswa.
W.S. Winkel mengemukakan bahwa motivasi adalah untuk melakukan aktivitas
tertentu dari dalam diri yang bersubjek untuk mencapai suatu tujuan. H.J.M. Hermans
mengemukakan bahwa ciri-ciri seseorang yang termotivasi adalah:
1. Cenderung melakukan tugas yang menantang, tetapi tidak melebihi
kemampuannya.
2. Keinginan untuk mencoba dan mencari solusi sendiri.
3. Keinginan yang kuat untuk maju dan mencapai tingkat kesuksesan yang sedikit
lebih tinggi dari pencapaian sebelumnya
4. Menghadapi masa depan, kegiatan belajar dipandang sebagai salah satu cara
untuk mencapai cita-cita
5. Fleksibilitas kerja
2. Prinsip Motivasi
Siswa memiliki motivasi yang berbeda untuk menerima suatu pembelajaran, ada
yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Cara menumbuhkan motivasi belajar
siswa:

4
a) Prestasi akademis
Prestasi akademik yang baik menjadi motor penggerak untuk memelihara dan
mengembangkan potensi anak. Dengan mengikuti teknik pembelajaran yang
efektif, tidak sulit mendapatkan nilai di atas rata-rata.
b) Pentingnya nilai tinggi
Jika secara konsisten mendapatkan nilai tinggi, siswa akan lebih mudah untuk
naik kelas dan mendapatkan rangking yang tinggi di kelas.
c) Kepuasan belajar
Jika siswa belajar merasa dipaksakan, berarti siswa kekurangan motivasi.
Pertama kali siswa mempelajari sesuatu, siswa mungkin merasa dipaksakan.
Namun, semakin lama siswa belajar dan hasil dari belajar yang dipaksakan itu
memuaskan siswa akan mendapatkan kepuasan(Warti, 2018).
3. Faktor-Faktor Rendahnya Motivasi Siswa Pada Pembelajaran IPA
1. Disiplin Belajar
Dalam pembelajaran IPA terdapat beberapa pelanggaran yang terkait dengan
disiplin belajar yaitu rendahnya partisipasi Mengajar dan belajar, mengobrol
dengan teman, membaca materi pembelajaran yang berbeda, Dan tanpa peralatan
belajar. Ini sejalan dengan sudut pandang Ariffin yang menyebutkan beberapa
masalah disiplin belajar di kelas atau sekolah, antara lain:
a) Bising,
b) Mengganggu siswa,
c) Tidak rapi,
d) Tidak fokus,
e) Membaca Materi lainnya,
f) Melakukan hal-hal lain.

Ada banyak penyebab kurangnya disiplin siswa, diantaranya :

a) Guru berbicara lebih banyak tentang hal-hal di luar mata pelajaran


b) Siswa lebih suka berbagi pengalaman, membuat rencana permainan dengan
teman lain, dan membicarakan mainan baru.
c) Guru fokus menulis di papan tulis sambil menjelaskan topik pelajaran
d) Siswa yang tidak membawa perlengkapan sekolah dipinjam dari siswa lain
e) Guru sedang sibuk mengoreksi pekerjaan siswa
f) Siswa yang melanggar aturan tidak akan dihukum Atau dikenai sanksi

5
Hal ini sejalan dengan pandangan Hoover Hollingsworth yang menyatakan
faktor-faktor penyebab masalah yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa, faktor-
faktor tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu masalah yang disebabkan oleh
guru, masalah yang disebabkan oleh siswa dan masalah yang disebabkan
lingkungan.

Menurut Kohlberg, "Siswa berada pada level tertentu Salah satu metode biasa
untuk mematuhi standar (internal) tertentu, tetapi kenyataannya demikian
Kegagalan untuk mematuhi standar (eksternal) orang lain sehingga siswa tidak akan
peduli dengan konsekuensi yang akan terjadi”. Kedua, anak tidak tahu Pentingnya
pembelajaran, sehingga siswa perlu diingatkan untuk terus belajar untuk mencapai
tujuannya. Selain itu, pertumbuhan anak yang masih dalam tahap bermain membuat
siswa lebih Bahagia bermain dari pada belajar Karena, siswa belum bisa
membedakan bahwa belajar lebih penting daripada bermain atau melakukan
aktivitas lain. Ketiga, siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan. Anak-anak yang harus mengerjakan tugas malah berbicara tentang
hal-hal yang tidak berhubungan dengan pembelajaran di kelas. Hal ini mengacu
pada pandangan Rachman bahwa "perilaku membosankan di dalam kelas adalah
sumber pelanggaran disiplin." Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan karena
mereka hanya melakukan apa yang ingin mereka lakukan.

2. Sikap Belajar
Selain disiplin belajar, faktor lain yang mempengaruhi rendahnya motivasi
belajar IPA siswa adalah sikap belajar. Berdasarkan observasi, Diketahui bahwa
dalam pembelajaran siswa dan dalam kegiatan pembelajaran IPA, beberapa siswa
tidak berpartisipasi dalam diskusi kelas atau diskusi kelompok, dan acuh tak acuh
terhadap dinamika kelas. Keadaan ini berbanding terbalik dengan kebutuhan belajar
IPA (yaitu semangat siswa) Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang bersifat
discovery, sehingga siswa dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
tersebut.
Motivasi belajar siswa sangat rendah karena bosan dengan gaya belajar yang
monoton, yaitu siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Ada pula indikator yang
mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa Misalnya, siswa memiliki
kemampuan yang rendah dalam menangkap subjek dan fokus Siswa di kelas,
antusiasme siswa di kelas, sikap siswa di kelas Kebiasaan belajar siswa di kelas.

6
Siswa memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas dan diskusi
kelompok. Mengetahui dan peduli terhadap lingkungan kelas akan membiasakan
siswa dengan tingkah laku atau perilaku yang diperlukan dalam pembelajaran IPA,
karena salah satu tujuan pembelajaran IPA adalah menumbuhkan rasa ingin tahu,
sikap positif dan kesadaran akan interaksi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
3. Tingkat Keaktifan
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembelajaran IPA tingkat keaktifan siswa
masih rendah Itulah salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar. Rendahnya
aktivitas siswa disebabkan karena kurang mendengarkan penjelasan guru, kurang
memperhatikan kerja individu dan kelompok, rasa ingin tahu yang rendah, dan
kurang berani dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Menurut pandangan yang
dikemukakan oleh Hamalik, beberapa penyebab kurangnya aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran adalah: pembelajaran masih berpusat pada guru, guru tidak
melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan
guru semakin sedikit . Sebagian besar tentang memberikan informasi atau metode
berbicara. Saat guru sedang menjelaskan atau di kelas, siswa masih sering berbicara
sendiri. Siswa masih terlihat malu dan takut untuk mengutarakan pendapatnya, atau
bertanya kepada guru jika belum memahami buku pelajaran. Saat mengerjakan PR
pribadi, siswa melihat Masih kurang ikhlas dan sering menanyakan jawaban siswa
lain. Merujuk pada pernyataan Hamalik, alasan rendahnya aktivitas siswa tidak
selalu muncul dari siswa, tetapi dari guru, ketersediaan media pembelajaran dan
keberadaan lingkungan sekolah yang mendukung, Agar siswa dapat berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran, diperlukan berbagai upaya dari guru sehingga
dapat merangsang vitalitas siswa.
4. Kepuasan Terhadap Pembelajaran
Siswa yang motivasi belajarnya rendah tidak akan merasakan manfaat atau
kepuasan pada pembelajaran, dan Kegiatan belajar Bersama juga tidak dapat belajar
melalui pembelajaran yang dinamis, dan siswa dengan motivasi belajar rendah tidak
akan merasakan manfaatnya.
Terlepas dari bagaimana kondisi siswa mempengaruhi motivasi belajar, dalam
konteks pembelajaran saintifik, guru dituntut untuk mengemas konten
pembelajaran saintifik, yang dapat merangsang perhatian siswa dalam
pembelajaran. Pembelajaran IPA banyak manfaatnya, dan harus mampu
7
membangkitkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya. Belajar
IPA bermanfaat, agar kita bisa mengetahui segala hal yang berhubungan dengan
lingkungan yang berhubungan dengan alam. Segala perkembangan yang kita
rasakan saat ini adalah manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan, termasuk
teknologi canggih yang kita nikmati saat ini adalah pengaruh dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam (IPA).
Kenyataannya dalam pembelajaran IPA di lapangan ditemukan realitas yang
berbeda. Depdiknas dan Trianto menyatakan bahwa kecenderungan pembelajaran
IPA di Indonesia adalah sebagai berikut:
a) Pembelajaran hanya untuk hasil tes / ujian, di Kelas tidak lengkap dan tidak
berorientasi pada pemenuhan standar kemampuan dan kemampuan dasar.
b) Pembelajaran berpusat pada guru, dan guru hanya menyampaikan IPA sebagai
produk, dan Peserta didik mengingat fakta
c) Siswa hanya mempelajari IPA di bidang kognitif terendah, sedangkan siswa
tidak biasakan mengembangkan potensi berpikir, yaitu pengembangan gaya
berpikir bidang emosional dan psikomotorik tidak tersentuh dalam kegiatan
pembelajaran, penyebabnya sangat umum Guru mengatakan ada batasan waktu,
fasilitas, lingkungan belajar dan jumlah peserta terlalu banyak siswa di setiap
kelas.
5. Hubungan Antar Siswa
Hubungan antar siswa yang tidak ada konflik dengan teman sekelasnya adalah
pemicu Motivasi belajar. Tidak jarang ditemukan siswa yang memiliki hubungan
yang kurang harmonis dengan teman sekolah, yang akan menurunkan semangat
belajarnya atau bahkan malas bersekolah. Hubungan yang baik dengan teman
sekelas akan membawa siswa pada rasa aman, yang akan sangat mempengaruhi
semangat belajar siswa, karena rasa aman akan memberikan ketenangan kepada
siswa dalam menjalankan tugasnya.
Guru berperan penting dalam menjaga suasana kelas agar siswa dapat
menghindarinya Konflik dan frustrasi. Suasana konflik dan frustasi di dalam kelas
menyebabkan menurunnya keinginan siswa untuk belajar, perhatiannya tidak lagi
pada kegiatan belajar, tetapi kerja keras untul mengurangi konflik. Energinya akan
habis karena memikirkan konflik dan frustasi, sehingga tidak bisa belajar dengan
baik. Jika guru dapat menjaga suasana kelas dan menghilangkan konflik dan rasa
frustasi, maka siswa akan berkonsentrasi pada kegiatan pembelajaran.
8
Berkonsentrasi pada pembelajaran dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar
sehingga meningkatkan hasil pembelajaran yag dipelajari(Sari, 2014).
4. Pengaruh dan Keefektifan Media Video pada Pembelajaran IPA
Media video merupakan salah satu teknologi yang dapat memotivasi siswa
untuk belajar. Odera pun membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa
pemanfaatan media dan teknologi pendidikan diyakini dapat memberikan motivasi bagi
para siswa dalam proses belajar. Hal senada juga diungkapkan oleh Star, Chen, Taylor,
Durkin, Dede dan Chao, yaitu cara untuk merangsang motivasi belajar, minat dan
membangun kemampuan belajar, Matematika dan IPA diwujudkan dalam bentuk
media video. Melalui media video yang disediakan, Pembelajaran IPA dapat
merangsang motivasi siswa, yang dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap
kemampuannya. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA dapat
menjadi perantara yang tepat untuk menyampaikan informasi penting dalam proses
pembelajaran. Media video dipilih karena mampu menjelaskan hal-hal yang abstrak
menjadi kelihatan nyata, media video ini sangat cocok untuk mejelaskan pembelajaran
IPA dengan materi peristiwa alam karena melalui video ini peserta didik dapat melihat
peristiwa alam yang sebelumnya tidak pernah mereka lihat. Media video memang dapat
menarik perhatian siswa karena dapat memberikan motivasi, mengembangkan
imajinasi, membuat hal-hal abstrak menjadi lebih realistis dan mengatasi keterbatasan
jarak dan waktu. Melalui media video ini siswa dapat membayangkan apa yang harus
dilakukan jika berada dalam peristiwa alam yang terdapat dalam video tersebut,
sehingga siswa dapat mengembangkan pikirannya sendiri, dan dapat mengetahui jika
suatu saat mengalami peristiwa tersebut dan bagaimana cara mengatasinya, Agar
kejadian alam tidak terjadi, seperti pada suatu kejadian-kejadian alam. Media video
telah menarik minat dan minat belajar siswa dengan sangat baik, karena dapat
menghasilkan efek animasi melalui media video, yang dapat merangsang minat belajar
siswa. Kelas yang menggunakan media video dalam proses pembelajaran IPA terlihat
sangat aktif, bersemangat dan termotivasi selama proses pembelajaran, karena media
video menghasilkan animasi, aksi, dan suara Dapat menarik minat belajar siswa. Edna,
Beatriz, Pep, Enache dan Fernandez menyatakan Penggunaan video berdampak positif
pada persepsi siswa terhadap peningkatan motivasi belajar dan mendorong mereka
untuk meningkatkan hasil belajarnya sehingga siswa dapat menemukan pengetahuan
dan memahami konstruksi pengetahuannya sendiri.

9
Media video yang digunakan dalam pembelajaran dapat memberikan stimulasi
belajar yang lebih baik kepada siswa, karena dengan menggunakan media video siswa
dapat mengingat materi pembelajaran lebih lama. Selain memotivasi siswa untuk
belajar, media video juga dapat mengoptimalkan hasil belajar kognitif IPA siswa. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adedapo, Salawu dan Afolabi.
Ia mengatakan media video digunakan untuk mendukung dan merangsang
pembelajaran di kelas, perkembangan kognitif dan perkembangan moral(Pebriani,
2017).

B. Penelitian yang Relevan


1. Penelitian yang dilakukan Yani Wulandari, Yayat Ruhiat, Lukman Nulhakim (2020)
berjudul Pengembangan Media Video Berbasis Powtoon Pada Mata Pelajaran IPA di
kelas V. Penelitian ini mengambil lokasi di SDIT Mandiri Kecamatan Taktakan Kota
Serang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat ke efektivitas penggunaan media video
animasi pembelajaran berbasis powtoon terhadap mata pelajaran IPA. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SDIT Mandiri
Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun pelajaran 2019/2020. Waktu penelitian
dimulai pada bulan Maretsampai Mei 2020. Data ini diperolah dari siswa yang menjadi
subjek uji coba terbatas untuk mengetahui kelayakan video dari sisi pengguna video
pembelajaran yaitu 26 siswa/i kelas V SDIT Mandiri. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian menggunakan wawancara, lembar instrumen penilaian
validasi ahli, angket, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini mengembangkan media
video animasi pembelajaran berbasis powtoonpada materi sistem peredaran darah
manusia untuk peserta didik kelas V SD di SDIT Mandiri. Kebutuhan guru terhadap
media pembelajaran yaitu media yang dapat memudahkan pemahaman peserta didik,
menarik perhatian, dan media yang mudah digunakan untuk peserta didik dalam
mencari informasi. Kebutuhan peserta didik terhadap media yaitu media yang menarik
dan tidak monoton dalam mempelajari sistem peredaran darah karena banyak istilah-
istilah yang belum dipahami.Desain produk juga memperhatikan kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013. Ujicoba
produk dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meetingsdengan
walikelas dengan jumlah peserta didik 26 orang. Video animasi pembelajaran berbasis
powtoon dengan materi sistem peredaran darah manusia ini, diunggah di youtube
sehingga peserta didik dapat mengakses video dimanapun dan kapanpun. Penerapan

10
tahapan pengembangan media video animasi pembelajaran berbasis powtoon pada
kelas V mata pelajaran IPA yaitu sangat layak digunakan dan setelah uji coba diperoleh
media video animasi pembelajaran dalam kategori sangat baik, sehingga tidak
diperlukan evaluasi atau perbaikan. Efektivitas penggunaan media video animasi
pembelajaran berbasis powtoonterhadap mata pelajaran IPA yaitu peserta didik sangat
memahami materi dan sangat tertarik untuk belajar IPA sehingga efektif digunakan
dalam proses pembelajaran dengan media video animasi berbasis powtoon.
2. Penelitian yang dilakukan Sonia Mahari Risky (2019) berjudul Analisis Penggunaan
Media Video pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskiptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memotret fenomena
yang ada dengan mengalisis penggunaan media video khususnya di dalam
pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah 1 Tulungagung. Subjek penelitian adalah
seluruh siswa kelas V SD Muhammadiyah 1 Tulungagung dengan jumlah 19 siswa,
yang terdiri 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan serta guru kelas tersebut.
Instrumen dalam penelitian yaitu ceklis observasi dan angket jenis skala Likert
dan pedoman wawancara tersturuktur. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian yaitu observasi pernyataan mengenai pelaksanaan proses
pembelajaran, angket skala Likert mengenai pernyataan media video yang digunakan
dalam proses pembelajaran, dan wawancara mengenai persepsi kebermanfaatan dan
keberfungsian media video dalam pembelajaran. Teknik analisis data yaitu teknik
analisis data kualitatif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Berkaitan dengan aktivitas pembelajaran, hasil observasi
terhadap siswa kelas V SDN Muhammadiyah 1 Tulungangung menunjukkan bahwa
hampir seluruh siswa tampak memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru.
Selain itu tampak pula bahwa siswa sangat tertarik dengan video yang ditayangkan. Hal
ini didukung oleh pertanyaan terkait penggunaan video dalam pembelajaran dimana
sebanyak 8 siswa menyatakan sangat setuju bila media video digunakan, sedangkan
sisanya menyatakan setuju. Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas V SDN
Muhammadiyah 1 Tulungangung menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
menggunakan media video dapat menambah semangat siswa dalam mengikuti
pembelajaran, memusatkan perhatiannya terhadap materi yang diajarkan dan
menambah pemahaman siswa dalam memahami pelajaran.Hal ini sejalan dengan
karakteristik siswa generasi milenial saat ini yang memang lebih mudah mempelajari
sesuatu yang berkonsep audio visual.
11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Alur Penelitian
Alur pada penelitian ini memiliki 5 tahapan. Tahap-Tahap penelitian tersebut, sebagai
berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Dalam tahap pra lapangan, ada beberapa tahapan sebagai berikut :
a) Merumuskan masalah yang akan dibahas. Karena perumusan masalah yang
diajukan merupakan salah satu elemen yang penting.
b) Peneliti menentukan tempat dan waktu untuk penelitian, pada penelitian ini, peneliti
mengambil lokasi penelitian di SD Perguruan Advent XV Ciracas.
c) Penyusuna proposal yang dilakukan peneliti adalah syarat utama dalam
menyampaikan penelitian kepada pihak yang terkait.
d) Melakukan pengurusan surat izin penelitian. Dalam hal ini peneliti mengurus surat
perizinan di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka yang berfungsi untuk
bukti bahwa peneliti bisa melakukan penelitian di tempat yang menjadi tempat
penelitian yaitu SD Perguruan Advent XV Ciracas.
2. Tahap Pelaksanaan/Proses Lapangan
Tahap ini merupakan tahapan untuk pengumpulan data dan tahapan penyusunan data
yang dilakukan oleh peneliti.
3. Tahap Analisis Data
Tahapan ini merupakan tahapan dari analisis yang dilakukan peneliti pada data yang
diperoleh dari informan atau responden sesuai dengan rumusan yang telah disusun oleh
peneliti secara sistematis.
4. Tahap Kesimpulan
Tahap ini merupakan tahapan untuk menarik kesimpulan dari data yang sudah di
analisis oleh peneliti dari informan atau responden.
5. Tahap Pelaporan
Tahap ini meripakan tahapan akhir dari semua rangkaian penelitian kualitatif. Dalam
tahapan ini peneliti melakukan penyusunan laporan secara sistematis dari data yang
sudah di peroleh dari informan atau responden.

12
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Perguruan Advent XV Ciracas. Yang
beralamatkan Jl. Raya Bogor km 26, No 15, Ciracas, Kec. Ciracas, Kota Jakarta Timur,
Prov D.K.I Jakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan oleh peneliti selama peneltian
berlangsung. Waktu penelitian dimulai sejak observasi awal pada saat persiapan
proposal pada bulan November 2020.

C. Latar Penelitian
Latar penelitian adalah tempat di mana peneliti melakukan penelitian. Tempatnya
berlokasi di SD Perguruan Advent XV Ciracas. Yang menjadi subjek penelitian adalah
guru dan siswa kelas IV SD Perguruan Advent XV Ciracas, Dengan jumlah siswa 20 orang.

D. Metode dan Prosedur Penelitian


Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang memiliki karakteristik
alami (natural setting) sebagai sumber data langsung. Pendekatan ini digunakan karena
pendekatan kualitatif ini merupakan pendekatan yang mengungkapkan segala fakta-fakta
yang terjadi di lapangan sekolah, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang
dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang situasi dan keadaan dari suatu
fenomena. Pada penelitian jenis ini dilakukan wawancara dan dokumentasi untuk dapat
mengumpulkan data-data yang valid sehingga akan diketahui apakah dengan media video
siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pelajaran IPA di kelas pada era daring sekarang
ini. Dalam kegiatan penelitian ini menerapkan dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif
yaitu pendekatan fenomologis, dalam hal ini peneliti berusaha memahami peristiwa
terhadap situasi-situasi tertentu.

E. Peran Peneliti
Dalam penelitian ini, peran peneliti adalah sebagai instrument utama, karena peneliti
merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan yang
terakhir peneliti melaporkan hasil penelitiannya. Kehadiran peneliti dilapangan sangat
diperlukan sebagaimana peranan peneliti sebagai instrument utama dalam mengamati
gejala-gejala yang terjadi di lapangan.

13
F. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data dan sumber data. Data yang
dibutuhkan peneliti adalah data tentang apakah dengan penggunaan media video siswa SD
Perguruan Advent XV Ciracas dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran IPA di
kelas di era daring sekarang ini. Data yang didapat dari peneliti adalah data langsung yaitu
melalui teknik wawancara kepada guru dan siswa.
Sumber data penelitian ini menggunakan 2 sumber data yaitu data primer dan data
sekunder. Berikut penjelasan kedua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Data Primer
Data primer yaitu data atau informasi yang diperoleh dari informan utama yakni
guru kelas IV. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. Data primer
dalam penelitian ini merupakan data utama yang diambil langsung dari lokasi
penelitian. Data yang dikumpulkan dalam data primer berupa data hasil wawancara
dengan guru dan siswa.
2) Data Sekunder
Data sekunder yakni sumber yang tidak langsung memberikan data, dalam hal
ini melalui dokumen atau data dan buku - buku lainnya yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti, yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data
sekunder disebut juga data seperti dokumen-dokumen profil sekolah dan arsip - arsip
lain yang relevan yang sesuai dengan topik kajian dalam penelitian ini. Data yang
dikumpulkan melalui data sekunder yaitu berupa data Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan daftar nilai siswa kelas IV.
G. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistimatis dan standar untuk memperoleh data
yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua
cara yaitu:
1) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan
oleh 2 pihak. Wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan subjek
penelitian sehingga diperoleh data-data yang diperlukan. Teknik wawancara mendalam
ini diperoleh langsung dari subjek penelitian melalui serangkaian tanya jawab dengan

14
pihak-pihak yang terkait langsung dengan pokok permasalahan. Wawancara digunakan
untuk mengetahui informasi yang lebih detail dan mendalam dari informan, Baik dari
guru dan siswa proses wawancara dilakukan dengan media Zoom Meetings
dikarenakan kondisi sekarang yang tidak memeungkinkan adanya pertemuan secara
langsung.
2) Dokumentasi
Metode dokumentasi ini digunakan dengan maksud untuk memperoleh data dari
lokasi penelitian melalui berbagai dokumen yang ada hubungan dengan penelitian.
Yaitu seperti meminta rencana pelaksanaan pembelajaran yang pada saat mengajarkan
materi IPA dengan menggunakan media video dan juga nilai raport siswa.
H. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data
(pengelolaan data). Yang dimaksud dengan analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistimatis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi. Sehingga mudah dipahami oleh dirinya sendiri. Analisis data dalam
kasus ini menggunakan analisis data kualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model Interactif yang dimulai dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Proses analisis data dilakukan secara terus menerus di dalam proses
pengumpulan data selama penelitian berlangsung.
Uraian model analisis data tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1) Reduksi data
Setelah data dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi, proses
selanjutnya adalah reduksi data. Aktivitas yang dilakukan adalah memilih dan memilah
data mana yang dianggap relevan dan penting sesuai dengan rumusan masalah. Data
yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan
demikian, maka gambaran hasil penelitian akan lebih jelas.
2) Penyajian data
Untuk lebih memudahkan pemahaman terhadap data yang telah direduksi, maka
data tersebut selanjutnya dalam bentuk teks naratif (pengungkapan secara tertulis).
Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam mendeskripsikan hasil temuan, sehingga
dengan demikian, memudahkan untuk mengambil suatu kesimpulan.
3) Menarik kesimpulan/verifikasi
Data yang sudah disajikan, kemudian difokuskan dan disusun secara sistematik
dalam bentuk naratif. Selanjutnya melalui induksi, data tersebut disimpulkan sehingga

15
makna data dapat ditemukan dalam bentuk tafsiran dan argumentasi. Kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung

I. Pemeriksaan Keabsahan Data


Dalam pengecekan keabsahan data, data yang direduksi adalah data hasil wawancara,
dan dokumentasi. Dari pengecekan data ini, kemudian data dapat di analisis Kegiatan
pengecekan hasil temuan dilaksanakan agar keakuratan data tersebut dalam upaya menarik
kesimpulan yang tepat dan objektif sesuai dengan fakta dilapangan. Sehingganya
pengecekan keabsahan data mempunyai hal yang sangat penting dalam penelitian, hal ini
disebabkan karena pelaksanaan pengecekan terhadap keabsahan hasil temuan secara
cermat dengan mengunakan berbagai teknik yang ada diharapkan hasil penelitian benar-
benar ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan kesahannya. Untuk mengadakan
pengecekan terhadap keabsahan data dapat dilakukan dengan teknik trianggulasi.
Triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data. Trianggulasi yang dipilih dalam
penelitian ini yaitu trianggulasi menggunakan beberapa sumber dan trianggulasi
menggunakan metode. Trianggulasi dengan sumber adalah menggali informasi kebenaran
melalui sumber perolehan data yaitu melalui wawancara guru dan siswa, Arsip, dan foto.
Trianggulasi menggunakan metode dilakukan untuk menguji keabsahan data yang
dilakukan dengan cara mengecek data dengan cara membandingkan informasi misalkan
membandingkan informasi yang diperoleh antara hasil wawancara guru dan siswa. Dalam
penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara. Selain itu peneliti
menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

Link Youtube : https://youtu.be/PGYRLSgza4s

16
DAFTAR PUSTAKA

Dasar, D. I. S. (n.d.). URGENSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM


MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN DARING. 284–304.

Made Hendra Arista1, K. P. I. G. M. (2015). Analisis Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran


Ipa Pada Tiga Sd Di Gugus Vi Kecamatan Buleleng. 4.

Pebriani, C. (2017). Pengaruh penggunaan media video terhadap motivasi dan hasil belajar
kognitif pembelajaran IPA kelas V. Jurnal Prima Edukasia, 5(1), 11.
https://doi.org/10.21831/jpe.v5i1.8461

Romlah, S., Nugraha, N., & Setiawan, W. (2019). Analisis Motivasi Belajar Siswa SD
Albarokah 448 Bandung dengan Menggunakan Media ICT Berbasis For VBA Excel
Pada Materi Garis Bilangan. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1),
220–226. https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i1.98

Sari. (2014). Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ipa Kecamatan Muara Bulian. Ilmiah
Pendidikan Bimbingan Dan Konseling, 18(2), 1–16.

Warti, E. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
di SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 5(2), 177–185. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v5i2.273

Dasar, D. I. S. (n.d.). URGENSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM


MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN DARING. 284–304.

Made Hendra Arista1, K. P. I. G. M. (2015). Analisis Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran


Ipa Pada Tiga Sd Di Gugus Vi Kecamatan Buleleng. 4.

Pebriani, C. (2017). Pengaruh penggunaan media video terhadap motivasi dan hasil belajar
kognitif pembelajaran IPA kelas V. Jurnal Prima Edukasia, 5(1), 11.
https://doi.org/10.21831/jpe.v5i1.8461

Sari. (2014). Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ipa Kecamatan Muara Bulian. Ilmiah
Pendidikan Bimbingan Dan Konseling, 18(2), 1–16.

17
Warti, E. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
di SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 5(2), 177–185. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v5i2.273

18

Anda mungkin juga menyukai