BAB IV Las Listrik
BAB IV Las Listrik
LAS LISTRIK
4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, teknologi di bidang konstruksi terus berkembang
dan maju dengan pesat, terutama dalam perancangan dan desain produk. Salah
satu konstruksi rancangan yang sering dijumpai adalah kostruksi baja. Dalam
penerapannya, konstruksi baja ini seringkali tidak dapat dihindari dan merupakan
keharusan agar melakukan proses penyambungan logam, atau yang sering disebut
dengan pengelasan. Hal ini mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan
reparasi atau perbaikan logam. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan
dalam konstruksi sangat luas meliputi perkapalan, jembatan, pipa pesat, atap
rumah, rel, sarana transportasi, bejana tekan, rangka baja, dan masih banyak yang
lainnya (Azwinur, dkk., 2017).
Proses pengelasan yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua
logam atau lebih komponen, lebih tepat ditujukan untuk proses assembly atau
perakitan beberapa komponen menjadi suatu struktur tertentu. Pengelasan
(Welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan
sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan
atau tanpa logam tambahan. Dari definisi tersebut terdapat 3 kata kunci untuk
menjelaskan definisi pengelasan yaitu mencairkan sebagian logam, logam pengisi,
dan tekanan (Wicaksono, 2019).
Tidak sedikit pemilihan material dan pengelasan diabaikan dalam sebuah
konstruksi sehingga menimbulkan kerusakan-kerusakan pada konstruksi tersebut.
Salah satu variabel yang sangat mempengaruhi kekuatan hasil lasan adalah besar
kecilnya arus listrik. Arus akan mempengaruhi besarnya masukan panas pada
logam las dan juga berpengaruh terhadap laju pendinginan. Hal ini akan
berpengaruh terhadap pola struktur mikro yang terbentuk pada logam las
(Siregar, 2020).
4.1.2 Tujuan
Kerja las listrik yang dilakukan pada praktikum bertujuan agar praktikan :
1. Mengetahui berbagai macam jenis perlengkapan las yang ada di
laboratorium proses produksi.
2. Mendapatkan gambaran tentang berbagai jenis las yang bisa digunakan
untuk menyambung dua logam atau lebih.
3. Mengetahui berbagai macam jenis perlengkapan yang terdapat dalam las
tertentu.
4. Mampu mengelas dan menyambung dua logam atau lempengan dengan
menggunakan las listrik.
5. Mampu mengaplikasikan berbagai teori yang didapat untuk
mengoperasikan jenis las yang lain.
6. Mampu memahami standar kerja pengelasan yang aman.
d. 6G pipa
Posisi pengelasan dimana pipanya miring sekitar 45 derajat dan statis atau
tidak dapat diputar.
2. Klem masa
Klem masa merupakan bagian yang tersambung pada pembangkit listrik
dan dipasang pada meja kerja las pada saat proses pengelasan.
3. Tang penjepit
Tang penjepit berfungsi untuk menjepit atau memegang benda kerja yang
telah dilas.
4. Pendingin/air
Pendingin/air berfungsi untuk mempercepat proses pendinginan.
2. Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi melindungi tangan dan jari dari api, panas,
dingin, radiasi, sengatan listrik, bahan kimia, benturan, tergores, dan terinfeksi.
4. Kipas blower
Kipas blower berfungsi sebagai penyedot asap pada saat proses pengelasan
agar asap dari pengelasan tidak terhirup ke kita.
5. Safety shoes
Safety shoes melindungi kaki dari tertimpa benda berat, tertuang logam
panas, bahan kimia korosif, kemungkinan tersandung, terpeleset dan tergelincir.
2. Benda kerja
Benda kerja berfungsi sebagai bahan yang akan kita ubah dan akan kita
bentuk sesuai dengan kriteria dan maksud yang kita inginkan.